Susandra Jaya
Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Komposisi Musik Satanggak Duo Rono Sebagai Representasi Kesenian Qasidah Rabano di Ambun Pagi Kabupaten Agam Hasan Basri Durin; Susandra Jaya; Rafiloza Rafiloza
Jurnal Musik Nusantara Vol 1, No 1 (2021): Jurnal Musik Etnik Nusantara
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.312 KB) | DOI: 10.26887/musik nusantara.v1i1.2012

Abstract

Kesenian kasidah rabano adalah kesenian bernuansa religi yang berkembang di Jorong Kuok Tigo Koto Nagari Ambun Pagi Kecamatan Matua Mudiak Kabupaten Agam. Dalam kesenian kasidah rabano terdiri dari radad dan empat lagu yaitu: Nabi Barampeh, Musajik di Madinah, Kanak-kanak Dalam Sarugo dan Fatimah Manangih. Prinsip irama dalam kesenian kasidah rabano bersifat repetitif dengan scale minor diatonic. Pada lagu Musajik di Madinah, memiliki fenomena musikal yaitu terdapat perubahan irama yang bergerak naik dengan teknik malismatik pada frase akhir lagu Musajik di Madinah. Pola ritme rabano dimainkan sedikit energik dalam bentuk pola yang berulang-ulang dan batingkah. Saat ini kesenian kasidah rabano tidak lagi berkembang, hal tersebut menjadi urgensi bagi pengkarya dengan mengembangkan kembali kesenian kasidah rabano dalam bentuk pendekatan tradisi yang terdiri dari dua bagian. Bagian pertama terfokus pada teknik permainan acapella dan bagian kedua terfokus pada teknik permainan kontras dengan judul Satanggak Duo Rono, yang berarti penggarapan dua bentuk irama dan pola ritme rabano yang bersumber dari lagu Musajik di Madinah dalam kesenian kasidah rabano yang dihadirkan dalam kemasan seni pertunjukan. Kata Kunci: Satanggak Duo Rono; Kasidah Rabano; Radad; Musajik di Madinah; Musik Tradisi ABSTRACTKasidah rabano art is a religious art that developed in Jorong Kuok Tigo Koto Nagari Ambun Pagi District Matua Mudiak Agam Regency. In the art of kasidah rabano consists of radad and four songs namely: Nabi Barampeh, Musajik Di Madinah, Children In Sarugo and Fatimah Manangih. The rhythmic principle in the art of kasidah rabano is repetitive with diatonic minor scales. In The Medina's Musajik song, there is a musical phenomenon that is a change in rhythm that moves up with malmismatic techniques in the final phrase of the song Musajik Di Madinah. Rabano's rhythmic patterns are played a little energetic in the form of repetitive patterns and batteries. Currently the art of kasidah rabano is no longer developed, it becomes an urgency for the craftsman by redeveloping the art of kasidah rabano in the form of a traditional approach consisting of two parts. The first part focuses on acapella game techniques and the second part focuses on game techniques in contrast to the title Satanggak Duo Rono, which means the use of two forms of rhythm and rabano rhythm patterns sourced from the song Musajik Di Madinah in the art of kasidah rabano presented in the packaging of performing arts. Keywords: Satanggak Duo Rono; Kasidah Rabano; Radad; Musajik In Medina; Traditional Music 
Senandung Ngalun Sebagai Interpretasi terhadap Kesenian Senandung Jolo di Kumpe Ilir Muaro Jambi Mirnawati Mirnawati; Yunaidi Yunaidi; Susandra Jaya
Jurnal Musik Nusantara Vol 1, No 1 (2021): Jurnal Musik Etnik Nusantara
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.525 KB) | DOI: 10.26887/musik nusantara.v1i1.2017

Abstract

Senandung Jolo merupakan salah satu kesenian tradisi yang berasal dari Kelurahan Tanjung Kecamatan Kumpe Ilir Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Senandung merupakan suatu nyanyian, sedangkan jolo merupakan pantun, jadi senandung jolo merupakan nyanyian yang berbentuk pantun. Pantun yang dibawakan secara spontan dalam bentuk  berbalas-balasan. Senandung Jolo pada prinsipnya nyanyian ungkapan perasaan yang ditujukan terhadap orang yang disukai, dikagumi bahkan dicintai. Di dalam kesenian Senandung Jolo banyak keunikan yang dijumpai yaitu terdapat irama naik dan turun yang bercengkok melayu, sebagaimana masyarakat setempat menyebutnya Ngalun. Selain itu terdapat struktur permainan yang kotak-kotak, namun tetap menghasilkan sebuah sajian pertunjukan yang menarik, dan menjadi inspirasi untuk diwujudkan dalam bentuk karya musik baru yang berjudul Senandung Ngalun. Karya Musik Senandung Ngalun menggunakan metode garap pendekatan tradisi, dimana pengga­rapannya masih tetap mempertimbangkan nilai dan karakter musikalnya tradisi, serta menghadirkan konsep garapan kesenian senandung jolo yang diselingi dengan unsur teaterikal dalam bentuk berbalas pantun yang berisi nasehat kepada muda mudi, sehingga karya yang dihasilkan tetap menyajikan bentuk dan nilai nilai ketradisiannya, meski telah digarap dalam bentuk inovasi baru.Kata Kunci: Senandung Ngalun; Pantun; Nyanyian: Senandung Jolo; Muaro Jambi ABSTRACTSenandung Jolo is one of the traditional arts originating from Tanjung Village, Kumpe Ilir District, Muaro Jambi Regency, Jambi Province. Senandung is a song, while jolo is a rhyme, so humming jolo is a song in the form of a rhyme. Poems that are sung spontaneously in the form of reciprocation. Senandung Jolo, in principle, is a song that expresses feelings aimed at people who are liked, admired and even loved. In the art of Senandung Jolo, there are many unique things that are found, namely there is a rising and falling rhythm that bends with Malay, as local people call it Ngalun. In addition, there is a game structure that is checkered, but still produces an interesting performance presentation, and becomes an inspiration to be realized in the form of a new musical work entitled Senandung Ngalun. Musical work Senandung Ngalun uses a traditional approach to work on the method, where the work still takes into account the values and musical character of the tradition, as well as presents the concept of the art of singing the jolo interspersed with theatrical elements in the form of reciprocated rhymes containing advice to young people, so that the resulting work continues to present the forms and values of its traditions, even though it has been worked on in the form of new innovations.Keywords: Singing Ngalun; Pantun; Singing Jolo; Muaro Jambi
KOMPOSISI MUSIK “TITIAN MUHIBAH”, TERISNPIRASI DARI PERMAINAN MELODI PENDEK LAGU MELAYU MAKAN SIRIH, DALAM PENDEKATAN GARAP WORLD MUSIC Muhammad Rahul; Susandra jaya; IDN. Supenida; Muhammad Zulfahmi
Jurnal Musik Etnik Nusantara Vol 3, No 1 (2023): Vol 3, No 1 (2023): Jurnal Musik Etnik Nusantara
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/jmen.v3i1.3824

Abstract

Lagu Makan Sirih merupakan lagu klasik melayu yang berfungsi sebagai musik pengiring dari tradisi persembahan Melayu. Lagu ini sudah sangat terkenal di seluruh kawasan Melayu bahkan lintas negara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand (masyarakat patani). Tari Makan Sirih atau yang lebih dikenal dengan sebutan tari persembahan merupakan tari Melayu Klasik yang sering ditampilkan dalam acara menyambut tamu agung atau tamu kehormatan. Perkembangan pertunjukan tari Makan Sirih bisa ditemukan dalam pelaksanan upacara pernikahan masyarakat Melayu, acara syukuran dan acara-acara yang menampilkan kesenian daerah khususnya di Provinsi Riau.Pada tahun 1957 di Pekanbaru diadakan musyawarah pembakuan tari persembahan. Berdasarkan musyawarah itu dibentuklah sebuah tari untuk dipersembahkan kepada tamu tamu. Maka terciptalah tari Makan Sirih yang kini menjadi tari persembahan yang diciptakan oleh seniman-seniman Riau. Karya komposisi musik “Titian Muhibah” digarap dengan menggunakan metode pendekatan World Music. Pengkarya mewujudkan ide/gagasan yang bersumber dari lagu Makan Sirih, dengan mengembangkan pola melodi yang terdapat didalam lagu tersebut. Melalui garapan karya komposisi musik “Titian Muhibah”, pengkarya mencoba menghadirkan beberapa bentuk kebaruan dalam berbagai aspek garap sesuai dengan konsep yang ditawarkan. Pengkarya menggunakan pendekatan World Music karena ingin berbagi pengalaman musikal yang bisa memberikan kontribusi demi perkembangan komposisi musik itu sendiri