p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Kreativitas PKM
Surmiasih Surmiasih
Universitas Aisyah Prngsewu

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Remaja Keren Tanpa Rokok Riska Hediya Putri; Feri Kameliawati; Surmiasih Surmiasih; Yenny Marthalena
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 3 Nomor 2 Oktober 2020
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v3i2.2666

Abstract

Saat ini, perilaku merokok semakin merata, bukan hanya perilaku orang dewasa, tetapi juga telah menjadi gaya hidup para remaja. Alasan remaja merokok yaitu coba-coba, gengsi, keingintahuan, sekedar ingin merasakan, kesepian, agar terlihat gaya, meniru orang tua, iseng, menghilangkan ketegangan, agar tidak dikatakan banci, lambang kedewasaan,  dan mencari inspirasi. Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk mensintesis gagasan kreatif melalui sebuah program  edukasi dengan menitikberatkan pada usaha preventif dan promotif dalam mencegah dan mengatasi adiksi merokok pada remaja. Pelakasanaan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini diikuti siswa kelas 10 SMA Negeri 2 Gadingrejo yang berjumlah 67 siswa. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah melalui pemutaran video, ceramah, dan diskusi serta tanya jawab, dimana sebelum dan sesudah kegiatan siswa diberikan pretest dan posttest. Kegiatan ini meningkatkan pemahaman siswa tentang dampak merokok  bagi tubuh beserta bahayanya  dan memberikan hasil peningkatan pengetahuan siswa tentang bahaya rokok. Pentingnya program pencegahan merokok yang dilakukan secara regular agar bisa menyadarkan dan mengingatkan kembali tentang pentingnya waspada terhadap rokok dan asap rokok. Kata Kunci : remaja, keren, tanpa rokok. ABSTRACTNowadays, smoking behavior is getting evenly distributed, not just adult behavior, but also has become the lifestyle of teenagers. The reason teenagers smoke is to try, prestige, curiosity, just want to feel, loneliness, to look stylish, emulate parents, be fun, relieve stress, not to be said to be a sissy, a symbol of maturity, and seek inspiration. The purpose of this community service is to synthesize creative ideas through an educational program with emphasis on preventive and promotive efforts in preventing and addressing the smoking addiction in adolescents. The implementation in this community service is followed by grade 10 students of SMA Negeri 2 Gadingrejo, amounting to 67 students. The method used in this activity is through the screening of videos, lectures, and discussions and questions and answers, where before and after the activities of students are given pretests and posttest. This activity enhances students ' understanding of the impact of smoking for the body and its dangers and provides increased students ' knowledge of cigarette hazards. The importance of a regular smoking prevention programme in order to be able to alert and recall the importance of being wary of cigarettes and cigarette smoke Keywords: teenagers, cool, no smoking
Implementasi Adaptasi Kebiasaan Baru Selama Era New Normal Melalui Terapi Bermain Pada Anak Usia Sekolah Riska Hediya Putri; Feri Kameliawati; Surmiasih Surmiasih; Inggit Primadevi
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 1 (2022): Volume 5 No 1 Januari 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i1.4884

Abstract

ABSTRAK Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) mewabah ke seluruh dunia sejak awal tahun 2020 dan membawa dampak yang signifikan bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Wilayah di tanah air memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang menyebabkan sekolah dan tempat kerja diliburkan, kegiatan keagamaan atau ibadah bersama dibatasi dan kegiatan-kegiatan di tempat umum atau fasilitas publik juga dibatasi. Menilik himbauan dari pemerintah agar masyarakat tetap tinggal di rumah dan menjaga jarak sosial atau social distancing yang saat ini istilahnya diubah menjadi physical distancing oleh WHO. Physical distancing adalah hal yang hampir tidak mungkin dilakuakan oleh anak usia dini sebab dunia anak adalah dunia bermain dengan kecenderungan anak untuk berinteraksi secara langsung. Metode kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan terapi bermain ular tangga. Tujuan kegiatan ini memberi pengertian kepada anak tentang adaptasi kebiasan baru melalui cara yang menyenangkan, salah satunya melalui terapi bermain. Perbedaan pengetahuan anak sebelum dan sesudah kegiatan pendidikan kesehatan dengan media bermain ular tangga dan lebih berpengaruh dalam peningkatan pengetahuan dan sikap anak mengenai 3M, terutama pada pertanyaan tanda dan gejala corona virus dan penting tidaknya memakai masker, adanya peningkatan presentasi sekitar 67%. Oleh karena itu terapi bermain ular tangga lebih banyak memberikan rangsangan terhadap anak dan sesuai dengan keinginan anak yakni bermain. Kata Kunci: Covid-19, New Normal, Terapi Bermain  ABSTRACT Coronavirus Disease Pandemic 2019 (COVID-19) has spread to the world since the beginning of 2020 and has had a significant impact on human life around the world. Areas in the country impose PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) that cause schools and workplaces to be closed, religious activities or worship together are restricted and activities in public places or public facilities are also restricted. Considering the appeal from the government for people to stay at home and maintain social distance or social distancing which is currently the term changed to physical distancing by WHO. Physical distancing is almost impossible for early childhood to do because the world of children is a world of play with a tendency for children to interact directly. This method of community service activities is done with therapy playing snake ladder. The purpose of this activity gives understanding to children about the adaptation of new habits through fun ways, one of which is through play therapy. Differences in children's knowledge before and after health education activities with the medium of playing snake ladder and more influential in increasing the child's knowledge and attitude about 3M, especially on the question of signs and symptoms of corona virus and the importance of not wearing a mask, there was an increase in presentation of about 67%. Therefore, the therapy of playing snakes stairs provides more stimulation to the child and in accordance with the child's wishes, namely, play. Keywords: Covid-19, New Normal, Play Therapy