Nurul Shofiah
Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MODEL KURIKULUM KOMPETENSI BERPIKIR PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI VOKASI Zulmy Faqihuddin Putera; Nurul Shofiah
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua Vol 6, No 1 (2021): Metalingua, Edisi April 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/metalingua.v6i1.10094

Abstract

Abstrak: kompetensi berpikir merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh mahasiswa baik perguruan tinggi vokasional maupun nonvokasional. Pengimplementasian kemampuan berpikir dapat melalui pembelajaran matakuliah yang dilakukan. Bahasa indonesia yang merupakan matakuliah wajib yang harus dibelajarkan di perguruan tinggi memiliki relevansi terkait internalisasi kompetensi berpikir kepada mahasiswa. Relevansi matakuliah Bahasa sebagai sarana bagi mahasiswa unruk mengungkapkan pikiran sebagai bentuk kemampuan berpikir melalui kompetensi berbahasa secara lisan maupun tulis sesuai dengan kaidah yang berlaku. Mahasiswa mengembangkan kemampuan berpikir dengan cara mengeksplorasi teks dalam kehidupan akademik, mendesain proposal penelitian dan kegiatan, melaporkan hasil penelitian dan kegiatan, serta mengaktualisasikan diri dalam karya tulis ilmiah. Namun peningkatan kompetensi berpikir mahasiswa perlu adanya model pengembangan kurikulum kemampuan berpikir pembelajaran Bahasa Indonesia di perguruan tinggi vokasi. Adanya pengembangan model kurikulum tersebut bertujuan menghasilkan alternatif model kurikulum khususnya untuk matakuliah Bahasa Indonesia pada perguruan tinggi vokasi yang inovatif serta sesuai dengan capaian profil lulusan yang diharapkan. Adapun model kurikulum yang sesuai diterapkan dalam pendidikan vokasi adalah model kurikulum pembeajaran bahasa Indonesia berbasis kompetensi. Ciri khas pendidikan vokasi terletak pada praktik. Ini berarti diperlukan pembelajaran yang menghubungkan dengan pengalaman kehidupan nyata. Pada dasarnya semua pendekatan pembelajaran yang menghubungkan dengan pengalaman kehidupan nyata merupakan elemen pembelajaran berbasis konteks. Kata-Kata Kunci: Kompetensi Berpikir, Pembelajaran Bahasa Indonesia, Vokasi