Wulan Agung
Sekolah Tinggi Teologi Nusantara, Salatiga

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STRATEGI PROBLEM SOLVING PAULUS BERDASARKAN KITAB FILEMON DAN IMPLIKASI BAGI PEMIMPIN GEREJA Wulan Agung
SIAP: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 11, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Jemaat Kristus Indonesia, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55087/siap.v11i1.27

Abstract

Isu mengenai pemimpin memang sangat menarik untuk diulas, secara khusus bagaimana peran pemimpin dalam mengatasi masalah.  Dalam bagian ini penulis hendak memaparkan bagaimana strategi problem solving yang dilakukan oleh Paulus berdasarkan pada Kitab Filemon. Tujuan dari artikel ini adalah memperoleh strategi problem solving Paulus berdasarkan Kitab Filemon dan Implikasi bagi pemimpin gereja. Untuk memperolehnya penulis melakukan analisa terhadap kitab Filemon dengan studi literature dan pustaka. Dalam artikel ini penulis menemukan ada empat strategi problem solving Paulus berdasarkan kitab Filemon yaitu memberikan perhatian pada reputasi yang baik, nasihat dan dorongan untuk hidup dalam kasih, mendorong dalam pengambilan keputusan yang benar dan mendorong pada rekonsiliasi.Kata Kunci: Strategi Problem Solving, Kitab Filemon, Pemimpin Gereja.
Profesional Guru Pendidkan Agama Kristen dalam Kepemimpinan Kristen Saturnina Elisa; Wulan Agung; Yonatan Alex Arifianto
Sabda: Jurnal Teologi Kristen Vol 3, No 1 (2022): MEI- 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55097/sabda.v3i1.37

Abstract

Memberikan suatu pengertian mengenai Profesional guru kepemimpinan pendidikan agama Kristen bagi setiap guru pendidikan agama Kristen, dalam meningkatkan suatu keberhasilan dari tujuan pendidikan agama Kristen dengan menghadapi suatu hambatan atau tantangan bagi guru sehingga hasilnya para murid dapat mengimplementasikannya nilai-nilai Kristen dalam kehidupan sehari-hari mereka baik dilingkungan keluarga maupan ditengah-tengah masyarakat. Melalui profesional guru kepemimpinan pendidkan agama Kristen, dengan metode kualitatif deskriptif peneliti menganalisis dengan studi pustaka untuk dapat memberikan suatu pemahaman mengenai Profesional guru kepemimpinan pendidikan agama Kristen agar guru dapat menerapkan dan menghasilkan suatu keberhasilan dalam pendidikan Kristen.
Orang Kristen dalam Sinergi Penginjilan Digital di Era Disrupsi Anatje Ivone Sherly Lumantow; Wulan Agung
Sabda: Jurnal Teologi Kristen Vol 2, No 2 (2021): November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.101 KB) | DOI: 10.55097/sabda.v2i2.33

Abstract

Sesuai dengan karakteristik era disrupsi yang telah  merombak  tata kelola hidup manusia, penginjilan pun disyaratkan untuk ikut teradaptasi karenanya. Disrupsi penginjilan diawali dengan perubahan paradigma fundamental mengenai maknanya. Penginjilan era digital buka melulu perubahan pada metode penyelenggaraan yang melibatkan teknologi digital, namun lebih kepada totalitas penyelenggaraan yang didasarkan pada makna sesuai kebenaran Alkitab. Penelitian diselenggarakan melalui metode kualitatif  dikarenakan dilakukan eksplorasi mendalam tentang makna penginjilan. Teknik studi kepustakaan menjadi pilihan dan penelusuran teks-teks Alkitab sebagai landasan pijak menyusun argumen dan simpulan penelitian. Tujuan riset mendalami makna hakiki penginjilan dan memberikan pemahaman baru mengenainya. Riset juga memberikan gambaran praktis bagaimana menyelenggarakan penginjilan yang benar sesuai zaman digital ini. Simpulan riset menyatakan bahwa penginjilan digital memerlukan transformasi penyelenggaraan yang melibatkan ikatan sinergitas yaitu: Pertama,  sinergi instrumental. Sinergi ini merupakan paduan dari dunia digital dan dunia nyata sebagai instrumen terselenggaranya penginjilan. Kedua, sinergi personal. Sinergitas yang dimaksudkan adalah paduan kekuatan atau sinergi aspek intelektual, emosional dan aksional dalam diri orang percaya sebagai penginjil.  Dengan memanfaatkan paduan kekuatan tersebut seorang individu dapat mengoptimalkan penginjilan. Sinergi personal mendeskripsikan tentang keutuhan dan totalitas individu dalam melakukan penginjilan. Ketiga, sinergi relasional. Relasional berbicara mengenai hubungan yang terjalin kuat dan sehat antara semua umat percaya: gereja, keluarga, lembaga pendidikan, dan individu. Media digital memungkinkan sinergi tersebut dapat dilakukan dengan mudah. Kerjasama gereja, lembaga pendidikan, keluarga dan seluruh umat Tuhan dalam penginjilan digital sangat dibutuhkan  agar khalayak sungguh-sungguh mendapatkan kebenaran firman Tuhan yang benar, tidak ada perdebatan, konflik dan tindakan saling menyalahkan yang pada ujungnya menjadi batu sandungan dalam penginjilan. Keempat, sinergi sosial. Penginjilan perlu memperhatikan kehidupan sosial masyarakat. Penginjilan memuat tanggungjawab secara sosial sehingga tidak akan berhasil tanpa tindakan nyata kepada sesama. Tindakan kasih dapat dimanifestasikan dalam bentuk dukungan langsung:  pertolongan, semangat, pendampingan, penyediaan diri, pengorbanan dan pelbagai tindakan kasih lainnya.