Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

RESPON PERTUMBUHAN PICHIA MANSHURICA DAN RHODOSPORODIUM PALUDIGENUM PADA BERBAGAI MEDIA BASAL SEBAGAI PENENTU UNTUK PROSES ISOLASI PROTOPLAS Wijanarka, Wijanarka; Sutariningsih, Endang; Dewi, Kumala; Indrianto, Ari
Prosiding Seminar Biologi Vol 9, No 1 (2012): Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.942 KB)

Abstract

ABSTRAK   Pertumbuhan mikroorganisme biasanya ditunjukkan dengan adanya pertambahan jumlah sel atau masa sel yang sedang tumbuh. Pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh faktor lingkungan hidupnya, salah satunya medium pertumbuhan. Medium tersebut sangat menentukan tingkat keberhasilan umur kultur dan profil fase pertumbuhan yang sangat penting pada saat isolasi protoplas. Tujuan penelitian ini adalah kinetika respon dan profil pertumbuhan Pichia manshurica dan Rhodosporodium paludigenum Pada Berbagai Media Basal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Februari 2011 di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA UNDIP Semarang. Khamir Pichia manshurica dan Rhodosporodium paludigenum ditumbuhkan pada media basal  MEB (M1), TEB (M2), ME (M3) dan YPD (M4) serta dilakukan pengamatan pertumbuhan  setiap 6 jam selama 42 jam. Tahap berikutnya dilakukan studi analisis kinetika pertumbuhan khamir pada media basal yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  media YPD (M4)  mempunyai kecepatan pertumbuhan (?) tertinggi  (0.2086 mg/jam)  dan waktu generasi terpendek 3.3236 (menit) pada jam ke-18, sedangkan Rh. paludigenum mempunyai nilai ? sebesar 0.2751 (mg/jam)  dan g  sebesar 2.5197 (menit). Kesimpulan penelitian ini adalah media YPD (M4) dapat digunakan untuk pertumbuhan Pichia manshurica dan Rhodosporodium paludigenum serta dapat digunakan  untuk media  isolasi protoplas   Kata Kunci:  Pertumbuhan, media basal, P. manshurica dan R. paludigenum
PEMURNIAN PARSIAL DAN KARAKTERISASI AMILASE DARI BAKTERI LAUT ARTHROBACTER ARILAITENSIS LBF-003 Rahmasari, Dianti; Wijanarka, Wijanarka; Pujiyanto, Sri; Rahmani, Nanik; Yopi, Yopi
JURNAL BIOLOGI INDONESIA Vol 12, No 1 (2016): JURNAL BIOLOGI INDONESIA
Publisher : Perhimpunan Biologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jbi.v12i1.2323

Abstract

Starch is an abundant carbon source in nature, and ?-amylase (1, 4-?-D-glucanohydrolase; EC 3.2.1.1), which hydrolyzes ?-1, 4-glucosidic linkage in starch-related molecules. Microbe ?-amylase production is a hydrolytic enzyme and one ofinterest in its microbial production has increased dramatically due to its wide spread use in food, textile, baking anddetergent industries in recent years. Here we report ?-amylase from marine bacterium which was purified andcharacterized, as well as analyzed its hydrolysis product on starch. The enzyme of Arthrobacter arilaitensis partiallypurified by acetone precipitation with 90% and ion exchange chromatography produced specific activity 0.25 U/mg and0.38 U/mg, and it?s purity rate increased until 1.14 fold compared with former crude extract. Purifed extracelluler amilasehad an optimum activity at temperature 50°C and pH 9.0. An apparent molecular mass was between 50-75 kDa, asestimated by zimogram electrophoresis. Hydrolysis products of this enzyme on starch were maltose, maltotriose andmaltoheptaose.Keywords: alfa amylase, marine bacterium, Arthrobacter arilaitensis, purification, charaterization
Ark’a Modulam Tipe Alt. 3 Pola A – 2.1 Alternatif Konstrusksi Fondasi Rumah Amfibi Guna Mendukung Permukiman Anti Banjir Di Kalimantan Wijanarka Wijanarka; Rudi Waluyo; Nomeritae Nomeritae
Tesa Arsitektur Vol 18, No 1: Juni 2020
Publisher : Unika Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v18i1.2325

Abstract

Tulisan ini bertujuan memperkenalkan fondasi anti banjir bernama Ark’a Modulam, terutama Tipe Alt.3 Pola Konstruski A – 2.1. Pola konstrusi ini merupakan hasil penelitian tahun pertama dari 3 (tiga) tahun penelitian yang direncanakan (2017 s/d 2019). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya banjir yang semakin melanda rumah-rumah bertiang tinggi yang ada di dataran banjir (floodplain), terutama di Kalimantan, sehingga perlu dikembangkan alternatif baru tentang konstruksi fondasi agar rumah-rumah tersebut tak kebanjiran. Untuk merumuskan alternatif baru tersebut, metode yang digunakan adalah metode perancangan rekayasa. Temuan hasil perancangan rekayasa kemudian di uji coba di suatu dataran banjir di Palangka Raya, dan diketahui : 1). Konstruksi apung mulai terangkat saat air mencapai tinggi 115 cm, 2). Tinggi drum plastik yang tenggelam saat konstruksi apung mengapung adalah : 12 cm dan 3). Konstruski Apung kembali ke posisi semula pada konstruksi landasan saat air kembali surut. Berdasarkan hasil uji coba tersebut, selanjutnya didiskripsikan pembahasan guna mendukung permukiman anti banjir. Diharapkan tulisan dapat bermanfaat dalam mengembangkan rumah anti banjir, terutama dalam permukiman dataran banjir di perkotaan-perkotaan Kalimantan.
Potensi Ruang Hijau bagi Keberlangsungan Masyarakat Miskin Tepian Sungai Kahayan Tatau Wijaya Garib; Noor Hamidah; Indra Bakti Sangalang; Wijanarka Wijanarka
Inersia : Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol 12, No 2 (2016): Desember
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/inersia.v12i2.12590

Abstract

ABSTRACT Based on Palangka Raya history Pahandut is a first village around Kahayan riverside area. Dayak Ngaju peoples are oriented to the river as a life sources in The Conception of God Among A South Borneo People Hans Scharer wrote Dayak Ngaju is indigeous people occupied along Kahayan riverside area. Kahayan riverside area is main orientation for Dayaknese people do social activity and trading. Most of  Dayaknese people used technology building with philosophy Pasah Mandulang along Kahayan riverside area. Pasah Mandulang is implementation of Dayak Ngaju people about how to life and how to work around river. It is approved that river is an important for Dayak people for their life. This research is to try  the river function was changed because of city planning growth dynamic , where is occupation growth as an organic and sirculation pattern follow the occupation growth. This research objective is to explore  a potential public space along Kahayan Riverside area. This concept comes out with new settlement pattern as an image riverside area. This  concept try to keep a riverside history for people living around the river and philosophy of the river is still to maintain. Location of this research is open space area along Kahayan Riverside area. Research methodology consist of: (1) Bacis stage is to do some survey, quisioner and potential identification; (2) Literature review is to explore the information of settlement theory; (3) Observation stage is to use empirical study based on literature review and field observation; (4) Analysis stage  is to use combination with emphirical data based on literature review and field observation to observe; (5) Recommendation design stage is and to analysis how a sirculation and public space growth around a riverside area. Based on decsriptive method we will analyse how a sirculation and public space  growth can be explained to this area.The output of this research will consist of physical and non physical. For physical planning we try to design: (a) Planning for sirculation pattern; (b) planning for walkable pattern ; (c) design of building pattern; and (d) design of street furniture. For non-physical planning we try to design: (a) social activity planning; (b) ecomic activity planning; (c) concept of an unique activity around a riverside area. Keywords: analyses, renewal, settlement, riverside area ABSTRAKAwal mula sejarah Kota Palangka Raya adalah berawal dari permukiman di sekitar kawasan Tepian Sungai Kahayan. Orientasi masyarakat Dayak Ngaju yang hidup di bantaran sungai Kahayan ini memiliki orientasi rumah menghadap ke sungai. The Conception of God Among A South Borneo People menyatakan bahwa masyarakat Dayak sebagai suku asli terbesar yang bermukim di sepanjang bantaran Sungai Kahayan menganut falsafah hidup sungai sebagai sumber kehidupan, melakukan aktivitas sosial dan perdagangan dengan memanfaatkan jalur transportasi air. Fungsi Sungai sebagai falsafah masyarakat Dayak Ngaju yaitu konsep orientasi tempat tinggal menghadap ke sungai, dimana Sungai sebagai sumber kehidupan, hal ini diperkuat juga di tulisan Damang Yohanes Salilah (1977) dalam bukunya Teknologi Dayak Ngaju, menyertakan salah satu bangunan yang dikenalinya yaitu Pasah Mandulang di kawasan tepian Sungai Kahayan berfungsi sebagai tempat tinggal bagi para pendulang selama mereka bekerja. Penelitian ini membuktikan bahwa sungai merupakan orientasi, tempat tinggal dan tempat bekerja bagi masyarakat Dayak. Oleh karena itu, maka dirasakan kurang tepat bilamana kita meninggalkan konsepsi hidup masyarakat Dayak Ngaju tepian Sungai Kahayan, peran sungai sebagai orientasi, tempat tinggal dan mengembangkan kehidupan manusia. Namun dalam perkembangannya permasalahan muncul yaitu kota berkembang secara dinamis, perkembangan permukiman pun tumbuh secara organik, perkembangan pola jalan berorientasi ke darat dan perubahan orientasi pola hunian yang membelakangi sungai, semakin kontras dengan fungsi awal sungai sebagai falsafah hidup dan orientasi masyarakat Dayak Ngaju. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali potensi ruang terbuka di area permukiman tepian Sungai Kahayan dan mengembangkan konsep pola ruang bersama sebagai dasar studi di kawasan tepian Sungai Kahayan melalui kajian nilai historis kawasan yaitu menelaah kembali fungsi sungai berdasarkan falsafah hidup masyarakat Suku Dayak dimana orientasi sungai sebagai sumber kehidupan yang diimplementasikan dalam orientasi tempat tinggal dan sungai sebagai tempat bekerja bagi masyarakat Tepian Sungai Kahayan. Locus penelitian berada di area ruang terbuka kawasan permukiman tepian Sungai Kahayan yangterletak di Kelurahan Pahandut, Kota Palangka Raya. Metodologi penelitian ini menggunakan beberapa tahapan yaitu: (1) tahap persiapan yaitu survey, wawancara dan identifikasi potensi; (2) Tahap Kajian Literatur/ literature review yaitu menggali berbagai informasi pengetahuan tentang teori permukiman; (3) Tahap Observasi yaitu kajian empirik/ pengamatan lapangan (field observation); (4) Tahap analisa menggunakan metode deskriptif-kualitatif berdasarkan hasil kajian literatur dan kajian empirik; dan (5) Tahap rekomendasi konsep Penelitian dijabarkan dalam konsep kajian aspek fisik dan non fisik lingkungan buatan permukiman antara lain (a) penataan pola pejalan kaki di ruang terbuka; (b) penataan pola sirkulasi; dan (c) penataan jalur hijau dan tipe-tipe street furniture kawasan. Sedangkan Aspek non fisik kajian akan dibatasi pada aspek-aspek: (a) sosial lingkungan; dan (b) ekonomi dan (c) jenis aktivitas di kawasan.  Kata kunci: kawasan tepian Sungai Kahayan, kota Palangkaraya, potensi, ruang terbuka publik
PRODUKSI PIGMEN DAN ASAM γ-AMINOBUTIRAT (GABA) OLEH Monascus purpureus PADA KONSENTRASI INOKULUM DAN WAKTU INKUBASI YANG BERBEDA Maria Sarah Fadillah; Endang Kusdiyantini; Wijanarka Wijanarka
Jurnal Penelitian Saintek Vol 25, No 1 (2020)
Publisher : Institute of Research and Community Services, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (954.098 KB) | DOI: 10.21831/jps.v25i1.28208

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi pigmen dan GABA oleh M. purpureus dengan konsentrasi inokulum dan waktu inkubasi yang berbeda. Fermentasi dilakukan menggunakan metode fermentasi cair dengan konsentrasi inokulum serta waktu inkubasi yang berbeda. Pengukuran pigmen intraselular dilakukan dengan mengekstraksi pelet sel menggunakan etanol 95%. Produksi GABA ditentukan menggunakan metode ninhidrin. Spektrofotometer digunakan untuk mengukur pigmen pada panjang gelombang 500, 470, dan 400 nm, sementara GABA pada panjang gelombang 401 nm. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan dua faktor. Hasil penelitian menunjukkan rerata nilai pigmen merah, jingga dan kuning tertinggi pada pigmen ekstraseluler (P0,05) terjadi pada perlakuan C3, sementara pigmen intraseluler (P0,05) pada perlakuan C1, dengan perlakuan waktu inkubasi (P0,05) W14. Interaksi antar kedua perlakuan (C*W) terjadi pada pigmen ekstraseluler merah dan jingga (P0,05). Produksi GABA tidak berbeda secara signifikan pada pada perlakuan konsentrasi inokulum (P0,05), tetapi berbeda secara signifikan pada perlakuan waktu inkubasi (P0,05) dan perlakuan W14 menunjukkan produksi tertinggi (6,1085 mg/ml). Tidak adanya interaksi antardua perlakuan dalam produksi GABA (P0,05).PRODUCTION OF PIGMENTS AND γ-AMINOBUTYRIC ACID (GABA) BY Monascus purpureusThis study was aimed at examining the production of pigments and GABA by M. purpureus in varied inoculum concentration and incubation time. The fermentation was carried out by submerged fermentation method with inoculum concentration and varied incubation time. Cell pellet was extracted using 95% ethanol for intracellular pigment measurement. GABA production was determined by ninhydrin method. Pigments were measured at 500, 470, and 400 nm wavelength by spectrophotometry, and GABA was measured at 401 nm wavelength. The experimental design was Completely Randomize Design (CRD) factorial with two factors. The higher colour value of extracellular (P0,05) red, orange and yellow pigments showed at C3 while intracellular (P0,05) showed at C1 with incubation time at W14. There are some interactions between two factors (C*W) for red and orange extracellular pigments (P0,05). It was observed that inoculum concentrations have no significant difference (P0,05) for GABA production. In other hand, there is significant difference for incubation time factors (P0,05) with the highest production at W14 (6,1085 mg/ml). There is no interaction between two factors for GABA production (P0,05).
Pengaruh Penambahan Tepung Azolla Sp. dan Perbedaan Waktu Inkubasi Terhadap Produksi Inulinase Khamir Pichia manshurica DUCC Y-015 Pada Medium Tepung Umbi Dahlia (Dahlia Variabilis Willd.) Rahmawati Dewi; Wijanarka Wijanarka; Sri Pujiyanto
Jurnal Akademika Biologi Vol. 7 No. 4 Oktober 2018
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.306 KB)

Abstract

Inulin merupakan polimer fruktosa berserat pangan tinggi yang salah satunya ditemukan pada umbi dahlia yang disekitar perakarannya  ditemukan Pichia manshurica. P. manshurica menghasilkan enzim inulinase yang dapat memecah inulin menjadi uni-unit fruktosa dan digunakan sebagai bahan bahan baku pembuatan sirup fruktosa. Berdasarkan manfaat yang dimiliki inulin tersebut, telah banyak dilakukan penelitian mengenai optimasi produksi enzim inulinase oleh P. manshurica DUCC Y-015 untuk mendapatkan produk yang optimal. Optimasi produksi enzim inulinase dapat dilakukan dengan memodifikasi kandungan nutrisi dalam medium, salah satunya dengan menambahkan sumber nitrogen pada medium produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung Azolla sp. sebagai sumber nitrogen dan perbedaan waktu inkubasi. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola factorial, dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah variasi konsentrasi tepung Azolla sp., yaitu 0%; 0,14%; 0,28%; dan 0,42%. Faktor kedua adalah variasi waktu inkubasi yaitu 0 jam; 6 jam; 12 jam; 18 jam; dan 24 jam.  Hasil perhitungan Anova menunjukkan bahwa penambahan berbagai konsentrasi Azolla sp. pada medium produksi belum mempengaruhi aktivitas inulinase dan invertase P. manshurica DUCC Y-015, sedangkan waktu inkubasi berpengaruh nyata terhadap aktivitas inulinase dan  aktivitas invertase. Berdasarkan uji BNT, waktu inkubasi optimal aktivitas inulinase dan invertase adalah pada waktu inkubasi 6 jam. 
Isolasi Bakteri Endofit Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.) dan Uji Antibakteri Supernatan Crude Metabolit Sekunder Isolat Potensial terhadap Staphylococcus aureus Maulida Aglinia; Sri Pujiyanto; Wijanarka Wijanarka
Jurnal Akademika Biologi Vol. 9 No. 1 Januari 2020
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.634 KB)

Abstract

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama menerima perawatan kesehatan dan berkembang dalam 48-72 jam setalah dirawat di RS, menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang signifikan pada pasien. Mikroorganisme yang sering menyebabkan infeksi nosokomial adalah Staphylococcus aureus. Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.) merupakan salah satu tanaman obat tradisional Indonesia yang digunakan masyarakat untuk obat diare dan larutan pembersih karena infeksi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari supernatan crude metabolit sekunder bakteri endofit Bangle dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Isolasi bakteri endofit dari bagian daun, batang, rimpang dan akar tanaman agar diperoleh isolat murni untuk diseleksi aktivitas antibakterinya dan didapatkan isolat potensial. Hasil isolasi diperoleh 16 isolat, 3 isolat diantaranya berpotensi memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji dengan kode isolat Ri1, Ri4 dan Ak1. Hasil uji antibakteri supernatan diperoleh rata-rata diameter zona hambat terhadap S. aureus oleh Ri1, Ri4 dan Ak1 berturut-turut sebesar 6,98 mm; 8,12 mm; dan 9,25 mm. Hasil analisis statistik menunjukkan signifikansi nilai F hitung < F tabel 0,05 sehingga pengaruh aktivitas antibakteri supernatan isolat endofit potensial terhadap S. aureus berbeda secara signifikan satu dengan lainnya. Aktivitas antibakteri isolat Ak1 terhadap bakteri uji menunjukkan efek paling baik.
Pengaruh Variasi Suhu dan Waktu Inkubasi Terhadap Aktivitas Enzim Selulase dari Bakteri Serratia marcescens Laily Kurniawati; Endang Kusdiyantini; Wijanarka Wijanarka
Jurnal Akademika Biologi Vol. 8 No. 1 Januari 2019
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.457 KB)

Abstract

Enzim merupakan biokatalisator didalam sel hidup disaat sel melakukan metabolisme. Semua makhluk hidup di dunia ini menghasilkan enzim, baik manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Salah satu bakteri yang berpotensi menghasilkan enzim selulase (EC 3.2.1.4)  adalah Serratia marcescens. Bakteri ini dapat diisolasi dari air, tanah, dan saluran pencernaan.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis enzim yang dihasilkan oleh S. marcescens, mengkaji pengaruh suhu dan waktu inkubasi terhadap aktivitas enzim terpilih. Uji jenis enzim secara kualitatif ditentukan dengan menumbuhkan S. marcescens pada medium selektif amilolitik, selulolitik, pektinolitik dan kitinolitik berdasarkan zona bening. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama adalah waktu inkubasi (T) yaitu 4 jam (T4), 8 jam (T8), dan 12 jam (T12). Faktor kedua perlakuan suhu inkubasi (S) yaitu 40oC (S1), 50oC (S2), dan 60oC (S3). Masing – masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Anova (α=0,05). Apabila berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji T (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa S. marcescens secara kualitatif hanya menghasilkan zona bening pada medium selulolitik yaitu sebesar 5,1 mm. Hasil Anova menunjukkan bahwa suhu inkubasi (S), interaksi antara waktu inkubasi (T) dan suhu inkubasi (S) tidak terdapat pengaruh terhadap aktivitas selulase, sedangkan waktu inkubasi (T) memberikan pengaruh nyata terhadap aktivitas selulase diperoleh pada waktu inkubasi 12 jam (T12) dengan nilai 0,27 U/mL.
PRODUKSI INULINASE DARI UMBI DAHLIA (Dahlia variabilis) OLEH Pichia manshurica DUCC Y-015 DENGAN VARIASI WAKTU INKUBASI DAN KONSENTRASI GLUKOSA SEBAGAI SUMBER KARBON TAMBAHAN Fathika Fitrania; Isworo Rukmi; Wijanarka Wijanarka
Jurnal Akademika Biologi Vol. 7 No.2 April 2018
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Produksi fruktosa secara langsung dari inulin oleh inulinase hanya memerlukan satu tahap reaksi enzimatis dan menghasilkan 95% fruktosa. Inulin diperoleh dari tepung umbi dahlia dan inulinase diproduksi Pichia manshurica DUCC Y-015. Produksi inulinase (E.C. 3.2.1.7) dapat dipengaruhi oleh keberadaan glukosa sebagai sumber karbon tambahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variasi konsentrasi glukosa dan waktu inkubasi terhadap produksi inulinase khamir P. manshurica DUCC-Y015 dalam substrat umbi dahlia. Pengukuran produksi enzim meliputi aktivitas inulinase dan aktivitas invertase. Aktivitas inulinase dan invertase dianalisis dengan metode DNS dan ditentukan berdasarkan 1 µmol fruktosa yang dihasilkan. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial. Faktor I berupa konsentrasi glukosa 0% (G0) ; 0,25%  (G1) ;  0,5% (G2) dan faktor II berupa waktu inkubasi 6 jam (T6), 12 jam (T12), dan 18 jam(T18) dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi glukosa, perbedaan waktu inkubasi maupun  interaksi keduanya berpengaruh tidak signifikan  terhadap produksi enzim inulinase. Produksi enzim inulinase  tertinggi dari P. manshurica DUCC Y-015 ditunjukkan oleh perlakuan G1T12 dengan konsentrasi glukosa sebesar 0,25%  dan waktu inkubasi 12 jam dengan nilai aktivitas enzim sebesar 0,574 IU/mL. 
ISOLASI KHAMIR INULINOLITIK PADA BUAH KERSEN (Muntingia Calabura L.) SEBAGAI PENGHASIL ENZIM INULINASE Wijanarka Wijanarka; Sarsa A.N
Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 8, No 2 (2019): Bioma
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/bioma.v8i2.4939

Abstract

Inulin merupakan polisakarida dan terakumulasi pada bagian organtanaman.Selain ditemukan di umbi dahlia, inulin juga dapat terakumulasi pada buah Kersen (Muntingia calabura L.).Inulinase (E.C.3.2.1.7.) adalah enzim yangmengkatalisis reaksi hidrolisis inulin menjadi fruktosa dan ataufruktooligosakarida. Isolasi enzim inulinase dalam jumlah banyak dari tumbuhan cukup sulit untuk dilakukan, oleh sebab itu perlu dilakukan isolasi enzim menggunakan mikroba. Salah satu mikroba yang dapat menghidrolisis inulin yaitu khamir. Penelitian inibertujuan untuk memperoleh isolat khamir inulinolitik sebagai penghasil enzim inulinase dari buah kersen (Muntingia calabura L.), dan mengetahui tingkat pertumbuhan serta produksi inulinase dari isolat yang diperoleh.Penelitian dilakukan dengan mengisolasi khamir dari buah kersen menggunakan media ISM (Inulin Selecting Medium). Isolasi khamir menggunakan metode streakplate sampai didapatkan isolat murni.Isolat khamir inulinolitik yang didapat diberi nama isolat khamir Yke yang kemudian dilakukan pengukuran pertumbuhan serta uji aktivitas inulinase. Pengkulturan khamir pada media produksi inulinase berlangsungselama 24 jam dan dilakukan pengukuran tiap 6 jam sekali. Pengukuran tersebut meliputi pertumbuhan khamir dan aktivitas inulinase.Pengukuran pertumbuhan isolat khamir Yke dilakukan dengan caramenghitung absorbansi melalui nilai transmitternya, sedangkan pengukuran aktivitas inulinase dilakukan dengan menghitung gula reduksi menggunakan metode DNS. Hasil pengukuran pertumbuhan sel optimal pada T12 yang merupakan fase logaritmik dengan nilai pertumbuhan 0.7959, sedangkan hasil uji aktivitas inulinase tertinggi pada T12 dengan nilai aktivitas0.3977 U/ml Kata Kunci : inulinase,aktivitas inulinase,  Kersen (Muntingia calabura L.),  isolat    Yke,