Niniek Widyorini
Aquatic Resources Management Study Program, Department Of Aquatic Resources, Faculty Of Fisheries And Marine Sciences, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang, Semarang, 50725, Indonesia

Published : 75 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

ASPEK BIOLOGI IKAN TIGAWAJA (Johnius sp.) YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) TAWANG KABUPATEN KENDAL Anggraeni, Syiva Nur; Solichin, Anhar; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) VOLUME 5, NOMOR 4, TAHUN 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.168 KB)

Abstract

ABSTRAK Kabupaten Kendal merupakan salah satu daerah yang berada di pesisir utara Laut Jawa. TPI Tawang merupakan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) terbesar di Kabupaten Kendal. Salah satu jenis ikan demersal yang tertangkap di TPI Tawang adalah ikan Tigawaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek biologi Ikan Tigawaja yang didaratkan di TPI Tawang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016. Metode dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive  sampling. Hasil penelitian yang dilakukan pada Ikan Ikan Tigawaja sebanyak 390 ekor. Ukuran panjang Ikan Tigawaja dengan kisaran 10,5 cm – 20,9 cm. Pertumbuhan bersifat allometrik negatif dengan nilai b sebesar 2,8559. Faktor kondisi yang diperoleh sebesar 0,94 yang tergolong dalam ikan pipih. ukuran pertama kali tertangkap (L50%) adalah 16,4 cm. Tingkat kematangan gonad Ikan Tigawaja jantan didominasi oleh TKG II, sedangkan Tingkat Kematangan gonad Ikan Tigawaja betina didominasi oleh TKG III. Indeks kematangan gonad terendah pada Ikan Tigawaja jantan 0,154% dan tertinggi 0,465%, sedangkan nilai IKG terendah pada Ikan Tigawaja betina 0,56% dan tertinggi 8,82%. Ikan Tigawaja jantan dan betina pertama kali matang gonad (Lm) berukuran masing-masing sebesar 18 cm  dan 17,5 cm, artinya Ikan Tigawaja betina lebih cepat matang dari Ikan Tigawaja jantan. Fekunditasnya berkisar antara 15.500 – 44.148 butir dan sebaran nilai diameter telur berkisar dari 0,05 mm – 0,45 mm. Kata Kunci ; Ikan Tigawaja (Johnius sp), Aspek biologi, Perairan Kendal. ABSTRACT Kendal is one area which is on the north coast of Java Sea. The biggest fish auction place in Kendal Regency is Tawang Fish Auction (TPI Tawang). One of kind of demersal fish that caught in TPI Tawang is Croackers Fish. Biological aspect is needed to manage the resources of Croackers Fish. The porpose of this study is to found out the biological aspects of Croackers Fish Landed in Tawang Fish Auction Market. The research did in Juny 2016. The method used in this research is survey method. The sampling was taken by using Purposive sampling. From the research on 390 fish. the length size of Croackers Fish range from 10,5 cm – 20,9 cm. The growth of served was negative allometric with value of b 2,8859. The condition factor of 0,94 are flat fish. size of the first captured fish (L50%) was 16,4 cm. The Gonad Maturity Level of male Croackers Fish was dominated by TKG II, while for female of Croackers was dominate by TKG III. The lowest Gonad Maturity Index  for male of Croackers Fish was 0,154% dan the hightest was 0,456, while foe female fish the lowest Gonad Maturity Index was 0,56% and the highest was 8,82%. For both  male and female fish, first mature gonad was obtained 18 cm and 17,5 cm, it means that the female of Croackers Fish was mature faster than the male. The fecundity ranged from 15.500-44.148 item and variance of diameter value range from 0,05 mm – 0,45 mm.  Key Word; Croackers (Johnius sp), Biological Aspects, Kendal Waters.  
ANALISIS TOTAL BAKTERI COLIFORM DI SUNGAI BANJIR KANAL BARAT DAN SILANDAK, SEMARANG Analysis of Total Coliform Bacteria in Banjir Kanal Barat and Silandak Rivers, Semarang Asih, Dilia Puspita; Ain, Churun; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 4 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.495 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i4.26549

Abstract

Sungai Banjir Kanal Barat dan Silandak merupakan sungai besar yang berada di Kota Semarang. Terdapat berbagai aktivitas di sepanjang aliran sungai tersebut, diantaranya aktivitas domestik dan industri dimana buangan limbah masuk ke dalam badan sungai sehingga menyebabkan penurunan kualitas perairan. Salah satu mikroorganisme yang terkandung dalam limbah domestik yang berperan sebagai indikator pencemaran yaitu bakteri coliform sehingga perlu dilakukan perhitungan total coliform guna mengetahui adanya pencemaran di Sungai Banjir Kanal Barat dan Silandak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan total coliform, status mutu air berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001 kelas II dan hubungan antara total coliform dengan bahan organik dan BOD (Biological Oxygen Demand) di Sungai Banjir Kanal Barat dan Silandak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Pengambilan sampel terdiri dari 2 stasiun (A dan B) yang masing-masing terdapat 5 titik dan 2 kali pengulangan (P1 dan P2). Variabel utama yang dianalisis yaitu total coliform, bahan organik dan BOD, variabel pendukung yang diukur yaitu temperatur, salinitas, DO (Dissolved Oxygen ) dan pH. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah total coliform pada stasiun A berkisar antara 240-16000 MPN/100 mldan 23-5400 MPN/100 ml pada stasiun B. Nilai total coliform pada titik A2 dan B2 pada P1 serta A5 P2telah melebihi bakumutu. Hubungan antara total coliform dengan bahan organik yaitu sangat lemah (nilaiPearson Correlation = 0,15). Hubungan antara total coliform denganBOD yaitu lemah (nilaiPearson Correlation= 0,378). Banjir Kanal Barat and Silandak Rivers are large rivers in Semarang. There are various activities along the river flow, including domestic activities and industries where waste effluents enter the river bodies causing a decrease in water quality. One of the microorganisms contained in domestic waste that as an indicator of pollution is coliform bacteria, so it is necessary to calculate the total coliform in order to find out the pollution in the Banjir Kanal Barat and Silandak Rivers. This study aims to determine abundance of total Coliform, water quality status based on PP No. 82 of 2001 class II and relationship between the total coliform with organic matter and BOD (Biological Oxygen Demand) in the Banjir Kanal Barat and Silandak Rivers. The method used in this study is survey method. Sampling consisted of 2 stations (A and B), each of which had 5  points and 2 repetitions (P1 and P2). The main variables analyzed were total coliform, organic matter and BOD, the supporting variable analiyzed were temperature, salinity, DO (Dissolved Oxygen ) and pH. Based on the results of the study, the total number of coliform at station A ranged from 240-16000 MPN/100 ml and 23-5400MPN/100 ml at station B. The total value of coliform at points A2 and B2 at P1 and A5 P2 has exceeded the standard. The relationship between total coliform and organic matter is very weak (Pearson Correlation value = 0.15). The relationship between total coliform and BOD is weak (Pearson Correlation value = 0.378). 
ANALISIS LAJU SEDIMENTASI DI DAERAH PADANG LAMUN DENGAN TINGKAT KERAPATAN BERBEDA DI PULAU PANJANG, JEPARA Hidayat, Moh; Ruswahyuni, -; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.259 KB)

Abstract

Pulau Panjang merupakan salah satu wilayah di perairan Kabupaten Jepara yang memiliki keanekaragamanan ekosistem perairan, antara lain adalah ekosistem lamun yang merupakan habitat bagi biota-biota perairan. Secara ekologi, padang lamun mempunyai beberapa fungsi penting di daerah pesisir yang salah satunya berfungsi untuk menstabilkan dasar-dasar lunak dimana kebanyakan spesies tumbuh, terutama dengan sistem akar yang padat dan saling menyilang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju sedimentasi di daerah padang lamun dengan tingkat kerapatan berbeda dan mengetahui hubungan antara kerapatan  lamun dengan laju sedimentasi di Pulau Panjang. Metoda penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan pencarian fakta di interpretasikan dengan  tepat. Metode sampling dengan metode transek, sebaran lamun ditentukan 3 stasiun yaitu jarang, sedang, padat dan luasan yang sama (10 m x 10 m). Kuadran transect berukuran 1 m x 1 m digunakan untuk menghitung tegakan lamun dalam setiap meter persegi. Hasil penelitian menunjukkan 5 spesies lamun pada ketiga stasiun yaitu jenis Thalassia sp (65,292%), Cymodocea sp (18,539%), Enhallus sp (6,099%), Halodule sp (4,557%) dan Syringodium sp (5,512%). Laju sedimentasi di stasiun lamun jarang lebih besar dibanding pada stasiun lamun sedang dan padat. Laju sedimentasi sangat dipengaruhi oleh parameter kualitas air terutama kecepatan arus dan kedalaman. Hasil analisa uji Korelasi  Pearson sebesar menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara Laju sedimentasi pada kerapatan lamun yang berbeda di pulau Panjang Jepara.   Panjang island is one of the waters area in Jepara that have various aquatic ecosystems, such as seagrass which is habitat for aquatic biota. Ecologycally, seagrass has several important functions in the coastal areas, one of which serves to stabilize the soft bottom where more species grow, especially with it’s dense root system and crossing each other. The research aims to determine sedimentation rate in different seagrass density and to determine relation of seagrass density to sedimentation rate at the Panjang island. The research method used descriptive in whitc fact finding be interpreted correctly. Mapping os seagrass distribution method was done to classified 3 stations of namely ‘lisht’, ‘medium’, ‘dense’ in a same area (10m x 10m). 1m x 1m cuadrant transect was used to count the seagrass stands at each square meter. The result showed there are 5 species of seagrass in the third station ie Thalassia sp (65,292%), Cymodocea sp (18,539%), Enhallus sp (6,099%), Halodule sp (4,557%) dan Syringodium sp (5,512%). the sedimentation rate at the ‘lisht’ station of seagrass bed is bigger compared to the ‘medium’ and ‘dense’ stations. The sedimentation rate is strongly influenced by the water quality parameter,especially current and depth. The results of Pearson correlation analysis test shown a significant difference between the sedimentation rate at different seagrass density in the Panjang island of Jepara.
STRUKTUR KOMUNITAS, KELIMPAHAN FITOPLANKTON, DAN KLOROFIL α DI SUNGAI TUNTANG DEMAK (Community Structure and Abundance of Phytoplankton, Chlorophyll α in Tuntang River Demak) Fauzi, Reyhan Fathullah; Sulardiono, Bambang; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 4 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.579 KB)

Abstract

Fitoplankton mikroskopik adalah jasad renik yang melayang - layang di permukaan air. Fitoplankton merupakan tumbuhan yang banyak ditemukan di seluruh massa air pada zona eufotik, berukuran mikroskopis dan memiliki klorofil sehingga mampu membentuk zat organik dari zat anorganik melalui fotosintesis. Fitoplankton sebagai organisme autotrof menghasilkan oksigen yang akan  dimanfaatkan oleh organisme lain, sehingga fitoplankton mempunyai peranan penting dalam menunjang produktifitas perairan. Ketersedian fitoplankton suatu perairan dilihat berdasarkan kelimpahan dan klorofil ᾳ yang terjadi dalam perairan tersebut sangat ditentukan oleh keanekaragaman . Penelitian 1. Untuk mengetahui struktur komunitas fitoplankton,, klorofil α d perairan Sungai Tuntang, 2. Mengetahui indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominasi fitoplankton di Sungai Tuntang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 di Sungai Tuntang Demak. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah Fitoplankton dan Klorofil α . Metode yang digunakan adalah studi kasus, sedangkan pengambilannya Purposive Sampling Method. Sampling dilakukan dengan 3 kali pengulangan di 3 Stasiun lokasi sampling. Hasil penelitian didapatkan : 1. Jenis fitoplankton yang di temukan di Sungai Tuntang terdiri dari kelas  Cyanophyceae, kelas Diatome, kelas Desmidiacae, kelas Chlorophyceae, dan kelimpahan fitoplankton  yaitu  508 – 1261 ind/l, 2. Klorofil α berkisar antara 1,99 – 6,01 mg/m3, 3. Indeks keanekaragaman (H’) berkisar 1,72 – 2,20, indeks keseragaman (e) berkisar 0,53 – 0,69 dan indeks dominasi (c) berkisar 0,19 – 0,34.  Phytoplankton are floating microorganisms on the surface of the water. Phytoplankton is a plant that is frequently found throughout the mass of water in the euphotic zone, microscopic and has chlorophyll to be made of organic substances from inorganic substances through photosynthesis. Phytoplankton used as an autotrophic organism produces oxygen to be utilized by other organisms, so phytoplankton play an important role in supporting aquatic productivity. The existence of phytoplankton can be seen based on its abundance in waters, which is influenced by environmental parameters. This research is aimed to recognise the structure of phytoplankton community, chlorophyll existed in Tuntang waters, and to recognise the nutrient content (N, P) in Tuntang river waters. The research was conducted in October 2015 at Tuntang river,  Demak. The material used in this research is Phytoplankton and Chlorophyll α. The method used in this research is descriptive method and the sampling method is Purposive Sampling Method. Sampling is done by a repeating time that is 3 times repetition at the 3 stations of the sampling location. The results showed 4 genera with 24 species dominated by Diatome such as Nitzchia sp, Thalassiosira sp. The highest abundance of phytoplankton occurred at Station 1 during the 2nd repeat of 403 ind/L dominated by Nitzchia sp. The result of measurement of α-chlorophyll content obtained showed 0.28 - 0.62 mg/l. The highest chlorophyll-α values are at station I of 0.62 and the lowest is at station II of 0.28. This shows that α-chlorophyll around the river is at a low to moderate value.
ANALISIS HUBUNGAN TOTAL BAKTERI, BAHAN ORGANIK TERLARUT, NITRAT DAN FOSFAT DI PERAIRAN MOROSARI, DEMAK Nursubekhi, Rijal Galih Amta; Widyorini, Niniek; Jati, Oktavianto Eko
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 4 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.692 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i4.22572

Abstract

Perairan Morosari terletak di wilayah Kabupaten Demak. Perairan ini telah banyak dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk berbagai macam aktivitas seperti pembuangan limbah domestik maupun industri, jalur lalu lintas perahu nelayan, kawasan wisata dan kegiatan perikanan baik budidaya maupun tangkap. Limbah yang dibuang langsung ke perairan ini diperkirakan telah menyebabkan terjadinya peningkatan kandungan nutrien, seperti bahan organik, nitrat dan fosfat di perairan Morosari, Demak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan total bakteri, bahan organik terlarut, nitrat, dan fosfat di Perairan Morosari, Demak. serta mengetahui hubungan antara total bakteri dengan bahan organik terlarut, nitrat dan fosfat di Perairan Morosari, Demak. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yang dilakukan pada lima stasiun. Hasil penelitian menunjukkan nilai total bakteri berkisar <1x101 – 3,6x1011 CFU/ml, bahan organik terlarut 12,77 – 33,81 mg/l, nitrat 4,43 – 7,97 mg/l, fosfat 0,099 - 2,112 mg/l. Morosari Waters is located in Demak Regency. This waters have been widely used by the surrounding community for various activities such as the disposal of domestic and industrial waste, fishing boat traffic lanes, tourist areas and fishing activities both aquaculture and capture. Waste that directly enters  the water is thought to have caused an increase in nutrient content, such as organic matter, nitrate and phosphate in the waters of Morosari, Demak. The purpose of this study was to determine the total abundance of bacteria, dissolved organic matters, nitrate and phosphate in waters of Morosari, Demak. and knowing the relationship between total bacteria and dissolved organic matter, nitrate and phosphate in waters of Morosari, Demak. This research was carried out in May 2018. The method used in this research was survey method and the sampling technique used was purposive sampling method which was carried out at five stations. The results showed the total value of bacteria ranged from <1 x 101 – 3.6 x 1011 CFU / ml, dissolved organic matter 12.77 – 33.81 mg / l, nitrate 4.43 – 7.97 mg / l, phosphate 0.099 – 2,112 mg / l.
HUBUNGAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK SEDIMEN DAN KELIMPAHAN BIOTA MEIOFAUNA PADA DAERAH SUPRALITORAL PANTAI TANJUNG KELAYANG KABUPATEN BELITUNG -, Munandar; -, Ruswahyuni; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.592 KB)

Abstract

Pada ekosistem pantai kelimpahan biota meiofauna sangat penting peranannya dalam struktur rantai makanan. Biota meiofauna bersifat relatif menetap pada dasar perairan, oleh karena itu adanya perubahan lingkungan akibat eksploitasi dan pencemaran yang berlebihan dapat mengurangi kelimpahan biota meiofauna sehingga secara tidak langsung dapat mengganggu ekosistem karena biota meiofauna sangat penting peranannya dalam rantai makanan.Kehidupan organisme perairan dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya baik fisik, kimia maupun biologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan biota meiofauna di pantai Tanjung Kelayang dan untuk mengetahui hubungan antara kandungan bahan organik pada sedimen dan kelimpahan biota  meiofauna di pantai Tanjung Kelayang yang terdiri dari 3 stasiun yaitu stasiun A merupakan daerha yang terkenan percikan air, B daerah yang kadang-kadang tergenang air dan C daerah yang selalu tergenang air. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2012 di Pantai Tanjung Kelayang Kabupaten Belitung.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif, metode deskriftif adalah suatu metode dalam meneliti status suatu obyek, suatu kondisi ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan 1 Phylum yaitu Nematoda yang terdiri dari 14 spesies, yaitu Rhabdodemania sp, Epacanthion sp, Anoplostoma sp , Halalaimus sp, Enoplolaimus sp, Oncholaimellus sp, Pareurystomina sp, Gairleanema sp, Oxystomina sp, Synonchus sp, Platicoma sp, Trissonchulus sp, Mesacanthion sp, dan Thalassironus sp. Dari hasil indeks keanekaragaman dan keseragaman dari ketiga stasiun menunjukan kondisi perairan baik karena tingkat keanekaragaman spesies tinggi, serta tidak ada spesies yang mendominasi di lokasi tersebut. Kelimpahan biota meiofauna pada ketiga stasiun yaitu, stasiun A 107000 ind./m3,   B 12100 ind./m3, dan C 163000 ind./m3. Berdasarkan analisis korelasi yang dilakukan, bahwa kandungan bahan organik mempunyai hubungan yang nyata dan memiliki keeratan.
ANALISIS TOTAL BAKTERI COLIFORM DI PERAIRAN MUARA KALI WISO JEPARA Widyaningsih, Wiwid; Supriharyono, Supriharyono; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) VOLUME 5, NOMOR 3, TAHUN 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.796 KB)

Abstract

ABSTRAK Kali Wiso merupakan sungai yang berada di tengah kota Jepara. Perairan ini menjadi tempat pembuangan limbah-limbah secara langsung. Limbah tersebut diantaranya limbah domestik, limbah pasar, limbah kapal, serta limbah TPI. Berdasarkan masukan limbah tersebut menjadikan muara ini tercemar. Perairan yang tercemar dapat dilihat dari pengamatan secara fisika, kimia, maupun biologis. Kondisi perairan yang tercemar secara biologis dilihat dari keberadaan bakteri patogen yang ada di perairan. Indikator bakteri yang digunakan yaitu bakteri coliform, karena sifatnya yang berkorelasi positif dengan bakteri patogen lainnya. Pemanfaatan perairan ini digunakan untuk kegiatan pelabuhan, tempat bersandar kapal nelayan, serta kegiatan perikanan yang ada di sekitar perairan Jepara. Oleh karena itu perlu diketahui kepadatan bakteri coliform sehingga dapat bermanfaat sesuai dengan peruntukannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui total bakteri coliform serta mengetahui adanya bakteri Escherichia coli. Penelitain ini dilakukan pada bulan Maret 2016 di Muara Kali Wiso dengan dua kali pengulangan dalam kondisi pasang dan surut. Metode yang digunakan yaitu survei dengan teknik sampling purposive sampling. Metode analisa laboratorium yang digunakan berdasarkan SNI -01-2332-1991. Kepadatan bakteri coliform pada perairan muara Kali Wiso yaitu >110.000 sel/100ml dan bakteri Escherichia coli sebesar >110.000 sel/100ml. Pada kondisi pasang dan surut kepadatan bakteri coliform dan Escherichia coli memiliki nilai perikaraan yang sama, namun tidak menandakan bahwa total bakteri keduanya sama. Kepadatan bakteri coliform dan Escherichia coli telah melebihi batas kriteria mutu air yang telah ditetapkan. Keberadaan bakteri patogen ini bisa mengkontaminasi biota-biota yang ada di perairan. Sehingga jika biota tersebut dikonsumsi oleh manusia bisa menyebabkan gangguan kesehatan secara tidak langsung. Kata kunci: Muara Kali Wiso; Bakteri Coliform; Bakteri Escherichia coli ABSTRACT Kali Wiso is the river in the middle of Jepara. This river receives wastes disposal from surrounding across. The waste including domestic waste, market waste, ship waste, and waste from fish market. Based on the inputs of the waste that made the estuary polluted. Polluted waters can be seen from the observation of physical, chemical, and biological. The conditions of the waters which biologically polluted are recognized from the pathogenic bacteria existing in these waters. The indicator of bacteria used, namely coliform bacteria, because of its positive correlation with other pathogenic bacteria. The utilization of these waters is used for the activities of the port, fishing pout, and fishing activities in the waters around Jepara. Therefore, its important to know the density of coliform bacteria so that can be advantageous according to its purpose. The purpose of this study to determine total of coliform bacteria and the existence of Escherichia coli bacteria. This research conducted in March 2016 at Kali Wiso estuary with on the condition of ups and downs with two repetitions. The method used is a survey with purposive sampling technique. Laboratory analysis method used by ISO -01-2332-1991. The density of coliform bacteria in the waters of the Kali Wiso estuary is >110.000 cells/100ml and Escherichia coli bacteria is >110.000 cells/100ml. On the condition of ups and downs density of coliform bacteria and Escherichia coli have the same approximate value, but it does’nt signify that the total of bacteria both are the same. The density of coliform bacteria and Escherichia coli have exceeded the water quality criteria that have been set. The existence of these pathogenic bacteria can contaminate the biota in aquatic. Therefore, this biotics are consumed by humans, it can cause health problem indirectly. Keywords: Kali Wiso Estuary; Coliform Bacteria; Escherichia coli Bacteria
ASPEK BIOLOGI IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) YANG TERTANGKAP PAYANG DI TPI TAWANG, KABUPATEN KENDAL Arifah, Putri Nur; Solichin, Anhar; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.274 KB)

Abstract

Kabupaten Kendal merupakan salah satu daerah yang berada di pesisir utara laut Jawa. Salah satu Tempat Pelelangan Ikan (TPI) terbesar di Kabupaten Kendal adalah TPI Tawang. Ikan  Tongkol umumnya dieksploitasi menggunakan alat tangkap payang. Spesies ikan Tongkol yang dominan tertangkap adalah Euthynnus affinis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek biologi perikanan dan CPUE harian ikan Tongkol yang tertangkap Payang di TPI Tawang Kendal. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 – Januari 2015. Metode dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling atau acak sederhana. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Hasil tangkapan ikan Tongkol diambil pada bulan Desember sebesar 30% dan Januari sebesar 100% dari total hasil tangkapan. Hasil penelitian yang dilakukan pada ikan Tongkol sebanyak 393 ekor, pertumbuhan ikan Tongkol bersifat allometrik negatif dengan nilai b sebesar 2,839. Faktor kondisi yang diperoleh sebesar 1,268 yang tergolong dalam ikan pipih atau tidak gemuk. Nilai Lc50% (307 mm) < Lm50% (413 mm), hal ini diduga ikan yang tertangkap sebagian belum matang gonad, sehingga tidak memberikan kesempatan ikan untuk memijah pertama kali.  Tingkat Kematangan Gonad ikan Tongkol menurut Cassie didominasi oleh TKG I dan II yaitu fase belum matang. Nilai indeks kematangan gonad ikan Tongkol berkisar 0,088% - 2,158%. Fekunditas  terendah ikan  Tongkol sebesar  376.436  butir dengan panjang cagak  405 mm dan berat tubuh 1050 gram, sedangkan nilai tertinggi sebesar 664.582  butir dengan panjang cagak 440 mm dan berat tubuh 1245 gram. CPUE ikan Tongkol selama penelitian mengalami fluktuasi, nilai tertinggi  CPUE terjadi pada tanggal 8 Desember 2015 sebesar 155,667 kg/Trip  dan CPUE terendah pada tanggal 27 Januari 2015 sebesar 2,833 kg/ Trip. Kendal is one area which is on the north coast of Java Sea. The biggest fish auction place in Kendal Regency is Tawang Fish Auction (TPI Tawang). Eastern Little Tuna generally exploited by seine net. The Eastern Little Tuna species that is more dominant to be caught is  Euthynnus affinis. The purpose of this study is to find out the biological aspect and the daily production of  Eastern Little Tuna caught by seine net on TPI Tawang, Kendal. This research started from December 2014  until January 2015. The method used in this research is survey method. The sampling was taken by using simple random sampling. The data that are being used are primary and secondary data. The fish caught in December is 30% while in January is 100% from the total haul. From the research on 393 fish, it can be seen that the growth of Tuna is negative allometric with B value of 2.839. The condition factor of 1.268 are flat fish. LC50 % ( 307 mm ) < Lm50 % ( 413 mm ) , it is suspected the fish is caught mostly immature gonads , so it does not give the fish a chance to spawn the first time The Gonad maturity level of  Eastern Little Tuna based on Cassie is dominated by Gonad maturity level I and II, which are immature phase. The value of Gonad maturity level is about 0,088% - 2,158%.  The lowest fecundity was 376.436 eggs with the  fork length was 405 mm and body weight was 1050 grams while The highest fecundity is  664.582 eggs with fork  length was 440 mm and weight was 1245 grams. The CPUE of  Eastern Little Tuna during the research is fluctuating with the highest fluctuating value on 8 December 2015 is 155,667 kg/Trip and the minimum CPUE on 27 January 2015 is  2,833 kg/ Trip.
ANALISIS TOTAL BAKTERI, TOM, NITRAT DAN FOSFAT DI PERAIRAN ROWO JOMBOR, KABUPATEN KLATEN Indriyastuti, Janisa Ferril; Muskananfola, Max Rudolf; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.793 KB)

Abstract

Perairan Rowo Jombor dimanfaatkan masyarakat untuk keperluan pengairan maupun kegiatan penangkapan dan budidaya ikan. Selain itu adanya warung apung yang ada di atas rawa ini juga menambah daya tarik wisatawan. Banyaknya aktivitas yang membuang limbah langsung ke perairan, menyebabkan produktivitas rawa ini berkurang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: kandungan Total Bakteri di perairan Rowo Jombor dan kandungan TOM, Nitrat dan Fosfat di perairan Rowo Jombor. Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juni 2014 menggunakan metode deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga stasiun yaitu Stasiun 1 kawasan warung apung, stasiun 2 Karamba Jaring Apung, dan stasiun 3 perairan terbuka. Sampel bakteri disimpan menggunakan botol kaca 500 ml yang sudah di sterilisasi, sedangkan sampel TOM, Nitrat, dan Fosfat disimpan dalam botol sampel 600 ml. Media yang digunakan untuk penumbuhan bakteri adalah agar PCA. Setelah inkubasi 48 jam, koloni bakteri dihitung dengan colony counter. Hasil penelitian menunjukkan kandungan bakteri antara 340 - 16.000 CFU/ml, TOM 17,55 – 21,70 mg/l, Nitrat 0,03 – 1,22 mg/l, Fosfat 0,5043 – 10, 8425 mg/l. Berdasarkan hasil tersebut, kandungan total bakteri masih dapat ditoleransi karena tidak lebih dari 106 CFU/ml. Thes waters of Rowo Jombor are utilized for irrigation, fishing activities and fish cultivation. In addition, the restaurants that were floating on the top of the  swamp were also attractive to tourists. Many activities that throw waste directly into water, causing swamp productivity decrease. The aim of this study are to know: the total bacteria, Total Organic Matter, Nitrate and Phosphate in the waters of Rowo Jombor. This research was concludid in May - June 2014 using a descriptive method. Samples were taken at three stations. Station 1 is floating stall,  station 2 is gradually tapered off web Float (cultivation fish), and station 3 is  open waters. Sample of bacteria was stored using glass bottle 500 ml that has been sterilized, while samples of TOM, Nitrate, and phosphate was are stored in samples bottles 600 ml. The results of the study showed that content of bacteria between 340 - 16,000 CFU/ml, TOM 17.55 - 21.70 mg/l, Nitrate 0.03 - 1.22 mg/l, Phosphate 0.5043 - 10, 8425 mg/l. Based on the results that the total bacteria are still in the tolerable range because not more than 106 CFU/ml.
HUBUNGAN TOTAL BAKTERI DENGAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK TOTAL DI MUARA KALI WISO, JEPARA Kristiawan, Deni; Widyorini, Niniek; Haeruddin, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.297 KB)

Abstract

Muara merupakan salah satu ekosistem yang penting yang berada di pesisir. Muara juga termasuk tempat terjadinya siklus dekomposisi unsur-unsur hara. Ketersediaan unsur hara didalam suatu perairan dapat menjadi indikator kesuburan perairan tersebut. Dalam hal ini, unsur hara yang dilihat adalah kandungan bahan organik total di perairan Kali Wiso, Jepara. Zat hara tersebut sangat berperan penting terhadap kelangsungan hidup organisme didalamnya. Bakteri sebagai dekomposer bahan-bahan organik sangat berperan aktif untuk menyediakan zat-zat hara di perairan seperti bahan-bahan organik. Oleh sebab itu, kandungan total bakteri di sebuah perairan terutama dalam penyedia unsur hara dapat digunakan sebagai indikator kesuburan perairan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2014 dengan tujuan untuk mengetahui total bakteri di perairan Muara Sungai Kali Wiso, Jepara, serta kandungan bahan organik total di perairan Muara Sungai Kali Wiso, Jepara, dan hubungan antara total bakteri dengan bahan organik total di perairan Muara Sungai Kali Wiso, Jepara. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Pengambilan sampel pada Muara Kali Wiso dilakukan pada tiga stasiun pengamatan. Stasiun satu merupakan bagian awal aliran air Muara Kali Wiso. Stasiun dua merupakan bagian tengah aliran air Muara Kali Wiso. Stasiun tiga merupakan bagian akhir aliran air Muara Kali Wiso yang sudah berbatasan langsung dengan laut. Pengambilan sampel air, kemudian dilakukan analisa di laboratorium untuk pengukuran total bakteri dan bahan organik total. Selain itu, pengukuran yang dilakukan secara in situ adalah pengukuran suhu, kecerahan, arus, derajat keasaman air, oksigen terlarut dan salinitas. Total Bakteri di Perairan Muara Kali Wiso, Jepara berkisar antara 710 x 102 cfu/ml hingga 2300 x 102 cfu/ml. Kandungan Bahan organik total di Perairan Muara Kali Wiso, Jepara berkisar antara 34,444 mg/l hingga 72,048 mg/l. Total bakteri dengan bahan organik total yang terdapat di Perairan Muara Kali Wiso, Jepara memiliki hubungan yang sangat erat.  Estuary is one of the important ecosystems located on the coast. Estuary is also the site of the decomposition cycle nutrients. The availability of nutrients in the waters can be an indicator of waters fertility. In this case, the element nutrient which is visible content of total organic matter in Kali Wiso Estuary , Jepara. The nutrients are crucial to the survival of organisms therein. Bacteria as decomposers of organic material very active role to provide nutrient substances in the water such as organic materials. Therefore, the total content of bacteria in a water especially in nutrient provider can be used as an indicator of waters fertility. This research was conducted on February – March 2014 in order to determine the total bacteria in the Kali Wiso estuary, Jepara, and the amount of total organic matter in the Kali Wiso estuary, Jepara, and the relations between total bacteria and total organic matter in the Kali Wiso estuary, Jepara. The method used in this research is descriptive. Sampling was conducted at Kali Wiso estuary at three observation stations. Station one is the first part of  Kali Wiso estuarine stream. Station two is a central part of Kali Wiso estuarine stream. Station three is the final part of Kali Wiso estuarine stream which is directly adjacent to the sea. Sampling for water samples, and then analyzed in the laboratory for measurement of total bacteria and total organic matter. In addition, measurements are made in situ measurements of temperature, brightness, flow, water acidity, total oxygen and salinity. Total Bacteria in the Kali Wiso estuarine waters, Jepara ranging from 710 x 102 cfu/ml up to 2300 x 102 cfu/ml. Content of Total Organic Matter in Kali Wiso estuarine waters, Jepara ranged between 34.444 mg/l up to 72.048 mg/l. Total bacteria and the content of total organic matter in Kali Wiso estuarine waters, Jepara has a very close relation.
Co-Authors - Ruswahyuni Abdul Ghofar Agus Hartoko Ahmad Hadi Marwan, Ahmad Hadi Alfian Dony Saputra Alva W, Silvia Silvia Grandies Angelia Maharani Setya Putri Anhar Solichin Aninditia Sabdaningsih Anjani, Putri Dewi Arizal Rusdiyato Aryo Ganesha Putra, Aryo Ganesha Asih, Dilia Puspita Astari, Findiani Dwi Azzam, Faudzi Ath Tho Bambang Sulardiono Boedi Hendrarto Churun Ain Churun Ain Churun A’in Deni Kristiawan Derry Kurnia Prasetya, Derry Kurnia Dianti Eka Yurnaningsih Dimas Rahmat Ramadhian, Dimas Rahmat Dimas Surya Mahendra Wijayanto Djoko Suprapto Dwi Assy Dwi Tasha Maulida, Dwi Tasha Errinda Pramesti Oktaviana, Errinda Pramesti Fadya Rachmi Puteri Fahmy Barik Fauzi, Reyhan Fathullah Ferdiansyah Ferdiansyah Frida Purwanti Haeruddin Haeruddin Hana Nisau Shalihah Hariawansyah, Fathul Aziz Hesty Riyana, Hesty Iswahyuni Iswahyuni Janisa Ferril Indriyastuti Kiai Agoes Septyadi Kurnia, Rahanti Lailatussyifa, Ayu Lani Febriana Safitri Lolo Ray Marbun Lusiana Rahayu Widiastuti Lustianto, Anggi Febri M. Mujiya Ulkhaq Mahdy Rohmadoni Mahrus, Ilham Hauzan Maruli Albert Max Rudolf Muskananfola Merlyna Novianti Mersi Liwa&#039;u Dina Moh Hidayat Muhammad Ilham Mulkan Nuzapril Munandar - Mustofa Nitisupardjo Nasution, Afiah Ni’ma, Nazla Norma Afiati Nur Ain Nur’aini, Estri Nursubekhi, Rijal Galih Amta Oktavianto Eko Jati Pradita Yusi Akshinta Pujiono Wahyu Purnomo Putri Nur Arifah, Putri Nur Rachmawan, Dicky Setya Ria Purnama Dewi Rinaldi, Rexa Kurnia Rizka Alifianita Saputri Ruswahyuni - Ruswahyuni Ruswahyuni Sahala Hutabarat Savitri Taurusiana Siti Nur Hidayah, Siti Nur Siti Rudiyanti Stephanus Jeanua Widyalistyo Putra Subiyanto Subiyanto Supriharyono Supriharyono Supriharyono Supriharyono Supriyati, Siti Suryanti - Suryanti Suryanti Sutrisno Anggoro Sutrisno Anggoro Syiva Nur Anggraeni, Syiva Nur Taufani, Wiwiet Teguh Temmy Temmy Tiara Surya Dewi Tito Firmansyah Yuanto Tjatur Wulandari, Tjatur Tri Kusuma Oktaviana Tyas, Diani Estining Untung Ismoyo Uswah Hasanah Vera Nabila Ariyanti, Vera Nabila Vina Aulia Firdausa Wiwid Widyaningsih, Wiwid Yasintia Aryanov Soekiswo Yaya Fitriyah, Yaya Yunita, Isnaini Dian