Azwar Habibi
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

UPAYA PREVENTIF KYAI, PENGURUS DAN SANTRI TERHADAP PAHAM RADIKALISME DI PONDOK PESANTREN AL-BIDAYAH: Preventive Efforts Kyai, Administrators, and Students Against Radicalism In Al-Bidayah Boarding School Hauli Haikal; Azwar Habibi
Fenomena Vol 18 No 1 (2019): FENOMENA: Journal of the Social Sciences
Publisher : LP2M UIN KH.Achmad Siddiq Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/fenomena.v18i1.10

Abstract

Radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan dan pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan yang dibalut dengan terorisme dalam bentuk fisik maupun non fisik. Radikalisme sebuah gerakan terorganisir, jaringan besar internasional yang memilih orang dewasa usia produktif (17-40 tahun) sebagai kader regenerasi. Eksistensi paham radikalisme melahirkan organisasi-organisasi massa garis keras memiliki karakter yang eksklusif, kaku dan ghallun akibat dari sikap formalistis dan harfiah dalam menafsirkan al-Qur’an dan al-Hadist, melakukan putusan tradisi Islam lokal sebagai hal-hal yang bid’ah, kafir dan haram yang harus diberantas. Fokus penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan apa kategori radikalisme berdasarkan klasifikasi PP al-Bidayah Jember dan PP Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki Bondowoso dari kyai/pengasuh, pengurus dan santri, sikap apa yang digunakan, apa upaya yang dilakukan kyai/pengasuh, pengurus dan santri dalam membendung radikalisme serta bagaimana harapan kyai/pengasuh, pengurus dan santri terhadap pemerintah dalam menangani pelaku terorisme. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian terapan yang didasarkan pada alasan praktis, ingin tahu, dan memiliki tujuan untuk melakukan sesuatu yang lebih efektif dan efisien. Selain itu, juga menggunakan penelitian lapangan dan studi kasus. PP al-Bidayah Jember dan PP Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki Bondowoso sebagai lembaga pendidikan yang memiliki ideologi ahlussunnah wal jama’ah merasa berkewajiban menjaga dan melestarikan ideologi warisan para wali penyebar Islam di Indonesia. Kategori Islan radikal menurut kyai dan santri pesantren PP al-Bidayah Jember dan PP Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki Bondowoso meliputi pengklasifikasian, yakni berdasarkan pemikiran yang menafsirkan al-Qur’an dan al-Hadist secara literal-formalistis, berdasarkan tindakan yang seringkali menghalalkan kekerasan atas nama Tuhan, dan berdasarkan fisik simbolik, yaitu penggunaan bendera-bendera, celana cingkrang, gamis, berjenggot dan bercadar. Sikap kyai/pengasuh, pengurus dan santri PP al-Bidayah Jember dan PP Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki Bondowoso terhadap paham Islam radikal adalah pasif jika hanya sekedar fisik simbolik, toleran dengan pemikiran karena menganut paham agama tertentu adalah hak setiap warga negara, mengkritisi apabila paham radikalisme tersebut meresahkan masyarakat. Strategi kyai/pengasuh, pengurus dan santri dalam mencegah infiltrasi paham Islam radikal melalui pendekatan ilmiah, pelestarisan tradisi dan budaya Islam lokal, pembangunan jaringan kultural dan struktural, penyerahan pada pihak yang berwajib. Harapan kyai/pengasuh, pengurus dan santri terhadap pemerintah berkenaan dengan paham radikal mencakup aspek instrumental, kultural dan struktural. Radicalism is an understanding or sect which wants social and political renewal with violence wrapped in terrorism in physical and non-physical forms. Radicalism is an organized movement, an extensive international network that chooses productive age (17-40 years old) as regeneration cadres. The existence of radicalism brings hardline organizations to have an exclusive, rigid, and ghallun character; this results from a formalistic and literal attitude in interpreting the Qur'an and al-Hadist, making decisions on local Islamic traditions such as bid'ah, kafir, and haram, which must be eradicated. The focus of this study is as follows: what is the category of radicalism based on the classification of PP al-Bidayah Jember and PP Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki Bondowoso from kyai, administrators, and santri, what is the attitude used, what efforts are made by kyai, the management and santri in stemming radicalism and how the kyai hope, the direction and santri towards the government in resolving terrorists. The research method uses applied research based on practical reasons and curiosity and aims to do something more effective and efficient. Selain itu, juga menggunakan penelitian lapangan dan studi kasus. In addition, it also uses field research and case studies. PP al-Bidayah Jember and PP Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki Bondowoso as educational institutions that have ahlussunnah wal jama'ah ideology has obliged to maintain and preserve the legacy of saints ideology, spreaders of Islam, in Indonesia. The category of radical Islam, according to kyai and santri of the Islamic boarding school PP al-Bidayah Jember and the PP Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki Bondowoso, is: based on the thought that interprets the Qur'an and al-Hadist, based on actions that justify violence in the name of God, and based on symbolic physicality, such the using of flags, shorts, robes, beards, and veils. The attitude of kyai, administrators, and santri of PP al-Bidayah Jember and PP Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki Bondowoso towards radical Islam is passive, if only physically symbolic, tolerant of thinking because adhering to a particular religion is the right of every citizen, criticize if the understanding of Islamic radicalism is disturbing the community. The strategy of kyai, administrators, and santri in preventing Islamic radicalism through scientific approaches, the preservation of traditions and Islamic culture, development of cultural and structural networks, and submission to the authorities. The hope of kyai, administrators, and santri towards the government about radicalism includes instrumental, cultural, and structural aspects.