Emmy Apulina Br. Bangun
Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Harapan Bangsa

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERBANDINGAN METODE MODIFIKASI 3DES DENGAN METODE 3DES Emmy Apulina Br. Bangun; Gamaliel Natawijaya Setiawan
Jurnal Telematika Vol 7, No 1 (2011)
Publisher : Institut Teknologi Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kriptografi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu kriptografi dengan menggunakan kunci simetri dan kriptografi dengan menggunakan kunci asimetri. Contoh kriptografi kunci simetri adalah 3DES (Triple Data Encryption Standard) dan kriptografi kunci asimetri adalah RSA. Pada aplikasi ini penulis memodifikasi metode 3DES (Triple Data Encryption Standard) sehingga pengamanan terhadap text dapat lebih aman dibandingkan 3DES. Modifikasi metode 3DES yang dilakukan menghasilkan ciphertext yang lebih panjang dan ada penambahan proses pada proses enkripsi dan dekripsinya. Cryptography can be divided into 2 key cryptography using symmetric and asymmetric key cryptography using. Examples of symmetric key cryptography is 3DES (Triple Data Encryption Standard) method and asymmetric key cryptography is RSA method. In this application, the authors modified the method of 3DES (Triple Data Encryption Standard) so that the security of the text can be more secure than 3DES method. Triple DES modification method produces cipher text that is longer than 3 DES and there are additional processes on the encryption and decryption process.
Analisis Efek Chaos pada Enkripsi Dekripsi Image dengan Metode One Time Pad Emmy Apulina Br. Bangun; Irene Adisty Putri
Jurnal Telematika Vol 7, No 2 (2011)
Publisher : Institut Teknologi Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One-Time Pad merupakan salah satu jenis teknik kriptografi yang menggunakan metode substitusi dengan cara memberikan syarat-syarat khusus terhadap kunci yang digunakan yaitu terbuat dari nilai yang acak (kunci acak atau pad). Kunci-kunci yang digunakan untuk enkripsi dapat di generate dengan berdasar pada prinsip Chaos. Teori Chaos mempelajari perilaku sistem dinamik yang sangat sensitif terhadap kondisi awal. Kepekaan atau sensitifitas ini secara populer disebut efek kupu-kupu. Teori Chaos terbukti pada proses enkripsi, karena dengan nilai kunci yang hanya berbeda sedikit dari kunci awal, hasil gambar yang diperoleh menjadi tidak sama dengan gambar awal. Dengan fungsi pengambilan sisa kunci 24 bit atau disebut KeyCutterBack didapatkan cipher image yang lebih baik dibandingkan dengan hasil dari fungsi Teori Chaos, One-Time Pad,efek kupu-kupu , KeyCutterFront, KeyCutterBack yang hanya mengambil bit depan saja.One-time pad is one of the cryptographic techniques using substitution method by providing special conditions to the key which is made of the value of a random (or random key pad). The keys whose are used in encryption can be generate from the other chance with Chaos teory. Chaos Theory studies the behavior of dynamical systems are very sensitive to initial conditions. This sensitivity as it is popularly called the butterfly effect. The effectiveness of the chaos theory is proven in the encryption process, because if the key value differs only slightly from the initial key, the results of obtained images will not be equal to the plain images. The function of taking the remaining 24 bits or called KeyCutterBack produced a better cipher image compared with the results of functions that only take the 24 bit starting from the front or called KeyCutterFront.One-Time Pad merupakan salah satu jenis teknikkriptografi yang menggunakan metode substitusi dengan caramemberikan syarat-syarat khusus terhadap kunci yangdigunakan yaitu terbuat dari nilai yang acak (kunci acak ataupad). Kunci-kunci yang digunakan untuk enkripsi dapat digenerate dengan berdasar pada prinsip Chaos. Teori Chaosmempelajari perilaku sistem dinamik yang sangat sensitifterhadap kondisi awal. Kepekaan atau sensitifitas ini secarapopuler disebut efek kupu-kupu. Teori Chaos terbukti padaproses enkripsi, karena dengan nilai kunci yang hanya berbedasedikit dari kunci awal, hasil gambar yang diperoleh menjaditidak sama dengan gambar awal. Dengan fungsi pengambilansisa kunci 24 bit atau disebut KeyCutterBack didapatkan cipherimage yang lebih baik dibandingkan dengan hasil dari fungsiTeori Chaos, One-Time Pad,efek kupu-kupu , KeyCutterFront,KeyCutterBack yang hanya mengambil bit depan saja.