Zamzani Zamzani
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

THE FUNCTIONS OF ILLOCUTIONARY SPEECH ACTS USED BY TEACHERS IN THE CLASSROOM INTERACTIONS Armistany, Petra; Zamzani, Zamzani
LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 14, No 1 (2019): LiNGUA
Publisher : Laboratorium Informasi & Publikasi Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.777 KB) | DOI: 10.18860/ling.v14i1.6444

Abstract

This research aims to describe the functions of illocutionary speech acts used by teachers in learning interactions in class. The research method used in this study is qualitative descriptive. The data collection techniques in this study are observing and taking notes. The source of data in this study is teachers’ speech acts in learning interactions at State Vocational High School (SMK Negeri) 1 Klaten. The data used is the teachers’ oral speech on Mathematics, Science, History, and Accounting subjects in thelearning interactions at SMK Negeri 1 Klaten which has one conception or main idea. According to the results of the study, there are five functions of illocutionary speech acts used by the teacher in the learning interactionsin the class. The five functions include assertive functions in the form of stating and complaining; directive function in the form of commanding and advising; expressive function in the form of greeting and praising; commissive function in the form of promising and offering something; declarative function in the form of giving a name. Of the five functions, directive function is used most frequently, in which the teachers giving more commands.
Penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran membaca untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan menemukan gagasan utama Hamidah, Nur; Zamzani, Zamzani
LingTera Vol 3, No 1: May 2016
Publisher : Department of Applied Linguistics, Graduate School of Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.69 KB) | DOI: 10.21831/lt.v3i1.8474

Abstract

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan menemukan gagasan utama paragraf melalui penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran membaca. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan observasi, pada wawancara, pengisian lembar check list, dan uji kompetensi. Setiap pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran membaca dicatat oleh kolaborator dalam sebuah catatan lapangan. Selama tindakan, aktivitas siswa selalu dipantau dan diberi skor sesua kriteria yang ditentukan. Sementara itu, untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menemukan gagasan utama paragraf dilakukan uji kompetensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan diterapkannya metode inkuiri dalam pembelajaran membaca, ada peningkatan aktivitas dan kemampuan menemukan gagasan utama paragraf. Pada pembelajaran sebelum tindakan, aktivitas siswa mempunyai skor rata-rata atau mean 10,81 meningkat menjadi 13,68 pada tindakan siklus I, dan meningkat lagi menjadi 14,95 pada siklus II. Dilihat dari segi hasil, pembelajaran membaca dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa berupa kemampuan menemukan gagasan utama paragraf. Skor rata-rata uji kompetensi sebelum tindakan 6,04, meningkat menjadi 7,86 pada uji siklus I, dan meningkat lagi menjadi 8,32 pada uji siklus II.Kata Kunci: aktivitas siswa, gagasan utama paragraf, metode inkuiri. The implementation of inquiry methods in the reading learning to improve the activity and ability on finding the main idea AbstractThis research is action research that aims at increasing the activity and the ability to find the main idea of a paragraph through the implementation of the inquiry methods in the reading learning. Data collected by way of observation, interviews, check list, and competency tests. Each execution of actions in reading learning was recorded by collaborators in a field note. During the action, active students were closely monitored and scored according to the criteria specified. In the meantime, a competency test was given to find out the the students' skills in finding the main idea of the paragraph. The results of this study indicate that there is an improvement in the student’s activity and the ability to find the paragraph main idea. In The learning prior to the action, the student’s activity had an average score of 10.81 and increased to 13.68 in the first cycle of action and increased again to 14.95 in the second cycle. In terms of performance, the inquiry method could improve student’s ability to find the paragraph main idea. The competency average score was 6.04 before the action and increased to 7.86 in the first cycle test, and increased again to 8.32 in the second cycle test.Keywords: student’s activeness, the paragraph main idea, inquiry method
PROGRAM REMEDIAL PENGAJARAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN Zamzani, Zamzani
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN, EDISI 1,1984,TH.IV
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.124 KB) | DOI: 10.21831/cp.v1i1.7452

Abstract

Pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan dan dikembangkan sehingga mencakup semua lembaga pendidikan dan menjangkau masyarakat luas, demikian isarat yang diberikan oleh GBHN 1983. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurang berhasilnya pengajaran bahasa Indonesia selama ini yang bukan hanya merupakan suara burung yang bernada sumbang tetapi ditopang oleh hasil penelitian terhadap pengajaran bahasa Indonesia yang dilakukan selama ini. Selain itu, ada suatu kesadaran akan kewajiban kita untuk membina dan mengembangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional bahasa resmi kenegaraan. Bila kita membatasi diri dalam kancah kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah, kita dapat melihat keadaan anak didik kita yang sebagian besar mempunyai bahasa ibu bahasa daerah (seperti bahasa Jawa, Sunda, Bali, Batak, dsb) dan mengakui sisi bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Dengan demikian, sebagian besar mereka merupakan bilingual, bahkan mungkin multilingual. Keadaan seperti ini bila tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya akan merugikan karena akan dapat menimbulkan kekacauan bahasa, setidak-tidak nya akan menimbulkan kesulitan di dalam mengajarkan bahasa dalam usaha membina dan mengembangkan bahasa Indonesia (Halim 1979). Kekaaauan bahasa Indonesia sekarang ini diperbesar lagi oleh kurangnya penguasaan bahasa Indonesia bukan saja di kalangan rakyat banyak tetapi juga di kalangan terpelajar. Penyebab kurangnya penguasaan bahasa Indonesia adalah (1) kurangnya motivasi bagi pemakai bahasa Indonesia yang baik, (2) kenyataan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua bagi kebanyakan orang Indonesia, dan (3) anggapan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah bagi orang Indonesia sebab bahasa itu adalah bahasa sendiri dan oleh sebab itu tidak perlu dipelajari (Ibid).
DESKRIPSI DAN PENYAJIAN TOKOH PADA WACANA BERITA KASUS e-KTP DALAM PERSPEKTIF PERS NASIONAL Zamzani, Zamzani; Wahyudin, Ahmad; Rahayu, Yayuk Eny
Diksi Vol 29, No 1: DIKSI MARET 2021
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/diksi.v29i1.33796

Abstract

(Title: Description and Presentation of Characters in The News in The Case of e-KTP in National Press Perspective). This study aims to describe the presentation of figures in the e-KTP case news discourse involving Setya Novanto. The research design used is a qualitative descriptive study with a critical discourse analysis perspective, especially the Fairclough model (1995: 58). The data source of this research is the news about the e-KTP case involving Setya Novanto in Kompas, Republika, and Media Indonesia. The data collection technique was done by observing and taking notes. The validity of the data used in this study were content validity and pragmatic semantics. The reliability of this study uses an intrarater and discussions with peers. Based on the results of the analysis, several things were found related to the description of the characters in the e-KTP case. The representation of the identity of the actors in the e-KTP case is presented in different ways in each media. In these three media, only Republika tends to be more detailed and complete in representing the character (the identity of the perpetrator). The depiction of identity begins with the mention of the perpetrator's name, position, wife, children, nephews, and religion. Kompas puts more emphasis on facts relating to the perpetrators. Not everything related to the perpetrator is revealed. Meanwhile, Media Indonesia is more focused on the involvement of other actors.Keywords: the e-KTP case, Setya Novanto, national press perspective
An Analysis of Translation Strategies of Honorific Term in the Film “The Boss Baby” Sari, Aisya Novita; Zamzani, Zamzani
Indonesian Journal of EFL and Linguistics Indonesian Journal of EFL and Linguistics, 5(2), November 2020
Publisher : Pusat Pelatihan, Riset, dan Pembelajaran Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.883 KB) | DOI: 10.21462/ijefl.v5i2.289

Abstract

Translation helps the people to communicate and to transfer the information given by others. In translation language and meaning is the key of those communication and information. The culture of each language is different from another. Honorific is one of the cultures in language. The aims of the study is to examine the translation strategy of honorific term in the film The Boss Baby in its English to Indonesian translation and the use of the honorific. In this research, the researchers mainly used the qualitative research design in the strategy of descriptive. The subject of his research is honorific. Meanwhile, the data or object is the translation of subtitle of the film The Boss Baby. The method and technique in collecting data is observation specifically in noting technique and the technique for analyzing data is identity method. Research instrument is human instrument. Based on the findings, there are six types of translation strategies used. Those six types are literal translation, naturalization, generalization, reduction, transposition, and linguistic compression. The most used translation strategy is literal translation and the least one is transposition.
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KECERDASAN MAJEMUK YANG BERORIENTASI PADA PARTISIPASI MAHASISWA UNTUK PEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH Khabib Sholeh; Fathur Rokhman; Rustono Rustono; Zamzani Zamzani
Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE) Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE)
Publisher : UM Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.326 KB) | DOI: 10.37729/jpse.v3i2.4335

Abstract

Tujuan penelitian pengembangan ini adalah mendeskripsi keterterapan model pembelajaran kecerdasan majemuk yang berorientasi pada partisipasi mahasiswa (KMP) pada substantasi isi dan fleksibilitas struktur desain model dan keefektifan model pembelajaran kecerdasan majemuk yang berorientasi pada partisipasi mahasiswa (KMP) yang dihasilkan melalui peningkatan prestasi menulis karya ilmiah. Dalam penelitian ini digunakan model penelitian dan pengembangan (research & development). Untuk menguji kecocokkan model (fit model) atau model hipotetik secara konseptual dan teoretis didukung oleh data empiris, instrumen dengan responden mahasiswa, dianalisis menggunakan confirmatory factor analisys (CFA) dengan program Lisrel. Instrumen dengan responden pendidik dianalisis dengan analisis faktor menggunakan program SPSS for Windows. Pengembangan model selain dilakukan melalui tahap deskriptif, evaluatif, dan eksperimen juga dilengkapi dengan uji secara kuantitatif menggunakan structural equetion modeling (SEM) dengan program Lisrel. Hasil pengembangan berupa draf model KMP yang divalidasi tim ahli dengan skor rata-rata sebesar 3,70 (dapat digunakan dengan revisi kecil). Model KMP dinilai sebagai model yang baik (4,02) dilihat dari aspek kekomprehensifan, kepraktisan, dan keekonomisan penggunaan model. Analisis uji kesesuaian model hipotetik KMP dengan data lapangan  berdasarkan data uji implementasi, diperoleh hasil a) Semua variabel tampak memiliki nilai muatan faktor (λ)  > 0,3; b) Chi-Square = 0,61, df = 1, ρ-value = 0,43 (> 0,05); c) RMSEA sebesar 0,00 (< 0,08); dan d) GFI = 0,99 (> 0,90). Hasil analisis tersebut menunjukkan adanya kesesuaian  model KMP dengan data lapangan. Rerata kemampuan berpikir kritis-kreatif pada eksperimen 3 untuk kelompok kontrol adalah 68,31, sedangkan kelompok eksperimen sebesar 74,88. Artinya, perlakuan dengan model KMP berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Hasil uji t hitung = 15,066 > t tabel = 1,98. Perbedaan nilai rerata itu dinyatakan signifikan dan terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah.
Representasi Kekuasaan pada Bentuk Gramatikal Tindak Tutur Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia (Power Representation in the Grammatical Form of Teacher’s Speech Acts in Indonesian Language Learning) Putri Meinita Triana; Zamzani Zamzani
Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Budaya Asing (FBBA), Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.877 KB) | DOI: 10.26714/lensa.9.1.2019.77-89

Abstract

Penelitian ini termasuk penelitian pragmatis kritis yang bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana representasi kekuasaan pada bentuk gramatikal tindak tutur guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 4 Pandak. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode analisis isi. Sumber data penelitian ini berupa tuturan guru selama pembelajaran bahasa Indonesia, sedangkan data penelitian ini berupa representasi kekuasaan yang terdapat pada tindak tutur guru saat proses kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi kekuasaan guru ditunjukkan melalui penggunaan (1) kalimat positif-negatif, (2) modus kalimat, (3) modalitas, dan (4) pronomina persona.Kata kunci: representasi, kekuasaan, bentuk gramatikal, tindak tuturABSTRACTThis research includes critical pragmatic research, which aims to describe how the representation of power in the grammatical form of teacher speech acts in learning Indonesian in Pandak 4 Public Middle School. This type of research is qualitative research with content analysis methods. The source of this research data is in the form of teacher speech during Indonesian language learning, while the research data is in the form of representation of power contained in teacher speech acts during the process of learning Indonesian. The results of the study show that the representation of teacher power is shown through the use of (1) positive-negative sentences, (2) mode of sentences, (3) modalities, and (4) personal pronouns.
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM TESISMAHASlSWAIKIP YOGYAKARTA Zamzani Zamzani
Jurnal Cakrawala Pendidikan CAKRAWALA PENDIDIKAN, EDISI 1,1985,TH.IX
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v1i1.7424

Abstract

Pengajaran bahasa Indonesia diarahkan pada ·tercapainya keterampilan berbahasa Indonesia, penguasaan pengetahuan yangbaik mengenai bahasa· Indonesia, .dan pemilikan sikap positif terhadap bahasa Indonesia termasuk ·sastranya (Halim. 1975: 9). Di samping itu, pengajaran bahasa Indonesia dipandang sebagai sarana, antara lain untuk membakukan ragam-ragam bahasa. Arah pengajaran bahasa Indonesia tersebut tentu saja meliputi .cakupan yang dimulai dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi. Untuk itu, perlu kita lihat penggunaan ragambahasa yangdilakukanoleh para mahasiswakita. Salah satu ragam bahasa yang akan kitalihatadalah penggunaan bahasa resmi. sebagai salah satu .ragam penggunaan bahasa. Tujuan akhir pengajaran bahasa Indonesia di Indonesia khususnyadi perguruan tinggi (Sarwadi dkk. J982: 17-18) adalah adanya penguasaan bahasa Indonesia yang mencakup (l)kesanggupan memahami apa yang dikatakan/ditulis olehorang lain di .dalam bahasa Indonesia, dan (2) kesanggupan memanfaatkan bahasa. Indonesia untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginan,baik secara lisan maupun tertulis dengan tepat sesuai dengan kondisi, bahan yangdikemukakan, serta 'hubungan sosial budaya yang terlibat, dengan tak menggunakan bahas~ asing atau bahasa-bahasa lain selain bahasa Indonesia yang tidak benar-benar dibutuhkan. Lebih jauh lagi, kita perlu berusaha menanamkan kesadaran serta sikap positif terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasanasional dan bahasa resmi pada setiap pribadi mahasiswa, calon inovator }sebudayaan Indonesia yang baik dan bertanggung jawab seirama dengan standardisasi bahasa. Indonesia
PENGEMBANGAN ALAT UKUR KESANTUNAN BAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI SOSIAL FORMAL BERSEMUKA Zamzani Zamzani; Tadkiroatun Musfiroh; Siti Maslakhah; Ari Listiyorini; Yayuk Eny Rahayu
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 17, No 2: Oktober 2012
Publisher : LPPM UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.984 KB) | DOI: 10.21831/hum.v17i2.3102

Abstract

Penelitian  ini  bertujuan  (1)  mengembangkan  alat  ukur kesantuanan bahasa Indonesia dalam tuturan formal bersemuka; (2) melakukan uji lapangan terbatas terhadap alat ukur kesantunan bahasa Indonesia dalam interaksi sosial formal bersemuka; (3) mengembangkan alat ukur kesantunan dalam bentuk VCD interaktif dengan program komputer. Adapun manfaat yang dapat dipetik adalah (1) acuan untuk mengukur kesopanan dalam bertindak tutur formal bersemuka, (2) gambaran alat ukur   kesantunan   formal   bersemuka   (3)   acuan   mengukur   derajat kesantunan atau kesopanan pada pengguna bahasa Indonesia dalam berbagai kelas sosial. Penelitian ini didasarkan pada empat alasan. Pertama, kesantunan berbahasa merupakan unsur penting dalam membina karakter positif masyarakat tutur Indonesia. Kedua, selalu ada potensi negatif dalam komunikasi lintas  kultur dan lintas  sosial karena belum ada  alat ukur kesantunan   dalam   bahasa   Indonesia.   Ketiga,   prinsip   kesantunan berbahasa yang ada masih mengacu Barat yang belum tentu sesuai dengan kultur Indonesia. Keempat, alat ukur kesantunan dapat dimanfaatkan sebagai media pembina kesantunan berbahasa dalam berbagai ranah dan satuan pendidikan. Sebagai  pendekatannya,  digunakan  pendekatan  riset  dan pengembangannya atau Research and Development (R D). Penelitian ini dilaksanakan selama tiga tahun. Pada penelitian tahun pertama telah dihasilkan indikator-indikator kesantunan berbahasa Indonesia. Pada penelitian  tahun  kedua  dilakukan  pengembangan  alat  ukur  kesantunan yang didasarkan pada indikator keuniversalan konsep kesantunan masyarakat  penutur  bahasa  Indonesia  dalam  situasi  formal  bersemuka yang ditemukan di tahun pertama. Pada akhirnya, pada penelitian tahun ketiga ini dihasilkan alat ukur kesantunan berbahasa Indonesia dalam bentuk VCD interaktif dengan program computer. Pada penelitian tahun ketiga ini, yang telah dicapai adalah menghasilkan dan menggandakan produk alat ukur dalam bentuk VCD interaktif serta melakukan sosialisasi alat ukur melalui pelatihan terhadap guru, dosen, mahasiswa, dan instansi-instansi lain calon pengguna alat ukur ini
PENILAIAN AUTENTIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA Agung Widiyantoro; _ Zamzani
Diksi Vol 24, No 1: DIKSI MARET 2016
Publisher : Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1125.122 KB) | DOI: 10.21831/diksi.v24i1.11495

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan berbicarasiswa kelas VIII A SMP Islam Al Azhar 26 Yogyakarta melalui penerapan penilaianautentik. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model Kemmisdan Mc. Taggart. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk siklus yang berisi empat tahapyaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yangdigunakan adalah observasi, catatan lapangan, wawancara, tes keterampilan berbicara, dankuesioner motivasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) perhatian, peran aktif,dan antusiasme siswa dalam pembelajaran berbicara mencapai lebih dari 75%, (2) terjadipeningkatan skor rata-rata keterampilan berbicara siswa dari tahap pratindakan sebesar34,5 menjadi 63 pada siklus I dan 73,8 pada siklus II, (3) terjadi peningkatan skor rataratamotivasi dan distribusi kategori motivasi berbicara. Tahap pratindakan skor rata-ratamotivasi berbicara 62 menjadi 72 pada siklus I, dan 75,12 pada siklus II. Lebih lanjut siswayang memiliki motivasi berbicara kategori tinggi meningkat, semula berjumlah 1 padatahap pratindakan menjadi 9 siswa pada siklus I dan 12 pada siklus II. Sementara itu, padasiklus II siswa yang berkategori motivasi berbicara rendah tidak lagi ditemui.Kata Kunci: penilaian otentik, motivasi siswa, interaksi siswa, berbicara