Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

SENI TEREBANG GEBES GRUP CANDRALIJAYA DI KAMPUNG CIRANGKONG DESA CIKEUSAL KECAMATAN TANJUNGJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA Asti Tri Lestari
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 1 No. 2 (2018): Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 1, No. 2, Desember 2018
Publisher : Prodi Pendidikan Sendratasik FKIP UMTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.22 KB) | DOI: 10.35568/magelaran.v1i2.466

Abstract

This research is intended to find out the development of art in the gebes in Cirangkong Village, Cikeusal Village, Tanjung Jaya District, Tasikmalaya Regency. This has become important regarding the art of gebes which is a product of local communities whose existence is now increasingly marginalized by the invasion of foreign cultures as a result of globalization. The research method used is descriptive method with a qualitative approach. Based on the data collected successfully, it is illustrated that the art of gebes felling has a function as a ritual in the celebration of harvest for the supporting community. A new phenomenon that is as entertainment in enlivening various national events. Another symptom of the emergence of art groups was broken down in schools played by school students. The structure of the performance of the art is broken down in the event of the purpose of overtime, which starts from the preparation, implementation, and closing.
PEMBELAJARAN TARI KREATIF MELALUI KAULINAN BUDAK LEMBUR DI SEKOLAH DASAR: PEMBELAJARAN TARI KREATIF MELALUI KAULINAN BUDAK LEMBUR DI SEKOLAH DASAR Asti Tri Lestari
NATURALISTIC : Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 1 No. 2 (2017): NATURALISTIC: Jurnal Kajian Penelitian dan Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal ini diterbitkan oleh: PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.481 KB) | DOI: 10.35568/naturalistic.v1i2.3

Abstract

Artikel ini memaparkan tentang pembelajaran tari kreatif melalui kaulinan budak lembur di Sekolah Dasar. Hal ini penting, karena kebanyakan pembelajaran tari di SD yang diterapkan dalam pembelajaran intra kurikuler, siswa dipaksakan untuk bisa menari, bukan menumbuhkan kreatifitas tari pada diri murid. Sedangkan sejak diberlakukan kurikulum 2013, mata pelajaran seni tari contoh di kelas IV SD, memuat Kompetensi Dasar (KD) 3.1 mengetahui gerak tari kreasi daerah dan (KD) 4.1 meragakan gerak tari kreasi daerah. Maka seyogyanya pembelajaran seni tari di SD kelas IV, guru perlu menguasai: Khasanah teknik seni tari untuk dipraktikkan; Teknik-teknik rangsangan untuk menimbulkan kepercayaan dan kemudian kemampuan mengekpresikan suatu ide seni; Teknik rangsangan untuk menghidupkan daya imajinasi dan kreativitas. Pemahaman kreativitas seni tari adalah merupakan kemampuan seorang guru tari atau siswa dalam menciptakan, memadukan atau mengkombinasikan gerak tari dengan aspek kehidupan di dunia ini. Salah satu materi yang bisa dijadikan sumber untuk pembuatan gerak tari kreatif dalam kehidupan antar sesama manusia, diantaranya adalah kaulinan budak lembur. Kaulinan budak lembur pada dasarnya merupakan permainan yang sangat dinamis, mengandung unsur-unsur keterampilan yang menjadi satu kesatuan antara irama, gerak, dan sikap yang baik. Beberapa langkah atau strategi yang dapat dilaksanakan untuk tari kreatif melalui kaulinan budak lembur yaitu dengan langkah perencanaan, langkah pelaksanaan, dan tindak lanjut. Tahapan pengembangan tahapan yang harus ditempuh peserta didik dalam menciptakan dasar gerak tari yaitu melalui tahapan pengenalan, tahapan eksplorasi, tahap pembentukan gerak dan menyusun gerak.
PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DENGAN BAHASA ISYARAT PADA SISWA TUNARUNGU DI SLB AISIYAH SINGAPARNA Asti Tri Lestari; Anggia Suci Pratiwi; Rikha Surtika Dewi
NATURALISTIC : Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 1 (2017): NATURALISTIC: Jurnal Kajian Penelitian dan Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : Jurnal ini diterbitkan oleh: PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.652 KB) | DOI: 10.35568/naturalistic.v2i1.123

Abstract

Penelitian yang berjudul “Pembelajaran Rampak Kendang dengan Bahasa Isyarat pada Siswa Tunarungu di SLB Aisiyah Singaparna” ini bertujuan untuk mengetahui: (1) proses pembelajaran rampak kendang dengan bahasa isyarat pada siswa tunarungu di SLB Aisiyah Singaparna, (2) kendala-kendala yang dihadapi siswa tunarungu dalam pembelajaran rampak kendang di SLB Aisiyah Singaparna, dan (3) hasil pembelajaran rampak kendang dengan bahasa isyarat di SLB Aisiyah Singaparna. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk memberikan gambaran tentang proses pembelajaran rampak kendang dengan bahasa isyarat, kendala yang dihadapi siswa tunarungu dalam pembelajaran rampak kendang, serta gambaran hasil pembelajaran rampak kendang tersebut. Setelah penelitian ini diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan metode eksperimen ataupun metode Research and Development (R&D), yaitu pengembangan sebuah media pembelajaran berupa media digital untuk membantu siswa tunarungu dalam pembelajaran rampak kendang atau pembelajaran lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa tunarungu SLB Aisyiyah mampu mengikuti pembelajaran rampak kendang melalui instruksi bahasa isyarat. Proses pembelajaran rampak kendang dilakukan sebanyak sepuluh kali pertemuan di dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan lima pertemuan di luar KBM. Di akhir pembelajaran, siswa menampilkan rampak kendang di depan umum. Hal ini dilakukan untuk menanamkan rasa percaya diri siswa tunarungu. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru, kendala yang sering dihadapi oleh siswa tunarungu dalam pembelajaran, yaitu masalah komunikasi. Pembelajaran tari tidak terlalu mengalamai kendala karena bersifat visual, namun kendala dihadapi saat harus menggunakan musik dan pergantian gerakan. Untuk keharmonisan musik dan gerak disiasati dengan pengkodean, hitungan, dan ketukan. Siswa akan mengalami kesulitan mengikuti pembelajaran jika penglihatan terlepas dari guru, maka pandangan siswa diusahakan selalu fokus.
MEMBANGUN KEMANDIRIAN MELALUI SENI BERBASIS BUDAYA LOKAL DI SEKOLAH INKLUSI BUKIT BINTANG Asti Tri Lestari; Arni Apriani; Rizka Pajrin Juliasari; Sinta Hopipah
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP Vol 2 (2020): PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP 2020
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.918 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis karakter kemandirian siswa dalam pembelajaran tari berbasis budaya lokal. Lokasi Penelitian dilaksanakan di Sekolah Inklusi Bukit Bintang Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknikpengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi, dan wawancara terhadap kepala sekolah, guru, siswa dan orangtua. Pelaksanaan pembelajaran lebih dari 60% dilaksanakan di luar kelas, dikarenakan alam adalah terapi terbaik bagi anak berkebutuhan khusus. Sehingga kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran seni tari lebih menyesuaikan kondisi alam, dengan stimulus permainan tradisional. Kegiatan pembelajaran dengan selalu mengawali pembiasaan olah tubuh tanpa harus disuruh oleh guru maupun orang tua. Pada pelaksanaan pembelajaran, siswa memilih sendiri permainan tradisional yang mereka sukai, bekerja keras menyiapkan alat bahan untuk membuat properti yang akan dipakai dalam permainan, berusaha mengeksplorasi gerak sesuai permainan yang dipilihnya, serta diakhir pembelajaran, masing-masing siswa mampu menampilkan karyanya sendiri dengan penuh tanggung jawab dan mempresentasikan karyanya dengan percaya diri. Sehingga, melalui stimulus permainan tradisional, siswa terbentuk kemandiriannya.
Lesson Study For Learning Community (Lslc) In Early Childhood At Tamansari Distrct Milah Nurkamilah; Anggia Suci Pratiwi; Asti Tri Lestari; Aep Sunendar; Mujiarto Mujiarto; Budi Hendrawan; Belgis Nurhaliza; Tami Aspi Zahda Hidayah; Mia Indah Lestari; Rani Nurhidayah; N. Wiwin Wahyuni; Nurrina Firdaus; Yani H
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2022): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35568/abdimas.v5i2.3169

Abstract

Lesson study is a process of improvement the quality of learning activities that emphasize a collaborative process for a group of teachers to identify learning problems, design learning scenarios, implement and evaluate through continuous plan, do, see and reflection activities. The Teacher Working Group (Kelompok Kerja Guru (KKG)) for Early Childhood Education in Tamansari sub-district has the potential to form a learning community through lesson study, as an effort to develop early childhood teacher competency in developing materials and designing learning activities in the classroom. Mathematics, Language and Arts are very important to be introduced and mastered by children from an early age. The objectives of this community service are 1) Forming a learning community through lesson study activities at the early childhood education in Tamanasari sub-district 2) increasing teacher knowledge about lesson study activities in developing the quality of learning at early childhood institutions in Tamansari Sub-district, Tasikmalaya City, 3) Assisting lesson study activities in working groups in early childhood teacher in Tamansari District. The method used is training and mentoring lesson study. The results of community service are 1) The formation of a school-based learning community in early childhood education at Tamansari sub-district. 2) Increasing the knowledge of earli childhood teachers in carrying out lesson study activities, 3) Increasing the professional and pedagogical competence of teachers in developing mathematics, language and dance learning in early childhood education.