This Author published in this journals
All Journal Interaksi Online
Ira Yunani Widyarini
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Video Dokumenter Televisi “Ngesti Pandowo” Widyarini, Ira Yunani; Setyabudi, Djoko; Hasfi, Nurul
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

I. Latar BelakangKebudayaan merupakan salah satu identitas suatu bangsa. Bangsa Indonesiasendiri memiliki banyak kebudayaan yang tersebar di setiap wilayahnya. Seiringberjalannya waktu, masuk dan tumbuh kebudayaan baru di Indonesia. Denganmasuknya kebudayaan baru ditakutkan menggeser kebudayaan tradisional yang sudahada. Terlebih lagi budaya modern yang lebih diminati banyak orang terutama anakmuda daripada budaya tradisional yang sudah ada. Kebudayaan tradisional di KotaSemarang sendiri sebenarnya masih ada, sampai sekarang masih ada tempat yangmengandung unsur budaya tradisional yang tidak kalah bersejarah dibanding wisataLawang Sewu dan Gereja Blenduk yang menjadi ikon kota Semarang. Tepatnya,terletak di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS). Tempat ini memiliki nilai budayatradisional yang tinggi, bukan karena bangunannya tetapi kegiatan yang dilakukan ditempat tersebut.Kegiatan yang dilaksanakan di gedung ini adalah pentas kesenian wayangorang. Kelompok kesenian wayang orang di Semarang yang ada sejak tahun 1937tampil setiap Sabtu malam di gedung TBRS. Kelompok ini mencoba untukmenampilkan kesenian tradisional kota Semarang dengan tujuan melestarikankesenian wayang orang di Kota Semarang, seperti yang diungkapkan Cicuk SastroSudirdjo selaku pemimpin dari kelompok seni wayang orang Ngesti Pandowo ini.Tidak banyak masyarakat yang menonton pentas wayang orang ini, dalam sekalipementasan Ngesti Pandowo hanya mendapat kurang lebih Rp 500.000,00 daripenjualan tiket seharga Rp 20.000,00 tiket per orang. Padahal biaya produksi dalamsekali pementasan berkisar Rp 3.500.000,00.(http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/layar/2011/11/01/872/Cicuk-Sang-Penunggu-Ngesti-Pandawa)Hal diatas menunjukan adanya keterkaitan dengan kebudayaan tradisionalyang semakin tidak dikenal masyarakat. Kegelisahan yang muncul dalam hal iniadalah apakah kesenian wayang orang dapat terus ada. Bagaimana cara untukmembuat kebudayaan tradisional wayang orang ini tetap hidup, dan menumbuhkankembali minat masyarakat agar dapat menikmati kebudayaan ini.Seiring kemajuan zaman yang semakin modern dari waktu ke waktu dandiikuti dengan perkembangan teknologi yang canggih, membuat komunikasi massamenggunakan media massa ikut berubah. Dahulu kala, komunikasi massa dilakukanhanya menggunakan sebuah kertas di dalamnya berisi informasi yang ditempelkan diruang publik, namun sekarang kegiatan komunikasi massa menggunakan mediamassa muncul dalam bentuk-bentuk baru. Seperti dalam bentuk audio pada radio,audio visual pada televisi dan internet. Kegiatan jurnalistik menjadi lebih mudahkarena adanya media massa. Isi pesan-pesan yang ingin disampaikan tepat sasaranpada khalayak yang dituju.