Claim Missing Document
Check
Articles

A multivariate analysis of risk factors influencing the cesarean section rate in two university hospitals in Leiden (the Netherlands) and Bandung (Indonesia) Wirakusumah, Firman F.; Brand, R; Gravenhorst, J Bennebroek
Medical Journal of Indonesia Vol 7, No 1 (1998): January-March
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.618 KB) | DOI: 10.13181/mji.v7i1.796

Abstract

[no abstract available]
Metode Pembelajaran Preceptorship Dibandingkan Dengan Konvensional Terhadap Keterampilan Pemeriksaan Kehamilan Mahasiswi Kebidanan susanti, ari indra; Wirakusumah, Firman; Garna, Herry
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 2, No 1 (2016): Volume 2 Nomor 1 September 2016
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.622 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v2i1.10417

Abstract

Salah satu kompetensi utama bidan dalam kurikulum D-III Kebidanan Tahun 2011 yaitu bidan sebagai care provider yang mampu memberikan asuhan kebidanan  secara efektif, aman, dan bermutu tinggi bagi perempuan dalam siklus reproduksinya secara komprehensif. Untuk mencapai kompetensi tersebut, maka metode pembelajaran konvensional perlu dikembangkan menjadi metode pembelajaran preceptorship. Tujuan penelitian ini untuk mengukur perbedaan metode pembelajaran preceptorship dengan konvensional terhadap keterampilan pemeriksaan kehamilan mahasiswi kebidanan. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental design dengan rancangan non randomized control group pretest postest design dengan jumlah sampel sebanyak 108 mahasiswi kebidanan di Prodi Kebidanan FK Unpad dan Poltekkes TNI AU Ciumbeleuit. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2013 sampai dengan Februari 2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Analisis uji beda menggunakan uji Z Mann Whitney. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna keterampilan pemeriksaan kehamilan antara metode preceptorship dengan konvensional (p<0.005). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran preceptorship yang dilakukan di lahan praktik dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa kebidanan.Kata Kunci: Keterampilan, konvensional, metode preceptorship
PENGARUH KUALITAS PENDIDIKAN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA LULUSAN PRODI DIII KEBIDANAN DI STIKes RESPATI TASIKMALAYA Rahmidini, Annisa; Wirakusumah, Firman F.; Dewi, Sari Puspa
Creative Research Journal Vol 1, No 01 (2015)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP2D) Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.415 KB)

Abstract

Tingginya tingkat persaingan antara institusi pendidikan mengakibatkan setiap institusi harus dapat mengelola institusinya secara professional. Institusi pendidikan dapat mengatasi daya saing yang tinggi dengan memiliki mutu/kualitas  pendidikan  yang  baik.  Keputusan  perguruan  tinggi  melakukan  tindakan  perbaikan  kualitas pendidikan  yang  sistematis  merupakan  perangkat  yang  menentukan  dalam  menindaklanjuti  keluhan mahasiswa dari suatu kegagalan sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan kepuasan lulusan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kualitas pendidikan (tatakelola, pengabdian pada masyarakat, kurikulum program studi, proses pembelajaran, sumber daya manusia, suasana akademik, penelitian dan publikasi, kemahasiswaan, keuangan, serta prasarana dan sarana) terhadap kepuasan lulusan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Respati Tasikmalaya. Jenis penelitian kuantitatif dan metode yang digunakan adalah metode survey analitik dengan desain penelitian yaitu cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lulusan STIKes Respati Tasikmalaya dua tahun terakhir yaitu Angkatan VII dan VIII berjumlah 201 lulusan. teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling sebanyak 106 lulusan diambil. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan kuesioner. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara kualitas pendidikan terhadap kepuasan lulusan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Respati Tasikmalaya. Diharapkan STIKES Respati Tasikmalaya meningkatkan kualitas pendidikan agar lulusan dapat merasa puas.
Analisis Penyebab Kematian Maternal di Kabupaten Cirebon Nataria, Desti; Husin, Farid; Hidayat, Yudi M; Sismayadi, Dodi; Sukandar, Hadyana; Wirakusumah, Firman F
Jurnal Kesehatan - Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi Vol 11, No 1 (2020): Jurnal Kesehatan
Publisher : STIKes Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2383.055 KB) | DOI: 10.35730/jk.v11i1.465

Abstract

Kematian maternal merupakan indikator yang menggambarkan status kesehatan wanita dan sebagian besar merupakan kematian yang dapat dicegah. Kematian maternal di Kabupaten Cirebon mengalami peningkatan dari tahun 2014?2015 yaitu dari 49 menjadi 53 kasus. Dibutuhkan data kematian yang lengkap untuk mengkaji penyebab kematian. Pengkajian yang tepat memberikan masukan perbaikan penanganan dan pembuatan kebijakan pada masa mendatang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi faktor penyebab kematian maternal. Desain penelitian menggunakan sequensial explanatory mixed method. Tahap pertama pengambilan data kuantitatif terhadap 53 data OVM, RMM, dan RMMP, serta rekapitulasi laporan kematian maternal tahun 2015, kemudian dilanjutkan pengambilan data kualitatif melalui indepth interview yang dilakukan pada keluarga (suami/ibu/orang tua/mertua/saudara kandung perempuan) dari ibu yang mengalami kematian, tenaga kesehatan yang terkait dengan kematian maternal, dan penanggungjawab pencatatan dan pelaporan kematian maternal di dinas kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan, dinas kependudukan dan catatan sipil/dinas pemakaman. Penelitian dilakukan di Kabupaten Cirebon pada Bulan Oktober-November 2016. Seluruh kematian maternal telah tercatat dan terlaporkan. Sebagian besarnya merupakan kematian maternal dapat dicegah yang disebabkan oleh multifaktor diantaranya faktor pasien, tenaga kesehatan, dan rujukan 37,5%; faktor pasien dan tenaga kesehatan 29,2%; faktor pasien, sarana prasarana, dan rujukan 14,5%; faktor tenaga kesehatan dan rujukan 8,3%; faktor sarana dan rujukan 6,3%; serta faktor pasien, tenaga kesehatan, sarana prasarana, dan rujukan 4,2%. Kematian maternal yang dapat dicegah disebabkan oleh kontribusi banyak faktor yang saling berkaitan sehingga untuk menurunkan kematian maternal dibutuhkan komitmen dan kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
CRANIAL CHARACTERISTICS, MAXILLOFACIAL, AND SKULL BASE STRUCTURE OF NON-HUMAN PRIMATE (ADULT MACACA FASCICULARIS): A PRELIMINARY STUDY FOR CRANIAL CRANIOTOMY MODEL Bolly, Hendrikus Masang Ban; Indah, Astrina Rosaria; Faried, Ahmad; Noverina, Rachmawati; Arifin, Muhammad Zafrullah; Wirakusumah, Firman Fuad
Majalah Kedokteran Bandung Vol 51, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15395/mkb.v51n2.1650

Abstract

The use of non-human primate (NHP) animal models, which anatomical and physiological similarities to human, is important for the sake of learning the anatomical properties. This study aimed to characterize the cranial, maxillofacial, and skull base structures of non-human primates as a potential model suitable for a cranial craniotomy model. Adult Macaca fascicularis (MF) skulls classified asspecificpathogen-free for TB, SIV, SV40, Polio, Foamy virus and Herpes B virus from PT Bio Farma (Persero) Animal Lab. Library were used to represent the anatomical model.The open access database from Mammalian Crania Photographic Archive 2nd Edition (MCPA2) was used for cranial characterization analysis. This study was performed at the Department of Neurosurgery, Dr. Hasan Sadikin General Hospital and the Animal Laboratory of PT. Biofarma (Persero) from November 2018 to January 2019. The skull base structures were assessed for its analogies with its human counterpart. Comparison by t-student analysis between male and female skulls shows the mean male cranial length (CL) is greater than in female (116.68 vs 102.50 mm), with p=0.000; the mean male bizygomatic width (BZB) is greater than in female (79.30 vs 69.70 mm) with p=0.001; the mean male posterior cranial breadth (CBN) is greater than in female (63.40 vs 58.79 mm) with p=0.019; and the mean male cranial base length (CBL) is greater than in female (63.32 vs 57.55 mm), with p=0.001. The skull of MF is suitable for Neurosurgery and Neuroscience study since the MF cranial characterization and structure are similar to that of human. Its structure is ideal for performing craniotomy since it has several characteristics such as cranial vault, maxillofacial structure with huge temporal muscle, and skull base structure.  Karakteristik Kranium, Maksilofasial, dan Struktur Dasar Tengkorak Non-human Primate Macaca fascicularis dewasa: Studi Pendahuluan untuk Model Craiotomi Kranium Penggunaan hewan model berasal dari primata bukan-manusia (NHP), dimana secara anatomis dan fisiologis mirip dengan manusia, sangat penting untuk dapat mempelajari struktur anatominya. Penelitian ini bertujuan untuk karakterisasi struktur kranium, maksilofasial dan dasar tengkorak primata (Non-human Primate) yang berpotensi sebagai model penelitian kraniotomi. Tengkorak dewasa Macaca fascicularis (MF) dari  Laboratorium Hewan PT Biofarma (Persero), bebas infeksi TBC, SIV, SV40, Polio, Foamy Virus,  dan Herpes B digunakan sebagai model anatomi. Basis data terbuka Mammalian Cranial Photographic Archive 2nd Edition (MCPA2) digunakan untuk analisis kranium. Penelitian dilakukan di Departmen Bedah Saraf RSHS dan Laboratorium Hewan  PT. Biofarma  pada November 2018?Januari 2019. Struktur tengkorak MF dipelajari analogi seperti pada struktur tengkorak manusia. Analisis uji-t tengkorak jantan dan betina menunjukan rerata panjang kranial (Cranial length, CL) jantan lebih panjang dibanding betina (116.68 vs 102.50 mm, p=0.000); rerata bizygomatic width (BZB) jantan lebih panjang dibanding betina (79.30 vs 69.70 mm, p=0.001); rerata posterior cranial breadth (CBN) jantan lebih panjang dibanding betina (63.40 vs 58.79 mm, p=0.019);dan rerata cranial base length (CBL) jantan lebih panjang dibanding betina (63.32 vs57.55 mm, p=0.001). Tengkorak MF sesuai untuk berbagai penelitian bidang bedah saraf dan neurosains. Karakterisasi kranial dan strukturnya sama dengan yang dimiliki manusia. Struktur kranium MF merupakan model ideal untuk kraniotomi berdasar karakteristik tulang tengkorak, otot temporal besar pada maksilofasial, dan struktur dasar tengkorak.
Correlation between Protein-with-Molecular-Weight-53 (p53), Burkit Cell Lymphoma 2 (Bcl2), and Fas Ligand (FasL) and Vascular-Cell-Adhesion-Molecule-1 (VCAM-1) mRNA Expression Levels in a Pathogenesis Study of Preeclampsia Teguh, Mintareja; Karkata, Made Kornia; Wirakusumah, Firman Fuad; Mose, Johanes Cornelius; Satari, Mieke Hemiawati; Septiani, Leri
International Journal of Integrated Health Sciences Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : International Journal of Integrated Health Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1346.304 KB)

Abstract

Objective: To determine the role of protein-with-molecular-weight-53 (p53), burkit cell lymphoma 2 (Bcl2),  Fas ligand (FasL) mRNA, and vascular cell adhesion molecule 1 (VCAM-1), known as the apoptosis-related molecular pathway, in preeclamptic patients.     Methods: Observation on the correlation between the mRNA levels of p53, Bcl2 and FasL and VCAM-1 in 31 subjects at 28-42 weeks gestational age was performed in this study using the real time reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR).    Results: The results showed that p53 mRNA increased (>1.2350 ng/μL) in the preeclampsia group compared to the normal pregnancy group (p=0.010), Bcl2 mRNA was lower (≤0.9271 ng/μL) in the preeclampsia group than the control group (p=0.041). There was also a tendency of increased FasL mRNA expression (>0.5509 ng/μL) in the preeclampsia group compared to the normal pregnancy group (p=0.300). The level of VCAM-1 elevated (>890.08 ng/mL) in the preeclampsia group compared to the normal pregnancy group (p=0.001). In preeclampsia, the correlation between the Bcl2/p53 ratio and VCAM-1 was r=0.541 (p=0.002), whereas the correlation in normal pregnancy was r=0.099 (p=0.595).     Conclusions: There are correlations between the mRNA expression levels of p53 and Bcl2 as an intrinsic pathway of apoptosis along with the VCAM-1 levels in the incidence of preeclampsia. However, no correlation is found between FasL mRNA expression and the incidence of preeclampsia.Keywords: Bcl2, FasL, p53, Preeclampsia, VCAM-1DOI: 10.15850/ijihs.v2n1.273
EVALUASI PENGARUH LAMANYA PEMBERIAN ASI SAJA TERHADAP PERTUMBUHAN ANAK Suatu Studi di Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat Lepita, Lepita; Sukandar, Hadyana; Wirakusumah, Firman F.
Majalah Kedokteran Bandung Vol 41, No 1
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.575 KB)

Abstract

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang kaya akan gizi dan sangat penting untuk pertumbuhan anak. Terganggunya pertumbuhan anak diawali dengan kekurangan gizi yang dapat diatasi dengan memberikan ASI saja sejak lahir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lamanya pemberian ASI saja pada pertumbuhan anak. Faktor yang dilihat adalah berat badan dan tinggi badan anak. Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif yaitu mencari efek yang muncul pada balita usia antara 12 sampai 36 bulan yang ketika bayinya menggunakan ASI saja di wilayah Kecamatan Ledo. Jumlah subjek yang diteliti sebanyak 101 anak. Sampel diambil dengan teknik cluster berdasarkan kriteria inklusi. Analisis statistik memakai analisis varians, uji Mann-Whitney, Kruskal-Wallis, dan korelasi regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lamanya pemberian ASI saja mempengaruhi pertumbuhan anak berdasarkan persen terhadap median Berat Badan (BB)/Usia (U) dan Berat Badan (BB)/Tinggi Badan (TB) (p<0,001); tidak tampak pengaruh lamanya pemberian ASI dengan pertumbuhan anak berdasarkan persen terhadap median TB/U baku rujukan WHO-NCHS (p>0,05). Kesimpulan pada penelitian ini adalah lamanya pemberian ASI saja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan yang diukur berdasarkan persen terhadap median BB/U dan BB/TBbaku rujukan WHO-NCHS.Kata kunci: Lamanya pemberian ASI, pertumbuhan anak, antropometriEVALUATION THE IMPACT BREASTFEEDING PERIOD OF TIME TO THE CHILD GROWTH: A Study In Ledo Subdistrict, Bengkayang Regency, West Kalimantan Province Breastfeeding is rich food nutrient and it is very important for the child growth. Neonatal growth disorders, it is initially revealed from the beginning by a lack of nutrient. The lack of nutrient can be minimized by giving breastfeeding since the first living without any additional food. The objective of this study was to know the impact of length duration influenced of breastfeeding to the child growth that was seen from the child's body weight and body height. This study designed as a retrospective cohort looking for an effect of weight and height growth of subject child age between 12 to 36 months used to have only breastfeeding in Ledo. The study carried out to 101 children. The samples collected by cluster technique, the inclusion criteria had been determined. Statistical analysis used, varians, Mann-Whitney, Kruskal-Wallis, and analysis regression.The result of study, it was shown that the duration of breastfeeding affect of child growth significantly different; the percentage of median body weight to age vs body weight to body height referred to WHO-NCHS standard (p<0.001); but there were no any correlation on the percentage of median body height to age referred to WHO-NCHS standard (>0.05). Conclusion: duration of breastfeeding has positive effect to the growth which is measured based on the percentage of median body weight/age and body weight/body height referred to WHO-NCHS standard.Key words: Duration of breastfeeding, child growth, anthropometry DOI: http://dx.doi.org/10.15395/mkb.v41n1.181
COMPARISON OF HISTOLOGICAL CHARACTERISTICS OF DRIED AND FRESH AMNION MEMBRANES AND DURA MATER IN NON-HUMAN PRIMATE (MACACA FASCICULARIS) Indah, Astrina Rosaria; Bolly, Hendrikus Masang B.; Faried, Ahmad; Arifin, Muhammad Zafrullah; Achadiyani, Achadiyani; Wirakusumah, Firman Fuad
Majalah Kedokteran Bandung Vol 51, No 1 (2019)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.785 KB) | DOI: 10.15395/mkb.v51n1.1651

Abstract

This study aimed to characterize the histological properties of dry-lyophilized amniotic membrane, fresh amniotic membrane (AM), and duramater membrane in search for a biologically-derived material suitable for meninges surface reconstruction. This descriptive study was conducted at the Unit-3 Laboratory of Animal Test of PT. Bio Farma (Persero), Bandung and Cell Biology Laboratory of the Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran Bandung. This study was conducted from 2018-2019. Fresh Macacafascicularis placenta from healthy donors,classified as specific pathogen-free for TB, SIV, SV40, Polio type 1,2,3, Foamy virus and Herpes B virus, were obtained from selected caesarean sections.The harvested dried and fresh AM and duramater membrane were stained with hematoxylin-eosin and prepared for characterization. Histological examination of dry-lyophilized and fresh AM showed similar results. Histologically, AM is represented by a single layer of metabolically-active cuboidal to columnar epithelium with microvilli firmly attached to a basement membrane and an avascular and relatively sparsely populated stroma. Meninges layers consists of 3 layers: duramater, arachnoid membrane, and piamater. Most of these cells have the same characteristics as fibroblasts, including long organelles and nuclei with various levels of fibril formation. The histological study of amniotic membrane and duramater membrane shows comparable results. The AM is a biologically-derived material suitable for meninges surface reconstruction since its histological structure is somewhat similar to that of the duramater. Its structure is ideal for replacing duramater since it has several characteristics, such as having hygroscopic properties, good biocompatibility, relatively easy to apply, and inexpensive. Key words: Dried and fresh amnion membranes, duramater membranes, non-human primate Karakteristik Histologis Membran Amnion Jenis Kering dan Segar dengan Membran Duramater pada Primata Non-Human Macaca fascicularisPenelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik histologis membran amnion kering yang diliofilisasi, membran amnion segar, dan duramater, dalam rangka mencari bahan biologis yang cocok untuk rekonstruksi permukaan meninges. Penelitian deskriptif dilakukan di Laboratorium Hewan Uji PT. Bio Farma dan Laboratorium Biologi Sel FK Universitas Padjadjaran periode 2018-2019. Plasenta Primata non-human Macaca fascicularis segar dari donor sehat, yang bebas dari pathogen spesifik TB, SIV, SV40, Polio tipe 1, 2, 3, virus Foamy dan virus Herpes B, diperoleh dari seksio sesarea. Kemudian, dilakukan pewarnaan dengan hematoxylin-eosin untuk membran amnion kering dan segar, serta membran duramater untuk mengetahui karakterisasi histologisnya. Pemeriksaan histologis membran amnion kering-yang aktif bermetabolisme hingga kolumnar dengan mikrovili; melekat kuat pada membran basal dan stroma yang avaskular dan relatif jarang. Lapisan Meninges terdiri dari 3 lapisan: duramater, arachnoid dan piamater. Sebagian besar sel-sel ini memiliki karakteristik yang sama dengan fibroblas. Studi histologis membran amnion dan membran duramater memiliki struktur yang relatif serupa. Membran amnion adalah material yang secara biologis cocok untuk rekonstruksi permukaan meningen, karena struktur histologinya agak mirip dengan duramater. Oleh karena itu secara struktur, membran amnion ideal untuk menggantikan duramater karena memiliki beberapa karakteristik seperti sifat higroskopis, biokompatibilitas baik, mudah diterapkan, dan murah.Kata kunci: Membran amnion segar dan kering, membran duramater, primate non-human
SENSITIVITAS, SPESIFISITAS DAN AKURASI PENGUKURAN KONTRAKSI UTERUS KALA I FASE AKTIF IBU BERSALIN MENGGUNAKAN TOKODINAMOMETER Bainuan, Lina Darmayanti; Husin, Farid; Anwar, Anita Deborah; Arifin, Achmad; Wirakusumah, Firman Fuad
Majalah Kedokteran Bandung Vol 50, No 1 (2018)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.328 KB) | DOI: 10.15395/mkb.v50n1.1213

Abstract

Pada umumnya, pemeriksaan kontraksi uterus dilakukan dengan menekan fundus uteri, namun demikian cara tersebut menyebabkan ketidaknyamanan dan hanya dapat mengetahui frekuensi kontraksi sedangkan durasi dan intensitas kontraksi pengukurannya bersifat subjektif. Cara lain yang digunakan adalah menggunakan Kardiotokografi, namun harganya mahal danl lebih sulit untuk menginterpretasikan hasil. Tokodinamometer dapat digunakan untuk menilai kemajuan persalinan karena dapat dibaca langsung, sederhana, dan harga terjangkau, sehingga dapat digunakan di komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sensitivitas, spesifisitas dan akurasi Tokodinamometer dalam mengukur kontraksi uterus kala I fase aktif pada ibu bersalin. Rancangan penelitian merupakan studi observasional analitik dengan desain Cross sectional (potong silang). Sampel penelitian berjumlah 47 orang yang memenuhi kriteria inklusi di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung, dengan teknik concecutive sampling. Pengambilan data dengan mengukur kontraksi uterus  menggunakan Tokodinamometer dan Kardiotokografi (KTG) diukur secara bersamaan sebanyak 2 kali. Analisis menggunakan uji Wilcoxon?s, dan uji diagnostik. Hasil penelitian didapatkan, frekuensi dan intensitas kontraksi uterus tidak terdapat perbedaan (p>0,05), sedangkan durasi kontraksi terdapat perbedaan bermakna (p< 0,05) antara ibu bersalin kala I fase aktif yang diukur menggunakan Tokodinamometer dan KTG. Tokodinamometer memiliki nilai sensitivitas (90,47%), spesifisitas (78,26%) dan akurasi (87,21%). Tokodinamometer dapat digunakan untuk pemantauan kontraksi uterus di komunitas.Kata kunci : Fase aktif, Kontraksi uterus, Tokodinamometer Sensitivity, Specificity, and Accuracy Measurement of Stage I Active Labor Uterus Contraction Using TokodynamometerExamination of uterine contractions is generally done by pressing the uterine fundus. This method can cause discomfort and can only reveal the frequency of contraction while the duration and intensity of contraction measurement is subjective, leading to inaccurate decision making in early phase of labor. Labor monitoring should be done by cardiotocography. However, this device is expensive and interpretation of results needs specific skills.  Since  contraction assessment is important to understand the progress of labor, a device that can be used at the community level is needed. This study aimed to analyze the sensitivity, specificity and accuracy of Tokodynamometer in measuring uterine contraction in the first stage of active phase of labor. This was a crossectional analytic observational study on 47 women who met the inclusion criteria in Bandung City Maternal and Child Hospital t RSKIA Bandung, with concecutive sampling technique. Tokodynamometer and Cardiotocography were used to measure uterine contractions simultaneously. Each measurement was done twice or according to mother condition. Data collected were analyzed using  Wilcoxon?s test and diagnostic test. The results showed that the frequency and intensity of uterine contractions did not differ (p>0.05), whereas the duration of contraction was significantly different with p=0.012 (p<0.05) between measurements taken using Tokodinamometer and CTG in active phase of labor. The Tokodynamometer has sensitivity specificity and accuracy values of 90.47 %, 78.26 %), and 87.21 %,, respectively. Tokodynamometer has almost similar sensitivity, specificity, and accuracy to Cardiotocography as the gold standard. Thus, Tokodynamometer can be used for monitoring uterine contractions in community setting.Key words: Active phase, uterine contractions, Tokodynamometer
Perbedaan antara Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik pada Pasien Infeksi Nosokomial di Bagian Bedah dan Medikal RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung Wahyudi, Bayu; Setiawati, Elsa Puji; Shahib, Nurhalim; Wirakusumah, Firman F.
Majalah Kedokteran Bandung Vol 50, No 4 (2018)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.764 KB) | DOI: 10.15395/mkb.v50n4.1576

Abstract

Infeksi nosokomial merupakan satu masalah komplikasi di rumah sakit dan menjadi permasalahan penting bagi kesehatan publik di dunia. Kecenderungan pasien menderita infeksi nosokomial (HAIs) ditentukan oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Metode penelitian yang digunakan adalah potong lintang. Terdapat 287 pasien yang mengalami infeksi nosokomial yang disebabkan oleh Klebsiella pneumoniae di Bagian Bedah dan Medikal Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSUP) selama periode Januari sampai Juni tahun 2015 yang telah memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan antara faktor intrinsik dan ekstrinsik pada pasien infeksi nosokomial yang disebabkan oleh klebsiella pneumoniae di bagian Bedah dan Medikal RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan nilai p<0,05. Terdapat perbedaan kejadian resistensi terhadap karbapenem pada kasus infeksi nosokomial selain kadar Hb adalah tindakan medis untuk tindakan medis sedang mempunyai risiko 2,06 kali (IK 95%; 1,0–4,28 ), pada tindakan medis berat 3,03 kali (IK 95%; 1,21–7,61) bila dibanding dengan tindakan medis ringan. Terdapat perbedaan dengan ketidaksembuhan pada kasus infeksi nosokomial adalah kasus rawat medikal, leukosit >16.600, tindakan medis berat, dan keadaan kulit terbuka dengan OR masing masing 2,89; 2,09; 5,05; dan 1,88. Saran, untuk memberikan pelayanan yang prima dengan memperhatikan faktor intrinsik pasien baik usia, jenis kelamin, keadaan luka kulit dan status gizi, juga memperhatikan faktor ektrinsik berupa lamanya masa rawat, tempat pengambilan sampel, dan tindakan medik yang dilakukan. Kata kunci: Faktor intrinsik dan ekstrinsik, infeksi Klebsiella pneumoniae, kasus bedah dan medikal, nosokomialinfeksiDifference between Intrinsic and Extrinsic Factors of  Nosocomial Infection Patients in The Surgery and Medical Ward of Dr. Hasan Sadikin General Hospital BandungNosocomial infection or Hospital-Acquired Infection (HAI) occurs as a complication during hospitalization in hospitals and becomes an important global public health problem. The tendency of patients suffering from nosocomial infectionis determined by intrinsic and extrinsic factors. This was a cross-sectional study on 287 patients with nosocomial infection caused by Klebsiella pneumoniae at the Surgical and Medical wards of Dr. Hasan Sadikin General Hospital during the period January to June 2015 who met the inclusion and exclusion criteria. Results showed the difference in intrinsic and extrinsic factors in patients with nosocomial infections caused by Klebsiella (p<0.05). There was a difference in the resistance towards Carbanepem in nosocomial infections. Factors influencing this were Hb level and medical actions. Patients with intermediate medical procedures had 2.06 times higher risk (CI 95%; 1.0–4.28 ) while in those with complicated medical procedures, the risk was 3.03 times higher (CI 95%; 1.21–7.61) when compared to those receiving simple medical procedures. A difference was also seen in the failure to recover in nosocomial infection between the medical inpatient cases (leucocyte of >16,600), complicated medical procedure, and open-skin condition with ORs of 2.89; 2.09; 5.05; and 1.88, respectively. It is suggested to provide excelent services by paying atttention to the intrinsic factors of patients, i.e. age, gender, skin wound status, and nutrition status and the extrinsic factors, i.e. length of stay, sampling sites, and medical procedures performed.Key words: Intrinsic and extrinsic factors , Klebsiella pneumoniae infection, nosocomial infection, surgical andmedical cases
Co-Authors Achadiyani Achmad Arifin Achmad Suardi Adjat Sedjati Rasyad Ahmad Faried Ahmad Farried Alil Usman Anita D. Anwar Anita D. Anwar Anita Deborah Anwar Anita Megawati Fajrin Annisa Rahmidini Ari indra Susanti Arva Rochmawati Astri Nurdiana Bainuan, Lina Darmayanti Bayu Wahyudi Bony Lestari Bony Wiem Lestari Budi Handono Dadan Susandi Damayanti, Melly Dany Hilmanto Dasim Budimansyah Deni K. Sunjaya Deni K. Sunjaya Deni Sunjaya Desti Nataria, Desti Dewi Diah Herawati Dewi M.D Herawati Dewi Marhaeni Diah Herawati Dodi Sismayadi Dwi Agustian Eddy Fadlyana Elsa P Setiawati Elsa Setiawati Endang Susilowati Endang Sutedja Endang Sutedja Erni Hernawati Esti Hitatami Evi Sri Suryani Farid Husin Farid Husin Farid Husin Farid Husin Farid Husin Farid Husin Fatikhu Yatuni Asmara Fauzia Laili Febi Puji Utami Gaga Irawan Gaga Irawan Nugraha Gusti Ayu Pramita aswitami Hadi Susiarno Hadi Susiarno Hadyana Sukandar Hadyana Sukandar Hadyana Sukandar Hadyana Sukandar Hadyana Sukandar Hasan Purwana Hendrikus Masang Ban Bolly Henni Djuhaeni Herlambang Herlambang Herman Susanto Herman Susanto Herry Garna Herry Herman Herry Herman Herry Herman Hesty Widyasih Hesty Widyasih Hidayat Wijayanegara Hidayat, Yudi M Hiroyuki Kuwanto Husin, Farid I Ketut Suada Ika Fitria Elmeida Ika Fitria Elmeida Ike Rostikawati Husen Indah, Astrina Rosaria Ishak Abdulhak Ishak Nurihsan Ita Susanti J Bennebroek Gravenhorst Jasmi ati Johanes C Mose Johanes C. Mose Jusuf Effendi Jusuf S Effendi Kurniawati Kurniawati Kusnandi Rusmil Kusnandi Rusmil Kuswandewi Mutyara Lailatul Mustaghfiroh Lasiyati Yuswo Yani Lepita, Lepita Leri S Faried Leri Septiani M. Nurhalim Shahib M. Rizkar Arev Sukarsa Made Kornia Karkata Mamun Sutisna Mamun Sutisna Maringan Diapari L.T MARINGAN DIAPARI LUMBAN TOBING Maya K. Puspitasari Ma’mun Sutisna Ma’mun Sutisna Ma’mun Sutisna Meita Dhamayanti Mieke Hemiawati Satari Mintareja Teguh Muhammad Nurhalim Shahib Muhammad Zafrullah Arifin Nanan Sekarwana Nasriyah - Nasriyah Nasriyah Nasriyah, Nasriyah Nenny Yoanitha Nia Fararid Askar Niken Bayu Argaheni Noverina, Rachmawati Nur Alam Nur hasanah Nurhasanah Nurhasanah Nurihsan, Achmad Juntika Nurul Kodiyah Nuryanto Nuryanto Octaviani, Dhita Aulia Oki Suwarsa Osman Syarief Ponpon S. Idjradinata R Brand Raden Tina Dewi Judistiani Rahmidini, Annisa Ruswana Anwar Sari Puspa Dewi Setiawan Setiawan Setiawati, Elsa Puji Sismayadi, Dodi Siti Nurjanah Sofie R. Krisnadi Sri Komalaningsih Sri Wahyuningsih Sudaryanto Sudaryanto Suryani Soepardan Susiarno, Hadi Tina Judistiani Tita Husnitawati Madjid Tita Husnitawati Madjid8 Tita Madjid Tri Hanggono Achmad Tri Nur Kristina Unggul Yudatmo Vita Murniati Tarawan Vita Murniati Tarawan Wahyu Nuraisya Widia Natalia Yoni F Syukriani Yoni Syukriani Yoni Syukriani Yudi M Hidayat Yudi Mulyana Hidayat