Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Penanganan Daerah Rawan Longsor Dengan menggunakan Metode Shotcrete Putra, Aji Permana; Septanto, Djoko; Praja, Sumantri W.
Indonesian Railway Journal Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018
Publisher : Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (903.2 KB)

Abstract

Keamanan perjalanan kereta api adalah salah satu komponen penting dalam transportasi kereta api. Keandalan infrastruktur kereta api adalah salah satu poin untuk mendukung keselamatan operasi kereta api. Lintas Bandung - Cikampek adalah persilangan yang memiliki kontur geografis yang bervariasi di mana jalan rel kanan - kiri terdapat bukit dan lereng sehingga area antara Stasiun Purwakarta - Stasiun Ciganea termasuk daerah rawan longsor. Seperti yang terjadi di lapangan ada longsoran di KM 107 + 100 - KM 107 + 300 yang menyebabkan gangguan perjalanan kereta api. Selain itu, penanganan tanah longsor yang kurang tepat akan menyebabkan potensi bahaya lainnya. Penanganan kemiringan tanah longsor di KM 107 + 100 - KM 107 + 300 menggunakan plester baja dari rel bekas karena longsoran dianggap kurang optimal dan mencari alternatif penanganan longsor lainnya. mencari perbandingan dibandingkan menggunakan metode shotcret. Dalam penelitian ini, kami menguji penangan longsor yang telah dilakukan dengan membandingkan penanganan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada antara metode plester baja dari rel yang digunakan dengan metode shotcrete. Penyebab terjadinya longsor karena sudut curam dari 65? dengan ketinggian puncak 15 meter. Imbasnya pada silang diterapkan taspat 5 km / jam untuk mengantisipasi terjadinya longsor mendadak. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa metode shotcrete dianggap mampu menangani daerah rawan longsor di KM 107 + 100 - KM 107 + 300. Namun untuk penanganan yang telah dilakukan dengan menggunakan plester baja dari rel bekas. Namun, penanganan ini dianggap tidak optimal karena terbatasnya jumlah rel di sekitar daerah rawan, mengakibatkan dinding plester masih bisa membuat material keluar ke jalan rel.
Penanganan Daerah Rawan Longsor Dengan menggunakan Metode Shotcrete Putra, Aji Permana; Septanto, Djoko; Praja, Sumantri W.
Jurnal Perkeretaapian Indonesia (Indonesian Railway Journal) Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Perkeretaapian Indonesia Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018
Publisher : Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37367/jpi.v2i2.56

Abstract

Railway travel safety is an important component in rail transportation. The reliability of the railroad infrastructure is one of the points to support the safety of railroad operations. Lintas Bandung - Cikampek is a cross that has varied geographical contours where right-left rail roads have hills and slopes so that the area between Purwakarta Station - Ciganea Station is a landslide-prone area. As happened in the field there was an avalanche at KM 107 + 100 - KM 107 + 300 which caused disruption to train travel. In addition, improper handling of landslides will cause other potential dangers. The handling of the landslide slope in KM 107 + 100 - KM 107 + 300 uses steel tape from the used rails because the landslide is considered to be less than optimal and is looking for other ways to handle landslides. looking for comparisons compared to using the shotcret method. In this study, we tested the landslide handlers that have been carried out by comparing the handling carried out in accordance with the existing provisions between the steel plaster method of the rail used with the shotcrete method. The cause of landslides is due to a steep angle of 65⁰ with a peak height of 15 meters. The impact on crossing is applied to taspat 5 km / hour to anticipate sudden landslides. From the results of the analysis, it was found that the shotcrete method was considered capable of handling landslide-prone areas in KM 107 + 100 - KM 107 + 300. However, for the handling that had been carried out using steel plaster from used rails. However, this handling is considered not optimal because of the limited number of rails around vulnerable areas, resulting in plaster walls that can still make material exit to the railroad tracks.
PENGARUH CAMPURAN BIOETANOL PADA PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA (PERFORMA) MESIN OTTO 4 SILINDER Ricko Yudhanta; Sumantri W. Praja; Juliaman P; Djajadi Djajadi
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 9 No 1 (2018): Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.315 KB) | DOI: 10.55511/jpsttd.v9i1.58

Abstract

Dilatar belakangi oleh pemakaian motor bensin dari tahun ke tahun semakin meningkat, hal ini mengakibatkan pemakaian bahan bakar minyak bumi semakin meningkat dan tentu sangat mengkhawatirkan, karena dengan peningkatan pemakaian bahan bakar minyak bumi, maka cadangan minyak bumi akan semakin berkurang sedangkan kebutuhan akan minyak terus bertambah. Keadaan diatas juga tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah di bidang energi, yang mengusahakan pemakaian bahan bakar minyak bumi yang sehemat-hematnya, mengingat minyak bumi merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui. Krisis energi ini menyebabkan manusia beralih pola pikir untuk lebih mengintensifkan penelitian dan penggunaan dari energi yang tidak terbarukan ke energi yang terbarukan. Etanol merupakan bahan bakar beroktan tinggi yang dapat digunakan sebagai peningkat nilai oktan dalam bensin. Etanol mengandung oksigen, sehingga menyempurnakan pembakaran bahan bakar dengan efek positif meminimalkan pencemaran udara. Bahan bakar yang digunakan untuk penelitian ini adalah pertalite murni (E0), campuran bioetanol 5% + pertalite 95% (E5), campuran bioetanol 10% + pertalite 90% (E10), campuran bioetanol 15% + pertalite 85% (E15), dan campuran bioetanol 20% + pertalite 80% (E20). Pencampuran bioetanol pada bahan bakar pertalite dapat meningkatkan performa mesin mencapai titik maksimal pada campuran bahan bakar E15, tetapi pencampuran bioetanol diatas 15% performa cenderung akan menurun. Untuk mendapatkan performa mesin yang baik, campuran yang paling baik adalah dengan mencampurkan bioetanol 15% ke dalam pertalite untuk mobil dengan usia diatas 15 tahun. Hal ini didasarkan pada nilai rata-rata torsi dan daya yang dihasilkan oleh masing-masing campuran bahan bakar bioetanol.
ANALISA PENGARUH CAMPURAN BIOETANOL DALAM PREMIUM PADA SEPEDA MOTOR Sumantri W. Praja; Ricko Yudhanta; Juliaman P; Djajadi Djajadi
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 9 No 1 (2018): Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.427 KB) | DOI: 10.55511/jpsttd.v9i1.59

Abstract

Kelangkaan bahan bakar merupakan masalah yang sering terjadi dan umum di Negara Indonesia. Masalah ini adalah salah satu masalah yang sangat berdampak pada masyarakat, terutama masyarakat yang menggunakan sepeda motor, karena bahan bakar minyak adalah salah satu hal yang perlu digunakan bagi kendaraan. Konsumsi energi di Indonesia hampir setengahnya membutuhan bahan bakar fosil, seperti sektor industri, sektor transportasi, sektor rumah tangga dan sektor komersial. Indonesia memerlukan pengembangan sumber energi terbarukan sebagai energi alternatif campuran bahan bakar untuk menghemat penggunaan minyak. Sebenarnya di Indonesia terdapat berbagai sumber energi terbarukan yang melimpah, sepeti biodiesel dari tanaman jarak pagar, kelapa sawit maupun kedelai untuk mesin diesel. Atau methanol dan ethanol dari biomassa, tebu, jagung, yang bisa dipergunakan sebagai pengganti bensin. Fungsi penambahan bioetanol pada bahan bakar adalah sebagai octane booster, artinya mampu menaikkan angka oktan dengan dampak positif pada efisiensi bahan bakar dan menyempurnakan pembakaran dan meminimalkan pencemaran udara. Penambahan bioetanol pada premium mampu menghasilkan emisi gas buang yang lebih baik (kandungan CO dan HC yang lebih rendah) daripada emisi yang dihasilkan oleh bahan bakar premium murni (E0). Hal ini ditunjukkan oleh data penelitian tentang hasil pengujian kandungan emisi CO dalam % vol, dan hasil pengujian kandungan emisi HC dalam ppm vol. Kandungan CO yang lebih rendah dari penggunaan bahan bakar premium murni (E0) dihasilkan oleh penggunaan bahan bakar E5 hingga E20. Kandungan HC yang lebih rendah dari penggunaan bahan bakar premium murni (E0) dihasilkan oleh penggunaan bahan bakar E5 hingga E10. Penambahan bioetanol juga berdampak pada nilai lambda. Pada putaran mesin yang sama, nilai lambda mengalami peningkatan seiring jumlah konsentrasi bioetanol dalam bahan bakar, namun semakin mendekati ideal pada putaran mesin yang semakin tinggi. Hal tersebut terjadi pada setiap variasi bahan bakar. Setelah melakukan serangkaian uji penelitian, maka komposisi penambahan bioetanol yang paling efektif menghasilkan emisi yang lebih baik (CO dan HC rendah) adalah pada komposisi 10%. Hal ini dikarenakan bahan bakar E10 menghasilkan CO yang lebih rendah dari E5 dan menghasilkan kadar HC yang paling rendah dari bahan bakar yang lain. Nilai lambda pada bahan bakar E10 masih cenderung mendekati ideal dari pada bahan bakar E15.
PENGARUH MODIFIKASI WAKTU PENGAPIAN TERHADAP UNJUK KERJA DAN EMISI GAS BUANG MESIN BENSIN DENGAN VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN BIOETANOL Ricko Yudhanta; Sumantri W. Praja; Ujang Cahyono; Tonny C. Korah; Arief Apriyanto
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 10 No 1 (2019): Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.181 KB) | DOI: 10.55511/jpsttd.v10i1.74

Abstract

Dengan adanya energi kalor sebagai suatu penghasil tenaga maka sudah semestinya memerlukan bahan bakar dan sistem pembakaran yang terjadi sebagai sumber kalor tersebut. Berkaitan dengan kenaikan jumlah kendaraan yang sebagian besar menggunakan bahan bakar minyak, sehingga memicu jumlah kenaikan permintaan serta penggunaan bahan bakar yang semakin meningkat, hal ini bertolak belakang dengan ketersediaan minyak di dalam perut bumi yang semakin menipis. Oleh karena itu perlu adanya pemikiran dalam mendisain suatu engine dengan efisiensi yang tinggi. Penambahan bioetanol pada premium mampu menghasilkan emisi gas buang yang lebih baik (kandungan CO dan HC yang lebih rendah) daripada emisi yang dihasilkan oleh bahan bakar premium murni. Hasil dari uji emisi gas buang mesin bensin salah satunya dipengaruhi oleh pembacaaan dari sensor CO (Carbon Monoksida) dan HC (Hidro Carbon). Pada putaran mesin 8000 rpm di semua variasi waktu pengapian, konsentrasi CO menunjukkan angka tertinggi. Dalam variasi waktu pengapian 100 dan 120 sebelum TMA nilai CO yang dihasilkan yaitu 4,56 % vol dan 6,44 %vol, melebihi ambang batas yang ditentukan sebesar 4,5 %vol. Kadar CO semakin menurun di bawah ambang batas pada range putaran mesin 3000 sampai 7500 rpm. Kadar HC terendah sebesar 62,45 ppm vol terjadi pada waktu pengapian 80 sebelum TMA di putaran mesin 6500 rpm. Pada putaran mesin menengah (5000 s/d 6500 rpm), emisi HC mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena campuran udara dan bahan bakar mendekati stoichiometric dengan adanya penggunaan variasi bahan bakar E10. Sehingga, bahan bakar berubah fasenya menjadi gas, maka mudah untuk terbakar di ruang bakar. Nilai torsi tertinggi sebesar 0,83 kgf.m terjadi pada waktu pengapian 120 sebelum TMA di putaran mesin 5000 rpm. Pada range putaran mesin 5000 s/d 6000 rpm di semua variasi pengapian terdapat peningkatan torsi. Hal ini dikarenakan temperatur campuran udara dan bahan bakar yang tercapai pada masing-masing waktu pengapian ideal pada putaran 5000 s/d 6000 rpm, sehingga torsi yang dihasilkan maksimal. Nilai daya tertinggi sebesar 7,63 PS terjadi pada waktu pengapian 120 sebelum TMA di putaran mesin 7500 rpm. Penggunaan variasi bahan bakar E10 berpengaruh terhadap kinerja mesin dengan meningkatkan temperatur bahan bakar pada intake manifold, sehingga campuran udara dan bahan bakar dapat berubah menjadi gas, agar bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar menjadi optimal dan menghasilkan daya P (ledakan) yang besar.
STUDI KASUS BLACKSPOT SPBU MAYOR BISMO KOTA KEDIRI Ayu Wulan Rahmawati; Sumantri Widya Praja; Arini Dewi Lestari
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 7 No 1 (2016): Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.411 KB) | DOI: 10.55511/jpsttd.v7i1.534

Abstract

Kota Kediri merupakan bagian dari wilayah administratif Provinsi Jawa Timur. Berbatasan dengan kecamatan Ngadirejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kecamatan Gampengrejo dan Kecamatan Semen. Untuk melakukan pergerakan perjalanan menuju luar Kota Kediri khususnya Nganjuk dan Surabaya semua jenis kendaraan roda empat dan roda dua, kendaraan angkutan barang, angkutan penumpang dan kendaraan pribadi akan melintas pada ruas jalan Mayor Bismo. Hal tersebut menyebabkan tingginya tingkat kecelakaan pada ruas jalan Mayor Bismo, selain itu juga volume lalu lintas cukup tinggi. Dengan tingginya volume lalu lintas maka kemungkinan tingkat kecelakaan pada ruas jalan tersebut juga tinggi. Melihat kenyataan di lapangan, kecelakaan merupakan suatu masalah yang harus mendapatkan perhatian yang kompleks. Kejadian kecelakaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor pengemudi, kendaraan, prasarana (jalan dan perlengkapannya) dan kondisi lingkungan. Berdasarkan data kecelakaan yang telah diperoleh dari Kepolisian Resort Kota Kediri dan hasil survei di lapangan maka diperoleh data bahwa ruas jalan Mayor Bismo memiliki jumlah kecelakaan yang cukup tinggi dibandingkan dengan yang lain. Dengan melihat jumlah kecelakaan yang tinggi maka diberikan beberapa alternatif pemecahan masalah yang berhubungan dengan peningkatan keselamatan lalu lintas dan upaya penanggulangan untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas pada jalan raya terutama pada ruas jalan Mayor Bismo.
INTEGRALITAS, KETIADAAN DAN KETIDAKBERDAYAAN PERPUSTAKAAN (Studi Kasus Koleksi Referensi Perpustakaan STTD) M. Guntur; Widorismono Widorismono; Sumantri W Praja; Sugita Sugita; Rini Puspitasari
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 7 No 2 (2016): Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.063 KB) | DOI: 10.55511/jpsttd.v7i2.32

Abstract

Salah satu sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran dalam upayameningkatkan prestasi serta kreativitas peserta didik adalah perpustakaan. Perpustakaan STTD saatini belum dimanfaatkan secara maksimal baik oleh Struktural, Dosen maupun Taruna/Taruni.Sesuai fungsinya Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan ataukarya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi.Kinerja SDM Perpustakaan STTD yang berjumlah 3 orang (1 orang Ketua Unit, 1 orangPustakawan dan 1 orang Staf Tata Usaha), dinilai sangat tidak memadai dlammengoptimalisasikan dan memberdayakan koleksi Perpustakaan STTDPengelolaan sarana & prasarana tidak optimal dan dampaknya akan sangat sulit memenuhikebutuhan pengunjung perpustakaan dalam memperoleh informasi yang diinginkan. Karena masihdiperlukan sebuah sistem informasi yang mampu mengolah data dan keseluruhan koleksiperpustakaan.Optimalisasi & pemberdayaan koleksi perpustakaan akan terpenuhi jika integritas struktural,Staf dan fungsional Dosen terbangun dengan baik. Hal ini tentu mampu menepis ketiadaan danketidak-berdayaan koleksi Perpustakaan dalam melayani pengunjung Perpustakaan.
PERENCANAAN RASS KAWASAN PENDIDIKAN RUAS JALAN RAYA KAMPUNG UTAN – SETU CIBUNTU, CIBITUNG -BEKASI Budiharso Hidayat; Widorisnomo Widorisnomo; Subarto Subarto; Eko Sudriyanto; Abadi Sastrodiyoto; F.X Bowo Priyambodo; Sumantri W. Praja
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 8 No 1 (2017): Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.593 KB) | DOI: 10.55511/jpsttd.v8i1.43

Abstract

Kegiatan perjalanan untuk menuju sekolah dan pulang sekolah khususnya bagi siswa Sekolah Dasar sangat dominan. Hasil dari pengamatan awal menunjukkan bahwa siswa yang diantar dan/atau dijemput sebagian besar menggunakan sepeda motor, setelah itu menggunakan angkutan umum serta berjalan kaki.. Salah satu permasalahan transportasi kota-kota besar di Indonesia antara lain adalah keselamatan dalam berlalulintas. Keselamatan pengguna jalan merupakan prioritas utama dalam manajemen dan rekayasa lalu lintas. Pengguna jalan ini salah satu diantaranya adalah siswa dengan maksud perjalanan khusus untuk belajar. Siswa sebagai generasi penerus bangsa diharapkan keberlangsungan agar terhindar atau menjadi korban kecelakaan
PENGARUH BEBAN LALU LINTAS TERHADAP UMUR PERKERASAN JALAN RIGID Santausa Purnama Salim; Budiharso Hidayat; Novita Sari; Sumantri W Praja; Kusnendi S
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 9 No 1 (2018): Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.05 KB) | DOI: 10.55511/jpsttd.v9i1.54

Abstract

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yangdigunakan untuk melayani beban lalu lintas. Sedangkan bahan ikat pada perkerasan jalan yang biasa digunakan dalam perencanaan perkerasan jalan antara lain semen dan aspal. Perkerasan kaku atau Rigid Pavement adalah jenis perkerasan yang banyak digunakan di Negara Indonesia terutama jalan-jalan yang mempunyai volume lalu lintas yang tinggi. Struktur perkerasan kaku di desain untuk dapat menerima beban lalu lintas dimana perkerasan ini harus terjamin kekuatan dan ketebalannya sehingga mampu menahan beban lalu lintas yang ada diatasnya. Pada umumnya umur perkerasan jalan ditetapkan berdasarkan jumlah komulatif lintasan kendaraan standar CESA (Cummulative Equivalent Standar Axle) yang diperkirakan akan melalui perkerasan tersebut, diperhitungkan dari mulai perkerasan tersebut dibuat dan dipakai umum sampai dengan perkerasan tersebut dikategorikan rusak (habis nilai pelayanannya).
PENGARUH PENGGUNAAN OIL CATCH TANK (OCT) PADA MOBIL HYUNDAI AVEGA TERHADAP EMISI GAS BUANG DAN PRESTASI MESIN YANG DIHASILKAN Ricko Yudhanta; Sumantri Wira Praja
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 13 No 2 (2022): Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55511/jpsttd.v13i2.641

Abstract

Untuk mengoptimalkan udara murni yang masuk ke intake manifold dan mengurangi kadar emisi gas buang maka banyak dilakukan pengembangan-pengembangan. Salah satunya adalah penggunaan alat Oil Catch Tank (OCT). Fungsi utama dari Oil Catch Tank adalah untuk mencegah partikel minyak ataupun uap oli masuk kembali ke saluran intake. Blow by gas dari crankcase akan menuju tabung terlebih dahulu dan blow by gas ini akan terperangkap karena adanya media filter (steel wool) didalam tabung. Pemasangan Oil Catch Tank membuat udara yang masuk ke dalam intake terbebas dari partikel oli dan minyak. Melalui hasil pengukuran, pada semua variasi Filter OCT, Kadar CO terendah terjadi pada range putaran mesin 1500 rpm. Sedangkan, pada putaran mesin 4500 rpm, konsentrasi CO menunjukkan angka tertinggi. Tetapi nilainya tidak melebihi ambang batas yang ditentukan yaitu sebesar 1,5 %vol. Kadar CO2 tertinggi sebesar 18.14 %vol terjadi pada saat terpasang alat OCT ukuran Filter 0.5 Micron di putaran mesin 4500 rpm. Kadar CO2 terendah sebesar 12.54 %vol terjadi pada saat mobil terpasang alat OCT ukuran Filter 0.5 Micron dicapai pada putaran mesin 1500 rpm. Kadar HC terendah sebesar 100 ppmvol terjadi pada pada saat terpasang alat OCT ukuran Filter 0.5 Micron di putaran mesin 4500 rpm. Kadar HC tertinggi sebesar 196 ppmvol dicapai di rentang 6000 rpm, terjadi pada kondisi mobil standar (tanpa alat OCT). Nilai torsi tertinggi sebesar 137 Nm terjadi pada kondisi terpasang alat OCT ukuran Filter 1 Micron di putaran mesin 3000 rpm. Nilai torsi paling rendah 81 Nm di putaran mesin 1500 rpm terjadi saat mobil standar (tanpa terpasang alat OCT). Nilai daya tertinggi sebesar 92.57 HP terjadi pada kondisi mobil terpasang Alat Oil Catch Tank (OCT) Ukuran Filter 1 Micron di putaran mesin 5500 rpm. Nilai daya paling rendah 21.18 HP di putaran mesin 1500 rpm terjadi saat mobil standar (tanpa terpasang alat OCT). Dengan penambahan Oil Catch Tank (OCT) Ukuran Filter 0.5 Micron pada intake manifold, menyebabkan peningkatan nilai Torsi dan Daya yang dihasilkan oleh kendaraan. Serta penurunan nilai Emisi Gas Buang (CO, HC, CO2) yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan kondisi mobil standar atau tanpa terpasang alat Oil Catch Tank (OCT). Dengan penambahan Oil Catch Tank (OCT) Ukuran Filter 1 Micron pada intake manifold, menyebabkan peningkatan nilai Torsi dan Daya yang dihasilkan oleh kendaraan, hal ini disebabkan komposisi udara yang akan masuk ke dalam intake manifold menjadi bertambah. Tetapi untuk penurunan Nilai Emisi Gas Buang (CO, HC, CO2) yang dihasilkan kendaraan, lebih kecil nilainya dibandingkan saat kendaraan terpasang Alat OCT ukuran Filter 0.5 Micron, karena endapan sisa oli yang terbawa bersama udara dapat tersaring dengan lebih baik di OCT ukuran Filter 0.5 Micron.