Artikel ini mengkaji tentang pembagian kerja produksi gerabah di Desa Pagelaran Malang Jawa Timur. Desa Pagelaran adalah salah satu sentra produksi gerabah tradisional. Produksi gerabah, pada waktu lampau merupakan industri rakyat yang penting dalam menyangkal kehidupan ritual dan sosial. Pola kerja perajin gerabah di Desa Pagelaran memiliki keunikan khusus, yaitu laki-laki dan wanita ikut terlibat dalam produksi. Pembagian kerja mereka memiliki implikasi sosial kultural. Tujuan penelitian ini mengungkap dan mendeskripsikan pola kerja berdasarkan gender, antara laki-laki dan wanita. Pembagian itu berpengaruh pada jenis gerabah produksi grabah yang dihasilkan. Metode penelitian fungsional stuktural, data yang dikumpulkan adalah kata-kata dan tindakan masyarakat pelaku dengan cara wawancara, observasi, dan kajian dokumen. Penelusuran data awal menggunakan rujukan narasumber kunci, Sutrisno (53 th) salah seorang perajin tradisional yang responsif terhadap progresivitas produksi sebagai produk komersial, dan Yatmono (57 th) ketua paguyuban perajin gerabah Pagelaran. Observasi mempertimbangkan pola interaksi sosial, hubungan kekerabatan, dan sistem pembagian kerja. Analisis data menggunakan interpretatif. Hasil kajian menunjukan, (1) pembagian genetik dan produk gerabah. (2) produksi gerabah memiliki makna keseimbangan peran, dan (3) produk gerabah menjadi komplementer oposisional antara peran wanita dan laki-laki.