Wiji Wiji
Jurusan Pen.Kimia

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGEMBANGAN CD PEMBELAJARAN INTERAKTIF KIMIA SMA BERBASIS INTERTEKSTUALITAS SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN Anwar, Mr Sjaeful; Sonjaya, Mr Yaya; Wiji, Mr
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 16, No 2 (2011): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v16i2.266

Abstract

Studi aplikasi model pembelajaran intertekstual menggunakan CD pembelajaran telah dilakukan di 3 SMA, yaitu SMA A, SMA B dan SMA C selama bulan Mei 2010. Pemilihan tiga sekolah ini diharapkan dapat mewakili sekolah dengan kualitas rendah sampai kualitas tinggi. Selama proses ujicoba pembelajaran berlangsung, siswa dapat mengikuti secara aktif dengan memberikan respon yang baik. Dari tampilan-tampilan yang diberikan, siswa bisa memahami konsep-konsep pada materi hidrolisis garam dengan baik meskipun terkadang tampilan tersebut harus diberikan secara bolak-balik untuk dapat mempertautkan ketiga level representasi. Secara umum, siswa merespon dengan baik terhadap implementasi strategi pembelajaran intertekstual ini karena merasa tertarik dengan proses pembelajaran yang dilakukan dan memudahkan untuk memahami konsep-konsep yang diberikan secara sistematis dan selalu menghubungkan dengan konsep-konsep yang sudah dipelajari. Tanggapan guru terhadap implementasi strategi pembelajaran intertekstual ini memberikan pandangan yang positif, hal tersebut dikarenakan dengan proses pembelajaran yang dilakukan dapat memudahkan guru untuk menyampaikan materi hidrolisis garam yang disusun secara sistematis melalui pertautan ketiga level representasi dan dikemas dalam bentuk multimedia sehingga konsep-konsep yang disampaikan dapat diterima oleh siswa dengan utuh dan mudah. Aplikasi model pembelajaran intertekstual pada materi hidrolisis garam ternyata mampu meningkatkan penguasaan konsep-konsep pada materi tersebut. Peningkatan penguasaan konsep siswa terhadap materi hidrolisis garam diperoleh berdasarkan perhitungan nilai N-gain, secara keseluruhan diperoleh nilai N-gain sebesar 0,67 yang berarti implementasi strategi pembelajaran intertekstual pada materi hidrolisis garam ini dapat meningkatkan penguasaan konsep dengan kriteria tinggi. Hal ini didukung juga data model mental siswa untuk proses pelarutan berbagai garam. Model ini ternyata juga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran. Peningkatan motivasi siswa paling tinggi dimiliki oleh siswa SMA C, yang dalam nilai pretes paling rendah dibandingan SMA lainnya.Kata kunci : model pembelajaran intertekstualitas
PENGEMBANGAN REPRESENTASI KIMIA SEKOLAH BERBASIS INTERTEKSTUAL PADA SUB-KONSEP KONFIGURASI ELEKTRON MODEL ATOM BOHR YANG DIPERLUAS DALAM BENTUK MULTIMEDIA Anwar, Budiman; Ernawati, Rd.R. Srie; Setiadi, Rahmat; Wiji, Ms
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 17, No 2 (2012): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v17i2.272

Abstract

 Telah dilakukan penelitian yang menghasilkan representasi kimia berbasis intertekstual berupa multimedia pada sub-konsep konfigurasi elektron berdasarkan model atom Bohr yang diperluas. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif dan evaluatif yang merupakan bagian dari Penelitian dan Pengembangan (R & D). Prosedur penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan kerja, yaitu: (1) penentuan materi subjek, (2) kajian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat pada standar isi serta contoh silabus BSNP untuk menentukan indikator dan konsep, (3) pengumpulan multimedia existing, (4) analisis multimedia existing berdasarkan kajian aspek konten, pedagogi, dan multimedia, (5) pembuatan script dan storyboard yang divalidasi berdasarkan aspek konten dan pedagogi, (6) revisi script dan storyboard, (7) pembuatan multimedia yang kemudian di validasi pada aspek multimedia. Multimedia ini kemudian ditanggapi oleh guru dan siswa untuk mengetahui kualitas multimedia berdasarkan kriteria/ indikator yang telah ditentukan melalui angket. Hasilnya diolah secara deskriptif persentase. Angket diberikan kepada lima orang guru mata pelajaran Kimia dan 30 orang siswa SMA kelas XI dan XII yang telah mempelajari mengenai sub-konsep konfigurasi elektron berdasarkan model atom Bohr yang diperluas. Berdasarkan data angket guru diperoleh hasil bahwa tingkat persetujuan terhadap: (1) kualitas multimedia adalah 84%, (2) kejelasan penyampaian materi/ konsep adalah 96%, (3) peran multimedia adalah 100%, dan (4) pengembangan multimedia adalah 100%. Secara keseluruhan respon guru terhadap multimedia terletak pada daerah positif. Berdasarkan data angket siswa diperoleh hasil bahwa tingkat persetujuan terhadap: (1) motivasi pada multimedia adalah 85.31%, (2) konten pada multimedia adalah 84.7%, (3) navigasi pada multimedia adalah 86%, (4) multimedia dan interaktivitasnya adalah 90.84%, dan (5) tampilan multimedia adalah 86.77%. Secara keseluruhan respon siswa terhadap multimedia terletak pada daerah setuju. Dengan demikian representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada sub-konsep konfigurasi elektron model atom Bohr yang diperluas dalam bentuk multimedia yang telah dikembangkan dapat digunakan.Kata kunci: intertekstual, konfigurasi elektron, model atom Bohr, multimedia, representasi kimia 
PROFIL MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA CALON GURU KIMIA DAN KORELASINYA TERHADAP MODEL MENTAL Wiji, Wiji; Liliasari, Liliasari; Sopandi, Wahyu; Martoprawiro, Muhammad A. K.
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 19, No 2 (2014): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v19i2.465

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil motivasi belajar Mahasiswa Calon Guru Kimia (MCGK) tingkat I sampai dengan tingkat IV. Selain itu, juga dikaji korelasi antara motivasi dengan model mental kimia sekolah. Penelitian dilakukan menggunakan metode kuantitatif non eksperimen, dengan desain survei lintas-bagian (cross-sectional survey) dan melibatkan 124 mahasiswa calon guru kimia di jurusan Pendidikan Kimia pada salah satu Universitas di Bandung. Data dikumpulkan melalui Kuesioner Motivasi Belajar Kimia (KMBK) dan Tes Diagnostik Model Mental Kimia Sekolah (TDMKS). Hasil analisis deskriptif menunjukkan motivasi belajar MCGK pada kategori rendah untuk tingkat I (M=3,04; SD=0,24) dan kategori sedang untuk tingkat II (M=3,56; SD=0,20), tingkat III (M=3,78; SD=0,26), dan tingkat IV (M=3,89; SD=0,25). Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan adanya perbedaan secara signifikan pada sebagian besar jenis motivasi belajar MCGK berdasarkan tingkat kelas, kecuali jenis target prestasi. Motivasi belajar MCGK berkorelasi pada tingkat sedang dengan model mental kimia sekolah (r=0,399; p<0,01).Kata kunci : motivasi belajar, model mental, kimia sekolah, tes diagnostik
IMPROVING STUDENTS’ GENERIC SKILL IN SCIENCE THROUGH CHEMISTRY LEARNING USING ICT-BASED MEDIA ON REACTION RATE AND OSMOTIC PRESSURE MATERIAL Mulyani, S.; Liliasari, Liliasari; Wiji, Wiji; Hana, M. N.; Nursa’adah, E.
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Vol 5, No 1 (2016): April 2016
Publisher : Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpii.v5i1.5804

Abstract

The research aims to obtain information of improvement students’ generic skills in science through chemistry learning using ICT-based media on reaction rate and osmotic pressure material. This research was designed with quasi-experimental research method, with the design of non-equivalent control group pretest-posttest design. The research subjects were students of class XI and XII one of Madrasah Aliyah Negeri (State Islamic Senior High School) in Bandung. Learning process in experiment group were conducted using ICT-based media, whereas in control group conducted by applying laboratory activities. Data were collected through multiple-choice test. The result shows that there was no significant difference of n- gain of students’ generic skill in science between experiment and control group. Therefore it can be concluded that the learning process using ICT-based media can improve students generic skills in science as well as laboratory-based activities.
PENGGUNAAN DATA SATELIT OPTIK DAN SAR UNTUK PENDETEKSIAN LEMPENG DAN STRUKTUR GEOLOGI Julzarika, Atriyon; Wiji, Wiji
MAJALAH ILMIAH GLOBE Vol 14, No 2 (2012)
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1159.54 KB) | DOI: 10.24895/MIG.2012.14-2.144

Abstract

Sejauh ini pengukuran lempeng dan struktur geologi dilakukan melalui pengukuran lapangan. Namun perkembangan teknologi penginderaan jauh satelit dapat digunakan untuk mendeteksi lempeng dan struktur geologi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan pendeteksian lempeng dan struktur geologi yang efisien dan berbiaya rendah dengan menggunakan data satelit (optik dan SAR). Pendeteksian lempeng dan struktur geologi ini dilakukan dengan pendekatan geo-matematika (perataan). Penelitian ini menggunakan citra optik Grace dan Altimetri dan citra SAR yaitu ALOS Palsar, XSAR, dan SRTM. Citra Grace dan Altimetri digunakan untuk pembuatan model geoid yaitu Earth Gravitational Model (EGM) 2008) dan defleksi vertikal. Hasil defleksi vertikal (xi dan eta) inilah yang digunakan untuk pendeteksian lempeng. Data ALOS Palsar, XSAR, dan SRTM3 C digunakan untuk pembuatan height model dengan metode integrasi dari ketiga height model dari data tersebut sehingga dihasilkan height model yang akurat dan presisi. Koreksi bull eye’s diterapkan pada height model untuk menghilangkan anomali tinggi dengan metode Height Error Maps (HEM), yang dilanjutkan dengan koreksi undulasi geoid terhadap EGM2008. Selanjutnya height model tersebut digunakan untuk mendeteksi struktur geologi berupa sesar dengan metode Dip and Strike. Hasil dari penelitian ini bisa digunakan sebagai alternatif dalam pembuatan peta pergerakan lempeng dan peta struktur geologi. Selain itu juga bisa diaplikasikan untuk transformasi koordinat astronomis ke koordinat geodetik dalam penentuan batas wilayah. Proses pendeteksian lempeng dan struktur geologi ini lebih efisien dan berbiaya rendah sehingga bisa diaplikasikan untuk berbagai kepentingan keteknikan dan non keteknikan.Kata Kunci: Lempeng, Struktur Geologi, Citra Satelit Optik, SAR, Efisien ABSTRACTSo far, measurement of plate tectonic and geology structure has been done by field measurement. However, the advancement in satellite remote sensing technology enable it to be used for detecting the plate tectonic and geology structure. This research aims to detect plate tectonic and geology structure efficiently and low cost by using optical and SAR satellite data. The detection used a geo-mathematical approach (averaging). This research used optical image of Grace and Altimetry, and SAR imageries namely ALOS Palsar, XSAR, and SRTM. The Grace and Altimetry imageries used for building geoid model which is Earth Gravitational Model (EGM) 2008) and vertical deflection. The result of vertical deflection (xi and eta) then used for detecting the plate. Meanwhile, the ALOS Palsar, XSAR, dan SRTM3C imageries were used for building a height mode by integrated those three height models. The result was a high accuracy and precision of height model. A “bull eye’s” correction using Height Error Maps (HEM) method was applied to remove the height anomaly. The process continues by correction of geoid undulating of the EGM2008. The integrated height model then used for detecting the plate and geology structure i.e. fault using dip and strike method. The research result shows that this method can be alternative for mapping plate movement and geology structure. Besides that, it can also be applied for transforming astronomical coordinate into geodetic coordinate in an area boundary delimitation. In sum, the plate and geology structure process developed is considered efficient and low cost, so that it can be applied for several technical and non-technical purposes.Kata Kunci: Plate Tectonic, Geology Structure, Optical Satellite Imagery, SAR, Efficient
THE DEVELOPMENT OF DIAGNOSTICS TEST FOR ELICITING STUDENTS’ MENTAL MODEL ABOUT SOLUBILITY EQUILIBRIA Wiji, Wiji; Rahmi, Chusnur; Mulyani, Sri; Widhiyanti, Tuszie
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 23, No 1 (2018): Jurnal Pengajaran MIPA - April 2018
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v23i1.13923

Abstract

Eliciting students’ mental model will enable teachers to monitor their students’ learning and understanding students’ mental model is a growing area of scientific inquiry in chemistry education. Diagnostics test can help teachers to understand the state of students’ understanding about certain topics and therefore, we developed a diagnostics test for eliciting students’ mental model about solubility equilibria. The developed diagnostics test was specifically designed to elicit mental model and rooted in Predict-Observe-Explain scheme, hence we called it as DTM-POE. After a series of DTM-POE trials, implementation results suggested that the developed DTM-POE can elicit students’ mental model about solubility equilibria. Several types of students’ mental models were found and DTM-POE sensitivity to elicit these mental models is discussed.
ANALYZING STUDENTS' MENTAL MODEL ABOUT ACID BASE THROUGH INTERVIEW ABOUT EVENT (IAE) Mulyani, Sri; Nurazizah, Tean; Sumarna, Omay; Wiji, Wiji; Widhiyanti, Tuszie
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 23, No 2 (2018): JPMIPA: Volume 23, Issue 2, 2018
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v23i2.16938

Abstract

Mental model plays an important role in giving reasons, describing, explaining, predicting, testing new ideas, and solving problems. Research on the mental model still needs to be done, especially regarding acid-base which is revealed by using Interview About Event (IAE). The purpose of this study was to analyze the students' mental models on the Arrhenius acid-base concept, the concept of Brӧnsted-Lowry acid base, and acid-base strength. The study was conducted on six students of class XII IPA in one high school in Bandung by using interviews that ask students to explain the given phenomenon. The answers of each student are mapped so as to derive their mental model profile. Based on the pattern obtained, there is found misconception experienced by students that all substances having atom H or OH group on chemical formula is Arrhenius acid or base, proton transfer on acid-base reaction Brӧnsted-Lowry occurs from acid to its conjugate base or from base to conjugate acid , The arrow of the reaction both in the perfect ionisation reaction and the partial ionization reaction is the same ie the arrow one (), the solute particles present in the solution in the ionizing agent are only partially ions (in the absence of molecules). Findings are useful for developing learning strategies, textbooks, media and other learning tools by linking the different levels of chemical representation to build meaning so that students' understanding is better. Keywords: acid basa, Interview About Event (IAE), misconception, mental model.AbstrakModel mental berperan penting dalam memberikan alasan, menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, menguji ide-ide baru, dan memecahkan masalah. Penelitian mengenai model mental masih perlu dilakukan, khususnya mengenai asam-basa yang diungkap dengan menggunakan Interview About Event (IAE). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis model mental siswa pada konsep asam basa Arrhenius, konsep asam basa Brӧnsted-Lowry, dan kekuatan asam basa. Penelitian dilakukan terhadap enam siswa kelas XII IPA di salah satu SMA di Kota Bandung  dengan  menggunakan wawancara yang meminta siswa untuk menjelaskan fenomena yang diberikan.  Jawaban setiap siswa dipetakan sehingga diperoleh profil model mental mereka. Berdasarkan pola yang diperoleh, ditemukan miskonsepsi yang dialami siswa yaitu semua zat yang memiliki atom H atau gugus OH pada rumus kimianya merupakan asam atau basa Arrhenius, transfer proton pada reaksi asam basa Brӧnsted-Lowry terjadi dari asam ke basa konjugatnya atau dari basa ke asam konjugatnya, tanda panah reaksi baik pada reaksi ionisasi sempurna maupun reaksi ionisasi sebagian adalah sama yaitu tanda panah satu (), partikel zat terlarut yang ada dalam larutan pada zat yang mengalami reaksi ionisasi sebagian hanya ion-ionnya saja (tanpa adanya molekul). Temuan bermanfaat untuk mengembangkan strategi pembelajaran, buku ajar, media dan perangkat pembelajaran lainnya dengan mempertautkan antar level representasi kimia untuk membangun makna sehingga pemahaman siswa menjadi lebih baik.
PROFIL MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA CALON GURU KIMIA DAN KORELASINYA TERHADAP MODEL MENTAL Wiji, Wiji; Liliasari, Liliasari; Sopandi, Wahyu; Martoprawiro, Muhammad A. K.
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 19, No 2 (2014): JPMIPA: Volume 19, Issue 2, 2014
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v19i2.36184

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil motivasi belajar Mahasiswa Calon Guru Kimia (MCGK) tingkat I sampai dengan tingkat IV. Selain itu, juga dikaji korelasi antara motivasi dengan model mental kimia sekolah. Penelitian dilakukan menggunakan metode kuantitatif non eksperimen, dengan desain survei lintas-bagian (cross-sectional survey) dan melibatkan 124 mahasiswa calon guru kimia di jurusan Pendidikan Kimia pada salah satu Universitas di Bandung. Data dikumpulkan melalui Kuesioner Motivasi Belajar Kimia (KMBK) dan Tes Diagnostik Model Mental Kimia Sekolah (TDMKS). Hasil analisis deskriptif menunjukkan motivasi belajar MCGK pada kategori rendah untuk tingkat I (M=3,04; SD=0,24) dan kategori sedang untuk tingkat II (M=3,56; SD=0,20), tingkat III (M=3,78; SD=0,26), dan tingkat IV (M=3,89; SD=0,25). Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan adanya perbedaan secara signifikan pada sebagian besar jenis motivasi belajar MCGK berdasarkan tingkat kelas, kecuali jenis target prestasi. Motivasi belajar MCGK berkorelasi pada tingkat sedang dengan model mental kimia sekolah (r=0,399; p0,01).ABSTRACTThe aim of this research was to know the learning motivation profile of the Pre-service Chemistry Teacher (PCT) from the first to the fourth grade. Besides that, the correlation between motivation and school chemistry mental model was also examined. The research was conducted using non-experiment quantitative model, with the cross-sectional survey design and involved 124 PCT in Chemistry Education Department in one of universities in Bandung. The data was collected from the Questionnaire of Motivation toward Chemistry Learning (QMCL) and the Diagnostic Test of School Chemistry Mental Models (DTSCM). The result of the descriptive analysis showed that the learning motivation of PCT was in the low category for the first grade (M=3,04; SD=0,24) and the middle category for the second (M=3,56; SD=0,20), the third (M=3,78; SD=0,26), and the fourth grade (M=3,89; SD=0,25). The result of Kruskal Wallis Test showed there was a significant difference in most of the learning motivations of PCT according to grades, except for achievement goals. The learning motivaton of PCT moderately correlated with school chemistry mental model (r=0,399; p0,01).
THE DEVELOPMENT OF INTERACTIVE LEARNING CD IN CHEMISTRY FOR HIGH SCHOOLS BASED ON INTERTEXTUALITY AS A LEARNING MODEL ALTERNATIVE Anwar, Sjaeful; Sonjaya, Yaya; Wiji, Wiji
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 16, No 2 (2011): JPMIPA: Volume 16, Issue 2, 2011
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v16i2.36044

Abstract

ABSTRACT The study application of intertextuality learning model using the CD learning has been conducted in 3 high schools, SMA A, SMA B, and SMA C, during on May 2010. Selection of these three schools are expected to represent the school with low quality to high quality. During the process of learning trials take place, students can actively follow by providing a good response. From the displays are given, students can grasp the concepts of salt hydrolysis on the material well, although sometimes these views should be given back and forth for three levels of representation can link. In general, students responded well to the implementation of this intertextual learning strategy because it was interested in the learning process is done and easy to understand the concepts provided in a systematic and always connects with concepts already learned. The response of teachers towards the implementation of this intertextual learning model provides a positive outlook, in this case because the learning process undertaken to facilitate teachers to deliver material salt hydrolysis systematically arranged through third-level engagement representations and packaged in a multimedia form so that the concepts presented to received by students in one piece and easy. Application of learning models on material intertextual salt hydrolysis was able to improve the mastery of the concepts in the material. Increasing students' mastery of the concept of material obtained by hydrolysis salt N-gain value calculation, the overall values obtained N-gain of 0.67 which means the implementation of learning strategy on material intertextual hydrolysis of this salt can enhance the mastery of concepts with high criteria. This data also supported students' mental models for dissolution process of various salts. This model was also to increase student motivation in learning. Increased student motivation most high school students owned by C, which in most low pretest value compared other high school.Keyword : intertextuality learning modelABSTRAK Studi aplikasi model pembelajaran intertekstual menggunakan CD pembelajaran telah dilakukan di 3 SMA, yaitu SMA A, SMA B dan SMA C selama bulan Mei 2010. Pemilihan tiga sekolah ini diharapkan dapat mewakili sekolah dengan kualitas rendah sampai kualitas tinggi. Selama proses ujicoba pembelajaran berlangsung, siswa dapat mengikuti secara aktif dengan memberikan respon yang baik. Dari tampilan-tampilan yang diberikan, siswa bisa memahami konsep-konsep pada materi hidrolisis garam dengan baik meskipun terkadang tampilan tersebut harus diberikan secara bolakbalik untuk dapat mempertautkan ketiga level representasi. Secara umum, siswa merespon dengan baik terhadap implementasi strategi pembelajaran intertekstual ini karena merasa tertarik dengan proses pembelajaran yang dilakukan dan memudahkan untuk memahami konsep-konsep yang diberikan secara sistematis dan selalu menghubungkan dengan konsep-konsep yang sudah dipelajari. Tanggapan guru terhadap implementasi strategi pembelajaran intertekstual ini memberikan pandangan yang positif, hal tersebut dikarenakan dengan proses pembelajaran yang dilakukan dapat memudahkan guru untuk menyampaikan materi hidrolisis garam yang disusun secara sistematis melalui pertautan ketiga level representasi dan dikemas dalam bentuk multimedia sehingga konsepkonsep yang disampaikan dapat diterima oleh siswa dengan utuh dan mudah. Aplikasi model pembelajaran intertekstual pada materi hidrolisis garam ternyata mampu meningkatkan penguasaan konsep-konsep pada materi tersebut. Peningkatan penguasaan konsep siswa terhadap materi hidrolisis garam diperoleh berdasarkan perhitungan nilai N-gain, secara keseluruhan diperoleh nilai N-gain sebesar 0,67 yang berarti implementasi strategi pembelajaran intertekstual pada materi hidrolisis garam ini dapat meningkatkan penguasaan konsep dengan kriteria tinggi. Hal ini didukung juga data model mental siswa untuk proses pelarutan berbagai garam. Model ini ternyata juga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran. Peningkatan motivasi siswa paling tinggi dimiliki oleh siswa SMA C, yang dalam nilai pretes paling rendah dibandingan SMA lainnya.Kata kunci : model pembelajaran intertekstualitas