Selly Anggraini
universitas lampung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERJUANGAN RAKYAT PADA MASA AGRESI MILITER BELANDA II 1949 DI KAWEDANAN KALIANDA Selly Anggraini; Iskandar Syah; Yustina Sri Ekwandari
PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah) Vol 2, No 3 (2014): PESAGI (Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah)
Publisher : FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.313 KB)

Abstract

The purpose of this study is to find out how was  the process of people fight during Netherland second military aggression year 1949 in Kawedanan Kalianda. Data collection techniques are using interview techniques, literature and technical documentation, where as to analyze the data is using qualitative data analysis.Based on the results of the study indicate that the process of people fight in Kawedanan Kalianda year 1949 was including intial stage with activities to form 1st January Movement Battle Council, and made change in defense and goverment. In the execution phase, wars broke in Sukatinggi, Way Urang, and Pematang area. The effect which surfaced from the run-up and battle was an agreement for a ceasefire and negotiation which was represented by TNI and Netherland side. Finally, 18th December 1949, Netherland gave its sovereignty to Kalianda people.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses perjuangan rakyat pada masa Agresi Militer Belanda II tahun 1949 di Kawedanan Kalianda.Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, kepustakaan dan teknik dokumentasi, sedangkan untuk menganalisis data menggunakan analisis data kualitatif.Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dalam penelitian ini adalah proses perjuangan rakyat di Kawedanan Kalianda tahun 1949 meliputi tahapan persiapan dengan  kegiatan membentuk Badan Perjuangan Gerakan 1 Januari dan melakukan perubahan dibidang pertahanan dan pemerintahan. Pada tahap pelaksanaan terjadi pertempuran di Daerah Sukatinggi, Daerah Way Urang, dan Daerah Pematang. Dampak yang ditimbulkan dari adanya persiapan dan pertempuran adalah kesepakatan melakukan gencatan senjata dan melakukan perundingan yang diwakili oleh TNI dan pihak Belanda. Akhirnya tanggal 18 Desember 1949 Belanda menyerahkan kedaulatannya kepada rakyat di Kawedanan Kalianda.Kata kunci : agresi militer belanda II, kawedanan kalianda, perjuangan rakyat