Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Pengaruh Pvd (Prefabricated Vertical Drain) Dalam Mempercepat Proses Konsolidasi Pada Kontruksi Taxiway Di Bandara Juanda Surabaya Widhiarto, Herry; Fatmawati, Laily Endah; Beatrix, Michella
JHP17 (Jurnal Hasil Penelitian) Vol 3 No 02 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunakan alternatif perbaikan tanah dalam mengatasi permasalahan geoteknik dimana tanah harus dapat menahan beban struktur bangunan merupakan hal yang sangat pentingdalam menanggulangi permasalahan konstruksi dalam hal penurunan tanah. Diantara alternatifperbaikan tanah adalah dengan memberikan perkuatan, stabilisasi tanah, serta penggunaanvertical drained sebagai solusi meningkatkan daya dukung tanah. Pada penelitian inimenggunakan material vertical drained sebagai bahan perbaikan tanah. Penggunaan verticaldrained digunakan pada material tanah yang berada di jalur taxiway, Bandara Juanda Surabaya.Diketahui pada lokasi taxiway di Bandara Juanda Surabaya telah terjadi penurunan pada jalurtaxiway, hal ini dikarenakan beban dari pesawat yang berada diatasnya, daya dukung tanahdasar yang rendah serta masih terjadinya proses konsolidasi ketika pembangunan jalur taxiwaytersebut berlangsung, sehingga tanah dasar belum sepenuhnya memampat. Proses konsolidasipada dasarnya membutuhkan waktu yang lama, tergantung dari jenis tanah yang ada.Penggunaan media prefabricated vertical drained dapat memperbesar permeabilitas tanah,sehingga air dapat keluar dalam waktu yang lebih singkat. Data yang digunakan dalampenelitian ini adalah data hasil pengujian tes N-SPT serta Tes Boring. Diharapkan daripenggunaan Prefabricated Vertical Drained, daya dukung tanah dapat meningkat danpenurunan konsolidasi dapat berhenti. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahuibesar pemampatan yang terjadi adalah sebesar 0,786 m dengan besarnya beban yang diterimatanah adalah sebesar 20,880 t/m2 selama 87,78 tahun. Tinggi timbunan sebagai beban yangdibutuhkan dalam penggunaan PVD adalah sebesar 1,974 m dimana dilakukan pemasanganPVD dengan pola segitigat sedalam 20 m dengan jarak pemasangan 1 m. Dari hasil pemasanganPVD tersebut, didapatkan lama pemampatan adalah selama 11,5 mingguKata Kunci : Bandara Juanda Surabaya, Konsolidasi, Tanah Lunak, Vertical Drain
EVALUASI LEVEL KINERJA GEDUNG 6 LANTAI DENGAN METODE NON-LINEAR TIME HISTORY ANALYSIS Rochmah, Nurul; Beatrix, Michella; Sutriono, Bantot
Extrapolasi Vol 18, No 1 (2021)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia termasuk daerah ring of fire dimana suatu daerah yang sering terjadi gempa.Dengan menyadari hal tersebut, bangunan-bangunan yang ada di Indonesia perlumemperhitungkan beban gempa yang ada berdasarkan SNI 03-1726-2019 untukmeminimalisir korban akibat keruntuhan bangungan yang terjadi akibat gempa.Karena itu perlu juga untuk mengevaluasi level kinerja suatu gedung dalam hal inigedung 6 lantai yang terletak di daerah Malang. Pada gedung ini untuk dapat diketahui level kinerjanya, maka, digunakan metode yang bernama Non-Linear Time History Analisis.Ground motion yang dipakai adalah San Fernando, Kobe dan LandersBerdasarkan hasil yang diperoleh dari evaluasi dengan metode Non-Linear TimeHistory Analisis ini adalah maximum drift story terbesar adalah 0,137 m yang terjadi pada ground motion Kobe. Sehingga Maximum total driftnya Dt/H adalah 0,137/21,95=0,0063<0,01. Berdasar hasil tersebut lever kinerja gedung termasuk IO (ImmediateOccupancy).
STUDI ANALISIS BIAYA DAN WAKTU MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (TCTO) PADA PROYEK TELKOM MANYAR-SURABAYA. Rosyid, Rizal; Sarya, Gede; Beatrix, Michella; Oetomo, Wateno
EXTRAPOLASI Vol 17 No 1 (2020)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/exp.v17i1.3615

Abstract

AbstractTime cost trade off is a schedule compression to get projects that are more profitable in terms of time (duration), costs, and income. The aim is to compress the project to an acceptable duration and minimize the total project cost. The reduction in project duration is done by selecting certain activities. The analysis begins by preparing a network diagram (network diagram) using Microsoft Project. After that the crashing process is done using the addition of workers and additional hours of work contained in the critical path. Next do the calculations with the time cost trade off method to find the value of the crash cost and cost slope contained in the critical path. From the results of the analysis, the normal duration of the project is 639 calendar days after the process of crashing, adding work hours to 622 days and labor to 623 calendar days and the initial project cost of Rp. 250,320,084,731 after the process of crashing activities with an alternative addition to labor obtained a fee of Rp. 250,559,140,422 and additional working hours in the amount of Rp. 252,734,398,495. So that it can be concluded with the time cost trade off method there is a reduction in the duration and increase in costs.AbstrakTime cost trade off merupakan kompresi jadwal untuk mendapatkan proyek yang lebih menguntungkan dari segi waktu (durasi), biaya, dan pendapatan. Tujuannya adalah memampatkan proyek dengan durasi yang dapat diterima dan meminimalisasi biaya total proyek. Pengurangan durasi proyek dilakukan dengan memilih aktivitas tertentu. Analisa dimulai dengan melakukan penyusunan jaringan kerja ( network diagram ) dengan menggunakan microsoft project. Setelah itu dilakukan proses crashing menggunakan penambahan pekerja dan penambahan jam kerja yang terdapat pada jalur kritis. Selanjutnya melakukan perhitungan dengan metode time cost trade off untuk mencari nilai crash cost dan cost slope yang terdapat pada jalur kritis. Dari hasil analisa yang dilakukan diperoleh durasi proyek normal 639 hari kalender setelah dilakukan proses crashing kegiatan penambahan jam kerja menjadi 622 Hari dan tenaga kerja menjadi 623 hari kalender dan biaya proyek awal sebesar Rp. 250.320.084.731 setelah dilakukan proses crashing kegiatan dengan alternatif penambahan tenaga kerja diperoleh biaya sebesar Rp. 250.559.140.422 dan penambahan jam kerja sebesar Rp. 252,734,398,495. Sehingga dapat disimpulkan dengan metode time cost trade off terjadi pengurangan durasi dan peningkatan biaya. 
PENJADWALAN WAKTU PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG TELKOM GROUP SURABAYA DENGAN METODE PERT (PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE) Suryanto, Kelik; Widhiarto, Herry; Beatrix, Michella; Fatmawati, Laily Endah
EXTRAPOLASI Vol 17 No 1 (2020)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/exp.v17i1.3617

Abstract

AbstractScheduling project implementation time is an important part of achieving construction project success. Scheduling is an activity to determine the time the activities needed to complete the work. The effect of scheduling on the construction project can have an impact on the project revenue itself, because the longer the time needed, the operational costs will also increase. One method in determining the time scheduling of a project work is PERT (Program Evaluation and Review Technique) Method. The application of PERT method in scheduling project implementation time is to arrange PDM network, Microsoft Project Program can help in planning networking and finding work items that are included in the critical path, estimating three times, namely optimistic time (to), pessimistic time (tp), and most likely time. Then calculate the activity time (Te), Standard Deviation (S), Variation of activities (Ve), and find the probability value. The implementation of the TelkomGroup Surabaya Building project is planned to be built in two buildings consisting of 7 floors of building equipment and 17 floors of the main building. The planning of the construction of the TelkomGroup Surabaya building is planned within 665 days, with the PERT method the project implementation time can be optimized to 576 days with the opportunity to reach only 0.14%..AbstrakPenjadwalan waktu pelaksanaan proyek merupakan bagian yang penting untuk mencapai keberhasilan proyek konstruksi. Penjadwalan adalah kegiatan untuk menentukan waktu kegiatan – kegiatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan. Pengaruh dari penjadwalan terhadap proyek kostruksi dapat berdampak pada pendapatan proyek itu sendiri, sebab semakin lama waktu yang dibutuhkan maka biaya operasional juga akan semakin membengkak. Salah satu metode dalam menentukan penjadwalan waktu dari suatu pekerjaan proyek adalah Metode PERT (Program Evaluation and Review Technique). Penerapan Metode PERT dalam penjadwalan waktu pelaksanaan proyek adalah menyusun jaringan kerja PDM, Program Microsoft Project dapat membantu dalam merencanakan jaringan kerja dan mencari item pekerjaan yang termasuk kedalam lintasan kritis, memperkirakan tiga waktu yaitu waktu optimis (to), waktu pesimis (tp), dan waktu paling memungkinkan. Kemudian menghitung waktu aktifitas (Te), Deviasi Standar (S), Variasi kegiatan (Ve), dan mencari nilai probabilitas. Pelaksanaan proyek Gedung TelkomGroup Surabaya direncanakan akan dibangun dua gedung yang terdiri dari 7 lantai gedung perangkat dan 17 lantai gedung utama. Perencanaan pembangunan Gedung TelkomGroup Surabaya direncanakan dalam waktu 665 hari, dengan metode PERT waktu pelaksanaan proyek dapat dioptimalisasi menjadi 576 hari dengan peluang tercapai hanya sebesar 0,14%.
FAKTOR PENANGULANGAN TERJADINYA WASTE PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Beatrix, Michella; Rochmah, Nurul; Sarya, Gede; Dwijayanto, Pebru
EXTRAPOLASI Vol 17 No 2 (2020)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/exp.v17i2.4427

Abstract

AbstractLarge and small scale construction projects have waste that cannot be predicted in advance, even the amount cannot be predicted directly, whether it is in large or small amounts. The existence of waste can have a significant impact that can affect construction costs. Waste can have both negative and positive impacts. Good waste management will have a positive impact on the company in terms of cost, even time, and quality, but if the waste that occurs cannot be handled or managed properly it will harm the company in terms of cost, time, and even in terms of quality. In this case, the party that always gets the impact of the waste is the contractor.This study focuses on mitigating the occurrence of waste that is how to minimize it. Thisstudy uses the distribution of questionnaires to the contractor in Surabaya. The results of this study are 5 item indicators on how to minimize the highest ranking. The 5 items are Updating material requirements, Mixing, transporting, and placing concrete at the right time, Increasing the competence and expertise of labor, Provision of good and adequate material/warehouse storage facilities, and accurate material measurement.  Abstrak Proyek konstruksi dalam skala besar maupun kecil, memiliki waste yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, bahkan jumlahnya pun tidak dapat diprediksi secara langsung, apakah itu dalam jumlah besar ataupun jumlah yang kecil. Adanya waste dapat memberikan dampak yang signifikan yang dapat mempengaruhi biaya konstruksi. Pada dasarnya waste dapat memberikan dampak negatif maupun positif. Pengelolaan waste yang baik akan memberikan dampak positif bagi perusahaan dalam segi biaya, bahkan waktu dan mutu, namun apabila waste yang terjadi tidak dapat diatasi atau dikelola dengan baik maka akan memberikan dampak negatif bagi perusahaan dalam segi biaya, waktu bahkan dalam hal mutu. Dalam hal ini pihak yang selalu mendapatkan dampak dari adanya waste adalah pihak kontraktorPenelitian ini memfokuskan pada faktor penanggulangan terjadinya waste yaitu cara meminimalisirnya. Penelitian ini menggunakan penyebaran kuisioner kepada pihak kontraktor di Surabaya. Hasil dari penelitian ini adalah 5 item indicator cara meminimalisir yang memiliki ranking tertinggi. 5 item tersebut adalah Updating kebutuhan material, Mencampur, mengangkut dan menempatkan beton pada waktu yang tepat, Meningkatkan kompetensi dan keahlian tenaga kerja, Penyediaan fasilitas penyimpanan material/gudang yang baik dan memadai, dan Pengukuran bahan yang akurat.
STUDI PERENCANAAN GEDUNG TINGKAT TINGGI DAN GEDUNG TINGKAT RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN BRESING KONSENTRIK Rochmah, Nurul; Beatrix, Michella; Sutriono, Bantot
EXTRAPOLASI Vol 18 No 2 (2021)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/extrapolasi.v18i2.6019

Abstract

AbstrakKonstruksi Bangunan yang menggunakan material baja sangat cocok untuk daerah yang rawan gempa karena sifat baja yang daktail dan Letak geografis Indonesia berada di pertemuan lempeng benua dan lempeng samudera, menjadi salah satu penyebab frekuensi gempa di Indonesia tinggi sehingga permukaan tanah dan bangunan diatas tanah ikut bergetar dan timbul gaya-gaya pada struktur bangunan akibat dari adanya kecendrungan massa bangunan untuk bertahan dari gerakan, sehingga gempa bumi mempunyai kecendrungan menimbulkan gaya lateral pada struktur bangunan yang menyebabkan adanya suatu simpangan horizontal. Adanya suatu simpangan horizontal ini tidak boleh melebihi batas yang ada pada SNI 1726 2019 tentang besarnya simpangan ijin.Terlepas dari frekuensi gempa yang sering terjadi di Indonesia, tentu perlu untuk tetap membangun guna memenuhi kebutuhan akan gedung-gedung baik gedung tingkat tinggi maupun gedung tingkat rendah yang bisa tahan terhadap gempa. Salah satu yang bisa dilakukan sehingga bangunan gedung yang ada baik tingkat tinggi maupun tingkat  rendah aman terhadap gempa bumi yaitu dengan penambahan bresing tipe konsentrik pada suatu struktur bangunan. Sistem ini mempunyai sifat yang daktail tetapi juga bersifat kaku, dimana dalam penelitian ini bresing diletakkan secara konsentris terhadap hubungan balok-kolom.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan simpangan gedung bertingkat Tinggi dan bertingkat rendah yang menggunakan bresing konsentrik. Berdasarkan hasil simpangan yang diperoleh simpangan pada gedung bertingkat rendah lebih kecil dibanding bertingkat tinggi. Simpangan  yang diperoleh dari gedung bertingkat rendah yaitu Simpangan Konsentrik arah X, Y rerata berturut-turut 13,53 mm dan 13,11 mm. Sedangkan Simpangan  yang diperoleh dari gedung bertingkat tinggi yaitu Simpangan Konsentrik arah X, Y rerata berturut-turut 15,47 mm dan 16,87 mm.Abstract  Construction of buildings using steel materials is very suitable for earthquake-prone areas because of the ductile nature of steel and Indonesia's geographical location is at the confluence of the continental plate and oceanic plate, which is one of the causes of the high frequency of earthquakes in Indonesia so that the ground surface and buildings on the ground also vibrate and Forces arise in the building structure as a result of the tendency of the building mass to withstand movement, so that earthquakes have a tendency to cause lateral forces on the building structure which cause a horizontal displacement. The existence of this horizontal deviation must not exceed the limit in SNI 1726 2019 regarding the amount of permit displacemenet.Regardless of the frequency of earthquakes that often occur in Indonesia, of course it is necessary to continue to build to meet the need for buildings, both high-rise buildings and low-rise buildings that can withstand earthquakes. One thing that can be done so that the existing high-level and low-level buildings are safe against earthquakes, namely by adding concentric type braces to a building structure. This system has a ductile but also rigid nature, where in this study the braces are placed concentrically to the beam-column relationship.This study aims to determine the ratio of the displacement of high-rise and low-rise buildings using concentric braces. Based on the displacement results obtained, the displacement in low-rise buildings is smaller than in high-rise buildings. The displacements obtained from low-rise buildings are Concentric displacements in the X, Y directions with an average of 13.53 mm and 13.11 mm, respectively. Meanwhile, the d displacements obtained from high-rise buildings are Concentric displacements in the X, Y directions, with an average of 15.47 mm and 16.87 mm, respectively.
ANALISA METODE CRITICAL PATH METHOD PADA PROYEK PEMBANGUNAN ELYON CHRISTIAN SCHOOL SURABAYA Michella Beatrix
Jurnal Ilmiah MITSU (Media Informasi Teknik Sipil Universitas Wiraraja) Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah MITSU
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.828 KB) | DOI: 10.24929/ft.v7i2.721

Abstract

In every construction project implementation there are three important things that become the main focus, cost, quality and time. The planned and well-structured project completion time will determine the success of each project. In the project completion time planning things to note are the work items that pass through the critical path, this is because the work items that pass through the critical path are very influential on the project completion time which if the work items pass through the critical path are delayed then the project completion time will also be late. This study uses the Critical Path Method in the form of a network diagram using data on the Elyon Christian School Surabaya project. The results obtained in this study are 9 work items that are in the critical path, the work code B1-C1-D1-E1-F1-G1-H1-I1-I2.
FAKTOR PEYEBAB TERJADINYA DIRECT DAN INDIRECT WASTE PADA PROYEK BANGUNAN BERTINGKAT DI SURABAYA Michella Beatrix
Jurnal Ilmiah MITSU (Media Informasi Teknik Sipil Universitas Wiraraja) Vol 9 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah MITSU
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24929/ft.v9i2.1024

Abstract

In construction projects, the occurrence of waste is something that will probably continue to happen. Waste that occurs can be large or small depending on the factors causing it and its impact, and this affects the implementation, especially for the contractor as a service provider. Many things can be a factor in the occurrence of waste, and cannot avoid. In the construction project of building in Surabaya, the occurrence of waste also often occurs and is influenced by several factors. Therefore this research focuses on the factors that cause construction waste (direct and serial waste) in projects of building in Surabaya. This study uses data distribution in the form of questionnaires to contractors in Surabaya with the limitation of company qualifications being medium to large contractor companies. Processing the questionnaire data that has been obtained using Multiple Regression Analysis. The results of this study are 3 factors that have the greatest influence on the occurrence of waste, namely the factor of handling, Other Factors, and Procurement Factors. The magnitude of these factors based on the research results is a handling factor of 35%, other factors at 23%, and a procurement factor of 17%.
ANALISIS FAKTOR KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI UNTUK PENCEGAHAN KECELAKAAN AKIBAT KERJA DI PROYEK PEMBANGUNAN KAMPUS II UIN SUNAN AMPEL SURABAYA Aditya Yudhistira; Wateno oetomo; Michella Beatrix
Jurnal Kacapuri : Jurnal keilmuan Teknik Sipil Vol 5, No 1 (2022): JURNAL KACAPURI : JURNAL KEILMUAN TEKNIK SIPIL (Edisi Juni 2022)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jk.v5i1.7548

Abstract

Penggunaan Alat  Pelindung Diri pada pekerja masih sering di abaikan oleh para pekerja konstruksi di indonesia, meskipun peraturan mewajibkan Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) merupakan syarat wajib berjalanya suatu proyek konsrtruksi. Namun kenyataannya masih banyak pihak kontraktor yang mengabaikan pentingnya Kesehatan dan Keselamtan Kerja (K3) dalam suatu proyek pembangunan.Metode  analisis  data  hasil  kuisioner  yang digunakan pada penelitian  ini menggunakan software SPSS. penelitian ini memiliki tujua untuk menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan pekerja dalam menggunakan Alat  Pelindung Diri (APD) pada saat bekerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Untuk dapat mengetahui nilai faktor tersebut nantinya akan di sebar angket kuisioner kepada pekerja di proyek pembangunan Kampus II UIN Sunan Ampel Surabaya. Data yang diperoleh Selanjutnya diolah menggunakan software SPSS. Hasil pengelolahan data diperoleh nilai t hitung dengan persentase nilai faktor pada 3 variabel yang di uji yaitu variabel sikap pekerja sebesar 38,59%, variabel perilaku pekerja sebesar 36,91% dan variabel penyelenggaraan SMK3 sebesar 24,5%, dengan faktor sikap paling berpengaruh sebesar 38,59%. Dengan tingkat signifikansi dan pengaruh faktor sebesar 77,8% dan signifikan dengan nilai signifikansi kurang dari 0.05. Pada penelitian ini variabel bebas berkontribusi sebesar 77,8% pada pekerja di proyek pembangunan kampus II UINSA dan sisanya 22,2% yang tidak di jelaskan pada penelitian ini.Kata kunci : Alat Pelindung Diri, Software SPSS, Kecelakaan Kerja.   
Pengaruh Abu Sekam Sebagai Subtistusi Semen terhadap Slump Flow dan Berat Isi pada Flowing Concrete Nurul Rochmah; Bantot Sutriono; Michella Beatrix; Dew Pertiwi
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.338 KB) | DOI: 10.31284/j.jts.2021.v2i2.2471

Abstract

In a construction project, the presence of dense reinforcement between reinforcement has its own problems when casting, namely when compaction it is very difficult to use a vibrator because of the density between the reinforcement. To minimize the negative impact of this, flowing concrete is made so that without using a vibrator, the concrete will self-compact properly. The constituent materials of flowing concrete are aggregate, cement and water. In the process of making cement production will produce carbon dioxide in the air, resulting in air pollution due to cement manufacture. To minimize the impact of air pollution due to cement, in this study, we tried one of the constituents of flowing concrete, namely partially substituted cement, so as to minimize air pollution. In this study, rice husk ash, which is the residue from burning rice husks, was used as a partial substitution of cement. The method used is conducting research in the laboratory. In this study, the variation of husk ash as a cement substitution was 0%, 5%, 7.5%, 10% and 12.5% with the addition of 1.5% superplasticizer. From the results of the study, the smallest diameter of slump flow was 53.17 cm in a mixture of 10% rice husk ash. The largest dry concrete density value is 2482.77 kg/m3 at 10% rice husk ash mixture. The conclusion that can be drawn is that based on slump flow and dry concrete density, the optimal substitution percentage for rice husk ash is 10 percent.