Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MODEL ENTREPRENURSE: TINJAUAN INTEGRATIF Grace Fresania Kaparang; Anthony Stafford Pangemanan; Nova Lina Langingi
NUTRIX Vol 6 No 1 (2022): Volume 6, Issue 1, 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.Vol6.Iss1.795

Abstract

Abstract The unemployment rate of nurses is increasing and there are still many who adhere to the traditional perspective of the nursing profession as employees. This global competitive era, as well as this pandemic, requires out-of-the-box nurses who dare to open nursing practices as entrepreneurs in overcoming the rising of unemployment. The study attempted to investigate entrepreneurial nurse model with Whittemore and Knafl's integrative review design, analyzing the quality of the articles with the Alberta Heritage Foundation's QualSyst tool. The search strategy is with the keywords "perawat wirausaha" and "nurse entrepreneur", written in English and Indonesian, with articles published in the last 10 years. The results of an integrative review of five eligible articles resulted in an entreprenurse model. The entreprenurse model shows that the factors that influence entrepreneurship or entrepreneurial tendencies were starting from the student level (course period - urgency to get a job) and creativity. Then, departing from that, the identification of opportunities is carried out to become entreprenurse, however, there are also perceived barriers felt by the entreprenurses. Recommendations to the Faculty of Nursing to invest by providing opportunities for students to practice entrepreneurship in college and for nurse entrepreneurs to share their lived experiences that can provide insight into the identification of opportunities and how to overcome obstacles in entrepreneurship in the field of nursing. Keywords: entreprenurse, model Abstrak Angka pengangguran perawat semakin meningkat dan masih banyak yang menganut perspektif tradisional dari profesi keperawatan sebagai pegawai. Era kompetitif global dan juga pandemik ini, memerlukan perawat out-of-the-box yang berani membuka praktik keperawatan sebagai wirausahawan dalam mengatasi bertambahnya angka pengangguran. Studi ini mencoba menginvestigasi tren perawat wirausaha dengan desain tinjauan integratif Whittemore dan Knafl, menganalisis kualitas artikel dengan QualSyst tool dari Alberta Heritage Foundation. Strategi pencarian adalah dengan kata kunci “nurse entrepreneur” dan “perawat wirausaha”, berbahasa Inggris dan Indonesia, dengan artikel yang dipublikasi 10 tahun terakhir. Hasil tinjauan integratif dari lima artikel eligible menghasilkan model entreprenurse. Model entreprenurse menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi kecenderungan wirausaha atau kewirausahaan yaitu dimulai dengan tingkat mahasiswa (course period - urgensi mencari pekerjaan) dan kreativitas. Kemudian, berangkat dari itu, ada identifikasi peluang dilakukan untuk menjadi entreprenurse, tapi ada juga persepsi hambatan yang dirasakan oleh entreprenurse. Rekomendasi pada Fakultas keperawatan untuk dapat berinvestasi dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk praktek entrepreneurship di bangku kuliah dan kepada perawat wirausahawan untuk dapat berbagi pengalaman yang dapat memberikan wawasan mengenai identifikasi peluang dan cara mengatasi hambatan dalam kewirausahaan dalam bidang keperawatan. Kata Kunci: entreprenurse, model
ENTREPRENURSING IN THE EYES OF NURSING STUDENTS: SEBUAH STUDI FENOMENOLOGI HERMENEUTIKA Anthony Stafford Pangemanan; Grace Fresania Kaparang; Frendy Fernando Pitoy; Nova Lina Langingi
NUTRIX Vol 6 No 2 (2022): Volume 6, Issue 2, 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.Vol6.Iss2.857

Abstract

Current and predicted economic perplexities, high unemployment rate, and difficulties of obtaining and extending of licensure should open the eyes of nursing students not to sojourn in the stereotype nurses’ mindset as employees of health care institutions only, but also to look at the option of entreprenursing. This study aims to investigate how nursing students see entreprenursing concept and give meaning to it. The research design used was hermeneutic phenomenology with Heidegger's philosophical underpinning, Van Manen's thematic analysis technique and the trustworthiness of the data ascertained. The results of the thematic analysis of hermeneutics witness the results of data saturation on the response of 9 participants. Two meanings of entreprenursing emerged from nursing students’ perspective. Independent entreprenurses are "nurses who work privately (separated from conventional health institutions) in business relation as a supporting agency to meet the health needs in the community." Secondly, the sideline entreprenurses are "nurses who work as employees of health care institutions but also having sideline jobs that support the fulfillment of the health needs in the community. However, in addition to this, there are also those who stated of not knowing anything regarding this entreprenurse concept. Then, participants also mentioned entreprenurse activities such as providing complementary therapies (juices, healthy foods and massages), opening clinics, homecare, medical device stores and training. It seems that the participants have only understood the entreprenursing concept on what the practitioners are doing and have not yet on the overall concept. Recommendations to nursing teachers to provide entreprenursing experience through on-the-job-training and also the introduction of general business terminology related to entrepreneurship. Keywords: entreprenursing, nursing students Abstrak Kesulitan ekonomi yang terjadi sekarang dan diprediksi akan semakin memburuk, tingginya pengangguran, dan susahnya mendapat dan memperpanjang STR harus membuka mata para mahasiswa keperawatan untuk tidak tinggal pada stereotipe perawat sebagai pegawai institusi layanan kesehatan tetapi juga melirik opsi entreprenursing. Studi ini bertujuan untuk menginvestigasi bagaimana mahasiswa perawat melihat entreprenursing dan mengartikannya. Desain penelitian yang digunakan adalah fenomenologi hermeneutika dengan filosofi Heidegger, teknik analisa tematik Van Manen dan keabsahan data dipastikan. Hasil analisis tematik hermeneutika diambil peneliti dari hasil saturasi data pada jawaban 9 partisipan. Ditemukan dua arti entreprenursing menurut mahasiswa keperawatan. Entreprenurse Mandiri adalah “perawat-perawat yang bekerja secara pribadi (terpisah institusi kesehatan konvensional) dalam kaitan bisnis sebagai supporting agency untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan di masyarakat.” Kemudian, yang entreprenurse sampingan yaitu “perawat yang bekerja sebagai pegawai institusi layanan kesehatan namun juga memiliki pekerjaan bisnis sampingan yang menjadi pendukung pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat. Namun, selain itu ada juga yang mengatakan bahwa dia belum ada bayangan mengenai entreprenurse ini. Kemudian, partisipan juga menyebutkan kegiatan-kegiatan entreprenurse seperti pemberian terapi komplementer (jus, makanan sehat dan massage), pembukaan klinik mandiri, homecare, toko alat kesehatan dan training. Tampaknya para partisipan baru mengerti entreprenursing dari apa yang dilakukan oleh praktisinya dan belum konsep keseluruhannya. Rekomendasi kepada pengajar keperawatan untuk dapat memberikan pengalaman entreprenursing melalui on-the-job-training dan juga pengenalan terminologi bisnis umum yang berkaitan dengan kewirausahaan. Kata Kunci: entreprenursing, mahasiswa keperawatan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MAHASISWA DALAM BERBELANJA ONLINE DI MASA PANDEMI COVID19 Anthony Stafford Pangemanan; Ernest Cornelius Matindas
Klabat Journal of Management Vol 2 No 2 (2021): Klabat Journal of Management
Publisher : Faculty of Economics and Business, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.976 KB) | DOI: 10.60090/kjm.v2i2.572.123-133

Abstract

Indonesia telah menjadi salah satu pusat pertumbuhan E-commerce. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh data serta informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian online mahasiswa selama masa pandemi Covid-19. Penelitian ini dilakukan di Universitas Klabat, Indonesia. 16 variabel diambil dari wawancara mendalam kepada 11 responden, diikuti dengan survei terhadap 150 mahasiswa yang dijadikan responden. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dianalisis dengan teknik analisis faktor menggunakan SPSS. Penelitian dengan jenis eksploratori berdasarkan analisis faktor ini mendapatkan 4 faktor penentu utama, dengan 16 variabel yang tetap signifikan. Faktor-faktor tersebut adalah: Biaya Yang Dipersepsikan, Strategi Keterlibatan Konsumen, Kondisi Pandemi, dan Manfaat Yang Dipersepsikan Kata kunci: E-Commerce, Belanja Daring, Factor Analisis
‘I See It, I Want It, I Buy It’: Peran Social Media Marketing dalam Membentuk Brand Image dan Niat Beli Produk Lokal Gen Z: ‘I See It, I Want It, I Buy It’: The Role of Social Media Marketing in Shaping Brand Image and Gen Z’s Intention to Purchase Local Product Evi C Waworuntu; Deske W Mandagi; Anthony S Pangemanan
Society Vol 10 No 2 (2022): Society
Publisher : Laboratorium Rekayasa Sosial, Jurusan Sosiologi, FISIP Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/society.v10i2.463

Abstract

Although the interplay of social media marketing (SMM) on brand image and purchase intention has been studied extensively, insights into the link between these variables in the context of the local product remain scarce, specifically from generation Z’s customer point of view. Therefore, this study aims to fill this theoretical gap by investigating the role of SMM on brand image and purchase intention of local products in the perception of generation Z. A survey-based data was collected using purposive sampling from 184 respondents of generation Z. The data were then analyzed using SmartPLS statistical software. The result reveals that SMM positively and significantly influences the brand image and Gen Z’s intention to purchase the local product. Meanwhile, brand image was a positive predictor of purchase intention. Additionally, brand image mediates the relationship between SMM and purchase intention, such that SMM influences brand image, leading to purchase intention.