andini perdana
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

REPRESENTASI WARISAN KARAENG PATTINGALLOANG DI MUSEUM andini perdana
Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36869/pjhpish.v6i1.137

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk memaparkan dan menganalisis penyajian informasi Karaeng Pattingalloang di Museum Karaeng Pattingalloang. Ia adalah seorang mangkubumi dan cendekiawan Kerajaan Gowa-Tallo yang namanya termashur hingga Eropa. Ia juga menjadi inspirasi dalam pemberian nama museum, yaitu Museum Karaeng Pattingalloang. Akan tetapi, informasinya masih minim dikomunikasikan oleh museum, bahkan belum dikaitkan dengan koleksi museum. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan studi pustaka, pengolahan data dengan analisis SWOT, serta penarikan kesimpulan sesuai dengan konsep museologi. Hasil kajian menunjukkan bahwa museum harus mengomunikasikan informasi yang lebih detail secara menyeluruh terkait Karaeng Pattingalloang. Pengembangan penyajian informasi tersebut didasarkan atas konsep alur cerita, yang di dalamnya menjelaskan konten pameran, metode penyampaian informasi, dan deskripsi ide, koleksi, dan media informasinya. Alur cerita juga membantu museum untuk menghubungkan pesan pameran dengan pengunjung, sehingga mereka dapat memahami secara keseluruhan cerita warisan budaya Karaeng Pattingalloang. Kajian ini bertujuan untuk memaparkan dan menganalisis penyajian informasi Karaeng Pattingalloang di Museum Karaeng Pattingalloang. Ia adalah seorang mangkubumi dan cendekiawan Kerajaan Gowa-Tallo yang namanya termashur hingga Eropa. Ia juga menjadi inspirasi dalam pemberian nama museum, yaitu Museum Karaeng Pattingalloang. Akan tetapi, informasinya masih minim dikomunikasikan oleh museum, bahkan belum dikaitkan dengan koleksi museum. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan studi pustaka, pengolahan data dengan analisis SWOT, serta penarikan kesimpulan sesuai dengan konsep museologi. Hasil kajian menunjukkan bahwa museum harus mengomunikasikan informasi yang lebih detail secara menyeluruh terkait Karaeng Pattingalloang. Pengembangan penyajian informasi tersebut didasarkan atas konsep alur cerita, yang di dalamnya menjelaskan konten pameran, metode penyampaian informasi, dan deskripsi ide, koleksi, dan media informasinya. Alur cerita juga membantu museum untuk menghubungkan pesan pameran dengan pengunjung, sehingga mereka dapat memahami secara keseluruhan cerita warisan budaya Karaeng Pattingalloang. 
LA GALIGO IDENTITAS BUDAYA SULAWESI SELATAN DI MUSEUM LA GALIGO andini perdana
Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2644.918 KB) | DOI: 10.36869/.v5i1.16

Abstract

Komunikasi merupakan salah satu fungsi museum dan identitas budaya merupakan salah satu peran museum dalam melayani masyarakat dan perkembangannya. Tulisan ini membahas tentang naskah La Galigo di Museum Negeri Provinsi Sulawesi Selatan “La Galigo”. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan bersifat filosofis dalam museology, khususnya teori new museum, identitas budaya, dan ekshibisi. Museum La Galigo memiliki koleksi naskah La Galigo yang tedaftar dalam Memory of the World oleh Unesco. Naskah yang merupakan identitas budaya Sulawesi Selatan tersebut belum dikomunikasikan dengan baik melalui ekshibisi di museum. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan pengumpulan informasi dan nilai penting naskah La Galigo sebagai tradisi lisan (intangible heritage) yang selanjutnya dapat digunakan untuk mendesain ekshibisi La Galigo di Museum La Galigo.Kata kunci : La Galigo, museum, identitas budaya