Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Studi Deskripsi Inovasi Bisnis Pariwisata Kuliner Tradisional Khas Suku Osing Priangga Eko S; Achmad Iqbal; Raup Padillah
Jurnal Sains Manajemen dan Bisnis Indonesia Vol 10, No 2 (2020): Jurnal Sains Manajemen dan Bisnis Indonesia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/jsmbi.v10i2.4104

Abstract

Keanekaragaman kuliner di Kabupaten Banyuwangi terus berkembang dan harus bersaing dengan produk olahan pangan dari luar daerah. Berbagai upaya pelestarian budaya melalui wisata kuliner dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah daerah setempat dalam upaya pelestarian kuliner khas daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deksripsi inovasi bisnis pariwisata kuliner tradisional khas suku Osing pada pusat jajanan serba ada (Pujasera) di Kabupaten Banyuwangi. Penelitian dilakukan secara deskriptif dengan menggali informasi di lapangan. Penggalian data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara dengan menggunakan perspektif Business Model Canvas (BMC) dan VRIO. Penelitian dilakukan pada empat pasar PUJASERA terkenal yang ada di Banywuangi. Wawancara narasumber terdiri dari konsumen, tenant dan stakeholder yang tersebar di 25 Kecamatan Banyuwangi. Dari hasil identifikasi dapat diketahui tingkat pengetahuan konsumen terkait makanan khas suku osing adalah sego tempong, rujak soto, dan pecel pitik dengan tingkat Pengetahuan terhadap makanan khas tersebut diatas 80%. Hasil identifikasi perilaku konsumen yang tersebar di 25 Kecamatan yang ada di Banyuwangi terkait makanan dan jajanan khas suku osing, rekomendasi makanan khas suku osing sebagai produk yang paling diminati antara lain; sego tempong, rujak soto, dan pecel pitik. Untuk jajanan khas yang paling diminati konsumen antara lain; cenil, ketan kirip, dan bagiak. Hasil identifikasi kompetensi tenant terkait produksi jajanan khas suku osing, dapat diketahui sebesar 50% menguasai olahan orog-orog, cenil, dan ketan kirip, 25% menguasai olahan bolu kluwuk, lanun, awuk ketan, dan untuk dua jajanan bagiak dan untir-untir tidak dikuasai secara keseluruhan. Hasil identifikasi, inovasi yang dilakukan oleh stakeholder selama ini adalah dengan melakukan perbaikan kemasan sebesar 75% dan variasi olahan sebesar 25%. Stakeholder belum pernah sama sekali mencoba inovasi branding maupun endorse. Hasil identifikasi tersebut menjadi bahan kajian peneliti untuk merumuskan kosnep inovasi bisnis kuliner di Banyuwangi, khususnya pada kuliner tradisional sebagai salah satu upaya dalam melestarikan salah satu produk kearifan lokal suku osing.