Claim Missing Document
Check
Articles

PENGENDALIAN MUTU BETON READY MIX PADA BATCHING PLANT DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL Usman, Kristanto; Widyawati, Ratna
Rekayasa : Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol 15, No 3 (2011): Edisi Desember Tahun 2011
Publisher : UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengawasan dan pengendalian mutu pada beton ready mix yang diproduksi oleh ConcreteBatching Plant.dilakukan dengan penentuan nilai slump dan nilai kuat tekan beton yangberpengaruh pada mutu beton yang dihasilkan. Studi ini adalah mengenai cara pengawasan danpengendalian mutu terhadap beton ready mix pada batching plant dengan melakukan pengujianslump dan kekuatan tekan beton, untuk mengetahui apakah data pengujiayang diperoleh sudahsesuai dengan kekuatan tekan beton yang direncanakan. Penelitian mengenai beton ready mix inidilakukan pada suatu batching plant. Pengendalian mutu dilakukan pada bahan dan materialyang digunakan, alat-alat yang digunakan, proses pencampuran beton ready mix, pengambilansampel, pengujian sampel dan hasil pengujian. Data-data hasil pengujian dianalisa denganmenggunakan statistical quality control (SQC)/pengendalian mutu dengan statistik denganmenggunakan control chart yang terdiri dari garis lurus yang menggambarkan upper control limit(UCL)/tingkat batas atas, lower control limit (LCL)/tingkat batas bawah, dan target limit/ tingkatsasaran. Dengan control chart dapat mengetahui apakah mutu beton sudah mencapai target,sesuai dengan mutu rencana, dan menganalisa faktor yang mungkin menyebabkan mutu betontidak tercapai sehingga dapat dilakukan pengendalian mutu beton.Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada batching plant tersebut diperoleh hasil bahwapenerapan ISO 9000 sudah mulai dilakukan dan penelitian mutu beton terhadap uji kuat tekandengan sampel umur 28 hari adalah : K-225 antara 208,43-257,06 kg/cm2 sesuai mutu: 89,48%,tidak: 10,52 %, UCLx: 254,85, Target: 240,54, LCLx: 226,23, sesuai target: 53,38%, tidak:31,58%, keluar UCLx: 3,16% dan keluar LCLx: 11,58%. Nilai range UCLR: 52,05, Target: 24,67,LCLR:0, sesuai range: 56,84%, dan tidak: 43,16%. K-300 antara 277,90-364,75 kg/cm2 sesuaimutu: 95%, tidak: 5%, UCLx: 359,10, Target: 330,58, LCLx: 302,58, sesuai target: 44%, tidak:44%, keluar UCLx: 7% dan keluar LCLx: 5%. Nilai range UCLR:103,76, Target: 49,17, LCLR:0,sesuai range: 55%, dan tidak: 45%. K-350 antara 371,70-399,49 kg/cm2 sesuai mutu:100%,tidak:0%, dan nilai rata-rata: 387,62, sesuai: 45% dan tidak: 55%. Dapat disimpulkan bahwa K-225 sesuai target ≥ 50%, sedangkan K-300 dan K350 tidak sesuai target.
Pengaruh Abu Terbang Terhadap Sifat-Sifat Mekanik Beton Alir Ringan Alwa Surya Sebayang; Ratna Widyawati; Muhammad Habibie B.
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2012): April
Publisher : Universitas Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.595 KB) | DOI: 10.36448/jts.v3i1.274

Abstract

Flowing concrete flow under it own weight and maintain homogeneity while filling and passing around congested reinforcement. Lightweight flowing concrete is used to reduce or eliminate the requirement vibration to reduce construction cost, reducing construction time, and and minimize the dead load of the weight of its own. The purpose of this study is to determine and compare the effect of adding the percentage of fly ash in lightweight flowing concrete mixture of the mechanical properties by analyzing workability, bulk density, compressive strength, modulus of elasticity of concrete and setting time. Mix design using the ACI method combined with the method of Hashimoto. The substitution of fly ash to the concrete are 0%, 3%, 6%, 9%, 12%, and 15% of the cement content. Treatment of samples was done by soaking and aerated for 7 days. Compressive strength testing performed on specimens aged 7 days, 28 days and 56 days. From the test results obtained : (1) Effect of fly ash in fresh concrete was increased the workability of the concrete, (2) Additionn of fly ash was increased the initial and final setting time, (3) by using natural sand materials from Tanjung Bintang produce concrete with a weight (mass) concrete slightly exceeded the limit of weight requirements of lightweight concrete (1850 kg/m3), (4) The optimum strength of fly ash lightweight flowing concrete was 22,98 MPa at 56 days age in 6% percentage of fly ash.
PELATIHAN PENGISIAN FORMULIR APLIKASI INSINYUR PROFESIONAL (FAIP) SECARA ONLINE BAGI ANGGOTA PERSATUAN INSINYUR INDONESIA (PII) WILAYAH LAMPUNG DIKPRIDE DESPA; Ratna Widyawati; Trisya Septiana
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sakai Sambayan Vol 6 No 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jss.v6i1.310

Abstract

Formulir Aplikasi Insinyur Profesional (FAIP) merupakan formulir isian yang terdiri dari pengalaman kerja dalam bentuk uraian kegiatan dan dinilai pada klaim kompetensi yang diajukan. FAIP menjadi salah satu syarat dalam mendapatkan Sertifikasi Insinyur Profesional. Saat ini FAIP tidak lagi diajukan secara konvensional oleh para calon Insinyur Profesional namun telah terintegrasi melalui aplikasi (Sistem Informasi Manajemen Persatuan Insinyur Indonesia) melalui website Persatuan insinyur Indonesia (PII) yang dikenal dengan aplikasi SIMPONI. Ketidaktahuan para Insinyur tentang Undang Undang keinsinyuran dan kurangnya pengetahuan teknik pengisian Formulir Aplikasi Insinyur Profesional (FAIP) secara Online melalui Aplikasi SIMPoNI adalah permasalahan yang mendasar yang menyebabkan rendahnya minat para Insinyur untuk mengisi FAIP dalam rangka memperoleh Sertifikat Insinyur Profesional (SIP) dan Surat Tanda Registrasi Insinur (STRI). Kegiatan ini merupakan wujud nyata Unila khususnya Ps.PPI Unila dalam rangka memberikan sumbangsihnya kepada para Insinyur yang dalam hal ini anggota PII Wilayah Lampung untuk berbagi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka meningkatkan profesionalisme keinsinyuran untuk kemajuan Bangsa dan Negara. Salah satunya dengan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peserta dalam mengis FAIP secara Online dan menambah jumlah anggota PII wilayah Lampung yang memiliki SIP dan STRI sesuai amanat UU no 11 Tahun 2014 agar bisa berpraktek ke Insinyuran secara legal dan profesional.
STUDI EKSPERIMENTAL PERKUATAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN GFRP (GLASSn FIBER REINFORCED POLYMER) Fikri Alami; Ratna Widyawati
Rekayasa : Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol 14, No 2 (2010): Edisi Agustus Tahun 2010
Publisher : UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fiber Reinforced Polymer (FRP) merupakan material yang sangat menjanjikan untuk digunakan dalam perkuatan struktur beton bertulang. Material ini merupakan pilihan yang sangat baik untuk digunakan sebagai perkuatan eksternal karena berat yang ringan, tahan korosi, dan kekuatan yang tinggi.Penelitian ini menunjukkan bahwa Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) dapat memberikan kontribusi kekuatan geser pada balok. Peningkatan kekuatan Benda uji berupa lima buah balok beton bertulang. Benda uji pertama (BP) tidak diberi perkuatan geser, benda uji kedua (BP1) diberi perkuatan geser berupa penambahan sengkang pada salah satu sisi tumpuan saja. Benda uji ketiga (BP-FRPC) diberi perkuatan geser dengan GFRP yang dipasang menerus pada area dekat tumpuan yang diperlemah. Benda uji keempat (BP1-FRP3) diberi perkuatan geser dengan GFRP yang dipasang tidak menerus dengan 3 strips pada area dekat tumpuan yang diperlemah. Benda uji keempat (BP1-FRP5) diberi perkuatan geser dengan GFRP yang dipasang tidak menerus dengan 5 strips pada area dekat tumpuan yang diperlemah. Metode penelitan dan perhitungan berdasarkan ACI Comitte Report 440.Berdasarkan penelitian, peningkatan beban maksimum dari balok BP1 sebesar 14,46% pada balok BP1-FRP3 dan 20,13% pada balok BP1-FRP5. Penurunan kapasitas geser terjadi pada balok BP yang diperkuat (BP-FRPC). Hal itu diakibatkan penurunan mutu beton pada BP-FRPC akibat kesalahan didalam prosedur pelaksanaanpencampuranmix design. Peningkatan kekakuan dan deformasi balok terjadi pada balok BP1-FRP3 dan BP1-FRP5 yang berbanding lurus dengan peningkatan kapasitas gesernya.
PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON RINGAN DENGAN METODA RANCANG-CAMPUR ACI DAN DREUX-CORRISE Ratna Widyawati
Rekayasa : Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol 15, No 2 (2011): Edisi Agustus Tahun 2011
Publisher : UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lightweight concrete is one of solving problems to deficiency or loss that is about the size of the dead load weight of the concrete itself. Generally, lightweight concrete has the same mix-design with normal concrete, except that coarse aggregate in lightweight concrete its density must be reduced. One of the lightweight aggregate that has been produced in bulk is ALWA (Artificial Light Weight Aggregate coarse), which is lightweight aggregate from the burning of clay. Because the aggregate is light, then the aggregate can be used as coarse aggregate in lightweight concrete mixtures for building structures. There are several kinds of lightweight concrete mix design. The purpose of this research is compare of compressive strength of lightweight concrete aggregates ALWA with the ACI Methods and Dreux-Corrise Method. Specimens consist of 15 pieces of concrete cylinders (d = 150 mm, t = 300 mm) for lightweight concrete ALWA with the ACI Method. Treatment of samples was done by soaking and aerated for 7 days. Compressive strength testing performed on specimens aged 28 days. There are 3 specimens for 3 days, 7 days and 14 days for compressive strength, and there are 6 speciments for 28 days compression test. The results showed 28 days compressive strength of Dreux-Corrise Method has increased significantly by 35.36% from 14 days compressive strength. While the concrete compressive strength of 28 days with ACI method only increased by 1.92% from 14 days compressive strength. Value of compressive strength at Dreux-Corrise method is higher than the ACI method that is equal to 16.37% in the same targeted of 24.5 MPa.
Pemodelan Benda Uji Balok Kayu Laminasi Komposit Duren-Sengon. Ratna Widyawati
Rekayasa : Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol 14, No 3 (2010): Edisi Desember Tahun 2010
Publisher : UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Structural modeling nowadays is mostly done on the testing in the laboratory because they viewed the results are very helpful in the field of research, design and scientific development. Modeling the structure of many done in making samples for the very complex structure, both in geometry and structure of the boundary conditions. Modelling composite wood beam specimen duren-sengon is to make laminated wood beam specimen (glulam beam) using a scale model, because all this research on laminated wood beams (glulam beam) always use the test object prototype. In this paper we will discuss about how to calculate scale model of laminated wood beams so that the behavior of the model scale specimens will be made in accordance with the behavior of a prototype test object. The steps of the test object modeling of composite laminated wood beams duren-sengon is to create model structures using the True Model. Because of the True Model similarity met all the requirements or have complete similarity. There are 10 (ten) types of physical variables involved in the modeling calculations include loads (F), span (l), deflection (δ), moment of inertia (I), stiffness (K), modulus of elasticity (E), stress (σ) , bending moment (M), beam width (b) and high beam (h). Specified length of span (l) and modulus of elasticity (E) as independent variable. The calculation of test object modeling laminated wood beams produced eight formulations that can be used to make a scale model test object. Eight formulations can be used to calculate the value of the load (F), deflection (δ), moment of inertia (I), stiffness (K), stress (σ), bending moment (M), beam width (b) and high beam (h ) of the test object model scale to be made, by first setting the value for the long span (l) and modulus of elasticity (E) as independent variables.
PERBANDINGAN KEKUATAN BUTT JOINT DAN SCARF JOINT PADA KAYU DENGAN ALAT SAMBUNG PEREKAT Ratna Widyawati
Rekayasa : Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol 13, No 1 (2009): Edisi April Tahun 2009
Publisher : UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sambungan merupakan bagian terpenting pada struktur yang menggunakan kayu sebagai bahanutamanya. Dikatakan penting karena sambungan merupakan bagian terlemah pada suatu strukturkayu sehingga sering kegagalan struktur disebabkan oleh kegagalan pada sambungan. Sambungandengan perekat berbeda dengan jenis sambungan yang lain. Berdasarkan faktor perlemahan dandeformasi yang terjadi, sambungan dengan perekat mempunyai nilai kekuatan yang paling tinggidibandingkan alat sambung yang lain. Sambungan dengan perekat tidak melemahkan kayu yangdisambung, selain itu daya dukung sambungan dengan perekat lebih tinggi dibandingkansambungan jenis lain. Sambungan dengan perekat dapat berbentuk sambungan tegak (butt joint)dan sambungan miring (scarf joint). Penelitian ini membandingkan kekuatan sambungan tegak(butt joint) sambungan miring (scarf joint) yang meliputi kuat tekan, kuat geser dan kuat tarik.Benda uji berupa kayu sengon (Paraserianthes falcataria) dengan bahan perekat UreaFormaldehyde (UA-104). Ukuran benda uji sambungan tegak (butt joint) dan sambungan miring(scarf joint) yang dibandingkan sesuai dengan Standar ISO 1975. Benda uji berjumlah 9(sembilan) buah untuk sambungan tegak (butt joint) dan 27 (dua puluh tujuh) buah untuksambungan miring (scarf joint) terdiri dari 3 (tiga) variasi kemiringan sambungan, yaitu l/h = 3; l/h= 6 dan l/h > 8.Kuat tekan sambungan tegak rata-rata adalah 190,07 kg/cm2, sambungan miring untuk kemiringanl/h=3, l/h=6 dan l/h=8 berturut-turut adalah 78,709 kg/cm2; 75,164 kg/cm2 dan 74,629 kg/cm2. Haltersebut menunjukkan bahwa sambungan tegak lebih kuat menerima gaya tekan karena bidangirisan sambungan yang berbentuk miring tidak mampu menerima gaya tekan yang besar. Kuatgeser sambungan tegak rata-rata adalah 43,82 kg/cm2, sambungan miring rata-rata adalah 20,235kg/cm2, sambungan tegak lebih kuat menahan gaya geser karena bidang irisan sambungan yangberbentuk miring tidak mampu menerima geseran yang besar. Kuat tarik sambungan tegak kayusengon rata-rata sebesar 25,468 kg/cm2, sambungan miring untuk kemiringan l/h=3, l/h=6 danl/h=8 berturut-turut adalah adalah 127,984 kg/cm2; 136,071 kg/cm2 dan 137,765 kg/cm2. Kuattekan sambungan tegak jauh lebih rendah dibandingkan sambungan miring pada semua variasikemiringan. selain dipengaruhi oleh kemiringan sambungan (l/h), semakin besar kemiringansambungan (l/h) maka kemampuan menahan gaya tarik semakin besar, juga dipengaruhi oleh luasbidang geser permukaan rekatan.
STUDI KUAT TEKAN BETON BERAGREGAT RAMAH LINGKUNGAN Ratna Widyawati
Rekayasa : Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol 15, No 3 (2011): Edisi Desember Tahun 2011
Publisher : UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton ramah lingkungan (green concrete) adalah beton yang tersusun dari material yang tidakmerusak lingkungan. Salah satunya berupa penggantian agregat penyusun beton dengan materialyang tidak merusak lingkungan. Pada beton ramah lingkungan (green concrete), penggunaan batupecah (split) sebagai agregat kasar diganti dengan agregat pecahan genteng yang berasal daritanah liat, agregat buatan dari tanah liat maupun agregat dari limbah hancuran beton. Penelitianini mengambil topik mengenai kuat tekan beton ramah lingkungan (green concrete), dimanaagregat kasar batu pecah diganti dengan agregat pecahan genteng. Dari penelitian inidiharapkan dapat diketahui apakah kuat tekan beton ramah lingkungan (green concrete) denganagregat pecahan genteng memenuhi syarat sebagai beton struktur, apabila kuat tekan yangdiperoleh dapat memenuhi syarat tersebut, diharapkan agregat pecahan genteng memenuhi syaratsebagai agregat pengganti.Benda uji pada penelitian terdiri dari benda uji silinder diameter 150 mm tinggi 300 mm untukpengujian kuat tekan. Rancang-campur beton ramah lingkungan (green concrete) menggunakanMetoda Dreux-Corrise, karena agregat pecahan genteng yang digunakan masuk pada kategoriagregat ringan. Jumlah benda uji adalah 15 buah, terdiri dari masing-masing 3 buah benda ujiuntuk pengujian kuat tekan 3 hari, 7 hari dan 14 hari, serta 6 buah benda uji untuk pengujian kuattekan 28 hari.Dari hasil pengujian kuat tekan yang dilakukan, diperoleh nilai kuat tekan rata-rata untukpengujian 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari berturut-turut adalah 7,76 MPa; 9,62 MPa ; 15,43MPa dan 21,88 MPa. Nilai kuat tekan rata-rata beton ramah lingkungan (green concrete) denganagregat pecahan genteng sebesar 21,88 MPa (umur 28 hari), tidak mencapai kuat tekan rencanayaitu 27 MPa. Dapat disimpulkan ditinjau dari berat volume padat yang disyaratkan, beton ramahlingkungan (green concrete) dengan agregat pecahan genteng tidak termasuk dalam kategoribeton ringan, meskipun agregat yang digunakan termasuk agregat ringan, namun meskipun hasilpenelitian tidak mencapai kuat tekan rencana namun kuat tekan beton ramah lingkungan (greenconcrete) memenuhi syarat kuat tekan beton struktur.
STUDI KUAT TEKAN BETON RINGAN DENGAN METODA RANCANG-CAMPUR DREUX-CORRISE Ratna Widyawati
Rekayasa : Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol 15, No 1 (2011): Edisi April Tahun 2011
Publisher : UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Concrete as a civil building construction materials have a deficiency or loss that is about the size of the dead load weight of the concrete itself. Dead load on the building structure can be minimized by the use of lightweight concrete. To get a lightweight concrete that meets the quality or value of concrete compressive strength, is strongly influenced by the selection of coarse aggregate and mix proportion of concrete used. Concrete is called lightweight concrete if volume weight is 1400-1850 kg/m3 (ACI 213R-79). The purpose of this research is to investigate the values of compressive strength of lightweight concrete aggregates ALWA with the Dreux-Corrise Method. Specimens consist of 15 pieces of concrete cylinders (d = 150 mm, t = 300 mm) for lightweight concrete ALWA with the Dreux-Corrise Method. Treatment of samples was done by soaking and aerated for 7 days. Compressive strength testing performed on specimens aged 28 days. There are 3 specimens for 3 days, 7 days and 14 days for compressive strength, and there are 6 speciments for 28 days compression test. The results showed average for compressive strength are 9,38 MPa; 7,86 MPa ; 13,30 MPa dan 20,59 MPa for 3 days; 7 days; 14 days and 28 days respectively. The average value of the compressive strength obtained from the Dreux-Corrise Method was 20,59 MPa (28 days) lower than targeted of 24,5 MPa.
KEKUATAN SAMBUNGAN TEGAK (BUTT JOINT) STRUKTUR BALOK LAMINASI (GLULAM BEAMS) DARI KAYU LOKAL Ratna Widyawati
Rekayasa : Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol 14, No 1 (2010): Edisi April Tahun 2010
Publisher : UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In a line with technology growth in wood working and manufacturing, the require of raw materialwoodhighly increase. That’s why the efforts for raising the efficient of wood as one ofconstruction materials is needed. One of the alternatives is using low quality wood of fast growingwood with laminating technology. This study purposed to find out the optimum strength of scarfjoint using resin Urea Formaldehyde and the influence of kemiri (Aleurites moluccana willd)glulam beam towards the strength. The specimen of glulam beam has size of 75 mm in width, 125mm in thickness, and 2500 mm in length, with two variation of butt joint placement. Threespeciments are used in each variation of butt joint placement. Slices of Kemiri wood are laminatedusing Urea Formaldehyde (UA-104) glue with the thickness of 40/MDGL. The test is carried outby giving lateral static load on the specimen gradually until the crack of the specimen. The testindicates that the variation of butt joint placement has no effect to its strength. The averagemaximum strength of glulam beam BLK 1 is 1570,24 kg; BLK 2 is 1498,78 kg; while for BLKS 3is 1332,21 kg. If compared to the strength of solid beams of Kemiri wood that is 1093,94 kg,glulam beam has more strength of 34,11 %. The crack of glulam beams in the tests is started onthe stress area. The crack is continued on the strain area and followed by the fracture in thebottom of the wood.
Co-Authors Abdul Latief Gunawan Achmad Dinan Agustian Achmad Samudra Ade Suprizal Ahmad Farid Effendy Ahmad Sahara Aleksander Purba Alexander Purba Aminudin Aminudin Andi Hermawan Andika Wiratama Suparto Andini Frananda Anissa Putri Ambarwati Apriansyah KM Ardiansyah Ardiansyah Ardini Yuliastri Putri ARI DAMAN HARIS Arlinsyah Arlinsyah Aryan Saruhian Awaludin Yoga Bayzoni Bayzoni Budhi Dharma Cheria Ayu Aditya Dedi Pria Armada Deni Danial Dikpride Despa Dikpride Despa Dikpride Despa Dikpride Despa Dikpride Despa Dikpride Despa Dikpride Despa Doni Irawan Eddy Ibrahim Efransyah Eko Widiyanto Endang Wahyuni Fachrial Ikram Ayusar Fahmi Farhan Nurrohmat Fauzan Murdapa Fauzi Antoni Antoni Fikri Alami Fikri Alami Firmansyah Firmansyah Novandaya Firnawati Sakalena Ghalih Huriarto Goentur Permata Hanafi Gusrian Putra Hanaf Qowiyyul Adib Hasti Riakara Husni Hasti Riakara Husni HENI FITRIANI Herry Wardono Herry Wardono Herry Wardono Ika Kustiani IMAM SANTIKO RAHARJO Indra Alfandi Ramlie Ishak Iskandar Pani Kristanto Usman Kustiani, Ika Laksi Widiatmoko Lanosin Leo Hari Wiryanto lexono x nadeak Lusmeilia Afriani M Sarkowi Mardiana Mardiana Marsela Irnawati Nuwa Melwi Melwi Mohammad Syafrizal Mohd Isneini Mohd. Isneini Muh Sarkowi Muh Sarkowi Muh. Sarkowi MUH. SARKOWI Muh. Sarkowib Muhamad Hafiz Muhammad Habibie B. Muhammad Mukhlis Muhammad Ridho Saputra Muhammad Sarkowi Muhammad Seriz Dimas NOVA CHOIRIYYAH Nur Dewisri Fatihawati Nurul Hidayah Otten Rinaldi Quinta Normalita Ratrianto Ratrianto Ratu Chintami Ria Oktaviani Sinia Rifki Imanuddin Kunto Rio Trianto Risty Amelia Firdha Riyan Rahmawan Rizal Ardiana Rizal Ayodya Hapsoro Rizal Hermansyah Rizqi Darmawan Sarkowi Siti N Sri Waluyo Stephanus Martua Turnip Suharno Suharno Suharno Surya Sebayang Surya Sebayang Suyadi Suyadi Trisya Septiana Wardhani Lailia Dwi Kusuma Yanuar Aulia Kamal Yoriska Indah Sari YUDHO JOKO PRESETYO Yulyah Agustina ZUBAIDI ZUBAIDI1