Moch Shohib
Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SUBSTANSI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL PERSPEKTIF GUS DUR Moch Shohib
EDURELIGIA: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo, East Java

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.777 KB) | DOI: 10.33650/edureligia.v4i1.1193

Abstract

The plurality of people in Indonesia is one of the icons of Indonesia. With plurality, society is expected to appreciate differences in ethnic groups, races, religions, and cultures. However, the plurality that should be the basis of tolerance of the community, rarely give rise to conflict because of differences. The emergence of conflict is an indicator that Indonesian society is still not fully understand the internal conditions of the multicultural. Gus Dur presence in advancing multicultural education emerged as part of a response to the phenomenon of ethnic, racial, religious, and cultural conflicts that often emerged in the midst of a multicultural society. Gus Dur’s multicultural education concept emphasizes the planting of living respect and tolerant to the diversity that lives in the midst of the plural society and the cultivation of generations not only in science and skilled, but also can live together in society as the successor of the nation. This study used the library research method by reviewing some of Gus Dur books. The results showed that differences in religion, race and culture do not contradict one another and do not become a source of division in society. So that the multicultural Islamic education is very urgent to bring flexibility and openness among each other.
Implementasi Konsep Pendidikan Karakter dalam Idatun Nasyi’in Terhadap Generasi Milenial Imron Nur Syafaat; Moch Shohib
At- Ta'lim : Jurnal Pendidikan Vol 7 No 2 (2021): June
Publisher : LP3M Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/attalim.v7i2.620

Abstract

Pendidikan karakter adalah pendidikan awal dan paling fundamental untuk membentuk karakter bangsa yang bermoral. Hal terebut sesuai dengan fungsi pendidikan nasional dalam UU Sikdiknas yaitu mengembangkan dan membentuk watak untuk mencerdaskan generasi bangsa. Pembangunan karakter generasi milenial juga merupakan tanggung jawab sistem pendidikan nasional, karena mustahil untuk mencapai peradaban bangsa yang bermartabat tanpa disertai tumbuhnya karakter generasi bangsa yang kuat, lebih-lebih di era yang serba teknologi ini. Generasi milenial yang lahir pada era globalisasi menjadikan mereka sebagai generasi yang serba diliputi oleh derasnya arus teknologi sehingga mereka lebih menonjol dari segi kognitif darpida afektifnya. Untuk mewujudkan generasi muda yang seimbang dari segi kognitif dan afektif, maka generasi milenial harus mendapatkan pendidikan karakter yang baik. Segala unsur tripusat pendidikan (keluarga, sekolah, dan mayarakat) harus saling berkontribusi dalam memberikan tauladan, nasihat dan petunjuk. Jika tripusat pendidikan tidak bisa bekerja sama dalam mendidik generasi muda, maka degradasi moral bagi generasi selajutnya akan terus terjadi
Implementasi Konsep Pendidikan Karakter dalam Idatun Nasyi’in Terhadap Generasi Milenial Imron Nur Syafaat; Moch Shohib
At- Ta'lim : Jurnal Pendidikan Vol 7 No 2 (2021): June
Publisher : LP3M Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/attalim.v7i2.620

Abstract

Pendidikan karakter adalah pendidikan awal dan paling fundamental untuk membentuk karakter bangsa yang bermoral. Hal terebut sesuai dengan fungsi pendidikan nasional dalam UU Sikdiknas yaitu mengembangkan dan membentuk watak untuk mencerdaskan generasi bangsa. Pembangunan karakter generasi milenial juga merupakan tanggung jawab sistem pendidikan nasional, karena mustahil untuk mencapai peradaban bangsa yang bermartabat tanpa disertai tumbuhnya karakter generasi bangsa yang kuat, lebih-lebih di era yang serba teknologi ini. Generasi milenial yang lahir pada era globalisasi menjadikan mereka sebagai generasi yang serba diliputi oleh derasnya arus teknologi sehingga mereka lebih menonjol dari segi kognitif darpida afektifnya. Untuk mewujudkan generasi muda yang seimbang dari segi kognitif dan afektif, maka generasi milenial harus mendapatkan pendidikan karakter yang baik. Segala unsur tripusat pendidikan (keluarga, sekolah, dan mayarakat) harus saling berkontribusi dalam memberikan tauladan, nasihat dan petunjuk. Jika tripusat pendidikan tidak bisa bekerja sama dalam mendidik generasi muda, maka degradasi moral bagi generasi selajutnya akan terus terjadi