Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Uji Efektifitas Ekstrak Etanol Pada Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Terhadap Mikroba Penyebab Sariawan (Stomatitis Aphtosa) Rifa’atul Mahmudah; Nasyruddin Abdullah; Ayu Pratiwi; Muhammad Asrhah Hidayah; Rahmat Ismail
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 4 No. 1 (2018): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v4i1.23

Abstract

Ketepeng cina Casia alata L. merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional dimana berfungsi mengobati panu, kadas, kurap, cacingan, sembelit, dan sariawan. Adapun kandungan dari daun ini yaitu alkaloid, tanin, asam krisofanat, senyawa glikosida, aloeemodina, zat pahit, zat samak, dan flavonoid. Dalam hal ini kita meneliti kandungan flavonoid dari daun Ketepeng Cina sebagai obat sariawan. Stomatitis aphtosa atau sariawan adalah radang yang terjadi di daerah mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan yang agak cekung, bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun kelompok. Sariawan dapat disebabkan oleh luka tergigit, mengkonsumsi air dingin atau air panas, alergi, stress, kekurangan vitamin C, vitamin B dan zat besi. Pada luka yang telah terbentuk di mukosa mulut ini, akan terdapat jamur Candida albicans. Untuk mengetahui kandungan flavonoid dilakukan percobaan pada daun Ketepeng Cina dengan cara perkolasi dimana daun Ketepeng Cina dirajang terlebih dahulu kemudian diperkolasi dengan menggunakan pelarut etanol setelah itu diidentifikasi flavanoidnya. Flavanoid menurut beberapa literatur berfungsi sebagai obat sariawan. Oleh karena itu obat sariawan yang didapatkan dari penyarian daun ketepeng cina sebagai bahan alam kedepan sangat penting peranannya Karena kebanyakan obat-obat sariawan yang beredar dimasyarakat sekarang ini kebanyakan dari bahan-bahan kimia yang cenderung jauh lebih banyak efek sampingnya jika dibandingkan dengan bahan alam. Selain itu bahan alam ini mudah didapatkan dan relatif membutuhkan sedikit pengeluaran dari segi financial. Ekstrak etanol yang telah diperole selanjutnya diuji efektifitasnya terhadap bakteri penyebab sariawan. Dari pengujian yang telah dilakukan terlihat bahwa flavonoida yang terdapat dalam ekstrak etanol daun ketepeng cina (Cassia alata L.) mampu untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab sariawan, yang ditandai dengan penurunan jumlah koloni. Semakain tinggi konsentrasi ekstrak, maka jumlah koloni bakteri penyebab sariawan semakin berkurang.
UV-Vis Spectrophotometric Method Validation of Cefixime in Phosphate Buffer Abulkhair Abdullah; Mutmainnah Mutmainnah; Ahlan Sangkal; Rahmat Ismail
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 3, No 2 (2022): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v3i2.7657

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode baru untuk mengukur sefiksim dalam buffer fosfat 0,05 M. Pengujian dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis Genesys 10S. Akurasi, presisi, LOD & LOQ, linearitas, dan ketahanan metode ini divalidasi. Panjang gelombang sefiksim ditemukan pada 288 nm dengan konsentrasi larutan standar kerja 4-20 g/mL. Hasil validasi menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,9981; % RSD akurasi, presisi, dan ketahanan di bawah 2%; LOD 0,843 g/mL; dan LOQ 2.555 g/mL. Kesimpulannya, metode yang dikembangkan dalam penelitian ini akurat, teliti, dan dapat diandalkan. Metode ini divalidasi sesuai pedoman ICH Q2 (R1) untuk akurasi, presisi, batas deteksi, batas kuantisasi, linieritas, dan ketahanan. Kata kunci : Cefixime; Penyangga fosfat; Validasi metode; UV-Vis Spectrophotometric. ABSTRACTThis study aim to develop a new method for measuring cefixime in 0.05 M phosphate buffer. The assay was performed using UV-Vis spectrophotometry Genesys 10S. The accuracy, precision, LOD & LOQ, linearity, and robustness of this method were validated. The wavelength of cefixime was found at 288 nm with a working standard solution concentration of 4-20 μg/mL. The validation results show a regression coefficient of 0.9981; % RSD of accuracy, precision, and robustness are below 2%; LOD 0.843 μg/mL; and LOQ 2,555 μg/mL. In conclusion, the method developed in this study is accurate, thorough, and reliable. The method was validated as per ICH Q2 (R1) guideline for accuracy, precision, detection limit, quantitation limit, linearity, and robustness. Keywords : Cefixime; Phosphate Buffer; Method Validation; UV-Vis Spectrophotometric. 
ANALISIS EFEKTIVITAS PLEIOTROPIK ANTIINFLAMASI SIMVASTATIN PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) Rizal; Rahmat Ismail; Abulkhair Abdullah
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 3 No. 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v3i2.4100

Abstract

HMG-CoA reductase merupakan enzim yang dapat memetabolisme kolesterol. Tahapan dalam biosintesis kolesterol yaitu sintesis asam mevalonat dari acetil-CoA, pembentukan isoprenoid, pembentukan skualen dan sintesis kolesterol. Simvastatin dikenal sebagai HMG-CoA reductase inhibitor (3-hydroxy-3methylglutary co-enzym A), menyebabkan pengurangan tidak hanya kolestrol tetapi juga berbagai metabolit antara yaitu pembentukan isoprenoid yang merupakan kunci dalam sinyal seluler dan pengendalian fungsi sel. Hambatan isoprenoid ini dapat menurunkan aktivasi Nf-kB melalui jalur Rho/ROCK dari isoprenoid antara jalur biosintesis kolesterol yang merupakan respon seluler pembentuk sitokin pro inflamasi. Hal tersebut yang membuat Simvastatin dapat bekerja pada non lipid dependent effect yaitu efek pleiotropik sebagai antiinflamasi. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa efek pleiotropik Simvastatin sebagai antiinflamasi pada tikus putih. Desain penelitian yaitu penelitian experimental post test only control desaign dengan menggunakan lima kelompok uji yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan kelompok perlakuan yang terbagi menjadi tiga dosis perlakuan pada masing-masing obat. Efektivitas antiinflamasi dilakukan dengan metode induksi karagenan 1% intraplantar yang dilihat efek inhibisi inflamasinya selama 9 jam. Hasil penelitian menunjukkan persen inhibisi inflamasi pada simvastatin dosis 1,8mg/KgBB; dosis 3,6mg/KgBB; dosis 7,2mg/kgBB yaitu 79,92%; 89,05% dan 79,92%. HMG-CoA reductase inhibitor simvastatin memiliki efek pleiotropik antiinflamasi pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang signifikan (p=0,019).
Pelatihan DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) Di Kelurahan Kampung Jawa, Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa Rahmat Ismail; Moh. Perdana M. Mo’o; Abulkhair Abdullah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara Vol. 3 No. 4 (2021): Desember : Jurnal Pengabmas Nusantara
Publisher : Universitas Muhammadiyah Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.27 KB) | DOI: 10.57214/pengabmas.v3i4.88

Abstract

Masyarakat di Kel. Kampung Jawa, Kec. Tondano Utara, Kab. Minahasa, Sulawesi Utara cukup banyak, namun berbagai sarana kesehatan yang minim membuat masyarakat kurang memperhatikan cara menggunakan, menyimpan, serta membuang obat yang baik dan benar. Masalah ini muncul dikarenakan pengetahuan masyarakat tentang obat masih sangat minim. Selama ini pemberdayaan masyarakat belum dioptimalkan sehingga penanganan terhadap masalah kesehatan dan pengobatan belum mendapat perhatian khusus. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan, menyimpan, serta membuang obat yang baik dan benar. Metode pelaksanaan kegiatan dengan melakukan pelatihan Dagusibu dengan metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) kepada Masyarakat Kel. Kampung Jawa, Kec. Tondano Utara, Kab. Minahasa, Sulawesi Utara. Materi terkait penyimpanan obat menekankan terhadap perlunya memperhatikan aturan pakai dan cara penyimpanan obat yang tertera pada etiket.Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini, masyarakat Kel. Kampung Jawa, Kec. Tondano Utara, Kab. Minahasa, Sulawesi Utara memahami tentang cara mendapatkan obat, menggunakan obat, menyimpan obat dan membuang obat, mengetahui perbedaan klasifikasi obat (obat bebas, bebas terbatas, obat keras) dan bagaimana cara serta dimana tempat legal yang memiliki izin untuk menjual obat-obat tersebut, dan mengetahui cara menggunakan antibiotik dengan cerdas
Aktivitas Antiinflamasi Gel Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Rahmat Ismail; Abulkhair Abdullah; Ahlan Sangkal; Randi R. Toboleu
JURNAL FARMASI DAN MAKANAN Vol 6 No 1 (2022): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/jops.v6i1.3012

Abstract

Cayenne pepper (Capsicum frutescens L.) is a plant that has many benefits, one of which is as an anti-inflammatory. The anti-inflammatory effect of cayenne pepper was tested on white rats in the form of a gel. Two gel formulas were used with different concentrations of propylene glycol as additive, 25% and 30%, respectively. White rats were grouped into 4 groups, negative control group (gel base), positive control group (Voltaren® Emulgel), gel formula 1 group (enhancer 25%), and gel formula 2 (enhancer 30%). Albumen was induced on the backs of white rats then samples were given. Skinfold thickness measurements were taken every 1 hour for 6 hours. The data obtained in the form of skin thickness values ​​(mm). The % Inflammation Inhibition (% PI) was calculated for each sample. Formula 1 and Formula 2 gave %PI of 32.58 ± 1.80 and 40.75 ± 5.71, respectively. Both formulas had an anti-inflammatory effect against edema on the back of rats although not better than Voltaren® Emulgel. Based on One Way ANOVA test, Formula 2 has a better anti-inflammatory effect than Formula 1. LSD test results show that %PI Formula 2 is similar to %PI Voltaren® Emulgel with a significance value of 0.117 (>0.05).
ANALISIS STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS WAWONASA KOTA MANADO Rahmat Ismail; Windi Astuti; Dora Susetyaningdyah
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 5 No. 2 (2021): Desember : Jurnal Sains dan Kesehatan (JUSIKA)
Publisher : Universitas Muhamadiyah Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.571 KB) | DOI: 10.57214/jusika.v5i2.105

Abstract

Peraturan Menteri Kesehatan Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, menetapkan bahwa semua tenaga kefarmasian dalam melaksanakan tugas profesinya di puskesmas agar mengacu pada standar tersebut. Standar Pelayanan Kefarmasian ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian, dan melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis standar pelayanan kefarmasian di puskesmas wawonasa kota manado yang mengacu pada Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas menurut peraturan menteri kesehatan No 74 Tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Data dikumpulkan dengan melakukan wawancara kepada apoteker penanggung jawab apotek di puskesmas wawonasa dan dilakukan analisis menggunakan metode Conteks, Input, Proses, dan Produk (CIPP). Dalam penelitian ini Standar I adalah pengelolaan perbekalan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai, dan standar II adalah pelayanan farmasi klinis. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa standar I dan II, masing-masing memiliki ketentuan yang belum terlaksana, untuk standar I ketentuan yang terlaksana sebesar 80% dan untuk standar II ketentuan yang terlaksana sebesar 72,72%, sehingga dapat dikategorikan bahwa pelaksanaan ketentuan untuk Standar I dan II oleh Puskesmas Wawonasa Kota Manado termasuk kategori sedang.
Uji Efektivitas Luka Bakar Pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus) Sediaan Salep Ekstrak Ikan Gabus (Channa striata) Dari Danau Tondano Ahlan Sangkal; Rahmat Ismail; Adelin Liputo
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 4 No. 2 (2020): Desember : Jurnal Sains dan Kesehatan (JUSIKA)
Publisher : Universitas Muhamadiyah Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.017 KB) | DOI: 10.57214/jusika.v4i2.176

Abstract

Cork Fish (Channa striata) is used for traditional medicine and is one of the economically important fish in Indonesia so that it contains protein and albumin which are important for health. The purpose of this study was to determine the level of effectiveness of the snakehead fish extract ointment on the healing of burns in rabbits (Oryctolagus cuniculus). Then burns in rabbits were observed for up to 11 days. The data analysis used was using the Independent Sample t-test with the help of Microsoft Excel. Based on the results of the research formula one can be the t value count 4,666 and the table t value 2,085 and the second formula obtained is the t value count of 2,185 and the table t value of 2,085 according totheresearch hypothesis is accept H1 then formula one dan formula two have an influence in the process of healing burns in rabbits (Oryctolagus cuniculus).
Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Jambu Mete (Anacardium occidentale L.) Sebagai Analgetik Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Rahmat Ismail; Hamidah Sri Supriati; Nurul Hastuti Raun
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 4 No. 2 (2020): Desember : Jurnal Sains dan Kesehatan (JUSIKA)
Publisher : Universitas Muhamadiyah Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.269 KB) | DOI: 10.57214/jusika.v4i2.177

Abstract

Pain is a defense mechanism of the body and caused by tissue damage to the body due to injury, accident or medical action. Traditionally, cashew leaves were used in curing inflammation, pain, toothache, wound healing, rheumatism as well as dysentery. This study aims to determine the effectiveness of analgetic power of cashew leaf ethanol extract (Anacardium occidentale L.) in white rats (Rattus norvegicus). The research conducted is experimental research, with chemical excitatory methods. The test animals were divided into 5 groups with each treatment of 3 mice. Group I Na CMC 1%, group II Paracetamol, group III cashew leaf ethanol extract 10%, group IV cashew leaf ethanol extract 20%, and group V cashew leaf ethanol extract 40% given orally. Pain inductors are 1% induced acetic acid intraperitonially. Observed the amount of mice geliat for 1 hour and calculated percent analgetic power. The results obtained in this study have properties as analgetics with analgetic power concentration of 10%: 82.73%, concentration of 20%: 84.89%, and concentration of 40%: 88.48%.
Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Daun Bintaro (Cerbera manghas L.) Dengan Pelarut Etanol 70%, Aseton dan n-Hexan Ahlan Sangkal; Rahmat Ismail; Nurfatima S. Marasabessy
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 4 No. 1 (2020): Juni : Jurnal Sains dan Kesehatan (JUSIKA)
Publisher : Universitas Muhamadiyah Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.011 KB) | DOI: 10.57214/jusika.v4i1.179

Abstract

Bintaro (Cerbera manghas L.) is widely used as an analgesic, anticonvulsant, cardiotonic, and hypotensive activity. In Thailand bintaro is used as traditional medicine such as bark used as an antipyretic, laxative and in the treatment of dysuria. The flower part is applied to treat hemorrhoids. Secondary metabolites are chemical compounds contained in plants that can be drawn by a suitable solvent through extraction methods. The purpose of this study was to determine the content of secondary metabolites contained in bintaro leaf extract using ethanol, acetone, and n-Hexan solvents based on phytochemical screening. This research was carried out through two stages, namely extraction using maceration method using ethanol, acetone, n-Hexan and phytochemical screening solvents consisting of screening alkaloids, terpenoids, flavonoids, steroids, saponins, and tannins. The results showed that the bintaro leaf ethanol extract positively contained flavonoids, saponins, and tannins. The acetone extract of bintaro leaves positively contains, saponins and tannins. N-hexan daun bintaro extract positively contained steroids and alkaloids in testing with Dragendorft reagents, and was positive for Wagner reagents and negative for testing with Mayer reagents
Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Lire (Hemigraphis repanda (L) Hall F) Sebagai Antipiretik Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Rahmat Ismail; Hamidah Sri Supriati; Nurul Hastuti Raun
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 5 No. 1 (2021): Juni : Jurnal Sains dan Kesehatan (JUSIKA)
Publisher : Universitas Muhamadiyah Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.473 KB) | DOI: 10.57214/jusika.v5i1.181

Abstract

Fever can be interpreted as a body temperature that is higher (>37°C) than normal temperature because of the temperature control center in the hypothalamus, the temperature control center balances temperature during health or fever by regulating the formation and release of heat. For this reason, the purpose of this study was to determine the antipyretic effectiveness of various concentrations of extracts. In this study, 5% peptone was used to induce fever in 15 white rats which were divided into 5 treatment groups. Groups 1 was given 1% NaCMC as a negative control, groups 2 was given paracetamol 9 mg/200gBB) as a positive control, groups 3 was given 10% lire leaf extract (2 mg/200gBB), groups 4 was given 20% lire leaf extract (4 mg/200gBB), and groups 5 was given 40% lire leaf extract (8 mg/200gBB). This results of this study obtained extract levels of 7,44% and there was a weak antipyretic effect at concentrations of 10% and 20% lire leaf extract, while the greatest antipyretic effect was found in 40% lire leaf extract, almost comparable to 9 mg paracetamol.