Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MENGGUGAT PARADIGMA DAKWAH Dr Burhan M.Sos.I
AL-TADABBUR Vol 4, No 1 (2018): Al-Tadabbur
Publisher : IAIN TERNATE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.798 KB)

Abstract

A.    AbstrakTuhan sendiri tidak menghedaki keragaman terhadap aktivitas hambah-Nya, bahkan hidup ini jadi indah karena penuh dengan perbedaan.  Jadi kalau ada orang selalu menghendaki bahkan memaksakan kehendak agar terjadi keseragaman dalam menjalankan aktivitas pengabdian kepada Tuhan, penulis sangat khawatir yang bersangkutan lebih tuhan daripada Tuhan itu sendiri.  Agama saja, Tuhan tidak paksakan untuk seragam walaupun itu bisa Dia lakukan. Artinya, konsep apapun di dunia ini pintu berbeda senantiasa terbuka.  Apa lagi kalau yang berbeda itu hanya meliputi wilayah pemikiran, sikap, pakaian, penampilan, gerakan dan lain-lain, semua itu merupakan sesuatu yang masuk wilayah dimana terbuka untuk memilih sesuai dengan selera masing-masing, karena keadaan seseorang tidak sama semua dan tentu apa yang menjadi pilihan masing-masing tidak ada yang bebas dari konsekuensi dari suatu ketentuan Tuhan.Sebagai orang yang mengaku beriman, kehidupan di dunia adalah perjalanan yang didalamnya berlangsung proses ujian untuk menentukan siapa yang lebih baik dan benar dalam menjalankan pengabdian kepada Tuhan. Sangat tidak etis dan bijak kalau ada yang ribut-ribut dan mengaku-ngaku lebih daripada orang lain, padahal lembaran kerja belum diperiksa dan hasilnya belum diumumkan oleh yang maha mengetahui (Allah).Kalau aktivitas dakwah ternyata tidak membawa kemaslahatan kepada umat manusia, maka aktivitas tersebut harus dihentikan.  Saatnya para da’i melakukan evaluasi terhadap paradigma dakwah yang dikembangkan selama ini dan bagaimana capaiannya.  Hemat  penulis, para pengawal agama-agama dalam melaksanakan aktivitas dakwahnya semestinya diarahkan kepada prinsip berlomba-lomba dalam menghadirkan yang Haq dengan mengedepankan kemaslahatan umum umat manusia dan senantiasa membuka pintu dialog kepada siapa saja, sehingga tercipta kondisi saling tegur sapa di tengah-tengah perbedaan