Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

IDENTIFIKASI POLA KUMAN PADA RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) DI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG Hidayat Hidayat; Eka Sylvia
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 1 (2014): Vol 1 No 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.934 KB) | DOI: 10.33024/.v1i1.292

Abstract

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang muncul selama  seseorang tersebut dirawat dirumah sakit dan mulai menunjukan suatu gejala selama  seseorang itu dirawat. Infeksi nosokomial terjadi lebih dari 48 jam setelah masuk rumah sakit. Ruang perawatan intensif seperti Intensive care unit (ICU) merupakan  tempat tersering  terjadinya  infeksi nosokomial. Hal ini  disebabkan pasien yang dirawat dalam jangka waktu lama dan menggunakan peralatan invasive. Penyebaran  bakteri patogen penyebab infeksi nosokomial dapat melalui  perantara  peralatan dan  tenaga kesehatan yang ada diruang ICU.  Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri pathogen penyebab infeksi nosokomial pada ruang ICU RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.   Jenis penelitian yang  digunakan adalah Eksperimen  Laboratorik dari sampel  berupa  apusan  dari alat-alat yang  berada  di ruang  ICU kemudian diperiksa di laboratorium  Mikrobiologi Klinik bagian Patologi Klinik RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.   Hasil  penelitian menunjukkan bahwa  dari 30 sampel yang  didapat dari alat- alat di ruang  ICU RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung, sebanyak 13  sampel (43,33%) terdapat bakteri patogen dan 17 sampel (56,67%) tidak ditemukan  bakteri patogen. Hasil  pemeriksaan bakteri patogen di ruang  ICU terdapat bakteri Staphylococcus sp 37%, Klebsiella sp 20%, Pseudomonas sp 7%.  Jenis bakteri terbanyak  adalah:Staphylococcus sp    terdapat di 11  macam asal spesimen usab, Klebsiella sp terdapat di 6 macam asal spesimen usab dan Pseudomonas sp    terdapat di 2 macam asal spesimen usab.  Dengan  predileksi terbanyak adalah pada jas petugas, tempat sampah, tempat tidur, dan wastafel.  
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DAN AKTIFITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG Eka Sylvia; Aswan Jhonet
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 4 (2014): Volume 1 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.651 KB) | DOI: 10.33024/.v1i4.687

Abstract

Gizi lebih / obesitas dapat terjadi pada siapa saja dan bisa terjadi mulai dari bayihingga usia lanjut, baik pria maupun wanita. Salah satu kelompok umur yang beresiko terjadi gizilebih adalah kelompok umur usia sekolah. Obesitas yang berlanjut pada saat dewasa berpotensimenyebabkan gangguan sindrom metabolik dimana prevalensinya lebih banyak terjadi pada laki-laki27,5% dibandingkan dengan perempuan 25%.Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dan aktifitas fisik dengankejadian gizi lebih pada remaja di SMP Negeri 13 Bandar Lampung.Metode dan Sampel : Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan pendekatancross sectional. Sampel penelitian ini sebanyak 55 sampel. Tekhnik pengambilan sampelmenggunakan purposive sampling. Data didapat dengan cara pengisian kuesioner dan observasi padaresponden. Uji statistik menggunakan uji Mann Whitney Test.Hasil : Dari hasil penelitian 55 responden menunjukan bahwa hubungan antara konsumsi makanancepat saji dengan kejadian gizi lebih pada remaja di SMP Negeri 13 Bandar Lampung berdasarkanuji statistik diperoleh nilai p-value = 0,186 artinya ada tidak ada hubungan. Dan untuk hubunganantara aktifitas fisik dengan kejadian gizi lebih pada remaja di SMP Negeri 13 Bandar Lampungberdasarkan uji statistik diperoleh nilai p-value 0,021 artinya ada hubungan.Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dengan kejadian gizi lebih.Dan terdapat hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian gizi lebih
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU DIE T TERHADAP ANGKA KEKAMBUHAN PADA PENDERITA ARTRITIS GOUT DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD D R. H. BOB BAZAR SKM KALIANDA LAMPUNG SELATAN TAHUN 2016 Eka Sylvia; Boby Suryawan; Riskinda Marcilia
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 4 (2016): Volume 3 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.593 KB) | DOI: 10.33024/.v3i4.761

Abstract

Background : Gout artritis is one of joints inflamation, marked with monosodium crystalaccumulation in body joints which the management is difficult because related with patient’s lifehabits.Objective : This research aim is to know the relationship between knowledge,attitute,andbehavior of diet with relapsing rate on gout artritis patiens in departement of internalmedicine dr.H. Bob Bazar, SKM Kalianda South Lampung year 2016Method : The method used in this study is an analytic survey with cross sectional approach and usedaccidental sampling. The population in this study was 37 patients. Data was collected using primarydata, while univariate and bivariate analysis were used to analyze the data, using chi-square test.Result : The test results with chi-square statistic there is strong relationship between knowledge(p=0,010), attitude (p=0,006), behavior of diet (p=0,000) with relapsing rate on gout artritispatiens in departement of internal medicine dr. H. Bob Bazar, SKM Kalianda south Lampungyear 2016.Conclusion : from the result, we can conclude that know the relationship betweenknowledge,attitute,and behavior of diet with relapsing rate on gout artritis patiens in departementof internalmedicine dr. H. Bob Bazar, SKM Kalianda South Lampung year 2016
HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN AIC (HbA1c) DENGAN ULKUS KAKI DIABETIK PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG PERIODE SEPTEMBER 2014-MARET 2015 Teddy Teddy; Eka Sylvia
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 3 (2015): Volume 2 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.634 KB) | DOI: 10.33024/.v2i3.712

Abstract

Diabetes Melitus adalah salah satu penyakit tidak menular,World Health Organization (WHO) memprediksikan adanya peningkatan jumlahpenderita diabetes yang cukup besar untuk tahun-tahun mendatang. Penyakit DMakan menyebabkan berbagai komplikasi, salah satu komplikasi yang memilikimortalitas dan morbiditas paling tinggi adalah ulkus kaki diabetik. Penyebabutama terjadinya ulkus kaki diabetik adalah hiperglikemia berkepanjangan. Salahsatu parameter kendali glikemik jangka panjang adalah pemeriksaan kadarHemoglobin A1c (HbA1c).Tujuan : penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan antara kadarHemoglobin A1c (HbA1c) dengan ulkus kaki diabetik pada penderita DM tipe 2.Metode : Penelitian survei analitik dengan desain penelitian cross scetional.Sampel berjumlah 50 responden pada periode Januari – Maret 2015. Uji statistikmenggunakan uji spearman’s, dengan teknik total sampling. Data di peroleh darirekam medik pasien yang lengkap dan dilakukan pemeriksaan HbA1c.Hasil : Dari sampel yang di teliti nilai rerata kadar HbA1c 7,6, kadar HbA1c yangterkontrol yakni sebanyak 11 (22,0%) dan sebanyak 39 orang (78,0%) memilikikadar HbA1c yang tidak terkontrol. Dari 50 responden penelitian didapatkan 24orang (48,0%) yang mengalami ulkus kaki diabetik dan 26 responden tidakmengalami ulkus kaki diabetik. Berdasarkan hasil uji statistik berupa ujispearman’s didapatkan P-value = 0,553 (p-value= >0,05)Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar HbA1c denganulkus kaki diabetik pada penderita diabetes melitus tipe 2 di RSUD Dr. H. AbdulMoeloek Bandar Lampung periode september 2014 – Maret 2015. (p=0,000).