Endang Yuniastuti
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jl. Ir. Sutami No. 36, Kentingan, Kec. Jebres, Surakarta 57126, Jawa Tengah, Indonesia

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENGARUH KONSENTRASI BAP TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS ANTHURIUM (Anthurium andraeanum Linden) PADA BEBERAPA MEDIA DASAR SECARA IN VITRO Yuniastuti, Endang; Praswanto, Praswanto; Harminingsih, Ika
Caraka Tani - Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian Vol 25, No 1 (2010)
Publisher : Caraka Tani - Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian  bertujuan  untuk  mengetahui  pengaruh  macam  media  tanam  dan  konsentrasi  BAP  (6- Benzyl  Amino  Purine)  terhadap  multiplikasi  tunas  Anthurium  secara  in  vitro.  Perlakuan  penelitian meliputi  macam  media  tanam  yang  terdiri  dari  :  medium  Murashige  dan  Skoog  (MS),  Schenk  dan Hildebrandt (SH) serta Nitsch dan Nitsch (N2) dan konsentrasi BAP terdiri dari : 0 ppm, 2 ppm, 4 ppm. Variabel pengamatan meliputi saat muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas, saat muncul daun, jumlah daun, saat muncul akar, panjang dan jumlah akar. Rancangan penelitian berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang didapat ditampilkan secara diskriptif dan uji F taraf 5%, bila ada beda nyata dilanjutkan uji DMRT.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara media dan konsentrasi BAP secara nyata pada  jumlah  dan  panjang  tunas.  Medium  N2  dengan  penambahan  4  ppm  BAP  menunjukkan  adanya jumlah  tunas terbanyak  dan tunas terpanjang.  Medium  MS tanpa penambahan  BAP menunjukkan  saat muncul tunas tercepat.  Saat muncul daun tercepat pada perlakuan  MS dengan 2 ppm BAP dan jumlah daun  terbanyak  ditunjukkan  pada  perlakuan  medium  SH  tanpa  penambahan  BAP.  Saat  muncul  akar tercepat  pada perlakuan  medium  SH dengan  4 ppm BAP, sedangkan  akar terpanjang  ditunjukkan  oleh perlakuan Medium N2 tanpa penambahan BAP.
Analisis Fenotipik dan Genotipik pada Abnormalitas Klon-klon Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Hasil Kultur Jaringan Yuniastuti, Endang
Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture Vol 22, No 1 (2007): March
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2177.098 KB) | DOI: 10.20961/carakatani.v22i1.20524

Abstract

Research to analyze phenotype and genotype of oil palm clone developed from tissue culture which showed normal fruits and abnormal fruits through SDS-PAGE protein technique, and RAPD technique. Result indicated that protein with molecular weight of 100 kDa could differentiate genotype with normal fruit and abnormal fruit from all clones observed. Study on DNA through RAPD technique revealed primers which differentiated genotypes (male flowered genotype, normal fruited genotype, and abnormal fruited genotype) within clone and interclonal, i.e. OPC-07, OPN-16, and SC 10-56. Molecular weight of DNA on zymogram bands pattern were different on each clone.Genetic similarity among clones and among genotypes were high, more than 85% indicated close genetic distance. Dendogram based on matrix of genetic similarity indicated grouping on each genotype.
Kajian Penggunaan Berbagai Macam Eksplan dan Zat Pengatur Tumbuh pada Perbanyakan Tanaman Jati (Tectona grandis) Secara In Vitro Yuniastuti, Endang; Hartati, Sri
Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture Vol 18, No 2 (2003): October
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3998.956 KB) | DOI: 10.20961/carakatani.v18i2.20374

Abstract

Study on the Use of Various Explants Material and Growth Controlling SUbtaces on Teak (Tectona grandis) in In Vitro Propagation. The research was done in Biology Laboratoy and Tissue Culture Laboratory of Sebelas Maret University. The research aim to study the effect of explant material (seeds, buds, nodes), effect of Growth Controlling Subtaces (IAA and BAP), and interaction effect of explants material and concentration of Growth Controlling Subtances to the growth of Teak which was propagated in vitro.The research was carried in two experiments using factorial design which was arranged in completely randomized. The first experiments employed two treatment, IAA concentration and Explant material; while the second experiment employed the treatment of BAP concentration and explants materials.The research concluded that propagation of teak using nodes was better than using seeds and buds. Application of 4 pp/1 IAA and 4 ppm BAP increased the number of teak buds. There was a significant interaction effect between explants material and the use of IAA and BAP.
PENGARUH KONSENTRASI BAP TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS ANTHURIUM (Anthurium andraeanum Linden) PADA BEBERAPA MEDIA DASAR SECARA IN VITRO Yuniastuti, Endang; Praswanto, Praswanto; Harminingsih, Ika
Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture Vol 25, No 1 (2010): March
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.203 KB) | DOI: 10.20961/carakatani.v25i1.15476

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam media tanam dan konsentrasi BAP (6-Benzyl Amino Purine) terhadap multiplikasi tunas Anthurium secara in vitro. Perlakuan penelitian meliputi macam media tanam yang terdiri dari : medium Murashige dan Skoog (MS), Schenk dan Hildebrandt (SH) serta Nitsch dan Nitsch (N2) dan konsentrasi BAP terdiri dari : 0 ppm, 2 ppm, 4 ppm. Variabel pengamatan meliputi saat muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas, saat muncul daun, jumlah daun, saat muncul akar, panjang dan jumlah akar. Rancangan penelitian berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang didapat ditampilkan secara diskriptif dan uji F taraf 5%, bila ada beda nyata dilanjutkan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara media dan konsentrasi BAP secara nyata pada jumlah dan panjang tunas. Medium N2 dengan penambahan 4 ppm BAP menunjukkan adanya jumlah tunas terbanyak dan tunas terpanjang. Medium MS tanpa penambahan BAP menunjukkan saat muncul tunas tercepat. Saat muncul daun tercepat pada perlakuan MS dengan 2 ppm BAP dan jumlah daun terbanyak ditunjukkan pada perlakuan medium SH tanpa penambahan BAP. Saat muncul akar tercepat pada perlakuan medium SH dengan 4 ppm BAP, sedangkan akar terpanjang ditunjukkan oleh perlakuan Medium N2 tanpa penambahan BAP.
The Diversity of Breadfruit Plants (Artocarpus Altilis) Based on Morphological Characters Estalansa, Helna; Yuniastuti, Endang; Hartati, Sri
Agrotechnology Research Journal Vol 2, No 2 (2018): Agrotechnology Research Journal
Publisher : Perhimpunan Agroteknologi/Agroekoteknologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.395 KB) | DOI: 10.20961/agrotechresj.v2i2.21800

Abstract

Breadfruit (Artocarpus altilis) is a plant common are all part of it can be used by humans. The research aims to determine the character of morphological breadfruit and knowing the characterization of morphological breadfruit in Yogyakarta. This research was carried out in June to October 2017 in Sleman Regency (Cangkringan, Ngemplak, Ngaglik), Gunung Kidul (Patuk, Nglipar, Gedangsari), and Bantul (Bantul, Pajangan, Imogiri) in Yogyakarta. Variables are observations include the environmental research and morphology of (trees, leaves, fl owers, and fruits). The data of the morphology are analyzed by NTSYS program. The results showed that the breadfruit trees has a plant height 16,7-17,9 m, the diameter of crown 6,1-8,8 m, shape of crown of the pyramidal, broadly pyramidal, elliptical, irregular, the patterns of branching of erect, opposite, and irregular. The length of leaf 42,2-78,6 cm, width of leaf 30,2-59,2 cm, shape of leaf ovate, and leaf colour dark green. The length of male flowers 9,0-13,4 cm, shape of female flowers globose, shape of male flowers ellipsoid, the colour of female flowers light green, the colour of male flowers light green when young, and brown when old. The length of fruit 12,2 -19,0 cm,diameter of fruit 12,8-16,4 cm, weight of fruit 0,7-1,7 kg, shape of fruit sperical and oblong, fruit skin colour greenish yellow, fruit flesh colour white and light yellow. The diversity of morphology of the breadfruit plants ranging from 3-30%.
KARAKTERISASI MORFOLOGI TANAMAN DURIAN SUKUN (DURIO ZIBENTHINUS MURR.) Yuniastuti, Endang; Hartati, MP, Sri; Widodo, Sujud Rianggono
Prosiding Seminar Biologi Vol 7, No 1 (2010): Seminar Nasional VII Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.097 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mengetahui karakter morfologi tanaman duriansukun (Durio zibenthinus Murr.). Penelitian dilaksanakan di Balai Benih TanamanHortikultura ?RANUKITRI? Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengahserta di Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian UNS mulai bulanJuli 2008 hingga Maret 2010.Karakter morfologi diamati berdasarkan pengamatan langsung melaluipencatatan data primer dan sekunder, dan pendokumentasian bagian-bagiantanaman durian sukun dengan pemilihan sampel secara purposive randomsampling (secara sengaja). Data disajikan dan dianalisis secara deskriptif.Hasil pengamatan berdasarkan karakter morfologi tanaman durian sukunantara lain tinggi tanaman rata -rata ± 8 meter dengan bentuk kanopi segitiga samasisi, bangun daun oblongus, tepi daun integer, ujung daun acuminate, pangkaldaun obtusus, rumus daun 2/5, dan pangkal tangkai daun menggelembung.Tanaman durian termasuk dalam tumbuhan yang berbunga lengkap/banci, munculdari batang/ranting (flos caulis) dalam bunga payung majemuk. Bungamempunyai banyak simetri (actinomorf), berkelopak lima saling berlekatan,mempunyai lima mahkota tidak berlekatan, terdapat 5 kelompok benang sari tiapkelompok terdapat banyak benang sari dan berlekatan. Buah termasuk buah sejatitunggal yang kering dalam golongan buah kotak sejati. bentuk ovoid (bulat telur),tekstur buah muda keras sekali dan buah masak lembut agak keras, rasa duriantidak memperlihatkan rasa yang gurih dan manis seperti durian pada umumnya,bahkan seperti tidak berasa apapun atau dapat dikatakan lemah rasanya.Kata kunci : morfologi, sitologi, durian sukun
ANALISIS KERAGAMAN DNA TANAMAN DURIAN SUKUN (DURIO ZIBETHINUS MURR.) BERDASARKAN PENANDA RAPD Yuniastuti, Endang; Supriyadi, Supriyadi; Ruwaida, Ismi Puji
Prosiding Seminar Biologi Vol 7, No 1 (2010): Seminar Nasional VII Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.468 KB)

Abstract

ABSTRAKDurian (Durio zibenthinus Murr.) merupakan buah-buahan tropis dari AsiaTenggara. Beberapa genotipe durian lokal telah dilepas menjadi varietas unggul,yaitu durian sukun, sunan, kani, monthong dan petruk, namun sampai saat inibelum diketahui keragaman DNA. Alternatif untuk mengkaji keragaman DNAdurian adalah dengan menggunakan penanda RAPD. Tujuan penelitian adalahmengkaji keragaman DNA pada varietas durian sukun, sunan, kani, monthong,dan petruk serta mengkaji keragaman DNA durian sukun yang ditanam padawilayah yang berbeda berdasarkan penanda RAPD.Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar PenelitianBioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan di Yogyakarta mulai bulanNovember 2008 sampai bulan Januari 2009. Bahan penelitian analisis keragamanDNA antar varietas durian adalah daun tanaman durian sukun, sunan, kani,monthong dan petruk yang ada di kebun benih Ranukitri Karanganyar. Bahanpenelitian analisis keragaman DNA durian sukun pada wilayah penanamanberbeda adalah daun tanaman durian sukun dari Gempolan Karanganyar, duriansukun dari Kebun Benih Ranukitri Karanganyar, durian sukun dari Jepara dandurian sukun dari Salatiga. Selanjutnya dilakakukan analisis DNA terhadapsampel daun yang diawali dengan isolasi DNA, uji kuantitas dan kualitas DNA,seleksi primer, dan amplifikasi dengan PCR. Visualisasi hasil PCR dilakukandengan elektroforesis menggunakan etidium bromide yang menghasilkan pitaDNA. Pita DNA selanjutnya dianalisis dengan program NTSYS untukmendapatkan keragaman DNA antar varietas durian dan keragaman DNA duriansukun pada wilayah penanaman berbeda.Seleksi primer menghasilkan 6 primer polimorfik yang digunakan, yaituprimer OPA-01, OPA-02, OPA-07, OPA-16, OPA-18 dan OPA-19. Pola pitaDNA hasil amplifikasi menunjukkan adanya keragaman antar varietas duriansukun, sunan, kani, monthong dan petruk serta menunjukkan keragaman duriansukun yang ditanam di wilayah yang berbeda. Dendrogram pengelompokkan padalima varietas durian cenderung memisah, yaitu durian sukun, sunan, monthongdan petruk merupakan satu kelompok yang memisah dengan durian kani.Dendrogram pengelompokkan durian sukun yang ditanam pada wilayah berbedamenghasilkan dua kelompok, yaitu kelompok I terdiri dari durian sukun dariGempolan Karanganyar dan durian sukun dari Salatiga. Kelompok II terdiri daridurian sukun dari Kebun Benih Ranukitri Karanganyar dan durian sukun dariJepara.Kata kunci : Analisis keragaman, DNA, Durio zibethinus Murr, RAPD
Rancang Bangun Mesin Pencacah Limbah Kotoran Sapi Arifin, Zainal; Prasetyo, Singgih Dwi; Triyono, Teguh; Harsito, Catur; Yuniastuti, Endang
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 11, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jrm.2020.011.02.6

Abstract

Cattle farms produce waste which consisted of cow excrement in the form of solid, liquid, gas or cattle feed residual. Utilization of cow manure waste into organic compost requires proper processing technology which includes the technology of solid manure pulverizing and the technology of mixing raw materials. This research focuses on designing a cattle dung waste pulverizer. The methods used are numerical calculations, simulations using the Fusion 360 software, and fabrication based on Design for Manufacture and Assembly (DFMA). The main parts of the design include pulverizer, engine frame, cover (input and output hoppers), diesel motor, transmission belt and pulley. The safety factor obtained for the frame section was 4,645, for the cover section was 11.3, and for the counter section was 2,009 with assumptions of uniform load distribution of 20000 N. The power required for the design was 6.6 HP. The cattle dung waste pulverizer was built and tested using a diesel motor with a maximum power of 13 HP. The cattle dung waste pulverizer's capacity was 1500 kg/hour.
Keragaman Kacang Gude Putih (Cajanus cajan [L.] Millsp.) di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Endang Yuniastuti; Sukaya Sukaya; Rhizia Syifa Fauziyah; Marshelina Noor Indah Delfianti
Buletin Plasma Nutfah Vol 26, No 1 (2020): JUNE
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/blpn.v26n1.2020.p51-62

Abstract

Kacang gude (Cajanus cajan) termasuk dalam tanaman kacang-kacangan yang memiliki potensi untuk digunakan sebagai alternatif untuk ketahanan pangan karena kaya akan protein, karbohidrat, dan memiliki toleransi tinggi terhadap stres lingkungan. Informasi tentang kacang gude di Indonesia masih minim sehingga perlu dilakukan eksplorasi dan karakterisasi. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari keragaman karakter kacang Gude Putih (Cajanus cajan [L.] Millsp.) di Wonogiri, Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan di Desa Sidokarto, Doho, dan Gambiran, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Variabel yang diamati meliputi morfologi batang, daun, bunga, polong, dan biji. Data morfologis dianalisis menggunakan uji chi kuadrat dan program NTSYS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik morfologi kacang Gude Putih di tiga lokasi di Wonogiri memiliki variasi genetik. Karakter tinggi tanaman, jumlah cabang, dan ketebalan batang di ketiga lokasi memiliki hasil yang beragam sedangkan karakter lainnya memiliki hasil yang seragam. Hasil analisis hubungan antara lokasi dan karakter kacang Gude Putih bersifat signifikan pada beberapa karakter termasuk tinggi tanaman, jumlah cabang, dan ketebalan batang. Koefisien kesamaan tanaman kacang Gude Putih di tiga lokasi di Wonogiri berkisar antara 83–87% hingga 100%. Nilai koefisien keragaman pada kisaran 13–17%, menunjukkan bahwa keragaman kacang Gude Putih di tiga lokasi tersebut memiliki keanekaragaman yang sempit.
ANALISIS KERAGAMAN DNA TANAMAN DURIAN SUKUN (Durio zibethinus Murr.) BERDASARKAN PENANDA RAPD Endang Yuniastuti; Supriyadi Supriyadi; Ismi Puji Ruwaida
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 7, No 1 (2010): Seminar Nasional VII Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKDurian (Durio zibenthinus Murr.) merupakan buah-buahan tropis dari AsiaTenggara. Beberapa genotipe durian lokal telah dilepas menjadi varietas unggul,yaitu durian sukun, sunan, kani, monthong dan petruk, namun sampai saat inibelum diketahui keragaman DNA. Alternatif untuk mengkaji keragaman DNAdurian adalah dengan menggunakan penanda RAPD. Tujuan penelitian adalahmengkaji keragaman DNA pada varietas durian sukun, sunan, kani, monthong,dan petruk serta mengkaji keragaman DNA durian sukun yang ditanam padawilayah yang berbeda berdasarkan penanda RAPD.Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar PenelitianBioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan di Yogyakarta mulai bulanNovember 2008 sampai bulan Januari 2009. Bahan penelitian analisis keragamanDNA antar varietas durian adalah daun tanaman durian sukun, sunan, kani,monthong dan petruk yang ada di kebun benih Ranukitri Karanganyar. Bahanpenelitian analisis keragaman DNA durian sukun pada wilayah penanamanberbeda adalah daun tanaman durian sukun dari Gempolan Karanganyar, duriansukun dari Kebun Benih Ranukitri Karanganyar, durian sukun dari Jepara dandurian sukun dari Salatiga. Selanjutnya dilakakukan analisis DNA terhadapsampel daun yang diawali dengan isolasi DNA, uji kuantitas dan kualitas DNA,seleksi primer, dan amplifikasi dengan PCR. Visualisasi hasil PCR dilakukandengan elektroforesis menggunakan etidium bromide yang menghasilkan pitaDNA. Pita DNA selanjutnya dianalisis dengan program NTSYS untukmendapatkan keragaman DNA antar varietas durian dan keragaman DNA duriansukun pada wilayah penanaman berbeda.Seleksi primer menghasilkan 6 primer polimorfik yang digunakan, yaituprimer OPA-01, OPA-02, OPA-07, OPA-16, OPA-18 dan OPA-19. Pola pitaDNA hasil amplifikasi menunjukkan adanya keragaman antar varietas duriansukun, sunan, kani, monthong dan petruk serta menunjukkan keragaman duriansukun yang ditanam di wilayah yang berbeda. Dendrogram pengelompokkan padalima varietas durian cenderung memisah, yaitu durian sukun, sunan, monthongdan petruk merupakan satu kelompok yang memisah dengan durian kani.Dendrogram pengelompokkan durian sukun yang ditanam pada wilayah berbedamenghasilkan dua kelompok, yaitu kelompok I terdiri dari durian sukun dariGempolan Karanganyar dan durian sukun dari Salatiga. Kelompok II terdiri daridurian sukun dari Kebun Benih Ranukitri Karanganyar dan durian sukun dariJepara.Kata kunci : Analisis keragaman, DNA, Durio zibethinus Murr, RAPD