Rosa De Lima Renita Sanyasi
RS Panti Rapih, Yogyakarta, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MANFAAT PEMBERIAN VITAMIN B KOMBINASI UNTUK MENURUNKAN KADAR HOMOSISTEIN PADA GAGAL GINJAL KRONIK Rosa De Lima Renita Sanyasi; Rizaldy Taslim Pinzon; Esdras Ardi Pramudita
Callosum Neurology Vol 3 No 2 (2020): Callosum Neurology Journal
Publisher : The Indonesia Neurological Association Branch of Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.023 KB) | DOI: 10.29342/cnj.v3i2.98

Abstract

Pendahuluan: Pasien gagal ginjal kronik (GGK) sering mengalami hiperhomosisteinemia. Berbagai penelitian terdahulu menunjukkan hubungan yang bermakna antara hiperhomosisteinemia dengan peningkatan kejadian stroke. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi hiperhomosisteinemia, kemanjuran, serta keamanan pemberian vitamin B kombinasi intravena dalam menurunkan kadar homosistein pada pasien GGK. Metode: Penelitian ini adalah penelitian intervensional yang dilakukan pada pasien dengan GGK yang menjalani hemodialisis rutin 2 kali/minggu dan telah rutin memperoleh vitamin B kombinasi intravena (100mg vitamin B1, 100mg vitamin B6, dan 5000mcg vitamin B12). Setelah penghentian pemberian vitamin B kombinasi selama 1 minggu, pemeriksaan kadar homosistein dilakukan 3 kali: kunjungan awal, 2 minggu, dan 4 minggu setelah kunjungan awal. Vitamin B kombinasi kembali digunakan saat kunjungan awal. Hiperhomosisteinemia didefinisikan sebagai kadar homosistein >15,39µmol/L. Hasil: Terdapat 122 subjek yang terlibat dalam penelitian ini. Subjek didominasi oleh pria dengan usia rata-rata 51,7 tahun. Asam folat merupakan salah satu obat yang sering dikonsumsi oleh para subjek. Prevalensi hiperhomosisteinemia adalah sebesar 89,3% dari total subjek. Meskipun sebagian besar subjek mengonsumsi asam folat (86,1%), angka kejadian hiperhomosisteinemia masih tinggi. Penurunan kadar homosistein tampak setelah penggunaan vitamin B kombinasi intravena selama 4 minggu (rata-rata 23.43±8.39µmol/L pada kunjungan pertama menjadi 12.24±4.41µmol/L pada kunjungan ketiga, p:0.0008). Terdapat 2 kejadian tidak diharapkan (KTD) selama penelitian ini. Pada investigasi lebih lanjut tidak ada korelasi antara KTD tersebut dengan penggunaan vitamin B kombinasi intravena. Kesimpulan: Hiperhomosisteinemia adalah kondisi yang sering dijumpai pada pasien dengan GGK yang menjalani hemodialisis rutin. Pemberian vitamin B kombinasi intravena terbukti aman dan efektif dalam menurunkan kadar homosistein. Kata Kunci: Gagal Ginjal Kronik, Hiperhomosisteinemia, Penyakit Kardiovaskular, Stroke