R. Anwar Yamin
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Institut Teknologi Nasional Bandung

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGARUH LINGKUNGAN TROPIS INDONESIA PADA PENUAAN ASPAL DAN MODULUS KEKAKUAN RESILIEN CAMPURAN BERASPAL Yamin, R. Anwar; ., Herman
Jurnal Transportasi Vol 5, No 2 (2005)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.884 KB)

Abstract

Abstrak Kinerja struktur perkerasan jalan yang merupakan suatu struktur yang tidak terlindung sangat dipengaruhi oleh kondisi klimatik lokasi di mana jalan tersebut dibangun. Kondisi klimatik ini memberikan pengaruh jangka panjang tidak saja pada kinerja struktur perkerasan jalan tetapi juga pada respon struktur perkerasan tersebut terhadap beban karena kondisi klimatik sangat menentukan kecepatan penuaan aspal. Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik untuk mengetahui durabilitas campuran beraspal. Penuaan ini menyebabkan terjadinya pengerasan pada aspal dan selanjutnya akan meningkatkan kekakuan campuran beraspal dan akhirnya akan mempengaruhi kinerja campuran tersebut.  Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap penuaan aspal dan pada modulus kekakuan Cement Treated Asphalt Mixture (CTAM) dan Split Mastic Asphalt (SMA)  pada iklim tropis Indonesia.  Untuk mencapai tujuan tersebut, kedua campuran ini dikondisikan terhadap pengaruh lingkungan dengan cara mengeksposnya secara langsung di udara terbuka selama 0, 1, 3, 6, 9, 12, 15, 18, dan 21 bulan. Uji laboratorium dilakukan pada campuran yang sudah dikondisikan dan pada aspal hasil ekstraksinya.  Selain itu, data penuaan aspal kedua campuran yang didapat dari studi ini dibandingkan dengan data sekunder penuaan aspal yang diperoleh dari campuran Hot Rolled Sheet (HRS) yang ada di lapangan. Kata-kata kunci : Pengaruh klimatik, CTAM, SMA, sifat aspal, modulus kekakuan
PENGARUH LINGKUNGAN TROPIS INDONESIA PADA PENUAAN ASPAL DAN MODULUS KEKAKUAN RESILIEN CAMPURAN BERASPAL Yamin, R. Anwar; ., Herman
Jurnal Transportasi Vol 5, No 2 (2005)
Publisher : Jurnal Transportasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.884 KB) | DOI: 10.26593/jt.v5i2.1786.%p

Abstract

Abstrak Kinerja struktur perkerasan jalan yang merupakan suatu struktur yang tidak terlindung sangat dipengaruhi oleh kondisi klimatik lokasi di mana jalan tersebut dibangun. Kondisi klimatik ini memberikan pengaruh jangka panjang tidak saja pada kinerja struktur perkerasan jalan tetapi juga pada respon struktur perkerasan tersebut terhadap beban karena kondisi klimatik sangat menentukan kecepatan penuaan aspal. Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik untuk mengetahui durabilitas campuran beraspal. Penuaan ini menyebabkan terjadinya pengerasan pada aspal dan selanjutnya akan meningkatkan kekakuan campuran beraspal dan akhirnya akan mempengaruhi kinerja campuran tersebut.  Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap penuaan aspal dan pada modulus kekakuan Cement Treated Asphalt Mixture (CTAM) dan Split Mastic Asphalt (SMA)  pada iklim tropis Indonesia.  Untuk mencapai tujuan tersebut, kedua campuran ini dikondisikan terhadap pengaruh lingkungan dengan cara mengeksposnya secara langsung di udara terbuka selama 0, 1, 3, 6, 9, 12, 15, 18, dan 21 bulan. Uji laboratorium dilakukan pada campuran yang sudah dikondisikan dan pada aspal hasil ekstraksinya.  Selain itu, data penuaan aspal kedua campuran yang didapat dari studi ini dibandingkan dengan data sekunder penuaan aspal yang diperoleh dari campuran Hot Rolled Sheet (HRS) yang ada di lapangan. Kata-kata kunci : Pengaruh klimatik, CTAM, SMA, sifat aspal, modulus kekakuan
PENGGUNAAN FOAM BITUMEN UNTUK DAUR ULANG PERKERASAN JALAN Yamin, R. Anwar; Widayat, Djoko
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 25 No 2 (2008)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.261 KB)

Abstract

Pada struktur perkerasan yang telah mengalami kegagalan, umumnya perbaikan dilakukan adalah dengan memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan meningkatkan daya dukung struktur perkerasan tersebut dengan jalan memberikan lapis tambah baru (overlay) atau membongkar lapisan beraspal lama yang diikuti dengan perbaikan dan penambahan lapis pondasi serta memberikan lapis beraspal baru sebagai lapis penutupnya. Semua pekerjaan tersebut memerlukan material baru dan menyebabkan perubahan elevasi muka jalan. Perbaikan dan peningkatan daya dukung struktur perkarasan jalan dengan pemanfaatan kembali (daur ulang) material yang telah digunakan pada struktur jalan existing mungkin merupakan suatu solusi yang dapat dilakukan. Banyak jenis bahan yang dapat digunakan untuk memperbaiki ataupun untuk meningkatkan mutu bahan yang akan didaur ulang, salah satu diantaranya adalah foam bitumen. Foam bitumen adalah campuran antara udara, air dan bitumen yang dicampur dengan komposisi tertentu. Foam bitumen dihasilkan dengan cara menginjeksikan air ke aspal panas di dalam foaming chamber. Foam bitumen dapat digunakan sebagai bahan penstabilisasi hampir untuk semua jenis material termasuk material hasil daur ulang perkerasan jalan. Penggunaan foam bitumen harus diikuti dengan penambahan filler aktif (semen/kapur) pada material yang akan didaur ulang. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembuatan dan keberhasilan daur ulang dengan menggunakan foam bitumen ini. Tulisan ini mencoba memberikan gambaran mengenai sifat foam bitumen, faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan foam bitumen, jenis bahan yang dapat didaur ulang dan kinerja laboratorium serta lapangan campuran yang distabilisasi dengan foam bitumen. Kata Kunci : Foam bitumen, bahan penstabilisasi, daur ulang, kinerja laboratorium, kinerja lapangan.
THE LABORATORY PERFORMANCE OF HIGH TEMPERATURE FATIGUE OF MODIFIED WASTE PLASTIC-BITUMEN IN ASPHALT CONCRETE Aschuri, Imam; Yamin, R. Anwar
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 25 No 2 (2008)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.69 KB)

Abstract

Telah diketahui bahwa retak lelah (fatigue cracking) umumnya terjadi pada temperatur sedang yaitu di sekitar temperatur 20oC, oleh sebab itu banyak peneliti telah melakukan penelitian fatig untuk mendapatkan garis regresi fatig pada temperatur antara 5oC sampai dengan 30oC. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui sifat fatig pada aspal yang mengandung bahan tambah polimer berupa plastic dari botol susu bekas (High Density Poly Ethylene, HDPE) pada temperatur antara 20oC-40oC. HDPE digunakan untuk memodifikasi aspal pen 60/70. Pada studi ini, pengaruh HDPE pada sifat dasar aspal di uji pada variasi temperatur. Uji stabilitas Marshall dilaksanakan untuk menentukan kandungan HDPE optimum dan kadar aspal optimum pada campuran beraspal. Dari studi ini diketahui bahwa kandungan HDPE optimum adalah 1,5% terhadap berat aspal. Uji fatig campuran beraspal yang dibuat dengan dan tanpa HDPE dilakukan dengan uji beban berulang dengan tegangan konstan pada temperatur 20oC, 30oC dan 40oC. Dari pengujian ini diketahui bahwa temperature memberikan pengaruh yang siknifikan pada kinerja fatig. Pada temperatur tinggi campuran beraspal memberikan kinerja fatig yang lebih baik. Dari pengujian ini diketahui pula bahwa pada semua variasi temperatur pengujian, kinerja fatig campuran beraspal yang mengandung HDPE adalah lebih baik dibandingkan dengan aspal konvensional. Kata kunci: Aspal Modifikasi, Plastik Bekas, Retak Lelah, Campuran, Temperatur Tinggi
PENGARUH CURING TIME DAN PENGARUH AIR PADA LAPISANBER-TACK COAT TERHADAP KINERJA TAHANAN GESER PADA INTERFACE LAPISAN BERASPAL Rumkita, Ida; Yamin, R. Anwar
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 23 No 2 (2006)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.641 KB)

Abstract

Pada struktur perkerasan multi lapis, setiap lapisan dengan lapisan lainnya harus merupakan satu kesatuan yang monolit. Pada pekerjaan overlay, penyatuan lapis beraspal lama dengan yang baru dilakukan dengan menggunakan tack coat. Campuran beraspal baru diberikan setelah beberapa saat setelah pemberian tack coat, hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pada minyak yang terdapat pada tack coat untuk menguap. Di lapangan, adakalanya setelah pemberian lapis tack coat, penghamparan campuran beraspal sesegera mungkin dilakukan. Adakalanya juga, campuran beraspal tidak dihamparkan dengan segera walaupun lapisan tack coat telah mengalami setting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh curing time dan air pada lapisan ber-tack coat terhadap tahanan geser interface lapisan beraspal. Benda uji dibuat dengan menggunakan tack coat jenis MC-250. Lamanya curing time dan pengaruh air dibuat bervariasi. Tahanan geser pada interface benda uji diuji melalui uji geser langsung dengan menggunakan beban normal sebesar 20 kg. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa lamanya curing time tack coat sangat mempengaruhi tahanan gesernya. Apabila pengaspalan dilakukan pada rentang setting time tack coat-nya maka tahanan geser yang di hasilkan oleh tack coat pada interface antar lapis beraspal mendekati atau telah mencapai nilai maksimumnya dan pergeresan yang terjadi antar lapis beraspal adalah kecil. Untuk cutback asphalt MC-250, setting time terjadi antara menit ke 45 – ke menit 120, oleh sebab itu bila pada pekerjaan pengaspalan digunakan MC-250 sebagai tack coat maka untuk mencapai hasil yang optimal penghamparan campuran beraspal sebaiknya dilakukan dalam rentang waktu 45– 120 menit, dalam keadaan memaksa rentang waktu ini dapat diperpanjang sampai 180 menit. Air memberikan pengaruh negatif pada tahanan geser yang dihasilkan oleh tack coat. Untuk tack coat yang di-curing selama 2 jam (waktu curing optimum);1 dan 0,5 jam maka tack coat masih boleh dipakai bila hanya terkena air masing-masing selama 2; 1,5 dan 0,5 jam. Bila tidak maka untuk menjamin monolitas antar lapis beraspal re-tack coat perlu dilakukan.
Model Konstitutif Modulus Kekakuan Resilien Cement Treated Asphalt Mixture Yamin, R. Anwar
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 2 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.926 KB)

Abstract

Metode perencanaan tebal perkerasan secara mekanistik memungkinkan penggunaan berbagai jenis bahan untuk perkerasan jalan. Cement Treated Asphalt Mixture (CTAM) adalah suatu lapisan permukaan perkerasan jalan yang merupakan campuran komposit yang terdiri dari agregat-aspal dan semen. CTAM dibuat dari campuran beraspal bergradasi terbuka dengan mortar semen sebagai bahan pengisi rongga udaranya sehingga membentuk suatu campuran baru yang bersifat unik. Sejauh ini CTAM kurang populer digunakan karena belum tersedianya grafik ataupun model konstitutif atau matematis yang dapat digunakan untuk memprediksi besarnya modulus kekakuan resilien CTAM (SCTAM). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat suatu model konstitutif yang dapat digunakan untuk memprediksi SCTAM. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan percobaan di laboratorium dengan menguji modulus kekakuan resilien dan parameter lain CTAM yang dibuat dari tiga jenis aspal yaitu aspal minyak pen 60 (AM), campuran AM dengan 3% latek tipe KKK-60 (AK) dan campuran AM dengan asbuton jenis Retona-60 dalam perbandingan 4 : 1 (AA) dan mortar dengan kuat tekan yang berbeda. Pengujian ini dilakukan pada rentang elastis CTAM di bawah tiga temperatur yang berbeda. Model konstitutif SCTAM diformulasikan sebagai fungsi faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu modulus kekakuan (Sbit), kuat tekan mortar (K), kadar aspal (KA), rongga udara CTAM (VIMCTAM), rongga terisi mortar (VFMCTAM) dan temperatur (T). Dengan menggunakan data tersebut didapatkan model konstitutif SCTAM yang cukup layak digunakan.
PENGARUH ARAH GROOVING BETON TERHADAP TAHANAN GESER PERKERASAN KOMPOSIT BETON SEMEN-ASPAL Yamin, R. Anwar; Halim, Abdul; Djunaedi, Eddie
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 3 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.893 KB)

Abstract

Alternatif lain untuk jalan beton yang akan di-regrooving adalah dengan memberikan lapis tambah dari campuran beraspal sehingga membentuk perkerasan komposit beton-aspal. Monolitas dari lapisan komposit beton-aspal ini sangat tergantung pada ikatan yang terjadi pada interface-nya dan sangat dipengaruhi oleh arah, jarak serta kedalaman grooving, kuantitas dan mungkin bahkan jenis tack coat yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh arah grooving pada tahanan geser interface perkerasan komposit beton-aspal. Tiga variasi arah grooving pada slab beton yang dikaji adalah grooving melintang, serong 45o dan memanjang. Tack coat dari aspal cair jenis RC-70 dan aspal emulsi jenis CRS-1 dengan kuantitas pemakaian 0,2 l/m2 dan 0,6 l/m2 digunakan sebagai bahan pengikat lapisan beton-aspal. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa tahanan geser suatu lapisan komposit dipengaruhi tidak saja oleh arah groovimg tetapi juga kuantitas tack coat yang diberikan dan beban normal yang diterima oleh lapisan tersebut. Pada lapisan komposit beton-aspal, slab beton yang memiliki grooving arah melintang menghasilkan tahanan geser yang paling tinggi dari pada yang dihasilkan oleh grooving arah serong dan memanjang, dan grooving arah serong lebih baik daripada arah memanjang. Pada semua arah grooving, tack coat jenis aspal emulsi tipe CRS-1 memberikan tahanan geser yang lebih besar dibandingkan dengan tack coat jenis aspal cair tipe RC-70 dan perubahan daya rekat RC-70 akibat perubahan beban normal adalah lebih pekadibandingan dengan daya rekat CRS-1.
PERHITUNGAN NILAI IRI MENGGUNAKAN MODEL IRRE DENGAN SIMULASI BERBAGAI VARIANSI KONDISI PERMUKAAN Radia, Effendi; Yamin, R. Anwar
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 4 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10683.235 KB)

Abstract

Kekasaran permukaan merupakan salah satu parameter penting dalam manajemen pemeliharaan jalan, oleh karena itu karakteristik kekasaran itu penting untuk dipahami. Selama ini tidak pernah diketahui sejauh mana pengaruh suatu bentuk dan dimensi profil tertentu dari permukaan jalan terhadap nilai kekasaran permukaan. Paper ini mendiskusikan pengaruh berbagai variasi bentuk dan dimensi profil permukaan terhadap nilai kekasaran permukaan jalan yang dinyatakan dama IRI, dengan menggunakan model perhitungan IRI dari IRRE.
PERHITUNGAN NILAI IRI MENGGUNAKAN MODEL IRRE DENGAN SIMULASI BERBAGAI VARIANSI KONDISI PERMUKAAN Radia, Effendi; Yamin, R. Anwar; Kurniadji, Kurniadji
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 26 No 1 (2009)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2313.564 KB)

Abstract

Kekasaran permukaan merupakan salah satu parameter penting dalam manajemen pemeliharaan jalan, oleh karena itu karakteristik kekasaran itu penting untuk dipahami. Selama ini tidak pernah diketahui sejauh mana pengaruh suatu bentuk dan dimensi profil tertentu dari permukaan jalan terhadap nilai kekasaran permukaan. Paper ini mendiskusikan pengaruh berbagai variasi bentuk dan dimensi profil permukaan terhadap nilai kekasaran permukaan jalan yang dinyatakan dama IRI, dengan menggunakan model perhitungan IRI dari IRRE.
MODIFIKASI MARSHALL DALAM PERENCANAAN CAMPURAN ASPAL PORUS UNTUK CEMENT TREATED ASPHALT MIXTURE (CTAM) Yamin, R. Anwar; Siswosubrotho, Bambang Ismanto
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 19 No 3 (2002)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring dengan meningkatknya harga minyak bumi dan meningkatnya permintaan akan aspal minyak menyebabkan terjadinya lonjakan harga aspal. Pada kondisi saat ini, harga satuan campuran beraspal sudah tidak relevan lagi dan berada di atas harga satuan beton. Cement Treated Asphalt Mixtures(CTAM) adalah salah satu solusi untuk mengurangi pemakaian aspal. CTAM adalah campuran porus aspal yang rongga udaranya diisi dengan mortar semen. Untuk itu, rongga udara dalam campuran aspal porus dan karakteristik mortar adalah dua parameter yang harus diperhatikan pada pembuatan CTAM. Tulisan ini hanya membahas prosedur perencanaan campuran aspal porus untuk menentukan prosedur perencanaan campuran aspal porus yang cocok untuk CTAM. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa prosedur Marshall yang telah dimodifikasi dapat digunakan untuk tujuan ini. Modifikasi yang dilakukan hanya pada prosedur pengkondisian benda uji sebelum dilakukan pengujian, yaitu dengan memanaskan benda uji dalam oven pada temperatur 50oC selama 110 menit.