Claim Missing Document
Check
Articles

SEJARAH PERTANIAN SAWAH LEBAK, PERAN PEREMPUAN DAN PANGAN KELUARGA DI KABUPATEN OGAN ILIR SUMATERA SELATAN Yunindyawati, Yunindyawati; Sumarti, Titik; Adiwibowo, Soeryo; Vitayala, Aida; Hardinsyah, Hardinsyah
Paramita: Historical Studies Journal Vol 24, No 2 (2014): PARAMITA
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v24i2.3124

Abstract

Lowland agricultural fields have unique characteristics that only harvest once a year and planting process  begins when the water has began to recede. The type of local rice planted is Pegagan. Pegagan  has unique characteristics, such as high trees, paddy longer lifespan, pest resistant, and tougher rice grains. These plants favored local residents because the rice produced relatively hard so filling. Therefore, rice Pegagan be the ultimate local food for local people. When there is a green revolution policy to increase rice productivity, the type of rice Pegagan displaced and replaced by new IR 42 and Ciherang rice seedlings. Family food pattern shifted, including local livelihoods. This article presents an overview of the history of lowland rice farming, the role of women in agriculture and food family. Keywords: History of lowland agriculture, role of women, family FoodPertanian sawah lebak memiliki karakteristik unik dimana hanya panen sekali dalam setahun dan proses penanaman dimulai saat air mulai surut. Jenis padi yang ditanam merupakan padi lokal jenis pegagan dengan karakteristik batang pohon tinggi, umur padi lebih lama, tahan hama, dan bulir padi lebih keras. Tanaman ini disukai penduduk lokal karena beras yang dihasilkan relatif keras sehingga mengenyangkan. Oleh karena itu, padi Pegagan menjadi pangan lokal yang paling utama bagi masyarakat lokal.  Ketika ada kebijakan revolusi hijau untuk meningkatkan produktivitas padi, maka semakin hari jenis padi Pegagan tergusur digantikan oleh bibit padi baru IR 42, Ciherang dan lainnya. Pola pangan keluarga pun bergeser, termasuk mata pencaharian penduduk lokal. Artikel ini menyajikan gambaran tentang sejarah pertanian padi lebak, peran perempuan dalam pertanian lebak serta pangan keluarga.Kata kunci: sejarah pertanian lebak, peran perempuan, pangan keluarga  
Variation of Woman’s Knowledge Power in the Fulfillment of Family Food Based on Economic and Social Status Difference Yunindyawati, Yunindyawati
KOMUNITAS: INTERNATIONAL JOURNAL OF INDONESIAN SOCIETY AND CULTURE Vol 8, No 2 (2016): Komunitas, September 2016
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v8i2.5884

Abstract

The aim of this research is to analyze the variation of woman’s knowledge power in the fulfillment of family food based on the difference of economic and social status. The study was carried out in Ogan Ilir regency, South Sumatera Indonesia. The method of this research is qualitative method by using critical paradigm. Data were collected by in depth interview, observation and group discussion. The result of this research shows that in terms of power knowledge relation, women of high social and economic status family were subordinated by men. Women’s knowledge power in the middle social and economic status family is more dominant than man’s knowledge and power. The power relation of woman’s knowledge in the lower economic and social status is inclined to be equal to man’s knowledge power in every aspects of the fulfillment of family’s food.
Variation of Woman’s Knowledge Power in the Fulfillment of Family Food Based on Economic and Social Status Difference Yunindyawati, Yunindyawati
KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture Vol 8, No 2 (2016): Komunitas, September 2016
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v8i2.5884

Abstract

The aim of this research is to analyze the variation of woman’s knowledge power in the fulfillment of family food based on the difference of economic and social status. The study was carried out in Ogan Ilir regency, South Sumatera Indonesia. The method of this research is qualitative method by using critical paradigm. Data were collected by in depth interview, observation and group discussion. The result of this research shows that in terms of power knowledge relation, women of high social and economic status family were subordinated by men. Women’s knowledge power in the middle social and economic status family is more dominant than man’s knowledge and power. The power relation of woman’s knowledge in the lower economic and social status is inclined to be equal to man’s knowledge power in every aspects of the fulfillment of family’s food.
SEJARAH PERTANIAN SAWAH LEBAK, PERAN PEREMPUAN DAN PANGAN KELUARGA DI KABUPATEN OGAN ILIR SUMATERA SELATAN Yunindyawati, Yunindyawati; Sumarti, Titik; Adiwibowo, Soeryo; Vitayala, Aida; Hardinsyah, Hardinsyah
Paramita: Historical Studies Journal Vol 24, No 2 (2014): PARAMITA
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v24i2.3124

Abstract

Lowland agricultural fields have unique characteristics that only harvest once a year and planting process  begins when the water has began to recede. The type of local rice planted is Pegagan. Pegagan  has unique characteristics, such as high trees, paddy longer lifespan, pest resistant, and tougher rice grains. These plants favored local residents because the rice produced relatively hard so filling. Therefore, rice Pegagan be the ultimate local food for local people. When there is a green revolution policy to increase rice productivity, the type of rice Pegagan displaced and replaced by new IR 42 and Ciherang rice seedlings. Family food pattern shifted, including local livelihoods. This article presents an overview of the history of lowland rice farming, the role of women in agriculture and food family. Keywords: History of lowland agriculture, role of women, family FoodPertanian sawah lebak memiliki karakteristik unik dimana hanya panen sekali dalam setahun dan proses penanaman dimulai saat air mulai surut. Jenis padi yang ditanam merupakan padi lokal jenis pegagan dengan karakteristik batang pohon tinggi, umur padi lebih lama, tahan hama, dan bulir padi lebih keras. Tanaman ini disukai penduduk lokal karena beras yang dihasilkan relatif keras sehingga mengenyangkan. Oleh karena itu, padi Pegagan menjadi pangan lokal yang paling utama bagi masyarakat lokal.  Ketika ada kebijakan revolusi hijau untuk meningkatkan produktivitas padi, maka semakin hari jenis padi Pegagan tergusur digantikan oleh bibit padi baru IR 42, Ciherang dan lainnya. Pola pangan keluarga pun bergeser, termasuk mata pencaharian penduduk lokal. Artikel ini menyajikan gambaran tentang sejarah pertanian padi lebak, peran perempuan dalam pertanian lebak serta pangan keluarga.Kata kunci: sejarah pertanian lebak, peran perempuan, pangan keluarga  
PERILAKU MEROKOK ANAK PUTUS SEKOLAH DI WILAYAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN Yunindyawati, Yunindyawati
Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 4 No 1 (2010): Jurnal Pembangunan Manusia
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku merokok anak putus sekolah di wilayah perkotaan dan perdesaan, di Kayu agung dan Lempuing kabupaten OKI. Metode yang digunakan adalah gabungan antara metode kuantitatif dan kualitatif. Sebanyak 100 responden anak putus sekolah diobservasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perilaku merokok anak banyak dipengaruhi oleh berbagai Faktor, baik Faktor internal maupun eksternal. Lingkungan internal berkaitan dengan kondisi pribadi anak dan faktor eksternal berhubungan dengan lingkungan keluarga dan lingkungan pergaulan. Kondisi pribadi anak seperti usia anak, alasan anak/individu merokok, pengetahuan tentang rokok, serta keinginan berhenti merokok merupakan berbagai faktor internal yang mempengaruhi perilaku merokok anak. Faktor keluarga yang bisa mempengaruhi perilaku merokok antara lain; siapa anggota keluarga yang merokok, jumlah anggota keluarga yang merokok, tahu tidaknya orang tua, ada tidaknya sangsi dari orang tua, pendidikan orang tua. Faktor lingkungan pergaulan meliputi; informasi tentang rokok, bagaimanaaktifitas merokok, dilakukan dengan siapa, serta pengaruh teman yang mempengaruhi perilaku merokok anak.
Hubungan Peran Pendamping dengan Partisipasi Pelaku Industri Rumahan dalam Program Pemberdayaan Perempuan di Kota Palembang Adelia Utami; Sriati Sriati; Yunindyawati Yunindyawati
Jurnal Penyuluhan Vol. 15 No. 1 (2019): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.812 KB) | DOI: 10.25015/penyuluhan.v15i1.24293

Abstract

AbstrakSebagian besar sektor usaha banyak digerakkan oleh kaum perempuan khususnya Industri Rumahan (IR) yang memanfaatkan kemampuan mereka sendiri. Industri Rumahan adalah indutri skala mikro dan umumnya memanfaatkan atau menghasilkan produk berupa barang jadi yang memberikan nilai tambah dan dan dikerjakan di rumah secara khusus ataupun sebagai kerja paruh waktu.  Pelaku IR umumnya belum memiliki legalitas usaha dikarenakan kurangnya akses informasi pasar dan teknologi, akses permodalan, peningkatan SDM, penataan kelembagaan dan jaringan serta kurangnya sensitif gender dikalangan masyarakat. Adanya kebijakan yang mendukung program dalam mendorong pembangunan IR, pemerintah memberikan bimbingan, pelatihan dan bantuan berupa alat/mesin yang diberikan kepada pelaku IR melalui program pemberdayaan perempuan. Tujuan penelitian adalah : (1) Menganalisis seberapa besar tingkat peran pendamping pelaku IR, (2) Menganalisis seberapa besar tingkat partisipasi pelaku IR dalam program pemberdayaan perempuan, dan (3) mengetahui seberapa besar hubungan antara peran pendamping dengan partisipasi pelaku IR di Kelurahan 27 Ilir dan 30 Ilir Kota Palembang. Penelitian menggunakan metode explanatory survey, dengan analisis korelasi Rank Spearman. Populasi penelitian  adalah pelaku Industri Rumahan di Kelurahan 27 Ilir dan Kelurahan 30 Ilir berjumlah 200 orang, yang memiliki usaha kuliner terdiri atas  96 orang pelaku IR Kelurahan 27 Ilir dan 104 orang pelaku IR Kelurahan 30 Ilir. Sampel berjumlah 67 orang diambil secara acak, yang terdiri dari 32 pelaku IR Kelurahan 27 Ilir dan 35 pelaku IR Kelurahan 30 Ilir.  Hasil penelitian adalah: (1) tingkat peran pendamping pelaku IR tergolong tinggi (76,60%), (2) tingkat partisipasi pelaku IR tergolong sedang (64.35%), (3) terdapat hubungan yang signifikan antara peran pendamping IR dan partisipasi pelaku IR dalam program pemberdayaan perempuan dengan nilai koefisien korelasi Rank Spearman (Rs) = 0,620 pada ɑ = 0,05.Kata Kunci : peran, pendamping,  partisipasi,  Industri Rumahan ,  pemberdayaan   perempuan
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KELOMPOK KEGIATAN PROGRAM KAMPUNG KB MAKMUR DESA ARISAN GADING, KABUPATEN OGAN ILIR Triana Putri Siregar; Yunindyawati Yunindyawati; Nengyanti Nengyanti
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jsn.7.1.173-180

Abstract

Penelitian ini di latar belakangi dari adanya penurunan partisipasi masyarakat dalam kegiatan program Kampung KB yaitu Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penurunan partisipasi masyarakat dalam kelompok kegiatan Kampung KB. Teori yang digunakan adalah teori partisipasi masyarakat dari Cohen dan Uphoff (1977) yang dilihat dari empat tahap partisipasi yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap menikmati hasil dan tahap evaluasi. Metode penelitian menggunakan kualitatif dengan unit analisis data yaitu masyarakat. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan partisipasi masyarakat dalam kelompok kegiatan Kampung KB disebabkan oleh kurang mendapat informasi dan sosialisasi tentang kegiatan Kampung KB, penyampaian penyuluhan kurang menarik dan tidak dimengerti masyarakat, kurangnya anggaran dana, tempat pelaksanaan penyuluhan yang berubah-ubah, penyelenggaraan kegiatan dilaksanakan pada jam kerja, kurangnya kesadaran masyarakat, sarana dan prasarana yang kurang memadai, dan jarak kegiatan yang jauh dari rumah. Adapun temuan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah adanya model pengembangan masyarakat melalui tahap advokasi setelah tahap perencanaan agar masyarakat merasa penting bahwa partisipasi masyarakat dibutuhkan dalam menjalankan program pemerintah.Kata kunci : Kampung KB, Partisipasi, Pola Partisipasi.  
DAMPAK SOSIAL EKONOMI INDUSTRI RUMAH TANGGA PERALATAN DAPUR DI KELURAHAN MAJASARI KOTA PRABUMULIH Aan Setiadi; Yunindyawati Yunindyawati; Safira Soraida
Jurnal Media Sosiologi (JMS) Vol 21 No 1 (2018): Jurnal Media Sosiologi (JMS)
Publisher : Jurnal Media Sosiologi (JMS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47753/jms.v21i1.2

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa dampak sosio-ekonomi dari kehadiran industri peralatan dapur rumah tangga untuk pengrajin di Majasari, Kota Prabumulih. Penelitian ini menggunakan kualitatif dan pengambilan sampel secara purposive sampling. Informan dalam studi ini sebanyak 6 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bagaimana dampak dari kehadiran industri peralatan dapur rumah tangga bagi para pengrajin membentuk konsekuensi yang diharapkan dan tak terduga baik secara sosial maupun ekonomi. Hal ini tentunya berdampak sangat besar pada kehidupan masyarakat di desa majasari Prabumulih terutama di daerah setempat. Industri ini memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sekunder dalam kehidupan sosio-ekonomi sehingga ada peningkatan standar hidup masyarakat
Adaptation of Migrating Betawi People: Existences, Forms, and Developments Deska Fitriyani; Yoyok Hendarso; Yunindyawati Yunindyawati
Society Vol 7 No 1 (2019): Society
Publisher : Laboratorium Rekayasa Sosial FISIP Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.384 KB) | DOI: 10.33019/society.v7i1.71

Abstract

Adaptation of migrating Betawi people as the ethnic migrant in urban areas is an interesting social phenomena related to urbanism. This study aims to analyze the urbanism or the way of life of the Betawi people in Palembang city. This study used the social definition paradigm, an ethnography research method. The data were the Ethnic Betawi group in the Kebon Sirih and the Lorong Jambu areas.The data were obtained from the primary data and the secondary data. The primary data was obtained through participatory field observations, and in-depth interviews, meanwhile the secondary data was obtained from articles or journals. In analyzing the data, codes system and coding were used. Field observations were carried out in Kampung Betawi, Kebon Sirih and Talang Betawi Villages, Lorong Jambu. Interviews were conducted to participants, the Betawi people, used purposive sampling or based on certain characteristics. The results of the study indicated that the urbanism or a way of life of the people in Palembang was to adjust to the environment in terms of work to meet their daily needs. In addition, it adopted the Palembang wedding tradition when the Betawi people are married. The results showed that the people acculturate with the Palembang culture, specifically in wedding tradition.
DAMPAK PANDEMI COVID-19 PADA KOMUNITAS PENGRAJIN PURUN (ELEOCHARIS DULCIS) DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR, PROVINSI SUMATERA SELATAN, INDONESIA Ulfa Sevia Azni; Alfitri Alfitri; Yunindyawati Yunindyawati; Riswani Riswani
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v10i2.50433

Abstract

COVID-19 does not only have an impact on the health side. But it also has an impact on the MSME communities in Indonesia. This study aims to determine the impact of the COVID-19 pandemic on the rural community of Purun craftsmen. This research is qualitative research using the method of observation and in-depth interviews. The findings or results obtained from the impact of COVID-19 on Purun craftsmen caused changes in turnover, decreased orders and income, as well as other obstacles related to business activities such as disrupted production processes and hampered marketing and distribution activities. However, some of the craftsmen affected by the COVID-19 pandemic are still trying to maintain production and others are trying to shift their activities to other types of businesses in order to keep earning income. With the impact of the pandemic being so intensely felt, the community of Purun craftsmen has the opportunity and hope for cooperation from the government and the private sector in establishing an appropriate institutional framework for skills development during the recovery period, assisting the cost and process of making technology infrastructure to facilitate the work of Purun craftsmen, as well as a platform digital for people to promote online sales. Sociologically, the COVID-19 pandemic on Purun craftsmen in rural peatlands can be said to experience the social vulnerability that can cause community social changes, disrupt livelihoods, and community economic resilience. Keywords: Eleocharis dulcis, Purun, Purun crafters, COVID-19. AbstrakCOVID-19 ternyata tidak hanya berdampak pada sisi kesehatan saja. Namun juga berdampak pada komunitas-komunitas UMKM di Indonesia.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pandemi COVID-19 pada komunitas pengrajin purun di perdesaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode observasi dan wawancara mendalam. Adapun temuan atau hasil yang diperoleh dari dampak COVID-19 pada pengrajin purun menyebabkan adanya perubahan omset, penurunan order dan pendapatan, serta kendala lain terkait dengan kegiatan usaha seperti proses produksi yang terganggu dan kegiatan pemasaran dan distribusi yang terhambat. Namun sebagian dari pengrajin yang terdampak oleh pandemi COVID-19 ini tetap berusaha untuk mempertahankan produksi dan sebagian lain berusaha untuk mengalihkan kegiatan ke jenis usaha lain agar tetap mendapatkan penghasilan. Dengan dampak pandemi yang begitu sangat dirasakan, komunitas pengrajin purun memiliki peluang serta harapan kerjasama dari pemerintah dan sektor swasta dalam menetapkan kerangka kerja kelembagaan yang sesuai untuk pengembangan keterampilan selama masa pemulihan, membantu biaya dan proses pembuatan infrastruktur teknologi untuk mempermudah pekerjaan pengrajin purun, serta platform digital bagi masyarakat untuk mempromosikan penjualan secara online. Secara sosiologis, pandemi COVID-19 pada pengrajin purun di lahan gambut perdesaan dapat dikatakan mengalami kerentanan sosial yang dapat menyebabkan perubahan sosial komunitas, menganggu mata pencaharian, serta ketahanan ekonomi komunitas. Kata Kunci: Eleocharis dulcis, Pengrajin Purun, COVID-19.