Imelda Sirait
STIKes Santa Elisabeth Medan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Posyandu Lansia di UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Imelda Sirait; Linda Simorangkir
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 4 Nomor 2 April 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i2.3632

Abstract

 ABSTRAK Fungsi fisiologis lansia akan mengalami penurunan akibat proses penuaan sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada lanjut usia. Tujuan dari posyandu lansia adalah meningkatkan kesejahteraan lansia dengan memeriksakan kesehatannya. Sasaran kegiatan ini adalah lansia yang tinggal di UPT.Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai. Metode yang digunakan dalam posyandu lansia ini adalah dengan melakukan pengukuran tanda-tanda vital, berat badan, tinggi badan, pengisian KMS, pengecekan kadar gula darah, kolesterol, asam urat, penyuluhan tentang penyakit diabetes mellitus, hipertensi, dan rematik, serta cara pencegahan dan perawatan penyakit lansia. Hasil dari kegiatan ini adalah  terdapat peningkatan pengetahuan lansia setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang cara pencegahan dan perawatan penyakit diabetes mellitus, hipertensi, dan rematik. Diharapkan dengan dilaksanakannya posyandu lansia di UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai, para lansia semakin memperhatikan dan merawat kesehatan dirinya masing-masing. Kata Kunci : Posyandu Lansia, Penyuluhan Kesehatan  ABSTRACT The physiological function of the elderly will experience a decline due to the aging process so that many non-communicable diseases appear in the elderly. The purpose of the posyandu for the elderly is to improve the welfare of the elderly by having their health checked. The target of this activity is the elderly who live in the UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai. The method used in this elderly posyandu is by measuring vital signs, body weight, height, filling KMS, checking blood sugar levels, cholesterol, uric acid, counseling about diabetes mellitus, hypertension, and rheumatism, as well as ways to prevent and care for elderly after being given health education on how to prevent and treat diabetes mellitus, hypertension, and rheumatism. It is hoped that the implementation of the posyandu for the elderly at UPT.Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai, the elderly are increasingly paying attention and taking care of their own health. Keyword : Posyandu Lansia, Health Promotion
The Relationship Between Mother's Knowledge and Handling of Fever Seizures in Children aged 1-5 years in Central Village, Pancur Batu District in 2020 Imelda Sirait; Linda Tampubolon; Ance Siallagan; Jagentar Parlindungan Pane; Tisep Fazryanti Telaumbanua
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 9 No. 1 (2021)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.97 KB) | DOI: 10.21776/ub.jik.2021.009.01.9

Abstract

Febrile convulsion often found in children 3-5 years old. This problem is a seizure that occurs when the body temperature rises and is caused by the extracranium process. This research was to decide the relationship between mother’s knowledge and management of febrile convulsion in children 1-5 years old in the Tengah village of Pancur Batu district 2020. This research is a cross-sectional study. We used to simple random sampling technique with 30 respondents. We used a questionnaire for the instrument. The final results showed that the majority of mother's knowledge regarding the management of febrile seizures was in the good category (86.7%) and the majority of febrile seizure management was in the category (90.0%). The results of chi-square statistical test show there is a relationship between knowledge of the mother with the handling of febrile seizures in children in the Tengah village of Pancur Batu District in 2020 (p value = 0,039). This study is expected to be an alternative for health workers to increase the promotion and prevention of problems related to the first treatment of febrile seizures. A person's knowledge is a factor that can influence a mother to take action, the better the mother's knowledge of diseases or health problems, the better the handling and vice versa, if the mother's knowledge is less, the handling of health problems will be better. Health education to the community will be a means to increase knowledge about handling health problems in the community.
PERAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA TB PARU DI RUANGAN SANTO IGNATIUS RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN Teresia Situmorang; Imelda Derang; Imelda Sirait; Lindawati Simorangkir
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 9 No. 1 (2022): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.501 KB) | DOI: 10.33867/jka.v9i1.321

Abstract

Tuberkulosis paru adalah penyakit yang dapat ditularkan langsung melalui kuman TB (Mycobacterium tuberculosis), dan menjadi krisis di seluruh dunia sehingga dilakukanlah suatu program pengendalian yang disponsori Nasional (RNTCP). Hal ini yang paling berperan adalah keluarga, berupa dukungan fisik dan fsikologis dalam merawat anggota keluarga. Penelitian ini bertujuan guna mengulas lebih jauh peran keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sedang menderita penyakit TB paru. Adapun metodologi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif fenomenologis, yang mana dalam penelitian ini pula terdiri dari 6 orang informan yang berasal dari keluarga inti dengan ketentuan terdapat anggota keluarga yang menderita TB paru tersebut. Dari hasil penelitian diperoleh 6 thema yaitu 1) Pengetahuan keluarga, tingkat keseriusan, dan penularan, 2) Hambatan keluarga, 3) Keyakinan keluarga, 4) Dukungan keluarga dan Kesehatan setempat 5) Pendampingan, pemenuhan nutrisi, dan pengawasan 6) Pemahaman keluarga mengenai lingkungan sehat. Hal ini diakibatkan karena keluarga belum memahami penularan dai TB paru, kurang ekonomi, waktu dan pengetahuan, kurangkanya informasi selama proses pengobatan, kurangnya pengawasan dalam pemberian obat dan gizi, serta keluarga tidak menyadari akan pentingnya lingkungan sehat. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa kurangnya peran keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita TB paru. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa peran keluarga dalam merawat anggota keluarga TB paru kurang. Sehingga diharapkan lebih meningkatkan adanya pendampingan keluarga bagi anggota keluarga yang TB paru seperti memperhatikan gizi, mengawasi untuk minum obat, mengingatkan istirahat, menanyakan keluhan, menemani kontrol ke Puskesmas atau Rumah sakit agar tidak putus obat, serta memperhatikan lingkungan bersih dan sehat.