Eko Agoes Setiawan
STID Al-Hadid Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

GAYA BAHASA MAMAH DEDEH PADA CERAMAH BERJUDUL “ISLAM DAN GAYA HIDUP” Eko Agoes Setiawan
INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1041.463 KB) | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v3i1.131

Abstract

This research describes figurative language used by Mamah Dedeh, an Islamic preacher, in her sermon titled “Islam dan Gaya Hidup” under the approach of Gorys Keraf’s figurative language theory. A preacher needs to pay attention on his/her figurative language when s/he conveys da’wah messages. Figurative language is considered as the one which can amplify a meaning to someone’s subconscious. Types of figurative language used should be able to make messages which strongly attach to the mind of congregation. This study uses qualitative approach applying analysis technique of figurative language. Its data was collected from the sermon transcript in YouTube. It indicates that personification and repetition were applied during her introduction to build a common understanding, simile was used during the content to simplify realities, paradox was for amplifying the meaning, and erotesis-elipsis-inuendo was applied to emphasize and deepen on the world and hereafter’s lives. At the end of her sermon, she used personification to remind her messages. The usage of figurative language used by Mamah Dedeh was so related to her theme of the lifestyle in Islam such as the way a woman dresses, the way a woman accessorizes, and lives in luxury.
ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DI MEDIA TELEVISI: STUDI PADA CERAMAH MAMAH DEDEH “POLIGAMI BISAKAH ADIL?” Eko Agoes Setiawan
INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah Vol 7 No 2 (2017): Jurnal Kajian & Pengembangan Manajemen Dakwah
Publisher : STID Al-Hadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1070.762 KB) | DOI: 10.55372/inteleksiajpid.v7i2.164

Abstract

Wacana dan media tidak dapat dipisahkan. Setiap berita yang disampaikan oleh media selalu memiliki wacana untuk para pembacanya. Salah satu wacana yang seringkali menuai pro dan kontra adalah poligami. Banyak bentuk dukungan dan penolakan yang dilakukan yakni melalui media sosial, pembuatan komunitas pro maupun kontra poligami, aksi demo maupun sampai dengan debat terbuka mengenai poligami. Studi ini hendak menganalisis posisi perempuan dalam wacana poligami Mamah Dedeh yang ditayangkan di televisi dalam acara “Mamah dan Aa Beraksi” dengan tema “Poligami Bisakah Adil.” Pengamatan dilakukan dalam ceramah maupun dialog interaktif dengan penonton dalam acara tersebut dengan tujuan ingin mengetahui apakah perempuan menurut Mamah Dedeh memiliki kebebasan untuk menolak/menerima dipoligami oleh laki-laki. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan kerangka teori analisis wacana Sara Mills. Kesimpulan yang didapatkan bahwa perempuan tidak memiliki kebebasan untuk menolak dipoligami oleh laki-laki, ia harus menuruti dan ikhlas jika dipoligami oleh suaminya karena perempuan memiliki kewajiban untuk taat dan melayani suaminya.