Lisa Dewi Ramadany
Guru SD IT Mutiara Insan Sorong, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas V dalam Meyelesaikan Masalah Bangun Ruang Berdasarkan Gender di SD IT Mutiara Insan Sorong Lisa Dewi Ramadany
Jurnal Papeda: Jurnal Publikasi Pendidikan Dasar Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Papeda: Jurnal Publikasi Pendidikan Dasar
Publisher : Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36232/jurnalpendidikandasar.v2i1.406

Abstract

Miskonsepsi terjadi ketika seseorang meyakini benar konsep yang salah. Miskonsepsi dalam kata lain merupakan perbedaan konsepsi seseorang tentang suatu materi yang berbeda dengan konsepsi para ahli di bidangnya. Struktur kognitif yang ada pada diri siswa tidak sesuai dengan konsepsi yang dikemukakan para ahli di bidangnya juga dapat dikategorikan sebagai miskonsepsi, sehingga antara miskonsepsi dengan gaya kognitif siswa saling berkaitan. Setiap siswa memiliki gaya kognitif yang berbeda termasuk gender. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menggambarkan miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan permasalahan bangun ruang berdasarkan gender serta faktor penyebab miskonsepsi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan penelitian kulitatif. Sampel dalam penelitian ini merupakan siswa kelas V SD IT Mutiara Insan Sorong tahun ajaran 2019/2020 sebanyak 6 orang. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 4 orang yang dipilih berdasarkan tes diagnostik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik dan wawancara untuk mengetahui penyebab miskonsepsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa laki-laki tidak teridentifikasi miskonsepsi, sedangkan siswa perempuan teridentifikasi sebanyak 3 orang. Siswa mengalami miskonsepsi bukan pada materi bangun ruang, akan tetapi pada proses perhitungan perkalian dan pembagian. Penyebab miskonsepsi yang dialami oleh siswa adalah prakonsepsi, pemikiran asosiatif siswa sendiri, pengalaman belajar, dan kurangnya penekanan pada materi yang dibutuhkan siswa.