Latar belakang: demam tifoid termasuk dalam 10 penyakit terbesar pertama yang memiliki selisih antara biaya riil rumah sakit dan tarif INA CBG’s, dengan rincian biaya yang dikeluarkan rumah sakit sebesar Rp 250.694.748 dan tarif paket INA CBG’S Rp 207.540.800 sehingga terdapat selisih biaya sebesar Rp 43.153.945. Tujuan penelitian ini, untuk menganalisis biaya riil dan tarif INA CBG’s pada demam tifoid kasus ringan, sedang, berat pasien rawat inap diRSU Bahagia Makassar. Metode: jenis penelitian dengan Mix- methode penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan uji beda yaitu Uji one sample T-Test dan uji korelasi sedangkan penelitian kualitatif pendekatan studi kasus. Desain penelitian ini menggunakan sequential explanatory. Lokasi penelitian di RSU Bahagia Makassar. Populasi adalah seluruh biaya kasus tifoid pasien rawat inap. Sampel adalah biaya yang dikeluarkan untuk tifoid kode INA CBG’s A-4-14-III (berat), A-4-14-II (sedang) dan A-4.14-I (ringan) pasien BPJS rawat inap dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil: ditemukan perbedaan signifikan dari total cost untuk dua kasus tifoid berdasarkan tingkat keparahan ringan dan berat. Nilai signifikan bermakna ada perbedaan biaya dimana lebih tinggi tarif INA CBG’s dibanding biaya rill dengan selisih Rp150,387/hari kasus berat, nilai signifikian bermakna ada perbedaan biaya rill, tarif rumah sakit dan tarif INA CBG’s dengan selisih rata-rata Rp 210,000/hari lebih tinggi rumah sakit disbanding tariff INA CBG’s untuk kasus ringan. Hasil uji korelasi bahwa lama rawat memiliki nilai P= 0,017 signifikan yang mempengaruhi perbedaan biaya rill rumah sakit dan tarif INA CBG’s. Sejalan dengan hasil wawancara bahwa lama rawat adalah komponen yang mempengaruhi perbedaan biaya. Kesimpulan: ada perbedaan signifikan antara biaya rill rumah sakit dan tarif INA CBG’s dengan dipengaruhi oleh lama rawat.