Nur Ittihadatul ummah
UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kepemimpinan Kepala Madrasah Berbasis Kecerdasan Emosional dalam Membangun Kemitraan Noni Nimas Ariyanti; Nur Ittihadatul Ummah
LEADERIA: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 3 No. 1 (2022): LEADERIA: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Publisher : HMPS MPI FTIK IAIN Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/leaderia.v3i1.127

Abstract

Leadership based on emotional intelligence is the ability to regulate and manage emotions. Leaders who have emotional intelligence will involve the ability to manage emotions so they can direct their emotions in a positive direction. With guidance from an emotionally intelligent leader, someone will feel comfortable, making it easier to build partnerships. Conversely, without good emotional intelligence, leaders will struggle to build partnerships. This study aims to determine emotional intelligencebased leadership on personal competence aspects and social competence aspects of madrasah directors in building partnerships. Data collection techniques use interviews, observation and documentation. Data analysis used the qualitative data analysis of the interactive model of Miles, Hubarman and Saldana. Validity of data uses triangulation of sources and techniques. The results of this study are as follows: 1) the leadership of the madrasah director based on emotional intelligence in the aspect of personal competence shows that the leaders have self-awareness and are able to manage them. 2) The leadership of madrasah managers based on emotional intelligence in the aspect of social competence in building partnerships shows that madrasah managers have a social conscience and have the ability to manage relationships by building partnerships with parents through discussion forums (Forsafi), partnerships with agencies/institutions include partnerships with: (Global Institute's Training Education and Courses), CV. Indah Permatasari, BPR East Java, At-tartil, Al-Falah Social Fund Foundation (YDSF), Ummi Foundation, Balaidesa, Puskesmas and the community. Kepemimpinan berbasis kecerdasan emosional adalah sebuah kemampuan mengatur dan mengelola emosi. Pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional akan melibatkan kemampuan mengelola emosi sehingga bisa mengarahkan emosinya ke arah yang positif. Dengan bimbingan pemimpin yang cerdas secara emosi akan membuat seseorang merasa nyaman sehingga memudahkan dalam menjalin kemitraan. Begitupun sebaliknya, tanpa kecerdasan emosional yang baik maka pemimpin akan sulit membangun kemitraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepemimpinan berbasis kecerdasan emosional pada dimensi kompetensi pribadi maupun dimensi kompetensi sosial kepala madrasah dalam membangun kemitraan. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif model interaktif Miles, Hubarman dan Saldana. Keabsahan data dengan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian ini adalah: 1) Kepemimpinan Kepala Madrasah berbasis kecerdasan emosional pada dimensi kompetensi pribadi menunjukkan bahwa pemimpin memiliki kesadaran diri dan mampu mengelola diri. 2) Kepemimpinan Kepala Madrasah berbasis kecerdasan emosional pada dimensi kompetensi sosial dalam membangun kemitraan menunjukkan bahwa kepala madrasah memiliki kesadaran sosial dan memiliki kemampuan pengelolaan relasi dengan membangun kemitraan dengan orang tua melalui forum diskusi (Forsafi), kemitraan dengan instansi/lembaga meliputi kemitraan dengan: (Pendidikan Pelatihan dan Kursus Global Institute), CV. Indah Permatasari, BPR Jatim, At-tartil, Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF), Ummi Foundation’s, Balaidesa, Puskesmas dan masyarakat
Peran Kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember Dalam Membangun School Branding Ach Lutfi Syaihoni; Nur Ittihadatul Ummah
Rausyan Fikri Journal of Islamic Studies Vol 1, No 2 (2023): Rausyan Fikri: Journal of Islamic Studies
Publisher : Yayasan Al-Aziziyah Tlogoagung Kedungadem Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62283/rijis.v1i2.22

Abstract

The Madrasah Head has three important roles in building school branding, namely, the role of the Madrasah Head as a manager, the role of the Madrasah Head as a leader, and the role of the Madrasah Head as an entrepreneur. School branding is a word that comes from the word brand which means brand. In the educational environment, apart from improving the quality of education, school branding is also something that must be done by any Madrasah. School branding is the image of the Madrasah towards the community. Apart from having a positive impact on the Madrasah, school branding also includes communication between the Madrasah and the general public to attract the interest of students. The aim of this research is to describe the role of the Head of Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember as a manager, leader, entrepreneur in building school branding. This research uses a qualitative approach with descriptive research, data collection techniques using observation, interviews and documentation. Data analysis using interactive model qualitative analysis. Data validity uses technical triagulation and source triagulation. The results of this research show, first, the role of the Madrasah Head as manager in building school branding is carried out in a structured manner, starting from; planning, organizing, implementing, and supervising. Second, the role of the Madrasah Head as a leader in building school branding, namely by providing direction, building communication, being brave in decision making, and motivating. Third, the role of the Madrasah Head as an entrepreneur in building school branding, namely through innovation, being proactive in taking firm action, daring to take risks, aggressively competing, and autonomy.Kepala Madrasah memiliki tiga peran penting dalam membangun school branding yaitu, peran Kepala Madrasah sebagai manager, peran Kepala Madrasah sebagai leader, dan peran Kepala Madrasah sebagai enterpreneur. School branding merupakan sebuah kata yang berasal dari kata brand yang berarti merk. Dalam lingkungan pendidikan selain meningkatka mutu pendidikan, School branding juga merupakan hal yang harus dilakukan oleh Madrasah manapun. School branding adalah pencitraan Madrasah terhadap masyarakat, selain berdapak positif terhadap Madrasah, school branding juga mencakup komunikasi Madrasah dengan masyarakat umum untuk menarik daya minat peserta didik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Peran Kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember sebagai manager, leader, enterpreneur dalam membangun school branding. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deksriptif, teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dengan analisis kualitatif model interaktif. Keabsahan data menggunakan triagulasi teknik dan triagulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan, pertama, Peran Kepala Madrasah sebagai manager dalam membangun school branding dilakukan secara terstruktur yakni dimulai dari; perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Kedua, Peran Kepala Madrasah sebagai leader dalam membangun school branding yakni dengan memberikan pengarahan, membangun komunikasi, berani dalam pengambilan keputusan, dan motoivasi. Ketiga, Peran Kepala Madrasah sebagai enterpreneur dalam membangun school branding yakni melalui inovasi, proaktif dalam mengambil tindakan tegas, berani mengambil resiko, agresif berkopetisi, dan otonomi.
Supervision Activities of the Principal in Achieve Effective Online Learning with a Parental Supervision Approach Mokhamad Yaurizqika Hadi; Nur Ittihadatul ummah
JIEMAN: Journal of Islamic Educational Management Vol. 4 No. 1 (2022): JIEMAN: Journal of Islamic Educational Management
Publisher : The Faculty of Education and Teaching Training

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/jieman.v4i1.117

Abstract

From 2020 until 2022, Indonesia's Covid 19 pandemic became an epidemic. The government issued a policy in this case, educational institutions to eliminate face-to-face learning activities and learning with online learning. In its implementation, of course, there are many obstacles, especially since most students find it difficult to follow the bold learning process. This article analyzes the problems that occur in bold learning and describe effective bold learning with the involvement of the principal as a school supervisor to maximize school resources, in this case, parents with a Parental Supervision approach. This study uses a comparative qualitative research method with a qualitative approach. The results of this study found that in the implementation of online learning, there were at least three problems, namely, the lack of supporting facilities. Second, mastery of technology is not optimal. Third, the role of the principal as a school supervisor is not maximized in the process of supervising bold learning. Therefore, the role of the principal as a school supervisor is essential who can encourage parental involvement in the Parental Supervision approach to realize effective bold learning. Dari tahun 2020 hingga 2022, pandemi Covid 19 di Indonesia menjadi epidemi. Pemerintah mengeluarkan kebijakan dalam hal ini lembaga pendidikan untuk meniadakan kegiatan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran dengan pembelajaran online. Dalam pelaksanaannya tentunya banyak mengalami kendala terutama karena sebagian besar siswa merasa kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran yang berani. Artikel ini menganalisis permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran berani dan mendeskripsikan pembelajaran berani yang efektif dengan keterlibatan kepala sekolah sebagai pengawas sekolah untuk memaksimalkan sumber daya sekolah, dalam hal ini orang tua dengan pendekatan Pengawasan Orang Tua. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif komparatif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menemukan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran online setidaknya terdapat tiga permasalahan yaitu kurangnya fasilitas penunjang. Kedua, penguasaan teknologi yang belum optimal. Ketiga, peran kepala sekolah sebagai pengawas sekolah belum maksimal dalam proses pengawasan pembelajaran yang berani. Oleh karena itu, peran kepala sekolah sebagai pengawas sekolah sangat penting yang dapat mendorong keterlibatan orang tua dalam pendekatan Pengawasan Orang Tua untuk mewujudkan pembelajaran berani yang efektif.