Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DALAM MENUNJANG KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN Ruyadi, Ida; Winoto, Yunus; Komariah, Neneng
Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan Vol 5, No 1 (2017): 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.868 KB) | DOI: 10.24198/jkip.v5i1.11522

Abstract

Penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media komunikasi dan informasi dalam menunjang kegiatan penyuluhan pertanian. Media komunikasi dalam penelitian ini dibatasi pada media brosur dan leaflet. Penelitian dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah  para penyuluh pertanian dengan jumlah sampel sebanyak 48 orang.   Metode  penelitian yang digunakan adalah metode deskrptif dengan teknik pengumpulan data melalui angket, wawancara, observasi serta studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan  bahwa: Frekuensi penggunaan media komunikasi yang berupa brosur dan leaflet oleh petugas penyuluh pertanian  tidak  terlalu  tinggi,  namun  sebagian  besar  responden  menggunakan brosur dan leaflet sebagai media penunjang kegiatan penyuluhan pertanian; Intensitas penggunaan brosur dan leaflet oleh penyuluh pertanian juga tidak terlalu tinggi namun   hampir setengah dari responden menggunakan brosur dan leaflet dalam menunjang kegiatan penyuluhan pertanian; Alasan pemanfaatan brosur dan leaflet pada umumnya responden menyatakan karena informasi yang terkandung dalam brosur   dan   leaflet   sesuai   dengan   kebutuhan   dalam   menunjang   kegiatan penyuluhan pertanian; Sedangkan tujuan penggunaan brosur dan leaflet sebagian besar responden menyatakan untuk menambah pengetahuan dalam menunjang kegiatan penyuluhan pertanian. This study is to investigate the use of information and communication media in supporting agricultural extension activities. Media communication in this study is limited to brochures and leaflets. Research conducted at the Institute for Agricultural Technology in West Java. The population in this study is the agricultural extension workers with a total sample of 48 people. The method used is descriptive method with data collection through questionnaires, interviews, observations, and literature. Based on the results showed that: Frequency of use of communication media such as brochures and leaflets by agricultural extension workers are not too high, but most respondents using brochures and leaflets as a medium supporting agricultural extension activities; The intensity of the use of brochures and leaflets by agricultural extension is also not too high, but almost half of the respondents use of brochures and leaflets in supporting agricultural extension activities; The reason the use of brochures and leaflets in general respondents stated that because of the information contained in brochures and leaflets in accordance with the needs in supporting agricultural extension activities; While the purpose of the use of brochures and leaflets majority of respondents stated to increase knowledge in supporting agricultural extension activities.   
PERILAKU PENCARIAN INFORMASI DI KALANGAN PARA PENGRAJIN GOLOK (Studi Kasus Perilaku Pencarian Informasi Para Pengrajin Golok di Kampung Galonggong Tasikmalaya) Anwar, Rully Khairul; Gumilar, Rizky Agung; Winoto, Yunus
Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.845 KB) | DOI: 10.24198/jkip.v4i1.11623

Abstract

The purpose of this study is to disscussed about how the information behavior of the machetes craftsmen in the village Galonggong Tasikmalaya to search information to meet the needs of the information. The research methodology used in this study is a qualitative method with case study approach. The data collection was done by in-depth interviews, observation, and literature. The informant are four craftsmen who life and work in kampong Galonggong Tasikmalaya, selected through a purposive sampling of which is taking a data source with a certain considerations. The data collection was done by in-depth interviews, observation, and literature. The informant are four craftsmen who life and work in kampong Galongong Tasikmalaya. consideration this particular is a craftsman who has more than 10 years, and has been active in the search for information using many sources, both by using media-based communications and information technology as well as using conventional media such as books or small notes or also conduct discussion with colleagues to meet their information needs. The result showed that all the informants go through several stages of information search, there are five major stages that artisans do, namely the prefix stage, the stage of selection of topics, focusing the selection stage, the information gathering stage and the last stage is the presentation of information.Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang bagaimana perilaku para pengrajin golok di kampung Galonggong Tasikmalaya dalam melakukan pencarian informasi untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi pustaka. Informan merupakan 4 orang pengrajin yang berada dikampung Galonggong Tasikmalaya, yang dipilih melalui cara purposive sampling yaitu pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini adalah pengrajin yang memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun, serta aktif dalam mencari informasi menggunakan berbagai sumber baik itu dengan menggunakan media berbasis teknologi komunikasi dan informasi maupun menggunakan media konvensional seperti buku atau catatan kecil atau juga melakukan forum diskusi bersama rekan seprofesi untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semua informan menempuh beberapa tahapan pencarian informasi, ada 5 tahapan besar yang pengrajin lakukan, yakni tahap awalan, tahap pemilihan topik, tahap pemilihan fokus, tahap pengumpulan informasi dan yang terakhir tahap penyajian informasi.
PERILAKU INFORMASI PARA PENGGALI EMAS TRADISIONAL (GURANDIL) DALAM MELAKUKAN KEGIATAN EKSPLORASI DAN PENGOLAHAN TAMBANG EMAS Silvana, Tine; Winoto, Yunus
Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.527 KB) | DOI: 10.24198/jkip.v3i1.9487

Abstract

In this study researchers are interested to examine how the behavior of information among the traditional gold mining or "gurandil" in the know and perform a search for information about the new gold mining location area that is done by the group pengalian sedan other gold. The method used in this research is a qualitative method with fenomenologi approach. In the use of the channel information that is done by the gold mining Districts Cineam Tasikmalaya District to obtain information about the development of gold digging other groups they use the channel in the form of media phone or HP to ask the condition and development of other gold digging groups either do pengalian saloon in other areas or on the new mining come from other areas. In addition, the probing this gold also usually using traditional channels, means the pengali gold that is located in the area of the Sub-district Cineam venom orally ask probing the gold that chance arrived or on the family/kin about the development of gold digging in other areas.Dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk mengkaji bagaimana perilaku informasi di kalangan para penggali emas tradisional atau “gurandil” dalam mengetahui dan melakukan pencarian informasi mengenai daerah lokasi penggali emas baru yang sedan dilakukan oleh kelompok pengalian emas lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Dalam penggunaan saluran informasi yang dilakukan para penggali emas di Wilayah Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya dalam memperoleh informasi tentang perkembangan penggalian emas kelompok lainnya mereka menggunakan saluran yang berupa media telepon atau HP untuk menanyakan kondisi dan perkembangan kelompok penggalian emas lainnya baik yang sedan melakukan pengalian di daerah lain atau pada para penggali yang baru datang dari daerah lain. Selain itu, para penggali emas ini juga biasanya mengunakan saluran secara tradisional, artinya para pengali emas yang sedang berada di wilayah Kecamatan Cineam bisanya secara lisan menanyakan kepada para penggali emas yang kebetulan baru datang atau pada keluarga/kerabatnya mengenai perkembangan penggalian emas di daerah lainnya.
MEMBANGUN KOMUNIKASI PARTISIPATIF MASYARAKAT UPAYA MELESTARIKAN TANAMAN SALAK LOKAL DI MANONJAYA TASIKMALAYA Sinaga, Dian; Winoto, Yunus; Perdana, Fitri
Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.959 KB) | DOI: 10.24198/jkip.v4i2.10174

Abstract

The purpose of this study was to determine the communications community participation in the preservation of local barking plant in the district of Tasikmalaya regency Manonjaya. The focus of the study include mental engagement and sense of community in an effort to preserve local plant Manonjaya bark; peoples willingness to make a move replanting barking in their respective communities; responsibilities of members of the public in maintaining and sustaining the plant bark and participatory communication activities were made public in building awareness of the importance of conserving plant bark. The method used in this research using mixed methods (mixed method). The combined method is essentially a strategy that uses quantitative and qualitative research in a single study. The results of this research note that 1). Mental and feeling of community involvement Salak farmers in the district and subdistrict Manonjaya Cineam seen from the fear of loss of crops barking in the area that has become the hallmark of their area. 2). Regarding the willingness of society, especially farmers replant barking to start barking. 3). As a form of community responsibility in maintaining the plant bark is to keep and maintain their plants. As for other measures that do well is to find the seeds of the plant bark with trying to combine local salak with pondoh. 4). Then the communication process of public participation in the preservation of local bark visible with the more active farmers in the bark and community leaders to discuss and determine the ideas for solving the problem of the scarcity of plants barking in the District and Sub-district Manonjaya Cineam.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian tanaman salak lokal di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Fokus penelitian ini meliputi keterlibatan mental dan perasaan masyarakat dalam upaya melestarikan tanaman salak lokal Manonjaya; kesediaan masyarakat untuk melakukan gerakan penanaman kembali salak di lingkungannya masing-masing; tanggungjawab anggota masyarakat dalam memelihara dan mempertahankan tanaman salak serta kegiatan komunikasi partisipatif yang dilakukan masyarakat dalam membangun kesadaran akan pentingnya melestarikan tanaman salak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan metode campuran (mixed method). Hakekatnya metode gabungan adalah merupakan strategi yang mengunakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa 1). Keterlibatan mental dan perasaan masyarakat petani Salak di Kecamatan Manonjaya dan kecamatan Cineam terlihat dari adanya rasa kekhawatiran akan hilangnya tanaman salak di daerahnya yang telah menjadi ciri khas daerah mereka. 2). Mengenai kesediaan masyarakat khususnya para petani salak untuk mulai menanam kembali salak. 3). Sebagai wujud tanggungjawab masyarakat dalam mempertahankan tanaman salak yaitu dengan tetap menjaga dan memelihara tanaman mereka. Adapun upaya lain yang dilakukan juga adalah dengan mencari bibit tanaman salak dengan mencoba memadukan antara tanaman salak lokal dengan salak pondoh. 4). mengenai proses komunikasi partisipasi masyarakat dalam pelestarian salak lokal terlihat dengan semakin aktifnya para petani salak dan tokoh masyarakat dalam membicarakan dan menentukan ide untuk pemecahan masalah mengenai kelangkaan tanaman salak di wilayah Kecamatan Manonjaya dan Kecamatan Cineam. 
PERANAN PENGAJAR DI RUMAH PINTAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA PENGGUNA Emani, Feby; Winoto, Yunus; Kurniasih, Nuning
Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.937 KB) | DOI: 10.24198/jkip.v2i1.11618

Abstract

The purpose of this study was to determine the "role of teachers in the growing smart home smart home users reading Mekarsari Ciwidey village". The method used in this research is descriptive quantitative method. Techniques of data collection through observation, interviews, and questionnaires on children users Smart House, as well as library research. In this study, researchers analyzed that the characteristics of a good teacher is a smart home: to answer and give you the exact reason of the importance of reading books, being able to explain well about the book being discussed, can share experiences about the positive impact of diligent reading, always actively invited to do read books together, always be friendly, provide information about the importance of reading the book again and again, delivering an important message about reading clearly, using language that is easily understood in explaining the importance of reading books. Based on the research results, the researchers concluded that teachers or communicators in Smart House Program in Rural Mekarsari Ciwidey meets the characteristics of a good teacher smart homes. Teachers in the program the smart home has good credibility in delivering messages and infor- mation about the importance of reading to children. And content of the message conveyed by the communicator to get a good response from the res- pondent, as well as the interest in reading are owned by the Village Mekarsari Ciwidey fall into the category of high. Researchers hope that this study can serve as a model for other social foundation to develop childrens interest in reading villages in other areas.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan "Peranan Pengajar di Rumah Pintar Dalam Menumbuhkan Minat Baca Pengguna di Desa Mekarsari Ciwidey". Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan kuesioner pada pengguna anak-anak Rumah Pintar, serta studi pustaka. Dalam studi ini, peneliti menganalisis bahwa karakteristik guru yang baik adalah rumah pintar: untuk menjawab dan memberikan alasan yang tepat tentang pentingnya membaca buku, mampu menjelaskan dengan baik tentang buku yang sedang dibahas, dapat berbagi pengalaman tentang positif dampak rajin membaca, selalu aktif diundang untuk melakukan buku membaca bersama-sama, selalu ramah, memberikan informasi tentang pentingnya membaca buku lagi dan lagi, memberikan pesan penting tentang membaca dengan jelas, menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam menjelaskan pentingnya membaca buku. Berdasarkan hasil penelitian, para peneliti menyimpulkan bahwa guru atau komunikator di Rumah Pintar Program di Pedesaan Mekarsari Ciwidey memenuhi karakteristik guru yang baik rumah pintar. Guru di program rumah pintar memiliki kredibilitas yang baik dalam menyampaikan pesan dan informasi tentang pentingnya membaca untuk anak-anak. Dan isi dari pesan yang disampaikan oleh komunikator untuk mendapatkan respon yang baik dari responden, serta minat baca yang dimiliki oleh Desa Mekarsari Ciwidey jatuh ke dalam kategori tinggi. Para peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat berfungsi sebagai model untuk yayasan sosial lainnya untuk mengembangkan minat anak-anak dalam membaca desa di daerah lain.
Pekerjaan Pustakawan di Bagian Layanan Teknis Pada Era Teknologi Digital: Sebuah kajian fenomenologi tentang pengalaman pustakawan di bagian layanan teknis Di Dinas Perpustakaan Dan Arsip Daerah (DIPUSIPDA) Provinsi Jawa Barat Nafizah, Niar Surry; Winoto, Yunus
JURNAL PUSTAKA BUDAYA Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman pustakawan dispusipda dalam kegiatan-kegiatan layanan teknis pada era teknologi digital. lokasi penelitian ini dilakukan di perpustakaan dispusipda provinsi jawa barat. fokus penelitian ini meliputi 3 (tiga) aspek yakni pengalaman pustakawan dalam kegiatan inventarisasi di perpustakaan dispusipda, pengalaman pustakawan dalam kegiatan klasifikasi di perpustakaan dispusipda, dan pengalaman pustakawan dalam kegiatan katalogisasi di perpustakaan dispusipda. metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. untuk teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui wawancara, dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan teknologi informasi dalam kegiatan layanan teknis di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jawa Barat belum berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari pengalaman pustakawan di bagian penyeleksian dan pengadaan bahan pustaka yang masih mengerjakan tugasnya secara manual. Begitu juga di bagian pengolahan seperti bagian inventarisasi masih dilakukan secara manual dengan menggunakan buku induk, pengklasifikasi masih menggunakan buku DDC manual dan belum menggunakan DDC elektronik apalagi mengguakan DDC on-line. Sedangkan untuk kegiatan pengkatalogan sudah menggunakan software pengolahan data perpustakaan namun belum terintegrasi.  Kata kunci: layanan teknis, teknologi informasi, pengalaman, pustakawan, perpustakaan umum. AbstractThis study aims to determine the experience of librarians dispusipda in technical service activities in the era of digital technology. The location of this research is done in library dispusipda west java province. The focus of this research includes 3 (three) aspects of librarian experience in inventory activities in library dispusipda, librarian experience in classification activities in library dispusipda, and librarians experience in cataloging activities in library dispusipda. Research method used is qualitative method with phenomenology approach. For its data collection techniques is done through interviews, and observation. Based on the results of research known that the use of information technology in technical service activities in the Office of Library and Regional Archives of West Java province has not run well. This is evident from the experience of librarians in the selection and procurement of library materials that are still doing their work manually. Similarly in the processing part such as the inventory section is still done manually by using the parent book, the classifier is still using the manual DDC book and have not used the electronic DDC let alone using DDC on-line. While for pengkatalogan activities already using data processing software library but not yet integrated. Keywords: technical services, information technology, experience, librarians, public libraries.
PENGALAMAN PUSTAKAWAN DALAM UPAYA MELESTARIKAN NASKAH KUNO BABAD SUMEDANG Lies Siti Khadijah, Ute; Winoto, Yunus; Rizal, Edwin; Zulfan, Ipit
Edulib Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edulib.v8i1.11183

Abstract

Naskah kuno merupakan jenis koleksi langka yang biasanya hanya disimpan di tempat-tempat tertentu saja seperti musium dan perpustakaan. Dengan tersedianya naskah kuno di perpustakaan maupun musium diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi bagi masyarakat luas, tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh generasi sekarang, tapi juga oleh generasi yang akan datang. Dalam upaya mempertahankan informasi yang terkandung dalam naskah kuno bukanlah hal yang mudah, apalagi usia naskah kuno yang mencapai ratusan tahun. Selain itu, bahan naskah kuno pada umumnya berasal dari bahan kertas yang sangat rentan terhadap kerusakan serta penggunaan yang terus menerus oleh pengunjung perpustakaan akan mempercepat kerusakan dari naskah kuno tersebut. Maka perlu adanya upaya untuk melestarikan naskah kuno. Salah satu perpustakaan yang memiliki naskah kuno adalah Perpustakaan Yayasan Pangeran Sumedang. Di perpustakaan tersebut terdapat berbagai koleksi yang salah satu diantaranya yaitu naskah kuno “Babad Sumedang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman pustakawan dalam melakukan pelestarian naskah kuno “Babad Sumedang”. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan jenis pendekatan penelitian fenomenologi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa memiliki pengalaman dalam melakukan kegiatan pelestarian naskah kuno “Babad Sumedang” baik yang bersifat preventif maupun pelestarian yang berupa kuratif.
KONTRIBUSI PERPUSTAKAAN DESA DAN PERPUSTAKAAN MASYARAKAT DALAM PENDISEMINASIAN SUMBER-SUMBER INFORMASI BUDAYA LOKAL Yusup, Pawit M; Winoto, Yunus; Rejeki, Diah Sri
PROSIDING KOMUNIKASI PROSIDING : AKSELERSI PEMBANGUNAN MASYARAKAT LOKAL MELALUI KOMUNIKASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI (BUKU
Publisher : PROSIDING KOMUNIKASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.674 KB)

Abstract

Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki catatan yang mengandung nilai budaya dan sejarah lokalnya. Catatan-catatan itu tersimpan dalam berbagai situsbudaya masa lalu dan sebagian sudah direkam dalam bentuk media cetak maupun elektronik. Salah satu media dimaksud adalah naskahkuno, yang sebagian besar masih tersimpan di berbagai tempat dan belum dikelola secara memadai. Di Jawa Barat saja, misalnya, ada di Cirebon, Sumedang, Cianjur, Garut, Bogor, Tasikmalaya, Ciamis, dan tempat-tempat lainnya yang sekarang banyak dikunjungi warga masyarakat dalam kegiatan wisata ziarah dan keagamaan. Informasi dan sumber-sumber informasi tentang itu semua, sebagian sudah dibukukan atau direkam secara ekektronik. Sementara itu, sebagai institusi yang salah satu tugasnya adalah mengelola informasi dan sumber-sumber informasi berbasis cetak dan rekam, termasuk sumber-sumber informasi mengenai budaya lokal, yakni perpustakaan desa dan perpustakaan lain yang ada di desa, belum berperan banyak dalam pengelolaan pendiseminasian kepada masyarakat luas. Penelitian ini mengkaji secara observatif keberadaan perpustakaan desa dan perpustakaan lain yang ada di desa terkait peranannya dalam mendiseminasikan informasi dan sumber-sumber informasi dimaksud, kepada masyarakat luas. Idealnya, perpustakaan desa dan perpustakaan masyarakat yang ada di desa, bisa ikut berpartisipasi dalam mendiseminasikan informasi dan sumber-sumber-sumber informasi dimaksud, kepada masyarakat luas. Kata kunci: Sumber informasi, Budaya lokal, Perpustakaan Desa.
APRESIASI ORANGTUA SISWA TERHADAP PROGRAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH Rohanda, Rohanda; Rachmawati, Tine Silviana; Winoto, Yunus
PROSIDING KOMUNIKASI PROSIDING : AKSELERSI PEMBANGUNAN MASYARAKAT LOKAL MELALUI KOMUNIKASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI (BUKU
Publisher : PROSIDING KOMUNIKASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.992 KB)

Abstract

Pendidikan memegang peranan sentral dalam pembangunan bangsa dan negara karena melalui pendidikan kecerdasan, kemampuan bahkan watak bangsa di masa akan datang banyak ditentukan. Pendidikan berperan sebagai dasar dalam membentuk kualitas manusia yang mempunyai daya saing dan kemampuan dalam menyerap teknologi yang akan dapat meningkatkan produktivitas. Berbicara tentang pendidikan, terungkap bahwa praktik-praktik pembelajaran yang dilaksanakan oleh para guru di sekolah di Indonesia belum memberikan dampak terhadap perkembangan pembelajaran dan pendidikan Guru memiliki peran penting dalam merangsang siswa untuk belajar, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran, Guru harus menggunakan pendekatan yang komprehensif serta progresif sehingga guru bisa memotivasi rasa ingin tahu siswa dan memicu mereka untuk berpikir kritis. Mengingat masih rendahnya minat baca di kalangan masyarakat kita khususnya para siswa, maka perlu adanya terobosan dalam membangun minat dan kebiasaan membaca di kalangan para siswa. Adapun salah satu upaya yang dilakukan pihak pemerintah untuk menumbuhkan minat baca di kalangan para siswa sekolah adalah melalui sebuah program yang disebut gerakan literasi sekolah (GLS). Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif dengan jenis penelitian survey. Populasi dalam penelitian ini adalah para orangtua siswa SLTP dan SLTA yang ada di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat (KBB). Teknik pengumpulan data dilakukan melalui angket, observasi, wawancara serta melalui studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa apresiasi orangtua terhadap pelaksanaan program gerakan literasi sekolah (GLS) dilihat dari aspek pengetahuan (kognitif), emosional (emotif) dan penilaian (evaluatif) berada dalam kategori antara lebih dari cukup. Hal ini mengambarkan bahwa program gerakan literasi sekolah (GLS) mendapatkan apresiasi yang baik dari para orang tua siswa yang ada di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat (KBB) Provinsi Jawa Barat. Kata Kunci : Gerakan Literasi Informasi, Literasi Informasi, Orang tua siswa, Minat baca.
PENGEMBANGAN MODEL JARINGAN INFORMASI DAN PENGGUNAAN MEDIA ALTERNATIF DALAM MENINGKATKAN USAHA ALAT-ALAT PERTANIAN DI WILAYAH KABUPATEN TASIKMALAYA Winoto, Yunus; Sinaga, Dian; Sinaga, Fitri Perdana
PROSIDING KOMUNIKASI PROSIDING : AKSELERSI PEMBANGUNAN MASYARAKAT LOKAL MELALUI KOMUNIKASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI (BUKU
Publisher : PROSIDING KOMUNIKASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.069 KB)

Abstract

Kampung Galonggong merupakan salah satu daerah di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya yang terkenal sebagai tempat yang memprodukdi alat-alat pertanian tradisional. Dari jumlah penduduk yang tinggal di Kampung Galonggong sekitar 70% merupakan para pengrajin alat-alat pertanian tradisional. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, penggunaan jaringan informasi telah banyak digunakan dalam berbagai kegiatan, termasuk kegiatan industri dan perdagangan. Berbicara tentang informasi jaringan selalu dikaitkan dengan penggunaan komputer dan jaringan internet. Secara teoritis jaringan informasi adalah sebuah sistem operasi yang terdiri dari sejumlah komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Adapun gagasan penggunaan media alternatif adalah penggunaan media non-formal, yang banyak orang menggunakan seperti radio komunitas, facebook, whatapps, line dan beberapa media alternatif yang lebih dalam upaya untuk mengembangkan bisnis dan mempromosikan produk peralatan pertanian dari sekelompok alat pertanian pengrajin "Galonggong" dan pertanian lainnya mengimplementasikan pengrajin yang tergabung dalam jaringan. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran (mix method) yang menggabungkan penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam studi tunggal. dari hasil penelitian ini diketahui bahwa model jaringan informasi yang dirancang untuk kelompok pengrajin alat musik tradisional di desa pertanian "Galonggong" menggunakan model peer-to-peer (kelompok kerja). Adapun penggunaan jenis media alternatif dalam promosi pertanian alat, pengrajin menggunakan media facebook, whatapps dan website. Kata Kunci: Alat-Alat Pertanian Tradisional ,Jaringan Informasi, Jaringan Komputer, Media Alternatif.