Sri Kayati Widyastuti
Laboratorium Penyakit Dalam Veteriner, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar Bali

Published : 86 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Batang Kelor Glukosa Darah Tikus Hiperglikemia Miten Larantukan, Stanislaus Valens; Setiasih, Ni Luh Eka; Widyastuti, Sri Kayati
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (4) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.418 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kulit batang kelor(Moringa oleifera) dalam menurunkan kadar glukosa darah pada tikus Wistar yang diinduksi aloksan.Sampel darah diambil dari 24 ekor tikus Wistar jantan berumur tiga bulan dengan bobot sekitar 150-200gram. Rancangan penelitian yang digunakan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enamperlakuan, dan masing-masing perlakuan terdiri atas empat ulangan. Pemberian ekstrak etanol kulitbatang kelor menggunakan dosis 100 mg/kgBB, dosis 200 mg/kgBB dan dosis 400 mg/kgBB. Hasilpenelitian menunjukkan pemberian ekstrak kulit batang kelor dengan dosis tersebut diatas dapatmenurunkan kadar glukosa darah hari ke-7 sampai hari ke-21, dan penurunannya sebanding denganpemberian glibenklamid 0,045 mg/kgBB. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanolkulit batang kelor dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus Wistar yang diinduksi aloksan.
Alur Penyebaran Rabies di Kabupaten Tabanan Secara Kewilayahan (Spacial) Azis Nasution, Abdul; Batan, I Wayan; Widyastuti, Sri Kayati
Indonesia Medicus Veterinus Vol 2 (1) 2013
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.188 KB)

Abstract

Rabies menulari Bali pada akhir 2008 dan hingga Februari 2011 kasus rabies terus menyebar di Bali dan menyebabkan 122 orang meninggal dunia. Di Kabupaten Tabanan sendiri terdapat 18 kasus meninggal dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran rabies di Kabupaten Tabanan secara kewilayahan (spasial), sehingga dapat diketahui daerah yang tertular rabies. Data dikumpulkan dari berbagai instansi seperti Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dinas Peternakan Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Dinas Peternakan Kabupaten Tabanan, Balai Besar Veteriner Denpasar. Data yang didapat kemudian disusun sedemikian rupa, ditabelkan dan selanjutnya dipetakan, sehingga ditemukan kasus rabies pertama dan bagaimana penyebaran rabies di Tabanan. Hewan Penular Rabies (HPR) di Tabanan yaitu Anjing, rabies pertama kali ditemukan di Desa Buahan (12 Agustus 2009), dan selanjutnya terus menyebar hingga menulari 13 desa di Kabupaten Tabanan. Penyebaran ini terjadi karena adanya campur tangan manusia dan penanganan rabies yang kurang tepat di daerah yang pertama tertular di Provinsi Bali. Rabies di tabanan telah menimbulkan 18 orang meninggal dunia, serta menulari 13 Desa.
PENGUKURAN BESAR SUDUT KUKU SAPI BALI Marta, Anggi Windo; Widyastuti, Sri Kayati; Utama, Iwan Harjono
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (1) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (725.851 KB)

Abstract

Sapi bali termasuk dalam ordo Artiodactyla, yaitu golongan hewan berkuku genap. Untuk melaksanakan fungsi kuku sebagai penopang tubuh yang baik, sudut kuku yang normal terhadap bidang tumpu kurang lebih 45?. Besar sudut kuku sapi bali yang diukur dengan menggunakan rumus teminologi geometri trigonometri (sin). Besar sudut kuku yang dihitung berasal dari 50 sapi bali (terdiri dari 25 sapi jantan dan 25 sapi betina) yang dipotong di Rumah Potong Hewan Kota Denpasar. Hasil perhitungan sapi jantan sudut kuku kaki kanan depan lateral 45?-47?, sudut kuku kaki kanan depan medial 45?-47?, sudut kuku kaki kanan belakang lateral 53?-55?, sudut kuku kaki kanan belakang medial 53?-55?, sudut kuku kaki kiri depan lateral 47?-48?, sudut kuku kaki kiri depan medial 45?-47?, sudut kuku kaki kiri belakang lateral 53?-55?, sudut kuku kaki kiri belakang medial 50?-52? sedangkan hasil perhitungan sapi betina sudut kuku kaki kanan depan lateral 45?-47?, sudut kuku kaki kanan depan medial 45?-47?, sudut kuku kaki kanan belakang lateral 50?-52?, sudut kuku kaki kanan belakang medial 50?-51?, sudut kuku kaki kiri depan lateral 45?-47?, sudut kuku kaki kiri depan medial 45?-47?, sudut kuku kaki kiri belakang lateral 50?-52?, sudut kuku kaki kiri belakang medial 53?-55?. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa besar sudut kuku depan lebih kecil daripada besar sudut yang dihasilkan pada kaki belakang.
Bentuk Ujung Gigi Taring Pada Anjing Yang Diberi Pakan Dog Food Sida Pello, Brigitta Cynthia; Widyastuti, Sri Kayati; Utama, Iwan Harjono
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (2) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.166 KB)

Abstract

Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut. Adapun fungsi dari gigi adalah memotong makanan (incisivus/gigi seri), untuk mengiris dan menyobek makanan (caninus/gigi taring), untuk menyobek dan membantu menggiling makanan (premolar/gigi geraham depan) serta untuk mengunyah dan menggiling makanan (molar/gigi geraham belakang). Penelitian bertujuan untuk mengetahui bentuk dari ujung gigi taring pada anjing yang selalu diberikan pakan berupa dog food. Objek dalam penelitian ini adalah 30 ekor anjing ras berumur 1 tahun7 bulan sampai 3 tahun yang dipelihara oleh masyarakat, berjenis kelamin jantan maupun betina, dan diberi pakan berupa dog food (kering) selama 1 sampai 2 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional. Sebanyak 19 pasang ujung gigi taring pada anjing yang diberi pakan dog food kering mengalami penumpulan, sisanya ada 11 pasang ujung gigi taring yang tetap tajam. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa semakin lama pemberian pakan dog food mengakibatkan ketumpulan pada ujung gigi taring tersebut semakin meningkat.
Laporan Kasus: Penanganan Toksokariosis dan Skabiosis pada Kucing Domestik Betina Berumur Enam Bulan Calista, Ruli Mauludina Djaya Putri; Erawan, I Gusti Made Krisna; Widyastuti, Sri Kayati
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (5) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.19 KB)

Abstract

Toksokariosis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing nematoda, dari genus toxocara. Toksokariosis pada kucing disebabkan oleh Toxocara cati. Hewan kasus adalah kucing domestik berjenis kelamin betina, berumur enam bulan dengan berat satu kilogram. Kucing mengalami diare selama satu minggu. Berdasarkan pemeriksaan klinis ditemukan perbesaran abdomen dan kelainan pada kulit. Pemeriksaan kulit dengan skin scrapping yang dilakukan pada kulit bagian telinga yang mengalami hiperkeratosis menunjukkan hasil positif terhadap agen Notoedres cati. Pemeriksaan feses yang dilakukan dengan metode natif ditemukan telur cacing Toxocara cati. Berdasarkan hasil pemeriksaan kulit dan feses maka kucing kasus didiagnosis menderita toksokariosis dan skabiosis. Pengobatan toksokariosis dilakukan dengan pemberian obat pyrantel pamoat 1 ml (25 mg/kg BB) per oral. Pengobatan skabiosis pada kucing diberikan injeksi ivermectine sebanyak 0,02 ml (0,2 mg/kg BB) secara subkutan dan diulang dua minggu sekali. Kucing juga diberikan pengobatan suportif berupa vitamin B kompleks (S3dd ½ tab PO). Hasil pengobatan selama satu minggu menunjukkan perkembangan yang sangat baik, abdomen terlihat mengecil dan hiperkeratosis pada telinga berkurang.
Aktivitas Harian Bekantan (Nasalis larvatus) di Cagar Alam Muara Kaman Sedulang, Kalimantan Timur Winardi, Rian; Widyastuti, Sri Kayati; Suatha, I Ketut
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (1) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.692 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aktivitas harian bekantan (Nasalis larvatus) di Cagar Alam Muara Kaman Sedulang, Kalimantan Timur. Pengamatan dilakukan dengan metode focal animal sampling pada kelompok bekantan. Aktivitas harian diamati pada pagi hari pukul 07.00 – 10.00 WITA dan pada sore hari pukul 15.00 – 18.00 WITA selama 12 hari. Data yang terkumpul dari berbagai jenis tingkah laku dianalisa secara statistik deskriptif. Bekantan di Cagar Alam Muara Kaman Sedulang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk istirahat (51,17 %), diikuti makan (32,98%), berpindah tempat (15,57%), dan aktivitas lainnya (0,28%) yang meliputi bermain, mengawasi, dan berkutuan. Aktivitas istirahat cenderung lebih banyak dilakukan oleh bekantan betina dewasa dibanding bekantan lainnya. Pada pagi hari, aktivitas makan lebih banyak teramati dibanding aktivitas yang lain, sedangkan sore hari didominasi dengan aktivitas istirahat. Aktivitas lainnya yang teramati adalah aktivitas mengawasi, bermain, dan berkutuan yang dilakukan sesama bekantan.
Prevalensi dan Intensitas Infeksi Ancylostoma Spp. pada Anjing di Jawa Erawan, I Gusti Made Krisna; Widyastuti, Sri Kayati; Suartha, I Nyoman
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (2) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.18 KB)

Abstract

Ancylostoma spp. dilaporkan menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat, terutama di negara-negara berkembang dan masyarakat miskin. Tingginya prevalensi infeksi Ancylostoma spp. pada anjing memainkan peran penting dalam memberikan kontribusi terhadap kejadian cutaneous larva migrans pada populasi manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi dan intensitas infeksi cacing Ancylostoma spp. pada anjing di Pulau Jawa. Pada penelitian ini diperiksa 13 sampel tinja anjing berasal dari Yogyakarta, 88 sampel tinja anjing dari Jawa Tengah, dan 40 sampel tinja anjing dari Jawa Barat. Pemeriksaan tinja dilakukan dengan metode apung dan Mc.Master. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi infeksi Ancylostoma spp. pada anjing yang berasal dari Yogyakarta adalah 92,31%, Jawa Tengah adalah 88,64%, dan Jawa Barat adalah 92,5%. Disimpulkan bahwa angka prevalensi infeksi Ancylostoma spp. pada anjing di Pulau Jawa sangat tinggi dengan intensitas infeksi dari ringan sampai berat.
Bentuk Kuku Sapi Bali yang Dipelihara pada Lahan Lunak Pratiwi, Fransiska Septanila; Widyastuti, Sri Kayati; Utama, Iwan Harjono
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (3) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.656 KB)

Abstract

ABSTRAK Sapi Bali termasuk dalam ordo Artiodactyla, yaitu golongan hewan ungulata berkuku genap. Sapi Bali yang sering berjalan pada tanah atau padang penggembalaan yang lunak, kukunya cenderung akan cepat tumbuh. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk mengamati bentuk kuku Sapi Bali yang dipelihara pada lahan lunak di Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Contoh yang digunakan adalah 100 ekor Sapi Bali yang sudah dewasa berumur lebih dari 1,5 tahun dan dikandangkan selama 1-2 tahun. Hasil penelitian memperlihatkan 86% sapi berkuku panjang abnormal serta kelainan pada Coronary band dan Foot Rot tidak ditemukan. Kesimpulan dalam  penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk abnormal yang paling banyak ditemukan pada kuku Sapi Bali yang dipelihara pada lahan lunak di Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung adalah kuku panjang.
Pengaruh Pemberian Isoflavon terhadap Peroksidasi Lipid pada Hati Tikus Normal RETNO, TYAS; WIDYASTUTI, SRI KAYATI; SUARSANA, NYOMAN
Indonesia Medicus Veterinus Vol 1 (4) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.935 KB)

Abstract

Pengaruh pemberian isoflavon terhadap peroksidasi lipid pada hati tikus normal bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian isoflavon terhadap peroksidasi lipid pada hati tikus normal, Dengan adanya asupan antioksidan ini diharapkan dapat menurunkan hasil akhir MDA yang dihasilkan oleh reaksi peroksidasi lipid dari radikal bebas, sehingga dapat digunakan untuk acuan bagi pencegahan pada penyakit degeneratif khususnya pada organ hati serta dapat menghambat terjadinya penuaan dini pada sel atau organ.Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap ( RAL ) dengan 5 perlakuan dan masing-masing terdiri dari 3 ulangan. Variabel yang diamati yaitu perubahan peroksidasi lipid pada masing-masing perlakuan. Data dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA). Jika hasil analisis berbeda nyata (P<0,05) akan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa isoflavon pada dosis 1,3 mg isoflavon mempunyai aktivitas antioksidan sebesar 32,59 % 2,6 mg isoflavon sebesar 52,37% , 3,9 mg isoflavon sebesar 68,21 % , 5,2 mg isoflavon sebesar 82,32% dan 6,5 mg isoflavon sebesar 92,74%. Hasil analisis kadar MDA hati menunjukkan bahwa isoflavon dapat menurunkan kadar MDA pada hati tikus normal. Kadar MDA pada hati tikus yang diberi isoflavon dosis 1,2,4 dan 6 mg/200/BB/hari/oral masing masing (44.75 picomol/g), (42.81 picomol/g), (40.95 picomol/g), (40.75 picomol/g), sedangkan pada tikus normal kadar MDA sebesar (44.57 picomol/g). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa isoflavon mempunyai aktivitas antioksidan IC50 pada konsentrasi 2,45 mg isoflavon sehingga pemberian isoflavon dapat menurunkan kadar Malonaldehida (MDA) pada kelompok tikus normal. Kadar isoflavon terbaik yang dapat menurunkan kadar MDA adalah pada pemberian dosis 6 mg/200/BB/hari/oral.
Hubungan Erat Antara Warna Kuning Cairan Empedu Terhadap Kebengkakan dan Jaringan Ikat pada Hati Sapi Bali Ardia, Eva Candra; Utama, Iwan Harjono; Widyastuti, Sri Kayati
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (5) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.179 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati hubungan kelainan makroskopik organ hati terhadap tampilan fisik empedu yang dihasilkannya (berupa warna dan kekeruhan). Sebanyak 50 sapi bali terdiri dari 25 jantan dan 25 betina, yang dipotong di Rumah Potong Hewan Pesanggaran sebagai sampel penelitian ini, dicermati gambaran makroskopik hatinya di bagian lateral dan medial. Hasil penelitian menunjukkan tampilan fisik warna empedu bervariasi dari hijau kebiruan, hijau transparan, kuning kecoklatan, hijau kekuningan, dan kuning. Hati yang abnormal diklasifikasikan dalam perdarahan, kebengkakan, jaringan ikat dan nekrosis, serta penebalan saluran empedu. Pemberian skor dimulai dari 0 sampai 3, yakni skor 0 tidak adanya kelainan, 1 kelainan di bawah 50%; 2 kelainan antara 50%-75%; 3 kelainan di atas 75%. Hasil uji Spearman memperlihatkan adanya korelasi yang nyata (P<0,05) antara warna empedu yang berwarna kuning dengan kebengkakan dan pertambahan jaringan ikat. Dapat disimpulkan bahwa kebengkakan dan pertambahan jaringan ikat menyebabkan warna kuning pada cairan empedu.
Co-Authors Abdul Azis Nasution Abdul Azis Nasution Abdul Azis Nasution Achoiro Wati Rasid Aditya Pratanto Ahmad Rohmadhon Holifatullah Aida Lousie Tenden Rompis Aldiansyah, Bagus Amar Wira Anak Agung Mas Putrawati Triningrat Anak Agung Sagung Kendran Anggi Windo Marta, Anggi Windo Annisa Putri Cahyani Areningrat, Putu Ayutia Aryana, Carissa Saraswati Putri Ayu Fitriani Azmil Umur, Azmil Baiq Yunita Arisandi Bambang Pontjo Priosoeryanto Brainna Kirayna Ginting Brigitta Cynthia Sida Pello, Brigitta Cynthia Budhy Jasa Widyananta Calista, Ruli Mauludina Djaya Putri Calvin Iffandi Calvin Iffandi Calvin Iffandi Dewa Ayu Dwita Karmi Dewi, Ni Made Anindya Kumala Diana Mustikawati Drevani Angelika Sachio Dumayanti, Jeanni DWI SURYANTO Ekklesia Prasetya El vira ERMITA TINTING BUNTU Eva Candra Ardia, Eva Candra Evi Marieti Hutagalung Fathiyah, Fitri Dewi Fatmawati Aras Febriyani R R Telnoni, Febriyani R R Fedri Rell Fransiska Septanila Pratiwi, Fransiska Septanila G Semiadi Gurning, Santri Devita Sari Gusti Ayu Mayani Kristina Dewi Gusti Ayu Yuniati Kencana Handojo, Chindi Meilina Hendro Sukoco Herbert . Herbert . Humaira, Sarah I Gede Galyes Pranadinata I Gede Made Andy Pratama I Gede Soma I Gusti Agung Arta Putra I Gusti Made Krisna Erawan I Gusti Ngurah Kade Mahardika I Gusti Putu Suka Aryana I Ketut Berata I Ketut Suatha I Made Kardena I Made Kerta Pratama I Made Mahaputra I Made Suma Anthara i Nengah Wandia I NYOMAN MANTIK ASTAWA I Nyoman Suarsana I Nyoman Suartha I Putu Gede Yudhi Arjentinia I Wayan Batan I Wayan Batan I Wayan Puspa Ari Laxmi I. N. Astika I.D. G.A.E. Putra Ida Ayu Pasti Apsari Ida Bagus Kade Suardana Ida Bagus Kade Suardana Ida Bagus Komang Ardana Ida Bagus Krisna Pradnyadana Ida Bagus Made Oka Ida Bagus Oka Winaya Ida Bagus Putu Putrawan Ikin Mansjoer imam sobari Imam Sobari Iwan Harjono Utama Iwan Harjono Utama Juli Yanti, Juli Kadek Karang Agustina Kartikasari, Citra Dewi Ketut Berata Loa, Gabriella Jenni Alfades Lopes, Yoseph Adedoni Tola Made Suma Anthara Made Suma Anthara Made Suma Anthara Muhamad Rifaid Aminy N iMade Sutari Dewi N. K.S. Diniari Nggaba, Erlin Ni Kadek Nila Pridayanti Ni Ketut Rai Purnami Ni Luh Eka Setiasih Ni Wayan Listyawati Palgunadi Ni Wayan Listyawati Palgunadi Nikmatur rayan Nindya Kusumawati Nirhayu, Nirhayu Nur Liliana Puri Prihatiningsih NURI DWI YUDARINI Nurul Faiziah Nurul Faiziah Pamungkas, Pandu Adjie Pappa, Suryadi Paramita, Ni Made Diana Pradnya Pero, Fransisco Victoriano Pratiwi, Zulva Hanif Prawira, Satria Yuda Purba, Dody Joel Purwitasari, Made Santi Putri Virgania Putu Ayu Sisyawati Putriningsih Putu Sudiarta R Taufiq P Nugraha R. A.T. Kuswardhani RACHEL YUNIAR CHRISTY Raden Putratama Agus Lelana Rasdiyanah . Rasdiyanah . Reni, Ida Yuni Erdia Risha Catra Pradhany Robertino Ikalinus, Robertino Rukisti, Eniza Rumpaisum, Natalia Irene Sembiring, Messy Saputri Senja, Naomi Orima Septianingsih, Ni Luh Putu Diah Sherliyanti Maria Sene Sibang, I Nengah Anom Adi Nugraha Sri Milfa Sri Milfa Stanislaus Valens Miten Larantukan Syarif Lalu Hidayatullah Tjokorda Sari Nindhia Tonny Ungerer Tri Wahyudi Tyas Pandieka Yoga TYAS RETNO WAODE SANTA MONICA Widarta Dwi Kusuma Widyasanti, Ni Wayan Helpina Winardi, Rian Wirdateti Wirdateti Yanne Yanse Rumlaklak Yulianto Yulianto Yunita Lestyorini Yunita Lestyorini Zaidany Alfanandyah, Zaidany