Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Interaksi apoteker antara lain melaksanakan pemberian informasi, monitoring penggunaan obat dan mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan untuk tercapainya kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan kefarmasian di apotek kabupaten Badung, dengan cara diukur dari 5 (lima) dimensi antara lain Kehandalan, Ketanggapan, Keyakinan, Empati, dan Fasilitas Berwujud. Merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain survey cross sectional terhadap pasien yang datang ke apotek di Kabupaten Badung, dengan menggunakan kuisioner sebagai instrument pengumpulan data. Jumlah apotek yang bersedia ikut serta dalam penelitian ini sebanyak 15 apotek. Responden dalam penelitian ini adalah pasien apotek yaitu pasien yang mendapatkan pelayanan kefarmasian di apotek kabupaten Badung dan telah memenuhi kriteria inklusi-ekslusi. Hasil uji binary logistic karakteristik pasien menyatakan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan kefarmasian di apotek kabupaten Badung yang tidak signifikan antara lain umur (p=0,761), jenis kelamin (p=0,612), pendidikan (p=0,079), tingkat penghasilan (p=0,139), pekerjaan (p=0,255), kunjungan ke apotek (p=0,392). Sedangkan untuk kategori pelayanan kefarmasian memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai 0,000 (p=0,000) dan memiliki pengaruh sebesar 11,495 kali (or=11,495). Pernyataan pelayanan kefarmasian memiliki persentase baik dan sangat baik yang ditunjukkan dengan pernyataan antara lain Apoteker melayani dengan ramah (36,1%), pengobatan yang diberikan sesuai dengan keinginan pasien (37,1%), dan Apotek memiliki obat dan alat kesehatan yang lengkap (38,1%).