Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU TINGGAL PADA PERLAKUAN AWAL BAGAS SORGUM DENGAN METODE STEAM EXPLOSION Yanni Sudiyani; Joko Waluyo; Andika Putra Riandy; Prasetyo Primandaru; Novia
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 4 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bagas sorgum merupakan salah satu sumber biomassa lignoselulosa yang dapat dimanfaatkan sebagaibahan baku pembuatan bioetanol. Pada proses pembuatan bioetanol, tahap perlakuan awal bahan bakumerupakan salah satu tahapan penting yang perlu diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh temperatur dan waktu tinggalpada perlakuan awal bagas sorgum denganmetode steamexplosion. Pada penelitian ini, rasio bagas sorgum dan larutan NaOH 10% yang dimasukkan ke dalamreaktor Steam Explosionyaitu 1:5 (m:v),tekanan 4 bar, variasi temperatur110oC, 130oC, 150oC dan variasiwaktu tinggal 10 menit, 20 menit, dan 30 menit.Pada tahapan sakarifikasi enzimatik, digunakan enzimselulase dan ?-glukosidase dengan perbandingan 5:1.Kadar komponen gula diukur denganHighPerformance Liquid Chromatography sedangkankadarlignin diukur denganUV Spectrophotometer.Hasilpenelitian menunjukkan bahwa sampel dengan temperatur perlakuan awal 130oC dan waktu tinggal 30menit memiliki kadarselulosa tertinggi sebesar 88.25% dari kadar mula-mula 39.49%. Sementara itukadar hemiselulosa dan ligninnya masing-masing menurun sebesar 8.01% dan 19.3% dari kadar mulamula.Kadar glukosa tertinggi ditunjukkan oleh sampel dengan temperatur perlakuan awal 110oC danwaktu tinggal 20 menit yaitu sebesar 8.53%.
Alkaline pretreatment and enzymatic saccharification of oil palm empty fruit bunch fiber for ethanol production 1) Pengolahan awal dengan basa NaOH dan sakarifikasi enzimatis serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) untuk produksi etanol Yanni SUDIYANI; Kiky C SEMBIRING; Hendris HENDARSYAH; Syarifah ALAWIYAH
E-Journal Menara Perkebunan Vol 78, No 2: Desember 2010
Publisher : INDONESIAN RESEARCH INSTITUTE FOR BIOTECHNOLOGY AND BIOINDUSTRY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.248 KB) | DOI: 10.22302/iribb.jur.mp.v78i2.66

Abstract

Abstract Alkaline pretreatment of oil palm empty fruit bunch (EFB) fiber was conducted to improve enzymatic sacchari-fication of EFB fiber for ethanol production.  EFB as one of the major biomass wastes from palm oil industry is a complex lignocellulosic material consists of 41.3 – 46.5% of cellulose, 25.3 – 33.8% of hemicellulose and 27.6 – 32.5% of lignin.  Alkali pretreatment of EFB using NaOH 1 N with temperature at 30 and 600C and reaction times of 30, 60, 90, 120 and 150 minutes were investigated.  Furthermore, the enzymatic saccharification of pretreated EFB was examined. The pretreated substrate was subjected to an enzymatic saccharification using meicelase (10, 20 and 40 FPU/g substrate) at 400C, pH 4.5, 100 rpm for conversion of cellulose and hemicellulose in palm oil EFB to monomeric sugars. The alkali pretreatment of EFB using NaOH can significantly improve the enzymatic saccharification of EFB by removing more lignin and hemicellulose and increasing its accessibility to hydrolytic enzymes.  The results showed that the optimum pretreatment condition was NaOH 1 N at 300C and 90 minutes with the optimum component loss of lignin and hemicellulose was 45.8  % and 35.6  % respectively.  The saccharification of EFB pretreated by NaOH 1 N (at 300C and 90 minutes) for 45 hours and pH 4.5 resulted in optimum saccharification of 63.8 %.  Abstrak Pengolahan awal (pretreatment) serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dengan basa NaOH telah dilakukan untuk meningkatkan sakarifikasi enzimatik TKKS menjadi etanol.  TKKS merupakan bahan lignoselulosa yang terdiri dari selulosa 41,3– 46,%,  hemicellulosa 25,3 – 33,8% dan lignin 27,6 – 32,5%. Pretreatment TKKS dilakukan dengan NaOH 1 N dengan variasi suhu 300 dan 600C dan variasi waktu 30, 60, 90, 120 dan 150 menit.  Konversi selulosa dan hemiselulosa hasil pretreatment TKKS menjadi gula dilaku-kan dengan sakarifikasi enzimatik menggunakan enzim meiselase (10, 20 dan 40 FPU/g substrat) pada suhu 400C, pH 4,5 dengan shaker 100 rpm.  Pretretament TKKS dengan basa   NaOH   dapat   meningkatkan   sakarifikasi enzimatik dengan berkurangnya lignin dan hemiselulosa secara signifikan dan memudahkan masuknya enzim hidrolitik.  Hasil pretreatment dengan NaOH 1N pada suhu 300C dan 90 menit menunjukkan kondisi optimum untuk penghilangan lignin dan hemiselulosa berturut-turut sebesar 45,8  % and 35,6  %.  Hasil sakarifikasi optimum yaitu 63,8 % dicapai setelah 45 jam sakarifisi pada pH 4,5. 
Enzymatic hydrolysis of oil palm empty fruit bunch to produce reducing sugar and its kinetic Hidrolisis enzimatik tandan kosong kelapa sawit untuk menghasilkan gula pereduksi dan kinetikanya Vera BARLIANTI; Deliana DAHNUM; . MURYANTO; Eka TRIWAHYUNI; Yosi ARISTIAWAN; Yanni SUDIYANI
E-Journal Menara Perkebunan Vol 83, No 1: Juni 2015
Publisher : INDONESIAN RESEARCH INSTITUTE FOR BIOTECHNOLOGY AND BIOINDUSTRY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.219 KB) | DOI: 10.22302/iribb.jur.mp.v83i1.12

Abstract

Abstrak Sebagai salah satu Negara penghasil minyak kelapa sawit mentah (CPO), Indonesia juga menghasilkan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dalam jumlah besar. TKKS terdiri dari-tiga-komponen utama, yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Pengolahan awal TKKS secara alkalindi ikuti dengan hidrolisis TKKS secara enzimatik menggunakan kombinasi enzim selulase dan β-glukosidase akan menghasilkan gula-gula yang mudah difermentasi.  Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi substrat, kon-sentrasi enzim, dan suhu selama proses hidrolisis berlangsung.  Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi gula maksimum (194,78 g/L) dicapai pada konsentrasi TKKS 20% (b/v), konsentrasi campuran enzim yang terdiri dari selulase dan β-1,4 glukosidase sebesar 3,85% (v/v), dan suhu 50oC. Perbandingan antara selulase dan β-1,4 glukosidase adalah 5:1 dengan masing-masing aktivitas enzim sebesar 144.5 FPU/mL dan 63 FPU/mL. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa model kinetika yang sesuai untuk proses hidrolisis TKKS secara enzimatik adalah model kinetika Shen dan Agblevor dengan reakside aktivasi enzim orde satu.  Hasil ini mendukung studi kelayakan ekonomi dalam pemanfaatan TKKS untuk produksi bioetanol.AbstractAs one of the crude palm oil producers, Indonesia also produces empty fruit bunches (EFB)in large quantities. The oil palm EFB consist of cellulose, hemicellulose and lignin. Alkaline pretreatment of EFB, followed by enzymatic hydro-lysis of cellulose using combination of cellulase and β-glucosidase enzymes produce fermentable sugars. This paper reported the effects of substrate loading, enzyme concentration, and temperature of hydrolysis process on reducing sugar production. The  maximum  sugar  concentration (194.78 g/L) was produced at 50oC using 20% (w/v) EFB and 3.85% (v/v) mixed enzymes of cellulase and β-1,4 glucosidase in volume ratio of 5:1 (v/v), with enzyme activity of 144.5 FPU/mL and 63 FPU/mL, respectively. The results also showed that the suitable kinetic model for enzymatic hydrolysis process of oil palm EFB follow Shen and Agblevor model with first order of enzyme deactivation. These results support the economic feasibility study in utilization of EFB of oil palm for bioethanol production.    
Perubahan Sifat Fisik dan Mekanik Panel Zephyr Bambu setelah Uji Pelapukan Cuaca The Change of Physical and Mechanical Properties of Zephyr Bamboo Panel after Exposed to Out-door Weathering Mohamad Gopar; Yanni Sudiyani
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis Vol 2, No 2 (2004): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis
Publisher : Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.446 KB) | DOI: 10.51850/jitkt.v2i2.309

Abstract

The objective of this study is to evaluate the physical and mechanical properties of zephyr bamboo panel after exposed to outdoor weathering for 12 months. The zephyr bamboo panel is bamboo board which was made from crushed bamboo in bamboo-crushing machine to produce zephyr, the panel was made for exterior type, and the thickness was 18 mm.  The adhesive used was phenol formaldehyde (PF) and urea formaldehyde (UF) with resin content of 17% to dry weight bamboo. Isocyanate was applied to face layer of some panels. The result shows that the properties of zephyr bamboo panel produced by PF resin and layered with Isocyanate was better than panel of UF only.  After 12 months exposure, the properties include the weight, density, thickness swelling and modulus of rupture (MOR) were reduced.  Zephyr panel produced by UF shows the highest reduced properties, while zephyr panel produced by PF still maintained the properties which were met the JIS A 5908 for particleboards
DETERMINASI ARSEN (As) dan MERKURI (Hg) DALAM AIR DAN SEDIMEN DI KOLAM BEKAS TAMBANG TIMAH (AIR KOLONG) DI PROPINSI BANGKA-BELITUNG, INDONESIA Yanni Sudiyani; Ardeniswan Ardeniswan; Diana Rahayuningwulan
Jurnal Ecolab Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Ecolab
Publisher : Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup Laboratorium Lingkungan (P3KLL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jklh.2011.5.2.55-67

Abstract

Indonesia dikenal sebagai produsen timah terbesar kedua di dunia, di mana produksi timah sebagian besar berlokasi di Propinsi Bangka Belitung (Babel), yang termasuk dalam Sabuk Timah Asia Tenggara. Penambangan timah diperkirakan telah berdampak negatif pada lima belas sungai di Babel, sepuluh di antaranya berada di Pulau Bangka. Sebagian besar penduduk di Babel mengandalkan ketersediaan air bersih dari air sungai atau air kolong. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) menggunakan beberapa kolam bekas penambangan (kolong) sebagai sumber air bakunya untuk diolah dan didistribusikan untuk kepentingan penduduk. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan konsentrasi logam berat arsen (As) dan merkuri (Hg) di dalam air dan sedimen dari beberapa kolong yang digunakan sebagai air baku PDAM. Pengambilan contoh uji dilakukan pada bulan kering dan bulan basah di 5(lima) lokasi dengan 15 titik sampling. Analisis meliputi parameter lapangan dan laboratorium, pengukuran logam Hg menggunakan cold vapor fumeless AAS Varian Spectro, AA 20plusVGA,1996; sedangkan logam As menggunakan AAS-VarianSpectro, AA-20 plus hydride, 1996 (SM 21st.,2005,APHA-AWWA-WEF, Part.No.3114). Hasil penentuan logam berat As dalam sedimen menunjukkan nilai konsentrasi di atas baku mutu sedimen WAC 173-204-320, terutama di Site I, yaitu di musim penghujan pada PDAM Pemali sebesar 84,84 +0,36 mg/L serta di musim kemarau pada air baku PLN Merawang sebesar 99,686+0,084 mg/L dan air baku PDAM Merawang sebesar 76,797+3,685 mg/L. Hasil penentuan logam berat Hg dalam sedimen menunjukkan nilai konsentrasi di atas baku mutu sedimen WAC 173-204-320, di Site I, yaitu di musim kemarau pada air baku PLN Merawang sebesar 0,679+0,001 mg/L, air baku PDAM Pemali sebesar 0,513+0,153 mg/L, Open Pit Pemali TB Timah 0,431+0,160 mg/L, Kolong Kenanga 0,658+0,070 mg/L, Site III Kolong Bikang 0,611+0,031 mg/L, Kolong Acam Rindik 0,444+0,077mg/L. Konsentrasi As dalam air memenuhi baku mutu air baku air minum Peraturan Pemerintah no.82 tahun 2001, sedangkan Hg melebihi bakumutu
Optimasi Proses Perlakuan Awal NaOH Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk menjadi Bioetanol Muryanto Muryanto; Yanni Sudiyani; Haznan Abimanyu
Jurnal Kimia Terapan Indonesia Vol 18, No 01 (2016)
Publisher : Research Center for Chemistry - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jkti.v18i01.37

Abstract

Bioetanol dari bahan baku limbah lignoselulosa menjadi energi alternatifyang mulai dikembangkan. Perlakuan awal merupakan tahap awal dariproses konversi lignoselulosa menjadi bioetanol. Perlakuan awal kimiaNaOH dilakukan dengan memasukkan TKKS berukuran 3 mm dan larutanNaOH 10 % pada reaktor bersuhu sedang dan tekanan 4 bar. Pada penelitianakan diketahui pengaruh suhu dan waktu proses pada perlakuan awal TKKS.Variasi suhu proses dimulai dari suhu 140, 150 dan 160 ËšC, sedangkan variasiwaktu proses dimulai dari 20, 30 dan 40 menit. Hasil perolehan biomassatertinggi didapatkan pada proses perlakuan awal dengan suhu 140 ËšC, 20menit sebesar 42,83 % (basis berat kering), delignifikasi tertinggi pada suhu160 ËšC, 40 menit yaitu sebesar 86,92 %. Namun kondisi optimal perlakuanawal TKKS untuk menghasilkan bioetanol tertinggi diperoleh pada suhu 150ËšC, 30 menit yaitu perolehan biomassa sebesar 35,97 %, delignifikasi sebesar76,74 % dan yield etanol terhadap TKKS awal sebesar 15.17 % (b/b).
Alkaline pretreatment and enzymatic saccharification of oil palm empty fruit bunch fiber for ethanol production 1) Pengolahan awal dengan basa NaOH dan sakarifikasi enzimatis serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) untuk produksi etanol Yanni SUDIYANI; Kiky C SEMBIRING; Hendris HENDARSYAH; Syarifah ALAWIYAH
Menara Perkebunan Vol. 78 No. 2: Desember 2010
Publisher : INDONESIAN OIL PALM RESEARCH INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iribb.jur.mp.v78i2.66

Abstract

Abstract Alkaline pretreatment of oil palm empty fruit bunch (EFB) fiber was conducted to improve enzymatic sacchari-fication of EFB fiber for ethanol production.  EFB as one of the major biomass wastes from palm oil industry is a complex lignocellulosic material consists of 41.3 – 46.5% of cellulose, 25.3 – 33.8% of hemicellulose and 27.6 – 32.5% of lignin.  Alkali pretreatment of EFB using NaOH 1 N with temperature at 30 and 600C and reaction times of 30, 60, 90, 120 and 150 minutes were investigated.  Furthermore, the enzymatic saccharification of pretreated EFB was examined. The pretreated substrate was subjected to an enzymatic saccharification using meicelase (10, 20 and 40 FPU/g substrate) at 400C, pH 4.5, 100 rpm for conversion of cellulose and hemicellulose in palm oil EFB to monomeric sugars. The alkali pretreatment of EFB using NaOH can significantly improve the enzymatic saccharification of EFB by removing more lignin and hemicellulose and increasing its accessibility to hydrolytic enzymes.  The results showed that the optimum pretreatment condition was NaOH 1 N at 300C and 90 minutes with the optimum component loss of lignin and hemicellulose was 45.8  % and 35.6  % respectively.  The saccharification of EFB pretreated by NaOH 1 N (at 300C and 90 minutes) for 45 hours and pH 4.5 resulted in optimum saccharification of 63.8 %.  Abstrak Pengolahan awal (pretreatment) serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dengan basa NaOH telah dilakukan untuk meningkatkan sakarifikasi enzimatik TKKS menjadi etanol.  TKKS merupakan bahan lignoselulosa yang terdiri dari selulosa 41,3– 46,%,  hemicellulosa 25,3 – 33,8% dan lignin 27,6 – 32,5%. Pretreatment TKKS dilakukan dengan NaOH 1 N dengan variasi suhu 300 dan 600C dan variasi waktu 30, 60, 90, 120 dan 150 menit.  Konversi selulosa dan hemiselulosa hasil pretreatment TKKS menjadi gula dilaku-kan dengan sakarifikasi enzimatik menggunakan enzim meiselase (10, 20 dan 40 FPU/g substrat) pada suhu 400C, pH 4,5 dengan shaker 100 rpm.  Pretretament TKKS dengan basa   NaOH   dapat   meningkatkan   sakarifikasi enzimatik dengan berkurangnya lignin dan hemiselulosa secara signifikan dan memudahkan masuknya enzim hidrolitik.  Hasil pretreatment dengan NaOH 1N pada suhu 300C dan 90 menit menunjukkan kondisi optimum untuk penghilangan lignin dan hemiselulosa berturut-turut sebesar 45,8  % and 35,6  %.  Hasil sakarifikasi optimum yaitu 63,8 % dicapai setelah 45 jam sakarifisi pada pH 4,5.