Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PERLINDUNGAN ANAK DALAM PERSPEKTIF ISLAM Zaki, Muhammad
Asas Vol 6, No 2 (2014): Juli 2014
Publisher : IAIN RADEN INTAN LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Islam memandang anak sebagai karunia yang mahal harganya yang berstatus suci. Karunia yang mahal ini sebagai amanah yang harus dijaga dan dilindungi oleh orang tua khususnya, karena anak sebagai aset orang tua dan aset bangsa. Islam telah memberikan perhatian yang besar terhadap perlindungan anak-anak. Perlindungan dalam Islam meliputi fisik, psikis, intelektual, moral, ekonomi, dan lainnya. Hal ini dijabarkan dalam bentuk memenuhi semua hak-haknya, menjamin kebutuhan sandang dan pangannya, menjaga nama baik dan martabatnya, menjaga kesehatannya, memilihkan teman bergaul yang baik, menghindarkan dari  kekerasan, dan lain-lain.
PERLINDUNGAN ANAK DALAM PERSPEKTIF ISLAM Zaki, Muhammad
JURNAL ASAS Vol 6, No 2 (2014): Asas, Vol.6, No.2, Juni 2014
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.567 KB)

Abstract

Abstrak: Islam memandang anak sebagai karunia yang mahal harganya yang berstatus suci. Karunia yang mahal ini sebagai amanah yang harus dijaga dan dilindungi oleh orang tua khususnya, karena anak sebagai aset orang tua dan aset bangsa. Islam telah memberikan perhatian yang besar terhadap perlindungan anak-anak. Perlindungan dalam Islam meliputi fisik, psikis, intelektual, moral, ekonomi, dan lainnya. Hal ini dijabarkan dalam bentuk memenuhi semua hak-haknya, menjamin kebutuhan sandang dan pangannya, menjaga nama baik dan martabatnya, menjaga kesehatannya, memilihkan teman bergaul yang baik, menghindarkan dari kekerasan, dan lain-lain. Kata Kunci : Perlindungan Anak, Hukum Islam
TELAAH HADIS-HADIS TENTANG PERINTAH MEMBUNUH CICAK (Tinjauan Hikmah Tasyri’) Zaki, Muhammad
JURNAL ASAS Vol 10, No 01 (2018): Asas, Vol. 10, No. 1, Januari 2018
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Allah swt menciptakan hewan agar dapat dimanfaatkan oleh umat manusia. Di antara hewan-hewan itu ada yang boleh dibunuh dan ada yang tidak boleh dibunuh. Hewan boleh dibunuh manakala hewan tersebut sifatnya mengganggu atau membahyakan. Contoh hewan yang mengganggu atau membahayakan adalah tikus, hama, kalajengking, ular berbisa, burung gagak, anjing gila, dan lain-lain. Jenis hewan tersebut diterangkan dalam hadis sebagai fawasiq yang artinya hewan bersifat buruk karena mengganggu. Termasuk hewan yang boleh dibunuh juga adalah cicak. Dalam banyak hadis cicak disebut sebagai fuwaisiq, yang artinya pengganggu yang diperintahkan untuk dibunuh, bahkan dalam hadis tersebut diterangkan balasan pahala bagi yang membunuhnya. Hadis ini menimbulkan banyak pertanyaan.  Apakah betul ada teks hadis yang menyatakan demikian, mengingat agama Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin? Jika ada teks hadisnya, bagaimana status atau kualitas hadis tersebut? Jika ternyata shahih, bagaimana cara memahaminya dan apa hikmah tasyri’ yang terdapat dibalik perintah tersebut?Dari hasil penelitian ditemukan, bahwa hadis perintah membunuh cicak sangat banyak diriwayatkan dalam kitab-kitab hadis terekenal seperti Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi, Sunan Ibn Majah, Sunan al-Darimi, Musnad Ahmad ibn Hanbal, dan lain-lain. Adapun kualitas hadis tentang perintah membunuh cicak pada umumnya shahih dan hasan.  Adapun alasan (‘illat) dan hikmah tasyri’ dari perintah membunuh cicak adalah karena cicak tergolong hewan pengganggu (fuwaisiq) dan  dapat menularkan bibit penyakit, karena pada tubuh dan kotorannya terdapat bakteri E. Coli. Bentuk perintah dalam hadis tersebut bukan berarti wajib namun sekedar anjuran atau dibelolehkan dengan catatan jika hewan cicak itu keberadaannya mengganggu atau membahayakan.Kata Kunci: hikmah tasyri’, fuwaisiq, ‘illat
Studi Kritis Hadits-Hadits Kepemimpinan (Imamah) Dua Belas Imam dalam Literatur Hadits Sunni Zaki, Muhammad
Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 10, No 1 (2017): Ijtimaiyya : Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Publisher : Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.8 KB)

Abstract

The imamah (leadership) of twelve imams is considered as a concept coming from Shi’ite tradition. Hadith literature of Sunni, however, has numerous hadith on imamah as exemplified by Shahih Bukhari, Muslim, Sunan Abi Dawud, al-Tirmidzi, al-Nasa’i, Ibn Majah, and Musnad Imam Ahmad. Although these hadith have some differences in terms of their structure, the hadith have in common in their meaning and substance. Sunni scholars consider the quality of transmitters and content of hadith on twelve imams is shahih. In contrast, Shi’ite scholars do not consider them as mutawatir. Sunni scholars of hadith are not in agreement in determining the figures considered as a twelve imam. However, they agree that all the twelve imams were from Quraish tribe and sworn in by ummah. The restriction of some imams to twelve is not absolute since there is a hadith stating that the number of imam and caliphate would emerge after the death of the Prophet saw. Muslim were obliged to put their loyalty on and obey them. The name of twelve imams derives from the fact that during their leadership, Muslims achieved the glorious period in terms of religious, scientific and political field.
METODE PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN HADITS JAMAAH TABLIGH Zaki, Muhammad
Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol 8, No 2 (2015): Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam
Publisher : Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.658 KB)

Abstract

There are clear differences in meaning of the Prophetictraditions (hadith) among the Islamic scholars. Accordingto scholars of Hadith (muhaddits), everyting that comesfrom the Prophet, in the form of words, deeds, taqrir,physical and non-physical, since before his apostleshipand after it, is a Hadith or Sunnah, which should befollowed. As for the scholars of fiqh (fuqaha), hadith islimited on words, deeds, and taqrir taht only has a legalimplications. The deeds of the Prophet which isperformed for the basic needs as human beings, thedeeds that was done by accident, physical form, are nothadith. Among Muslims, Tablighi Jamaat is thecommunity that tends to the defination the scholars ofhadith, so they practices and strives for such outwardappearance of the Prophet. Tablighi Jamaat are generallytextual. It can be seen from the practice of the sunnahsthat related to worship, manners or appearance, such ashow to dress, wearing a cap and turban, siwak,lengthening the beard and shaving the mustache, eatingand drinking, and others. For them, the Prophet was sentas an example for humanity, so that everything thatcomes from him should be followed
APLIKASI MAQASID ASY-SYARI‘AH PADA SISTEM KEUANGAN SYARIAH Zaki, Muhammad; Cahya, Bayu Tri
BISNIS Vol 3, No 2 (2015): BISNIS: Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
Publisher : Fakultas Ekonom dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/bisnis.v3i2.1497

Abstract

Maqas'id  asy-shari’ah  is relevant koredor as a basis for the development of the system, practice, and sharia banking products. The order of maqas'id asy-shari’ah is the way the light for the journey of sharia banking in answer the question dynamic based on the common good and welfare. The concept of Islamic economy is a prerequisite that must be developed further, not only in the conceptual overtones teapi also in practical overtones, especially in the practice of sharia banking. Islam has been providing textual sources that adequate to provide limitations prioritising man, but it is not enough if not balanced with social inferensi.  The theory maqas'id  asy-shari’ah  in the study of the Islamic economy is a step forward in the development of Islamic economic model that most ideal. This is because the maqas'id asyshari’ah can be used as the tool to help resolve the argument in specify a law in order to achieve the goal of shortening the law.
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu untuk Meningkatkan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Atas Mutaqin, Imam; Zaki, Muhammad
Dir?s?t: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Dir?s?t: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (35.153 KB)

Abstract

This research aimed at investigating the impact of integrated quality management on education quality at SMA DU 2 BPPT Jombang. To get the result, this research was qualitative and applied field research method. Non-participant method was used to get data for six months. It was also aided supported data and by the result of interview with all participant. Furthermore, validation data used triangulation method. Next the data was observed and interpreted. The result revealed that SMA DU 2 BPPT implemented integrated quality management in term of human resource, curriculum and education facility. It is therefore impact on the increasing of quality which is proved by their70 % alumnae study in grade A state university for three last year. Then, it also increases the satisfaction of the student and also their parent as the customer.
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu untuk Meningkatkan Kompetensi Lulusan Sekolah Menengah Atas Mutaqin, Imam; Zaki, Muhammad
Dirasat: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam Vol 4, No 2 (2018): December
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.439 KB) | DOI: 10.26594/dirasat.v4i2.1534

Abstract

This research aimed at investigating the impact of integrated quality management on education quality at SMA DU 2 BPPT Jombang. To get the result, this research was qualitative and applied field research method. Non-participant method was used to get data for six months. It was also aided supported data and by the result of interview with all participant. Furthermore, validation data used triangulation method. Next the data was observed and interpreted. The result revealed that SMA DU 2 BPPT implemented integrated quality management in term of human resource, curriculum and education facility. It is therefore impact on the increasing of quality which is proved by their70 % alumnae study in grade A state university for three last year. Then, it also increases the satisfaction of the student and also their parent as the customer.
Pemilihan Bahan Methoksi Aromatik Sebagai Induser Pada Proses Kulturisasi Acetobacterium woodii DSM 1030 Zaki, Muhammad
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 1, No 2 (2003): Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v1i2.84

Abstract

Pemilihan induser telah berhasil dilakukan pada kulturisasi bakteri anaerob Acetobacterium woodii DSM 1030 pada berbagai bahan methoksi aromatik. Penelitian ini bertujuan untuk memilih substrat organik terbaik untuk membangunkan sistem kultur anaerobik pada produksi enzim demetilase A woodii. Pemilihan substrat sebagai induser untuk pertumbuhan Acetobacterium woodii telah diuji terhadap sebelas substrat masing-masing: anisol, 2-methoksifenol, 3-methoksifenol, asam vanili, asam siringig, 2.3.4-trimethoksi asam benzoat, 2.4.5-trimethoksi asam benzoat, 3.4.5-trimethoksi asam benzoat, 2.3.4-trimethoksi benzil alkohol, 2.4.5-trimethoksi benzil alkohol dan 3.4.5-trimethoksi benzil alkohol. Hasil penelitian menunjukkan dari sebelas substrat yang diuji, diperoleh substrat yang terbaik untuk mendukung pertumbuhan Acetobacterium woodii yaitu 2-methoksifenol dengan laju pertumbuhan spesifik () mencapai 0.141 per jam
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI PERGURUAN TINGGI UMUM BERBASIS MULTIKULTURALISME Zaki, Muhammad
NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol 2 No 1 (2015): (April 2015)
Publisher : Institut Agama Islam Yasni Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Immoralitas yang berlangsung kian intensif bersamaan dengan mandulnyapendidikan agama di sekolah maupun di perguruan tinggi. Fenomena pendidikan agamaini merupakan cerminan problem hidup keberagamaan di tanah air yang telah terjebak kedalam formalisme agama semata. Pemerintah merasa puas dengan mensyaratkan agamasebagai kurikulum wajib di semua jenjang pendidikan. Guru agama ataun dosen merasapuas sudah mengajarkan materi pelajaran agama sesuai dengan tuntutan kurikulum.Peserta didik merasa sudah beragama dengan menghafal materi pelajaran agama. Agamakehilangan spirit transendensinya yang telah terlanjur terbungkus oleh baju formalitasnya.Masyarakat Indonesia yang multi kultur merupakan konsekuensi logis adanya beberapamacam komunitas agama, kepercayaan dan budaya dengan segala kelebihannya, dengansedikit perbedaan konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasisosial, sejarah, adat serta kebiasaan. Kenyataan ini seharusnya membawa nilai-nilai positifbagi kehidupan berbangsa dan bernegara namun di lain pihak tidak jarang kenyataan inimenimbulkan bencana bahkan lebih jauh dapat menjadi ancaman bagi integrasi bangsayang telah dengan susah payah diperjuangkan oleh para pendiri republik ini.Kata kunci: Perguruan Tinggi Umum, Pendidikan Agama Islam, Pemerintah,Demokrasi, Multikulturalisme.