Herman P L Wungouw
Universitas Nusa Cendana

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DETEKSI MALARIA ASIMPTOMATIK DI DESA MANUSAK KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG SECARA MIKROSKOPIS DAN ANALISIS MOLEKULER DENGAN PCR Kartini Lidia; Herman P L Wungouw; Anita Lidesna Shinta Amat
Cendana Medical Journal (CMJ) Vol 8 No 1 (2020): Januari (Terbitan 18 tahun 2020)
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.38 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v8i1.2644

Abstract

Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi parasit yang masih menjadi masalah kesehatan dunia, terutama di negara-negara beriklim tropis termasuk Indonesia. Pada daerah endemik malaria, proporsi terbesar malaria adalah malaria asimtomatik. Diagnosis malaria secara mikroskopis merupakan gold standard yang direkomendasikan oleh WHO. Tetapi karena parasitemia pada malaria asimtomatis sangat rendah dan sulit untuk diperiksa secara mikroskopis, maka diagnosis molekuler dengan single stepPCR dalam penelitian ini digunakan untuk mengkonfirmasi kebenaran diagnosis mikroskopis tersebut. Desa Manusak merupakan salah satu desa yang berada diwilayah kerja Puskesmas Naibona termasuk daerah endemis malaria di Kabupaten Kupang. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti tertarik untuk mendeteksi malaria asimptomatik di Desa Manusak Kabupaten Kupang secara mikroskopik dan mengkonfirmasi hasil tersebut pada tingkat submikroskopik yakni dengan analisis molekuler dengan PCR. Penelitian menggunakan metode deskriptif intervensional. Hasil penelitian ini menunjukan perbedaan yang signifikan dimanapada hasil pemeriksaan mikroskopis tidak ditemukan parasit malaria pada semua apusan darah sedangkan pada pemeriksaan submikroskopis dengan metode PCR ditemukan 1,67% sampel positif mengandung gen malaria. Hasil pemeriksaan PCR dari 120 sampel didapatkan 0,83% positif mengandung gen P.vivax dan 0,83% positif mengandung gen P.malariae dan tidak ditemukan gen P.falciparum, P.ovale maupun gen mixed infection
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT(CURCUMA DOMESTICA VAL) DAN SALEP GENTAMISIN TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT KULIT MENCIT (MUS MUSCULUS) Josef Satrida Yustino Maan; I Nyoman Sasputra; Herman P L Wungouw
Cendana Medical Journal (CMJ) Vol 8 No 2 (2020): April ( Terbitan 19 tahun 2020)
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.12 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v8i2.3359

Abstract

Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat keadaan patologis. Dalam penanganan luka, pengobatan tradisional yang sering digunakan adalah menggunakan kunyit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas pemberian ekstrak rimpang kunyit(Curcuma domestica Val) dan salep gentamisin terhadap penyembuhan luka sayat kulit mencit (Mus musculus). Metodologi penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan desain “true experimental design post test only control group design”. Hewan uji yang digunakan berupa mencit yang diberi perlakuan berupa luka sayat pada punggung dengan panjang luka 2 cm dan kedalaman hingga mencapai dermis. Setelah itu, hewan uji akan diberikan perawatan yang dibagi dalam 3 kelompok yakni kelompok kontrol yang diberikan aquades, kelompok perlakuan 1 yang diberikan ekstrak rimpang kunyit dan kelompok perlakuan 2 yang diberikan salep gentamisin. Setiap kelompok terdiri atas 5 ekor mencit (Mus musculus) sehingga total sampel yang digunakan adalah 15 ekor yang dipilih secara acak. Setelah itu, proses penyembuhan luka sayat diamati selama 14 hari secara makroskopis kriteria Nagaoka. Data yang diperoleh kemudian diuji secara statistik menggunakan uji nonparametrik yaitu Kruskal-Wallis. Hasil pada penelitian ini diperoleh hasil p=0,061(p>0,05) untuk penilaian makroskopik dengan uji Kruskal-Wallis. Kesimpulan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyembuhan luka secara makroskopik antara kelompok kontrol, kelompok perlakuan 1 dan kelompok perlakuan 2 tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
PENGARUH SENAM ASHTANGA YOGA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA Tjieci Yuniar Salean; Rr. Listyawati Nurina; Herman P L Wungouw; Dyah Gita Rambu Kareri
Cendana Medical Journal (CMJ) Vol 8 No 3 (2020): Agustus (Terbitan 20 Tahun 2020)
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.944 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v8i3.3486

Abstract

Stres merupakan kondisi yang dialami oleh manusia ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan. Stres dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu aktivitas yang tidak seimbang, tekanan dari dalam diri sendiri, dan perasaan cemas.Mahasiswa juga merupakan individu yang tidak terlepas dari stres terutama mahasiswa kedokteran, salah satu penyebabnya bersumber dari kehidupan akademiknya. Salah satu cara membantu manajemen stres dari segi non farmakologi adalah senam Ashtanga Yoga yang menggunakan prinsip pengendalian napas dalam setiap gerakan yoga, sehingga membuat penurunan tingkat stres seseorang. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis adanya Pengaruh Senam Ashtanga Yoga Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Kedokteran Universitas Nusa Cendana. Metode penelitian ini merupakan penelitian Quasy Experimental dengan rancangan penelitian One GroupPre and Post Test Design yang dilakukan pada mahasiswaFakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana. Sampel diberikan intervensi senam Ashtanga Yoga dengan durasi waktu 60 menit, intensitas 3 kali seminggu selama 3 minggu. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random samplingdengan jumlah responden 23orang. Penelitian dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil penelitian ini dari 23 responden, didapatkan hasil sebelum diberikan perlakuan senam Ashtanga Yoga, terdapat 4 orang (17,4%) yang mengalami stres ringan, 12 orang (52,2%) yang mengalami stres sedang, dan 7 orang (30,4%) yang mengalami stres berat dan sesudah diberikan perlakuan senam Ashtanga Yoga, terdapat 16 orang (69,6%) yang tidak stres, 5 orang (21,7%) yang mengalami stres ringan, 1 orang (4,3%) yang mengalami stres sedang, dan 1 orang (4,3%) yang mengalami stres berat. Hasil analisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test, didapatkan nilai p = 0,000 atau p< 0,05. Kesimpulan penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan senam Ashtanga Yoga terhadap penurunan tingkat stres mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana