Lukman Surya
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Tanggamus

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Standards for Management of Islamic Religious Education in Indonesia Lukman Surya; Tetra Jumif Januarius
International Research of Economic and Management Education Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Islam Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.338 KB)

Abstract

Islamic Religious Education is the main subject in accordance with the 2013 curriculum, in line with this for the sake of implementing the teaching and learning process in order to fulfill the indicators listed in the lesson plans and syllabus. Learning management is the teacher's task, starting from making lesson plans, learning processes, and evaluating learning. Teachers are required to implement the principles of learning management, namely Planning, Organizing, Movement, and Controlling Supervision. Then the Islamic Religious Education Teachers at SMA have implemented the above principles and even then, what is done by Islamic Religious Education teachers at SMAN 2 and SMAN 7 Bandar Lampung carry out the learning management process well, starting with planning as outlined in the manufacture of complete learning tools, then starting the process learning begins with opening activities, then the core activity is the process of providing material and ends with closing. Furthermore, the learning evaluation process is carried out using various techniques, both in writing and orally. It can be concluded that if the implementation of learning management standards in the world of Indonesian education should have been carried out in accordance with what has been carried out by Islamic Religious Education teachers at SMAN 2 and SMAN 7 Bandar Lampung, the stages in the learning process and are considered very good and have been completed. in accordance with the principles of learning management in Indonesia. 
ANALISIS PEMIKIRAN IKHWAN AL-SHAFA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA Dini Pepilina; Lukman Surya; Tetra Jumif Januarius; Ujang Sutisna
Jurnal Ilmu Tarbiyah Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Ilmu Tarbiyah
Publisher : STIT TANGGAMUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.589 KB)

Abstract

Islam memiliki khazanah pemikiran yang kaya sejak zaman dahulu. Beberapa nama Mulai dari Ibn Miskawaih, Ibn Sina Ibn Khaldun dan Al Ghazali merupakan mereka yang sampai saat ini dikenal dan terus dipelajari berbagai konsep pemikirannya di berbagai bidang termasuk pendidikan. Selain secara individual, terdapat satu kelompok filosof muslim yang menamakan diri sebagai Ikhwan al-Shaffa. Mereka malakukan berbagai pengkajian teologis, metafisik dan pendidikan. Mengkaji ulang pemikiran mereka saat ini merupakan salah satu upaya untuk menambah dan memperkaya konsep pendidikan yang dapat diterapkan dengan konteks keadaan saat ini. Artikel ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (library research). Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan dokumentasi konsep pemikiran Ikhwan al-Shaffa dari berbagai literature. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa secara haris besar penelitian Ikhwan al-Shaffa relevan dengan pendidikan Indonesia dilihat dari beberapa hal yaitu pemahaman terhdap pengetahuan, metode, dan kurikulum pendidikan.
Pemikiran Imam AL-Ghozali (Filsafat dan Pemikiran Pendidikan Islam) Lukman Surya
Jurnal Ilmu Tarbiyah Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Ilmu Tarbiyah
Publisher : STIT TANGGAMUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Imam Al-Ghozali merupakan Filsuf yang sudah tidak lagi diragukan keilmuannya terlebih dibidang pemikiran pendidikan Islam, beberapa konsep teori pemikirannya digunakan sebagai landasan dalam pendidikan Islam bahkan hasil karyanya yang paling fenomenal yakni Ihya Ulum al-Din masih digunakan dan dipelajari di beberapa corak lembaga Pendidikan Islam. Imam Al-Ghozali dalam perjalaan pemikiran filsafatnya banyak mengkritik dan tidak menyukai doktrin Aristoteles dan Plotinus serta para filusuf muslim pendukungnya, kemudian imam Al-Ghazali membangun etika mistik yang orisinil akan tetapi ketidak puasannya dalam memperoleh pengetahuan filsafat imam Al-Ghozali memilih cara mistisme. Masterpiece pemikiran Pendidikan Islam Imam Al-Ghozali terdapat dalam kitab Ihya Ulum al-Din, Imam Al-Ghozali menjelaskan bahwa Untuk mencapai tujuan dari sistem pendidikan apapun, ada dua faktor yang mutlak diperlukan yakni : Pertama, Aspek-aspek ilmu pengetahuan yang harus dibekali kepada murid-murid atau dengan makna lain kurikulum pelajaran yang harus dicapai oleh murid. Kedua, Metode  yang  telah  digunakan  untuk  menyampaikan  ilmu-ilmu  atau materi-materi kurikulum kepada murid, sehingga ia benar-benar menaruh perhatiannya kepada kurikulum dan dapat menyerap faidahnya, dengan ini, murid akan sampai kepada tujuan pendidikan dan pengajaran yang dicarinya. Kemudian imam Al-Ghozali menegaskan bahwa puncak kesempurnaan manusia ialah seimbangnya peran akal dan hati dalam membina ruh manusia. Jadi sasaran inti dari pendidikan adalah kesempurnaan akhlak manusia, dengan membina ruhnya. Hal ini berlandaskan pada firman Allah Swt, "Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar mempunyai akhlak yang sangat agung". (QS. 68 : 4)
Aktualisasi Nilai-nilai Pendidikan Islam Pluralis dalam Semboyan Ragem Sai Mangi Wawai Masyarakat Tulang Bawang Barat Hayyu Mashvufah; Farida Ulvi Na’imah; Lukman Surya; Muhammad Rofiq Anwar
Bustanul Ulum Journal of Islamic Education Vol. 1 No. 1 (2023): Bustanul Ulum Journal of Islamic Education
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Bustanul `'Ulum Lampung Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62448/bujie.v1i1.18

Abstract

Having varied ethnics, cultures, religions, or faiths, Indonesia is considered a multicultural nation in today’s world. The phenomenon of violence in the name of religion, ethnicity, and culture has shown that humans have failed to understand heterogeneity, diversity, and plurality. For responding that phenomenon, the goverment West Tulang Bawang regency was implemented Islamic pluralism education's concept based on the meaning of Ragem Sai Mangi Wawai symbol of Lampung Pepadun peoples. This research with ethnographic approach and qualitative descriptive method was focused on implementation of Islamic pluralism education in West Tulang Bawang regency. The findings showed that Tulang Bawang Barat regency has applied Islamic pluralism education based on Ragem Sai Mangi Wawai with a cultural-themed concept. Its was illustrated through several society activities, such as the 47th Musabawah Tilawatil Program (MTQ) Lampung province, the colloquium Center for the Study of Religious Moderation with Islamic religious instructors of West Tulang Bawang Barat regency, ceremony of culture begawi of Lampung Pepadun, and implementing education program based nenemo's culture of philosophy