Sutikno Wijaya
STT Transformasi Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian Biblika Realita Peperangan Rohani Menurut Efesus 6:12 Sutikno Wijaya
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.636 KB) | DOI: 10.53674/teleios.v1i1.30

Abstract

Abstrak Pada era modernisasi saat ini bannyak orang yang menganut paham rasionalisme sehingga banyak orang mengkesampingkan hal-hal yang bersifat rohani oleh sebab itu jurnal ini menguraikan akan realita peperangan rohani menurut efesus 6:12 agar para gerejaNya menyadari bahwa peperangan rohani itu bukanlah dongeng tapi bagian dari kehidupan kristen yang mesti dilakukan supaya tidak terjebak dalam tipu muslihat iblis dan mengalami kehidupan yang berkemenangan di dalam Tuhan Yesus. Metode yang digunakan dengan deskriptif kualitatif, pendekatannya melalui kajian biblika yaitu eksegesis (mengerti makna teks) dan analisa teks alkitab sesuai konteks yang ada. Kata Kunci: Realita, Peperangan, Rohani, Efesus 6:12. AbstractIn the current era of modernization, many people adhere to rationalism, so many people put aside spiritual things, therefore this journal describes the reality of spiritual warfare according to Ephesians 6:12 so that His churches realize that spiritual warfare is not a fairy tale but a part of life. Christians must do so they don't fall into the tricks of the devil and experience a victorious life in the Lord Jesus. The method used is descriptive qualitative, the approach is through biblical studies, namely exegesis (understanding the meaning of the text) and analysis of biblical texts according to the existing context. Keywords: Reality, War, Spiritual, Ephesians 6:12.
Deskrisi Bahasa Lidah Berdasarkan Teologi Paulus Dan Lukas Sutikno Wijaya; Lasino
Shalom: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Syalom Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56191/shalom.v2i2.33

Abstract

The phenomenon of speaking in tongues is often a debate among church because there are various kinds of doctrines about tongues. This problem is also exacerbated by the existence of exclusive statements about tongues, pentecostal and neo-pentecostal church often state that people who are filled with the Holy Spirit must speak in tongues, while the opposing with tongues-speaking people allege that the act is heretical and some who declared it a trance phenomenon. This writing method uses qualitative literature review to understand the essence of tongues in the church. In conclusion speaking in tongues is one of the gifts of the Holy Spirit and not an absolute sign of being filled with the Holy Spirit.   Abstrak Fenomena berbahasa lidah sering menjadi perdebatan antar aliran gereja, hal ini disebabkan oleh adanya berbagai macam doktrin tentang bahasa lidah. Permasalahan ini juga semakin runcing karena adanya pernyataan-pernyataan yang ekslusif tentang bahasa lidah, aliran gereja pentakosta dan neo-pentakosta sering menyatakan bahwa orang yang dipenuhi Roh kudus pasti berbahasa lidah, sedangkan aliran yang kontra dengan orang berbahasa lidah menuduh bahwa tindakan itu sesat dan ada pula yang menyatakan itu sebagai fenomena kesurupan. Metode penulisan ini menggunakan kualitatif dengan tinjauan pustaka untuk mengerti esensi bahasa lidah dalam bergereja. Kesimpulannya bahasa lidah merupakan salah satu karunia dari Roh Kudus dan bukan tanda mutlak dipenuhi Roh Kudus.