Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

EKSTRAKSI FLAVONOID DARI DAUN PARE (MOMORDICA CHARANTIA L.) BERBANTU GELOMBANG MIKRO SEBAGAI PENURUN KADAR GLUKOSA SECARA IN VITRO Mutiara, Erlita Verdia; Wildan, Achmad
METANA Vol 10, No 01 (2014): Juli 2014
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.955 KB) | DOI: 10.14710/metana.v10i01.9771

Abstract

Abstract One of the traditional medicinal plants are believed to be lowering glucose levels are pare (Momordica charantia L.). Plants pare (Momordica charantia L.) is a plant that is familiar to the people of Indonesia, because the fruit is often used as asvegetables. The pare leaf chemical constituents is alkaloids, flavonoids, saponins, and tannins that can be used as an antioxidant, antimicrobial, antidiabetic, antitumor, and antilepra. The main advantage of microwave-assisted extraction compared to conventional extraction using soxhlet namely greater efficiency and a shorter operating time. Microwave-assisted extraction will provide the transfer rate is higher than the conventional extraction. This study aims to determine the ability of a flavonoid extract of the leaves of pare (Momordica charantia L.) in lowering glucose levels and maximum concentrations of the extract flavonoids that can lower glucose levels as well as the variation of the variable microwave extraction for obtaining extracts optimal results. The process of extracting flavonoids from the leaves of pare (Momordica charantia L.) is done using a microwave extractor with frequency 2450 MHz with a maximum power of 900 watts. The extract obtained was then reacted with glucose with Nellson-Somogyi method. Types of flavonoids that play a role in lowering glucose levels were identified using a sliding reagent with UV-Vis spectrophotometer. The results showed that the optimum conditions in the extraction process of flavonoids from the leaves of bitter melon (Momordica charantia L.) by microwave-assisted was the 30 minute with a yield of 20.85%. The concentration of flavonoids extract can lower glucose levels are 160 ppm with a 50.38% decrease. Flavonoid compounds that play a role in lowering glucose levels in the leaves of pare is 5,3 ', 4'-trihydroxy flavonols. Keywords: extraction, microwaves, glucose, pare leaves, Nellson Somogyi Abstrak Salah satu tanaman obat tradisional yang dipercaya sebagai penurun kadar glukosa adalah pare (Momordica charantiaL.). Tanaman pare (Momordica charantia L.) merupakan tanaman yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia, karena buahnya sering digunakan sebagai sayuran atau lalapan. Kandungan kimia daun pare yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin yang dapat digunakan sebagai antioksidan, antimikroba, antidiabetes, antitumor, dan antilepra.Keuntungan utama dari ekstraksi dengan bantuan gelombang mikro dibandingkan dengan ekstraksi konvensional menggunakan sokhlet yaitu efisiensi lebih besar dan waktu operasinya lebih singkat. Ekstraksi berbantu gelombang mikro akan memberikan laju perpindahan masa yang lebih tinggi dibandingkan ekstraksi konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari ekstrak flavonoid dari daun pare (Momordica charantia L.) dalam menurunkan kadar glukosa dan konsentrasi maksimal dari ekstrak flavonoid yang dapat menurunkan kadar glukosa serta variasi dari variabel ekstraksi gelombang mikro untuk memperoleh hasil ekstrak yang optimal. Proses ekstraksi flavonoid dari daun pare(Momordica charantia L.) dilakukan menggunakan alat microwave ekstraktor dengan frekuensi 2450 Mhz dengan daya maksimal 900 watt. Ekstrak yang diperoleh kemudian direksikan dengan glukosa dengan metode Nellson-Somogyi. Jenis flavonoid yang berperan dalam menurunkan kadar glukosa diidentifikasi menggunakan pereaksi geser dengan spektrofotometer UV-Vis.Hasil penelitian menunjukkan kondisi yang optimum dalam proses ekstraksi flavonoid dari daun pare (Momordica charantia L.) dengan berbantu gelombang mikro adalah menit ke-30 dengan rendemen 20,85%. Konsentrasi ekstrak flavonoid yang dapat menurunkan kadar glukosa adalah 160 ppm dengan penurunan 50,38%.Senyawa flavonoid yang berperan dalam menurunkan kadar glukosa dalam daun pare adalah 5,3’,4’-trihidroksi flavonol. Kata kunci : Ekstraksi, gelombang mikro,glukosa, daun pare, Nellson Somogyi
PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK DAN ANORGANIK MENGGUNAKAN KOMBINASI FOTOKATALIS TiO2 DAN SENYAWA ETHYLENEDIAMINETETRAACETIC ACID (EDTA) Sutardjo, F.X. Sulistiyanto Wibowo; Wildan, Achmad; Handyanaputri, Eka Susanti
METANA Vol 11, No 02 (2015): Desember 2015
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.318 KB) | DOI: 10.14710/metana.v11i02.14751

Abstract

AbstrakTitanium dioksida (TiO2) adalah senyawa yang sering digunakan pada proses fotokatalisis, untuk lebih meningkatkan aktivitas fotokatalis TiO2 dapat dilakukan dengan kombinasi TiO2 dengan suatu khelat asam etilendiamintetraasetat (EDTA), EDTA ditambahkan untuk mencegah terjadinya rekombinasi electron-hole sehingga aktivitas fotokatalisis dalam mendegradasi senyawa organik dan mereduksi senyawa anorganik lebih efektif dan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyinaran dan pengaruh penambahan senyawa EDTA pada TiO2 terhadap fotodegradasi amoksisilin dan fotoreduksi ion Cu(II), massa kombinasi TiO2 dengan EDTA yang digunakan adalah 1 : 0, 1 : 1, dan 1 : 2. Sedangkan variasi lama penyinaran  yang digunakan adalah  20,  40, dan  60 menit. Metode yang digunakan untuk mengetahui konsentrasi amoksisilin menggunakan Spektrofotometri UV dan konsentrasi ion Cu(II) menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh variasi lama penyinaran dan  penambahan senyawa EDTA pada katalis TiO2 terhadap fotodegradasi amoksisilin dan fotoreduksi ion logam Cu(II). Kondisi optimal lama penyinaran pada proses fotodegradasi amoksisilin dan fotoreduksi ion logam Cu(II) adalah 60 menit dan dengan variasi  TiO2 kombinasi EDTA yaitu 1 : 2, pada konsentrasi tersebut amoksisilin yang terdegradasi sebesar 54,69% dan ion logam Cu(II) yang tereduksi sebesar 47,74%. Kata kunci: Titanium dioksida, Fotokatalis, asam diamintetraasetat (EDTA), ion logam Cu (II), Amoksisillin  Abstract Titanium dioxide (TiO2) is a compound that is often used in the photocatalyst, to increase the activity of TiO2 photocatalyst can be done by a combination of TiO2 with a chelate ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA), with added EDTA is expected to prevent the recombination of electron-hole so that the photocatalyst activity in degrading organic compounds and inorganic compounds reduce more effectively and optimally. This study aims to determine the effect of irradiation time and the effect of adding the compound EDTA on TiO2 against photodegradation amoxicillin and photoreduction Cu(II) metal ion, the variation of a combination of TiO2 with EDTA used is 1 : 0,1 : 1 and 1 : 2. While variations of irradiation time used are 20, 40, and 60 minute. The method used to determine the concentration of amoxicillin using UV spectrophotometry and concentration of Cu(II) metal ion using atomic absorption spectrophotometry. The results showed have effected of variations irradiation time  and the addition of EDTA on TiO2 catalyst against photodegradation amoxicillin and photoreduction Cu(II) metal ion. Optimal conditions of irradiation time in the process of photodegradation amoxicillin and photoreduction Cu(II) metal ion is 60 minute and the variation of a combination of TiO2 with EDTA used is 1 : 2, at these concentrations of amoxicillin degraded by 54.69% and the Cu(II) metal ion were reduced by 47.74%. Keywords : Titanium dioxide, Photocatalyst, ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA), Cu (II) metal ion, Amoxicillin 
UJI AKTIVITAS MINUMAN TEH DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA LINN.) SEBAGAI PENURUN ASAM URAT DAN KOLESTEROL SECARA IN VITRO Mutiara, Erlita Verdia; Wildan, Achmad
Media Farmasi Indonesia Vol 14 No 1 (2019): Media Farmasi Indonesia
Publisher : STIFAR "YAYASAN PHARMASI SEMARANG"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sediaan bahan alam kadang mempunyai beberapa efek farmakologi, sehingga seringkali digunakan untuk mengobati beberapa penyakit. Daun sirsak dapat dimanfaatkan menjadi teh herbal daun sirsak yang mempunyai banyak khasiat,antara lain, sebagai, penurun asam urat dan kolesterol. Kandungan senyawa dalam daun sirsak antara lain steroid/terpenoid, flavonoid, kumarin, alkaloid, dan tanin. Senyawa flavonoid mempunyai fungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker, anti mikroba, anti virus, pengatur fotosintetis, dan pengatur tumbuh. Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas teh daun sirsak yang digunakan sebagai penurun asam urat dan kolesterol sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengujian tahapan berikutnya. Metode yang digunakan pada pembuatan teh herbal dengan daun sirsak, teh daun sirsak, dilakukan proses pelayuan pada suhu optimalnya Dibuat seri larutan uji 5 mg/mL, 10 mg/mL, 20 mg/mL, dan 30 mg/mL, dan 40 mg/mL. Kadar penurunan efektif minuman teh daun sirsak untuk penurunan asam urat pada kadar 40 mg/mL dengan 64,86%  dan kanduangan kolesterol pada 40 mg/mL menghasilkan penurunan 43,56%. Hasil uji ANAVA diperoleh data bahwa terdapat perbedaan antar konsentrasi dalam dan antar kelompok yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
SIFAT FISIK DAN INDEKS IRITASI MASKER SHEET NANOGEL MINYAK BIJI MATAHRI Wulandari, Wulandari; Wildan, Achmad; Ariani, Lilies Wahyu
CENDEKIA EKSAKTA Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v6i1.3029

Abstract

ABSTRACT Intensitas sinar matahari di Indonesia yang tinggi banyak menimbulkan dampak pada kulit. Dampak yang sering ditimbulkan pada kulit yaitu hiperpigmentasi (flek), menua lebih dini, dan berisiko terkena tumor serta kanker. Minyak biji matahari merupakan salah satu antioksidan yang dihasilkan dari tanaman bunga matahari, mempunyai kandungan vitamin E, asam oleat dan asam linoleat. Pada penelitian ini dibuat formulasi sediaan masker sheet nanogel untuk meningkatkan stabilitas dengan ukuran partikel yang kecil dan penyerapan dari kandungan senyawa sediaan yang diformulasikan menjadi masker sheet nanogel minyak biji matahari. Variasi konsentrasi minyak biji matahari yang digunakan yaitu F I 2,5%, F II 5% dan F III 7,5%. Evaluasi yang dilakukan meliputi karakteristik fisik meliputi analisa PSA, organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, daya lekat, daya sebar dan indeks iritasi menggunakan tikus jantan galur wistar. Data dianalisis menggunakan SPSS 16,0 dengan Oneway anova dan uji T berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan semua sediaan nanogel berwarna kuning jernih, berbau khas dengan ukuran partikel F I 16,84 nm; F II 11,34 nm; F III 10,67 nm. Pada uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05) terhadap semua sifat fisik sediaan. Pada penentuan indeks iritasi menunjukkan semua sediaan tidak menimbulkan iritasi pada kulit tikus. Kata kunci : Minyak biji matahari, nanogel, masker sheet, karakteristik fisik, indeks iritasi
PROSES EKSTRAKSI MINYAK DARI LIMBAH PADAT BIJI KARET BERBANTU GELOMBANG MIKRO Achmad Wildan; Indah Hartati; Widayat Widayat
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 10, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v10i1.954

Abstract

Karet  (Hevea  brasiliensis  Muell.  Arg)  merupakan  salah  satu  hasil  pertanian yang  banyak menunjang  perekonomian  Negara.  Selain  menghasilkan  lateks, perkebunan  karet  juga menghasilkan biji karet. Biji karet mempunyai kandungan minyak yang sangat tinggi.  Minyak biji karet mengandung asam asam lemak yang bermanfaat dan bernilai ekonomi tinggi seperti stearat,  oleat,  linoleat  dan  linolenat.  Pada  metode  mekanik  atau  pengepresan,  diperoleh rendemen  minyak  biji  karet  sekitar  20  hingga  30%.  Padahal  kandungan  minyak  dalam  biji karet adalah sekitar 50 – 60%. Dengan demikian kandungan minyak yang tersisa dalam dalam limbah padat biji karet masih banyak. Proses pengambilan minyak dari limbah padat biji karet dapat   dilakukan  dengan  metode  ekstraksi  berbantu  gelombang  mikro.  Tujuan  penelitian  ini adalah  penggunaan  beberapa  variabel  proses  untuk  mendapatkan  jumlah  rendeman  minyak limbah  padat  biji  karet  yang  optimum  dengan  beberapa  pelarut  menggunakan  metode ekstraksi berbantu gelombang mikro   serta analisa sifat fisika kimia dari minyak limbah padat biji  karet  tersebut.  Penelitian ini  menggunakan  pelarut  n-heksana,  etil  asetat  dan  etanol. Variabel  yang  digunakan  adalah  jumlah  sirkulasi   serta  perbandingan  bahan  dan  pelarut. Hasil penelitian kadar optimum rendemen minyak dari limbah padat biji karet diperoleh 38, 98 % dengan menggunakan pelarut n-heksana, dengan jumlah sirkulasi 30 kali dan perbandingan bahan dan pelarut = 1 : 20 dan ukuran partikel 1mm. Hasil analisa fisika kimia  untuk  minyak dengan  kondisi  optimum  tersebut  diperoleh  antara  lain  viskositas   56,4261  cp,  bobot  jenis 0,9298, indeks bias  1,468  , bilangan iod  148,5670    mg/g, bilangan penyabunan  178,0487  mg KOH/g, bilangan asam 38,6246 mg/g.Keyword : ekstraksi, biji karet, gelombang mikro, limbah padat
OPTIMASI CAIRAN PENYARI PADA PEMBUATAN EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifous Roxb) SECARA MASERASI TERHADAP KADAR FENOLIK DAN FLAVONOID TOTAL. . Agustiningsih; Achmad Wildan; . Mindaningsih
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 6, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v6i2.118

Abstract

Pandan wangi (Pandanus amaryllifous Roxb) merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai tonikum, penambah nafsu makan, penenang, penyedap, pewangi dan pemberi warna hijau pada masakan. Mengandung alkaloida, saponin, flavonoida, tanin, polifenol, fenil propanoid, dan zat warna (Dalimartha, 2000:103). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar fenolik dan flavonoid total dari hasil ekstraksi cairan penyari yang berbeda serta mengetahui cairan penyari yang paling optimal menarik senyawa fenolik dan flavonoid. Penyarian dilakukan dengan cara maserasi air; etanol 96%; dan air : etanol 96% (0,5 : 0,5). Uji pendahuluan kandungan kimianya menggunakan reaksi warna dan KLT. Hasil KLT senyawa flavonoid dari ketiga penyari adalah sama yaitu Rf = 0,60. Optimasi cairan penyari menggunakan metode simplex lattice design diperoleh dengan uji t. Hasil kadar fenolik total ekstrak daun pandan wangi penyari air = 24,0004 mg/g ekstrak; etanol 96% = 478,7629 mg/g ekstrak; air : etanol 96% (0,5 : 0,5) = 308,9702 mg/g ekstrak. Kadar flavonoid total ekstrak daun pandan wangi penyari air = 4,6102 mg/g ekstrak; etanol 96% = 99,4086 mg/g ekstrak; air : etanol 96% (0,5 : 0,5) = 33,6216 mg/g ekstrak. Hasil optimasi menunjukkan cairan penyari yang paling maksimal menarik senyawa fenolik dan flavonoid adalah etanol 96% dengan kadar fenolik total 478,7629 mg/g dan kadar flavonoid total 99,4086 mg/g. Uji t menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan kadar fenolik dan flavonoid total antara teori dengan percobaan. Kata kunci : Daun pandan wangi, cairan penyari, kadar fenolik total, kadar flavonoid total, optimasi.
PROSES PENGAMBILAN MINYAK DARI LIMBAH PADAT BIJI KARET DENGAN METODE EKSTRAKSI BERPENGADUK Achmad Wildan; Devina Ingrid A.; Indah Hartati; Widayat Widayat
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v9i1.841

Abstract

Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting untuk Indonesia dan lingkup Internasional.  Indonesia adalah negara produsen karet alam terbesar ke dua di dunia setelah Thailand,  karet merupakan salah satu hasil pertanian yang banyak menunjang perekonomian Negara. Selain menghasilkan lateks, perkebunan karet juga menghasilkan biji karet. Biji karet mempunyai kandungan minyak yang sangat tinggi. Pada metode mekanik atau pengepresan, diperoleh rendemen minyak biji karet  sekitar  20 hingga 30%. Padahal kandungan minyak dalam biji karet adalah sekitar 50 – 60%. Dengan demikian kandungan minyak yang tersisa dalam dalam limbah padat  biji karet masih banyak. Proses pengambilan minyak dari limbah padat biji karet dapat  dilakukan dengan metode ekstraksi berpengaduk. Tujuan penelitian ini adalah penggunaan beberapa variabel proses untuk mendapatkan jumlah rendeman minyak limbah padat  biji karet yang optimum  dengan beberapa pelarut menggunakan metode ekstraksi berpengaduk serta analisa sifat fisika kimia dari minyak limbah padat biji karet tersebut dan komposisi asam lemak bebas dalam minyak tersebut. Penelitian ini menggunakan pelarut n-heksana, dietil eter dan etanol. Variabel yang digunakan adalah jumlah sirkulasi  serta perbandingan  bahan dan pelarut. Hasil penelitian kadar optimum rendemen minyak dari limbah padat biji karet diperoleh  27, 94 % dengan menggunakan pelarut n-heksana, dengan jumlah sirkulasi 30 kali dan  perbandingan bahan dan pelarut = 1 : 20 dan ukuran partikel 1mm. Hasil analisa fisika kimia untuk minyak dengan kondisi optimum tersebut diperoleh  antara lain viskositas   43,4480  cp, bobot jenis 0,9325, indeks bias 1,469  , bilangan iod 145,6379   mg/g, bilangan penyabunan 189,7314 mg KOH/g, bilangan asam 40,0097  mg/g.  Komposisi kandungan asam lemak bebas yang dianalisa menggunakan alat  GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectroscopy) antara lain Asam linoleat, Asam Oleat, Asam Palmitat dan Asam Stearat. Katakunci  :  ekstraksi, limbah padat biji karet, minyak biji karet ,ekstraksi berpengaduk, tanaman karet
OPTIMASI PENGAMBILAN MINYAK DARI LIMBAH PADAT BIJI KARET DENGAN METODE SOKHLETASI A. Wildan; D. Ingrid A; I. Hartati; Widayat Widayat
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 8, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v8i2.425

Abstract

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam nabati. Salah satunya adalah tanaman karet. Tanaman karet selain menghasilkan lateks sebagai hasil utama juga menghasilkan biji karet. Biji Karet menghasilkan minyak biji karet. Pada proses pengambilan minyak dengan metode mekanik atau pengepresan diperoleh rendemen sekitar 30%. Padahal kandungan minyak dalam biji karet adalah sekitar 50 – 60%. Dengan demikian kandungan minyak yang tersisa dalam dalam limbah padat biji karet masih banyak. Proses pengambilan minyak dari limbah padat biji karet dilakukan secara sokhletasi. Tujuan penelitian ini adalah penggunaan beberapa variabel proses untuk mendapatkan jumlah rendeman minyak limbah padat biji karet yang optimum dengan beberapa pelarut menggunakan metode sokletasi serta analisa sifat fisika kimia dari minyak limbah padat biji karet tersebut. Pada penelitian ini digunakan pelarut n-heksana, dietil eter dan etanol. Variabel yang digunakan adalah jumlah sirkulasi, perbandingan bahan dan pelarut serta ukuran partikel limbah padat biji karet. Hasil penelitian kadar optimum rendemen minyak dari limbah padat biji karet diperoleh 33, 44 % dengan menggunakan pelarut n-heksana, dengan jumlah sirkulasi 30 kali, perbandingan bahan dan pelarut = 1 : 20 dan ukuran partikel 1mm. Hasil analisa fisika kimia diperoleh antara lain viskositas 59,4358 cp, bobot jenis 0,9325, indeks bias 1,4803, bilangan iod 189,1730 mg/g, bilangan penyabunan 171,7430 mg KOH/g, bilangan asam 37.1756 mg/g.Kata Kunci : ekstraksi, limbah padat biji karet, minyak biji karet, sokhletasi, tanaman karet
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BUAH NAGA PUTIH Hylocereus undatus (Haw.) Britt.&Rose TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL MINYAK HEWANI SECARA IN VITRO INFLUENCE OF EXTENDING WHITE DRAGON FRUIT ETHANOL EXTRACT Hylocereus undatus (Haw.) Britt. & Rose TO DECREASE IN CONCENTRATION OF CHOLESTEROL ANIMAL OIL IN VITRO Agus Suprijono; Ika Yunitasari; Achmad Wildan
BORNEO JOURNAL OF PHARMASCIENTECH Vol 3 No 1 (2019): Borneo Journal of Pharmascientech
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Makanan berlemak berbahaya bagi tubuh karena mengandung kolesterol tinggi dan dapat beresiko menimbulkan penyakit yang berbahaya serta dapat menimbulkan kematian. Kolesterol adalah zat alamiah dengan sifat fisik serupa lemak. Keberadaan kolesterol dibutuhkan oleh tubuh tetapi dalam keadaan berlebih akan merugikan. Buah naga mempunyai kandungan seperti zat besi, vitamin B1, B2, B3 dan C. Buah naga juga kaya akan serat, yang dibutuhkan tubuh untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan menetralkan racun dalam darah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol buah naga putih Hylocereus undatus (Haw.) Britt.&Rose terhadap penurunan kadar kolesterol, mengetahui konsentrasi yang paling besar dalam menurunkan kadar kolesterol. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sokhletasi dengan menggunakan pelarut etanol. Ekstrak etanol buah naga putih dibuat dalam 5 konsentrasi (1%, 2%, 3%, 4%, 5%). Analisis konsentrasi kolesterol dilakukan dengan menggunakan metode Lieberman-Burchard. Berdasarkan hasil penelitian ekstrak etanol buah naga Hylocereus undatus (Haw.) Britt.&Rose dapat menurunkan kadar kolesterol. Persentase penurunan kadar kolesterol pada pemberian ekstrak etanol buah naga dengan metode sokhletasi didapat konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4%, 5% sebesar 14,80%, 21,79%, 30,21%, 37,96%, 41,50%. Penurunan kadar kolesterol yang paling besar ditunjukkan pada konsentrasi 5% sebesar 41,50%. Pengaruh konsentrasi ekstrak etanol buah naga berpengaruh secara signifikan terhadap kadar kolesterol. Kata kunci : kolesterol, buah naga putih, metode Lieberman-Burchard, sokhletasi ABSTRACT Fatty foods are harmful for the body because of the high cholesterol and may be can risk of incurring diseases that are dangerous and can cause death. Cholesterol is a natural substance with similar physical properties of fat. The presence of cholesterol is needed by the body but in a condition of exceed it will be detrimental. Dragon fruit has contain such as iron contain, vitamin B1, B2, B3 and C. Dragon fruit is also rich of fiber, which is needed the body to decrease cholesterol concentration in the blood and neutralizes toxins in the blood. The purpose of this research is determinanting the effect of extending White dragon fruit ethanol extract Hylocereus undatus (Haw.) Britt.&Rose to decrease cholesterol concentration, finding the greatest concentration which can decrease cholesterol levels. The research used soxhletasi method using ethanol solvent. White dragon fruit ethanol extract prepared in 5 concentrations (1%, 2%, 3%, 4%, 5%). Analysis of the concentration of cholesterol used Lieberman-Burchard method. Based on the results of research White dragon fruit ethanol extract Hylocereus undatus (Haw.) Britt.&Rose can decrease cholesterol concentration. The Percentage of decrease cholesterol concentration with extending White dragon fruit ethanol extract by soxhletasi method obtainable concentrations are 1%, 2%, 3%, 4%, 5% can cause 14,80%, 21,79%,%,% 30,21 37,96, 41,50%. the greatest concentration which can decrease cholesterol concentration shown in the concentration of 5% can cause 41,50%. Dragon fruit ethanol extract concentration significantly influence cholesterol concentration. Keywords: cholesterol, white dragon fruit, Lieberman-Burchard method, soxhletasi.
SINTESIS OKTIL SINAMAT DENGAN METODE SONOKIMIA DAN POTENSINYA SEBAGAI ANTIKOLESTEROL Erlita Verdia Mutiara; Achmad Wildan; Yustisia Dian Advistasari; Erwin Indriyanti
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v11i1.178

Abstract

Derivat asam sinamat memainkan peran yang sangat penting dalam sintesis senyawa-senyawa penting lainnya dan sebagai prekursor untuk sintesis ester sinamat. Ester sinamat  memiliki bioaktivitas yang beragam. Golongan ini memiliki aktivitas antioksidan, hepatoprotektif, antiinflamasi, anxiolitik, penolak serangga, antidiabetik dan antikolesterol. Oktilsinamat merupakan derivat asam sinamat diduga berkhasiat sebagai penurun kadar kolesterol. Kolesterol telah dikenal sebagai penyebab utama terjadinya proses aterosklerosis, yaitu proses pengapuran dan pengerasan pembuluh darah. Akibat proses ini saluran pembuluh darah, khususnya pembuluh darah koroner menjadi sempit dan menghalangi aliran darah.. Oktilsinamat telah berhasil disintesis dari reaksi esterifikasi antara asam sinamat dan n-oktanol dengan katalis asam sulfat pekat. Metode sonokimia merupakan salah satu metode yang dikembangkan dalam proses sintesis ini karena sangat mudah dilakukan, efisien, dengan rendemen yang tinggi, waktu yang singkat dan ramah lingkungan. Dari hasil sintesis dilakukan identifikasi senyawa melalui titik leleh dan spektrofotometri FTIR.  Berdasarkan hasil interpretasi data dari FTIR bahwa hasil sintesis adalah n-oktil sinamat.Sintesis dilakukan padai suhu 600C dengan lama waktu sonikasi 7 jam. Aktivitas antikolesterol  dari senyawa n-oktil sinamat hasil sintesis yang optimal pada konsentrasi 5 ppm adalah sebesar 55,42%.