Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Penerapan Model Pembelajaran Tandur dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas V SD Inpress Bontoloe Kecamatan Kabupaten Gowa Abrina Maulidnawati Jumrah
Edumaspul: Jurnal Pendidikan Vol 4 No 1 (2020): Edumaspul: Jurnal Pendidikan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.136 KB) | DOI: 10.33487/edumaspul.v4i1.2120

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang Peningkatan hasil belajar IPS melalui penerapan model pembelajaranTANDUR pada siswa kelas V SD Inpres Bontoloe Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa. InpresDaya 1 Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Tujuan penelitian ini yaitu (1) Bagaimanakah penerapanmodel pembelajaran TANDUR di Kelas V SD Inpres Bontoloe Kecamatan Bontolempangan KabupatenGowa?(2) Bagaimanakah hasil belajar IPS siswa Kelas V SD Inpres Bontoloe Kecamatan BontolempanganKabupaten Gowa setelah menerapkan model pembelajaran TANDUR? Penelitian ini merupakan penelitianTindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap, yakni 1)Perencanaan; 2) pelaksanaan tindakan; 3) observasi: dan 4) refleksi. Subyek penelitian adalah guru dansiswa kelas V SD Inpres Bontoloe yang berjulmalah 28 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada semesterganjil tahun pelajaran 2020/2021. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembarobservasi guru dan siswa, tes hasil belajar dan dokumentasi. Tehnik analisis data yang digunakan adalahanalisis data kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Penerapan Modelpembelajaran TANDUR pada pembelajaran IPS dikelas V SD Inpres Bontoloe terlaksana dengan baikPembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan langkah-langkah dalam model pembelajaran TANDUR,Peneliti menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, memberikan penguatan danpenghargaan kepada siswa, dan meyakinkan kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran.2) Hasil Belajar IPS Kelas V SD Inpres Bontoloe pada siklus I menunjukkan bahwa persentase siswa yangnilainya di atas KKM baru mencapai 67,86%, sehingga masih belum dapat mencapai kriteria keberhasilanpenelitian. Pada siklus II Persentase nilai siswa yang di atas KKM pada siklus II meningkat menjadi 100%.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran TANDURdapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa Kelas V SD Inpres Bontoloe Kecamatan BontolempanganKabupaten Gowa.
Implementasi Pendidikan Saintifik dalam Meningkatkan Budaya Literasi Selama Program Kampus Mengajar Aldina Ismail; Abrina Maulidnawati Jumrah; Erwin Nurdiansyah
Edumaspul: Jurnal Pendidikan Vol 6 No 1 (2022): Edumaspul: Jurnal Pendidikan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.784 KB)

Abstract

Tujuan peneliti dalam penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi penerapan budaya literasi, mengetahui proses peningkatan budaya literasi serta untuk membandingkan faktor pendukung dan penghambat implementasi pendekatan saintifik dalam meningkatkan budaya literasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Subjek dalam penelitian ini yaitu Wali Kelas III dan Siswa Kelas III. Adapun instrument pengumpulan data adalah peneliti sendiri dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data (display data), dan verifikasi. Untuk uji keabsahan data meliputi kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, konfirmabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) penerapan budaya literasi di SDN 70 Kasuarang khususnya di kelas III yaitu melakukan kegiatan membaca 15 menit sebelum melakukan pembelajaran. Hal tersebut dianggap masih kurang efektif dan kurang maksimal sehingga minat baca siswa masih sangat rendah; 2) pada proses peningkatan budaya literasi menunjukkan bahwa peneliti dan guru bekerja sama dalam dengan membuat program kerja khusus untuk peningkatan budaya literasi di sekolah tersebut agar siswa dapat membantu dirinya sendiri dalam melakukan banyak hal yang sebelumnya tidak ia kuasai; 3) faktor pendukung implementasi pendekatan saintifik dalam meningkatkan budaya literasi adalah (1) ketersediaan dan keterjangkauan sarana dan prasarana; (2) kemampuan guru dalam mengelola kelas ; (3) peran orang tua sebagai fasilitator. Sedangkan faktor penghambat pendekatan saintifik dalam meningkatkan budaya literasi adalah koneksi internet yang tidak stabil atau tiba-tiba mengalami gangguan.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK PADA MURID KELAS V SD INPRES PUNRANGA KECAMATAN PUJANANTING KABUPATEN BARRU Abrina Maulidnawati Jumrah
AIJER: Algazali International Journal Of Educational Research Vol. 1 No. 1 (2018): OKTOBER (AIJER)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Improving Social Studies Learning Outcomes Through Cooperative Learning Model Talking Stick Type in Grade V Students of SD Inpres Punranga, Pujananting District, Barru Regency. The purpose of this study was to improve social studies learning outcomes through the application of the Talking Stick Type Cooperative Learning Model to fifth grade students of SD Inpres Punranga, Pujananting District, Barru Regency. The approach used in this study is a Qualitative approach with this type of research is Classroom Action Research (CAR) in its implementation consists of 2 (two) cycles, where each cycle consists of 2 meetings. The focus of the fifth grade teacher and student research was in SD Inpres Punrangan, Pujananting District, Barru Regency. Data collection techniques in research are observation, testing and documentation. The subject of this study The subjects of this study were fifth grade students of SD Inpres Punranga, Pujananting District, Barru District, with 21 students consisting of 12 men and 10 women. The results showed that the implementation of cooperative learning type talking stick was able to improve social studies learning outcomes. This is indicated by an increase in student learning activities and outcomes. The increase can be seen in the comparison of the first cycle the number of students who complete the complete percentage is 42.86% which is categorized as being. In the second cycle there was an increase, namely the percentage of 85.74% so that it had reached complete completeness classically.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MURID KELAS IV SD INPRES BARRANG CADDI II KOTA MAKASSAR Abrina Maulidnawati Jumrah
AIJER: Algazali International Journal Of Educational Research Vol. 1 No. 2 (2019): APRIL (AIJER)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The Application of Cooperative Learning Model Type Teams Games Tournament (TGT) to Improve Social Studies Learning Outcomes of Students in Class IV SD Inpres Barrang Caddi II Makassar. The purpose of this study was to improve social studies learning outcomes by implementing cooperative learning types of teams games tournament (TGT) in fourth grade students of SD Inpres Barrang Caddi II Makassar. The approach used in this research was a qualitative approach and the type of research was Classroom Action Research (CAR). The focus on this classroom research was: 1. Teacher, namely how teachers plan learning steps to be achieved to maximum 2. Students, namely to improve student learning outcomes in social science subjects ( IPS) through the cooperative approach of Teams Games Tournament (TGT) model IV SD Inpres Barrang Caddi II Makassar. Data collection techniques were observation and learning achievement tests. Learning outcomes of social science (IPS) grade IV students of SD Inpres Barrang Caddi II in Makassar City had improved after the two teams learning tournament (TGT) held for two cycles. Improved learning outcomes were shown by an increase of evaluation test results in each cycle. In the first cycle the average score reached 63.33, and the second cycle increased to 70.37. While the classical completeness of cycle I, which was 44.44%, had not met the indicators of success. But in the second cycle classical completeness increased to 85.18% and had met the indicators of success.
Pelatihan Penyusunan Kurikulum Operasional Sekolah Berbasis Merdeka di TK Khalifah Cendekia Mandiri Kabupaten Maros Riskal Fitri; Abrina Maulidnawati Jumrah
MASPUL JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT Vol 4 No 2 (2022): MASPUL JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT
Publisher : LP2M Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Community Service Activities (PKM) carried out by the PKM FKIP team at the Islamic University of Makassar in the form of Training on the Preparation of an Independent Curriculum-Based School Operational Curriculum. With the problems faced as follows: a) The implementation of early childhood education in this unit still does not meet the expected quality standards. One of them is the limited learning media or educational game tools in institutions; b) The lack of creativity of PAUD educators in developing interesting APE for children, so that children quickly get bored with learning; c) The curriculum used in institutions still uses the K13 curriculum and the independent curriculum is still in the process of being drafted d) Lack of collaboration with parents of students in learning activities. With this activity, it is hoped that school principals can facilitate teachers to attend training, workshops, or seminars on learning activities in PAUD as a form of effort to increase teacher creativity in designing learning. The creativity of a teacher is needed in designing learning activities, because in every learning activity the teacher is the main supporter in achieving aspects of child development. With the existence of independent curriculum materials it can make it easier for teachers when designing activities. An independent curriculum can also be one of the driving factors for requiring teachers to be creative.