Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI DI SEAMEO BIOTROP Dewi Suryani; Rizal Syarief; Arif Imam Suroso
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 11 No. 1 (2014): Vol. 11 No. 1, Maret 2014
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800.369 KB) | DOI: 10.17358/jma.11.1.33-40

Abstract

ABSTRACTThe objectives of the research were 1) Outlining the vision, mission, and strategy of SEAMEO into strategic objectives in four perspectives of the Balanced Scorecard, 2) Determining KPIs, targets, strategic initiatives, and strategy map which can be implemented by Seameo Biotrop , 3) Designing a causal relationship of the strategic objectives through strategic map, and 4) Formulating managerial implications for Seameo Biotrop. The result showed that in the financial perspective four key indicators were identified, in the customer perspective five key indicators were identified, and both in the internal business process and the learning and growth perspective three key indicators were identified. In the financial perspective, amount of funding received from the Government shows the highest contribution to the institution's performance, meanwhile in the customer perspective, number of regular/new research/program conducted in collaboration with academia, research and development organizations, and other related industries shows the highest contribution to institution's performance. In the internal business process perspective, number of MOU signed and implemented shows the highest contribution to the institution’s performance, and in the growth and learning perspective, ratio of labor productivity shows the highest contribution to the institution's performance. Keywords: seameo biotrop, balanced scorecard, KPIABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah 1) menguraikan visi, misi, dan strategi Seameo menjadi tujuan strategis dalam empat perspektif Balanced Scorecard, 2) menentukan KPI, target, inisiatif strategis, dan peta strategi yang dapat diterapkan oleh Seameo Biotrop, 3) merancang hubungan sebab akibat dari tujuan strategis melalui peta strategis, dan 4) merumuskan implikasi manajerial untuk Seameo Biotrop. Metode analisis data yang digunakan adalah Balanced Scorecard dan Key Performance Indicator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam perspektif keuangan terdapat empat indikator utama yang diidentifikasi, dalam perspektif pelanggan lima indikator utama diidentifikasi, dan baik dalam perspektif proses bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan masing-masing terdapat tiga indikator utama yang diidentifikasi. Dalam perspektif keuangan, jumlah dana yang diterima dari Pemerintah menunjukkan kontribusi tertinggi terhadap kinerja lembaga, sedangkan pada perspektif pelanggan,  jumlah penelitian/program reguler/baru yang dilakukan bekerja sama dengan organisasi akademisi, penelitian dan pengembangan, dan industri terkait lainnya menunjukkan kontribusi tertinggi terhadap kinerja lembaga. Pada perspektif proses bisnis internal, MOU yang ditandatangani dan diimplementasikan menunjukkan kontribusi tertinggi terhadap kinerja lembaga tersebut, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, rasio produktivitas tenaga kerja menunjukkan kontribusi tertinggi terhadap kinerja lembaga.Kata kunci: seameo biotrop , balanced scorecard, KPI
STRATEGI PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI RUMPUT LAUT YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN SUMBA TIMUR Fitriah Isky Farida Agribisnis; Rizal Syarief; Setiadi Djohar
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 11 No. 3 (2014): Vol. 11 No. 3, November 2014
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.087 KB) | DOI: 10.17358/jma.11.3.172-182

Abstract

This research aims to identify the actual condition of seaweed industry cluster in Minapolitan Area of East Sumba, determine the factors that influence the development of seaweed industry cluster in Minapolitan Area of East Sumba and to recommend the suitable strategy priority to be applied. This research use Cluster Model (Zone was determined by ministry of sea resources and fisheries) to analyze the actual condition, Gap analysis and Analytical hierarchy Process (AHP). The result of this research, by using the actual condition and Gap Analysis shows that the performance of the Zone I is not good, with performance score is 2,4 out of 5 for ideal condition. This score was the average of the addition of performance level from 9 supporting indicators in Zone I. The performance of Zone II also had not fulfilled the ideal condition – performance score is 2,6 out of 5 for ideal condition. This score was the average of the addition of the performance level from 4 supporting indicators in Zone II. Zone III has a pretty good level of performance on the actual condition with score of performance is 2,7 out of 5 for ideal conditions. This score was the average of the addition of the performance level from 4 supporting indicators in Zone III. The strategy alternative to be exactly applied and prioritized in the sustainable strategy to develop the seaweed cluster in Minapolitan Area of East Sumba is on the Zone I - increasing the production volume, Zone II – building an integrated and coordinated partnership with the factory and in Zone III – increasing the final production volume.Keywords: industry cluster, minapolitan, seaweed, strategyABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengidentifikasi kondisi aktual dari klaster industri rumput  laut di kawasan minapolitan Kabupaten Sumba Timur, menentukan faktor- faktor yang memengaruhi pengembangan klaster industri rumput laut di kawasan minapolitan Kabupaten Sumba Timur  dan merekomendasikan prioritas strategi yang tepat guna mendukung pengembangan klaster industri rumput laut yang berkelanjutan di kawasan minapolitan Kabupaten Sumba Timur. Penelitian ini menggunakan model klaster dengan sistem zonasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menganalisis kondisi aktual, analisis kesenjangan dan Analytical  Hierarchy Process (AHP). Hasil analisis kondisi aktual dan analisis kesenjangan diperoleh data bahwa zona I masih memiliki kinerja kurang baik pada kondisi aktual dengan nilai kinerja (2,4) dari nilai 5 untuk kondisi ideal. Nilai kinerja ini merupakan rata-rata hasil penjumlahan tingkat kinerja dari 9 indikator pendukung pada zona I.  Zona II juga masih memiliki tingkat kinerja yang kurang baik pada kondisi aktual dengan nilai kinerja (2,6) dari nilai 5 untuk kondisi ideal. Zona III memiliki tingkat kinerja yang cukup baik pada kondisi aktual dengan nilai kinerja (2,7) dari nilai 5 untuk kondisi ideal. Nilai kinerja ini merupakan rata-rata hasil penjumlahan tingkat kinerja dari 4 indikator pendukung pada zona III. Faktor prioritas utama dalam pencapaian sasaran adalah zona I (kegiatan budidaya) dengan pertimbangan hasil analisis kondisi aktual dan analisis kesenjangan yang menunjukkan bahwa zona I merupakan zona hulu yang memiliki peran penting dalam penyediaan bahan baku bagi kegiatan yang berjalan pada zona II dan  zona III. Alternatif strategi yang tepat diterapkan dan diprioritaskan dalam pengembangan klaster industri rumput laut yang berkelanjutan di kawasan minapolitan Kabupaten Sumba Timur  adalah pada zona I yaitu peningkatan kapasitas produksi, pada zona II yaitu membangun hubungan kemitraan yang terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik dan pada zona III yaitu peningkatan kapasitas produksi. Kata kunci: klaster industri, minapolitan, rumput laut, strategi
STRATEGI PENGEMBANGAN ASURANSI TERNAK SAPI Nina Sari An-nisa; Rizal Syarief; Gendut Suprayitno
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 12 No. 1 (2015): Vol. 12 No. 1, Maret 2015
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.168 KB) | DOI: 10.17358/jma.12.1.27

Abstract

Livestock is one of the agricultural Subsectors, which has a strategic role in economic matters in Indonesia. However, livestock faces a lot of risks, which often cause loss for the livestock business agents, especially the breeders. This research aimed to analyze a development strategy on livestock insurance pilot project. The development of the strategy is important for a company in achieving its objectives. This research also aimed to analyze external and internal factors affecting the cattle insurance pilot project implementation and to analyze the company position so that the objectives of the company on cattle insurance pilot project implementation could be determined. Furthermore, this research aimed to design a strategy on the implementation of livestock insurance pilot project, and a case study was used as the research method. The result showed that there were some external and internal factors affecting the development of livestock insurance such as brand image and company performance. The position of the company in the development of livestock insurance is to hold and maintain its position by using the strategic recommendations i.e. market penetration and product development strategy. There are 8 alternative strategies for the development of cow insurance obtained based on the strategy analysis, and there is one suitable alternative strategy obtained by SWOT analysis. The priority strategy obtained in this research by QSPM analysis is given to companies as a recommendation to establish cooperation between companies and the ministry of agriculture to socialize the implementation of livestock insurance and good breeding practice. Keyword: development strategy, cow insurance, pilot project, PT Asuransi Jasa Indonesia, QSPMABSTRAKPeternakan merupakan salah satu subsektor pertanian yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian di Indonesia. Namun dalam pelaksanaannya subsektor peternakan menghadapi berbagai risiko yang tidak jarang memberikan kerugian bagi pelaku subsektor peternakan khususnya peternak. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor lingkungan yang berpengaruh pada pelaksanaan pilot project asuransi ternak sapi pada PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero). Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui posisi perusahaan dalam pelaksanaan pilot project, sehingga dapat ditentukan tujuan perusahaan dan selanjutnya akan ditentukan strategi yang sesuai untuk diimplementasikan oleh PT Asuransi Jasa Indonesia sebagai pelaksana pilot project asuransi ternak sapi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode studi kasus. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu diketahui beberapa faktor lingkungan yang paling berpengaruh pada pelaksanaan pilot project asuransi ternak sapi diantaranya adalah kinerja dan brand image perusahaan serta adanya payung hukum berupa UU No 19 tahun 2013. Posisi perusahaan dalam pelaksanaan pilot project ini adalah dalam posisi pertahankan dan pelihara dengan rekomendasi strategi yaitu strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk. Pada penelitian ditentukan delapan alternatif strategi yang diperoleh dengan alat analisis SWOT dan ditentukan satu prioritas strategi yang diperoleh dengan alat analisis QSPM sebagai rekomendasi kepada perusahaan yaitu perusahaan melakukan kerjasama dengan Kementerian Pertanian untuk sosialisasi asuransi ternak sapi dan penerapan good breeding practice.Kata kunci:  strategi pengembangan, asuransi ternak sapi, pilot project, PT Asuransi Jasa Indonesia, QSPM
UJI FISIK BERAS DAN UJI INDEKS GLIKEMIK NASI (MAYANG PANDAN) PADA BERBAGAI TINGKAT DERAJAT SOSOH Erico Febriandi; Rizal Syarief; Sri Widowati
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v15n3.2018.131-137

Abstract

Padi lokal Mayang Pandan asli Bangka Belitung yang telah diolah menjadi beras merah dikonsumsi oleh masyarakat Bangka Belitung secara turun temurun. Pada penelitian sebelumnya tentang Mayang Pandan telah jelaskan bahwa beras merah ini diolah dengan penyosohan dengan derajat sosoh yang berbeda, dan telah di uji sensorisnya sehingga didapatkan nasi merah yang dikonsumsi, penelitian ini bertujuan untuk melihat rendemen beras Mayang Pandan Senilai 66,66% dan nilai indeks glikemik nasi Mayang Pandan dari berbagai tingkat penyosohan. Didapatkan hasil yakni nasi Mayang Pandan dengan Derajat Sosoh (DS) 0% dan 80% yakni 55 (sedang) dan 61 (sedang). DS 0% mendekati klasifikasi rendah karena kandungan gizi yang ada dilapisan aleuronnya masih lengkap, sedangkan DS 80% sudah ada pengurangan kandungan zat gizinya sehingga nilai IG nya lebih tinggi. Pengujian ini dilaksanakan dengan izin persetujuan etik nomor : 02/ IT3. KEPMSM- IPB/ SK/ 2017. Local rice mayang pandan originated from Bangka Belitung that has been processed into brown rice that was consumed by the people of Bangka belitung from generation to generation. In previous study on mayang pandan has been explained that red rice is processed by milling with difference of milling degree and has been tested its sensory so that obtained red rice that was consumed. This study aims to determine the yield of mayang pandan rice (66.66%) and glycemic index of mayang pandan rice from various level of milling. Mayang pandan rice with 0% and 80% of milling degree have glycemic index of 55 (medium) and 61 (medium), respectively. DS 0% closed to the low classification because the nutrients content in the aleuron layer is still complete, whereas nutrients from 80% DS has been reduced so that GI values become higher. This test was conducted by permission of ethical approval number 02 / IT3. KEPMSM- IPB / SK / 2017.
PENGARUH NANOPARTIKEL ZINC OXIDE DAN ETILEN GLIKOL TERHADAP SIFAT FISIK DAN ANTIMIKROBA BIODEGRADABLE FOAM Risma Rahmatunisa; Evi Savitri Iriani; Nugraha Edhi Suyatma; Rizal Syarief
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v12n2.2015.51-59

Abstract

Biodegradable foam packaging were made from tapioca, corn hominy, zinc oxide nanoparticles (ZnONP), and plasticizer ethyleneglicol (EG). Packaging materials were processed by thermopressing. The aim of research was to find out the effects of ZnONP andEG addition. The research design was a completely randomized factorial followed by Duncan test at α=5%. Two factors used in theresearch, namely ZnONP concentrationsat 0, 1, and 2 % and EG concentrations at 0 and 5%. The effects of ZnONP incorporation onphysical properties and antimicrobial activity of the trays were evaluated by analysis on their color parameters, moisture content, water absorption, density, crystallinity, morphological structure, thermal and antimicrobial activity. The best treatment was Z2P0 with 2% ZnONP and 0% EG, characteristics of biodegradable was L value 78.42, °hue value 91.88, moisture content 7.65%, water absorption59.65%, density 0.64g/cm³, crystallinity 38.3%, Tm 160.24°C, and reduced 1 log of Staphylococcus aureus colonies. The researchproved that the obtained biodegradable foam made from tapioca, corn hominy, ZnONP, and plasticizer EG has a potential to be used asantimicrobial packaging for food products.
KARAKTERISTIK MEKANIK, TERMAL DAN MORFOLOGI FILM POLIVINIL ALKOHOL DENGAN PENAMBAHAN NANOPARTIKEL ZnO DAN ASAM STEARAT uNTUK KEMASAN MULTILAYER Vega Yoesepa Pamela; Rizal Syarief; Evi Savitri Iriani; Nugraha Edhi Suyatma
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v13n2.2016.63-73

Abstract

PVA (polivinil alkohol) merupakan polimer biodegradable hidrofilik yang memiliki sifat dapat membentuk film dengan baik, larut dalam air, mudah dalam proses, tidak beracun, dan biocompatible. Sifat tersebut berguna dalam banyak aplikasi industri seperti agen pelapis, perekat dan sebagai komponen dari film kemasan yang fleksibel. Secara umum penggabungan nanopartikel ZnO dalam matriks polivinil alkohol dapat meningkatkan sifat mekanik dan termal sehingga memudahkan aplikasinya dalam proses yang melibatkan panas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan formulasi optimum menghasilkan biofilm nanokomposit berbasis polivinil alkohol dengan penambahan nanopartikel ZnO dan asam stearat. Percobaan dilakukan dengan mencampurkan larutan PVA dengan berbagai konsentrasi nanopartikel ZnO dan asam stearat. Karakterisasi meliputi kuat tarik, elongasi, termal, morfologi dan kristalinitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan 3.4% nanopartikel ZnO dan 6.6% asam stearat dapat meningkatkan kuat tarik, menurunkan elongasi, kristalinitas dan sifat termal dari film bionanokomposit yang dihasilkan.
PERUBAHAN KADAR AIR DAN PATI UBI JALAR (Ipomea batatas L.) SEGAR PADA SISTEM PENYIMPANAN SEDERHANA Maftuh Kafiya; Nfn. Sutrisno; Rizal Syarief
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v13n3.2016.136-145

Abstract

Penyimpanan ubi jalar di daerah infrastruktur terbatas yang mengutamakan kesederhanaan teknologi dan kemurahan biaya diupayakan dengan menggunakan bahan-bahan lokal yang tersedia seperti pasir, jerami dan serbuk gergaji. Selama penyimpanan, kandungan nutrisi di dalam ubi jalar berpotensi mengalami perubahan, khususnya kandungan air dan pati sehingga memengaruhi mutu ubi jalar. Umur simpan ubi jalar ditandai dengan pembusukan, berupa penurunan mutu dan tanda-tanda penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan melakukan identifikasi dan analisis teknologi terbaik dengan memperhatikan perubahan kadar air dan pati serta penyakit yang menjadi penentu perubahan mutu ubi jalar. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 4 taraf perlakuan penyimpanan yaitu di dalam tanah dengan alas tumpukan pasir-jerami (P1), di dalam tanah dengan alas tumpukan plastik-jerami (P2), di dalam kotak kayu dengan taburan serbuk gergaji (P3) dan di ruang gudang dengan alas terpal (P4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode penyimpanan memberikan pengaruh terhadap suhu dan RH ruang penyimpanan dengan nilai masing-masing adalah 28,72 oC dan 78.55% (P1), 28,85 oC dan 78,51% (P2), 29,54 oC dan 73,15% (P3), serta 29,61 oC dan 68.07% (P4). Kadar air dan pati mengalami penurunan selama penyimpanan pada semua perlakuan hingga akhir penyimpanan dengan kadar terendah pada perlakuan P4 yang masing-masing sebesar 58,96 dan 11,35%. Sedangkan penyakit yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini adalah busuk Fusarium pada penyimpanan P4 dan penyakit java black rot pada penyimpanan P2. Berdasarkan metode pendugaan umur simpan, maka penyimpanan di dalam tanah dengan alas tumpukan pasir-jerami (P1) merupakan metode terbaik dengan umur simpan diduga mencapai 35 hari.English Version AbstractExtra Quality Sweet Potato (Ipomea batatas L) Fresh on the System Rural Scale StorageSweet potato storage in areas with limited infrastructure which focuses on a simple and low-cost technology is conducted by using local materials, such as sand, straw, and sawdust. During the storage period, sweetpotato’s nutrition content will potentially deteriorate, particularly in moisture and starch content. This will eventually affect the quality of sweetpotato. The shelf life of sweetpotato is marked by the spoilage in the form of quality deterioration and some noticeable signs of diseases, most of which are induced by microorganism. This study aimed to study the best technology to evaluate quality change, diseases and shelf life of sweetpotato. The experimental design used was completely randomized design of 4 factors by using various storage ways, i.e. underground storage with sand-straw (P1), underground storage with plastic-straw (P2), inside a wooden box with sprinkling of sawdust (P3), and inside a warehouse with a tarpoulin mat (P4). The results showed that the storage treatments influenced the temperature and RH in a storage room with the values as follows: 8.72 ° C and 78.55% (P1), 28.85 C and 78.51% (P2), 29.54 and 73.15 ° C % (P3), and 29.61 ° C and 68.07% (P4). Moisture and starch contents in sweet potato significantly decreased until the end of storage in which the lowest levels were found in P4 treatment, 58.96 % water content and 11.35 % starch. Postharvest diseases found in sweet potato during research were Fusarium rot (P4) and java black rot (P2). In conclusion, underground storage with sand-straw (P1) was selected as the best method to minimize rate of decreasing moisture and starch contents in sweetpotato with the longest storage period estimated of 35 days.
PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI MODIFIKASI SERAT TANDAN KOSONG SAWIT PADA SIFAT FUNGSIONAL BIODEGRADABLE FOAM Nfn. Etikaningrum; Joko Hermanianto; Evi Savitri Iriani; Rizal Syarief; Asep Wawan Permana
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v13n3.2016.146-155

Abstract

Pengembangan biofoam sebagai alternatif pengganti styrofoam telah banyak dilakukan. Bahan utama dalam pembuatan biofoam adalah pati murni, namun biofoam yang dihasilkan masih bersifat rapuh dan mudah menyerap air. Oleh karena itu adonan biofoam perlu ditambahkan bahan lain diantaranya plasticizer, pati modifikasi, polimer sintetis dan serat. Salah satu serat alam yang cukup potensial yaitu tandan kosong sawit (TKS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembuatan biofoam dari serat yang dimodifikasi dengan beberapa metode yang berbeda serta dengan konsentrasi yang berbeda sehingga dapat menghasilkan biofoam dengan karakteristik terbaik. Proses pembuatan biofoam dilakukan menggunakan teknik thermopressing dengan mencampurkan tapioka, Polivinil alcohol (PVA) dan dan jenis modifikasi STKS (selulosa tandan kosong sawit), NSTKS (nanoselulosa tandan kosong sawit) dan SATKS (selulosa asetat tandan kosong sawit) dengan konsentrasi serat (1%, 3% dan 5%). Karakterisasi biofoam meliputi daya serap air, kuat tekan, densitas, kristalinitas, titik leleh (Tm) dan morfologi. Jenis modifikasi NSTKS dan SATKS pada konsentrasi tinggi menghasilkan nilai daya serap air tinggi, kuat tekan rendah dan densitas rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa STKS 5% dapat menurunkan daya serap air, meningkatkan densitas dan kuat tekan.English Version AbstractEffect of Addition Various Modification Empty Fruit Bunches Fiber on Functional Properties of Biodegradable FoamBiodegradable foam as alternative to styrofoam has been developed with pure starch as the main ingredient, but biofoam produced is still fragile and easyly absorbs water. Therefore, other materials such as plasticizer, modified starch, synthetic polymers and fiber need to be added into dough formulation. One of the natural fibers of considerable potential is oil palm empty fruit bunches (EFB). The purpose of this study was determine the effect of incorporation of different concentration of fibers modified with several different methods on the biofoam characteristics. Biofoam was prepared by mixing tapioca, polyvinyl alcohol (PVA), and various modification of EFB, namely STKS (empty fruit bunches cellulose), NSTKS (empty fruit bunches nanocellulose) and SATKS (empty fruit bunches cellulose acetate) by thermopressing technique. Each type of cellulose was added in three different concentrartion (1%, 3%, and 5%). Biofoam characterization included water absorbtion capacity, compressive strength, density, crystalinity, melting point (Tm) and morphology. Biofoam made from NSTKS and SATKS with high concentration have high water absorb capacity, low compressive strenght and density. The results showed that the addition of STKS at a concentration of 5% decreased water absorbtion capacity and, increased density and compressive strength.
Pengaruh Pengeringan Absorpsi dan Microwave Oven Terhadap Kadar Vanilin Pada Proses Curing Vanili Termodifikasi Dwi Setyaningsih; Rizal Syarief; Farida Anggraini
Buletin Teknologi Pasca Panen Vol 5, No 1 (2009): Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Publisher : Buletin Teknologi Pasca Panen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kandungan vanilin pada vanili curing dari Indonesia lebih rendah dibanding potensi sesungguhnya. Usaha untuk meningkatkan kualitas dapat dilakukan dengan memodifikasi proses curing. Pada penelitian ini, modifikasi dilakukan dengan meningkatkan absorpsi aktivator enzim ?-glukosidase yaitu butanol 0,1 M and sistein 3 mM menggunakan infiltrasi vakum dan tekanan tinggi dan memodifikasi proses pengeringan vanili menggunakan pengeringan absorpsi dan microwave. Teknik infiltrasi vakum tekanan 5 kPa selama 10 menit menghasilkan aktivitas enzim dan kadar vanilin lebih tinggi dibanding tekanan vakum 50 kPa, tekanan normal, tekanan tinggi 100 dan 150 kPa di atas normal. Pengeringan absorpsi tidak dapat menstabilkan kadar vanilin yang diperoleh selama lima hari pertama pengeringan (1,0% bk). Kadar vanilin yang diperoleh dari pengeringan absorpsi adalah 0,82% bk. Pengeringan dengan oven microwave juga tidak dapat menstabilkan kadar vanilin yang diperoleh dari lima hari pertama pengeringan. Kadar vanilin yang diperoleh adalah 0,49% (bk). Pengeringan menggunakan oven suhu 60oC selama 3 jam per hari meningkatkan kadar vanilin menjadi 1,40% (bk). Nilai ini lebih tinggi dibanding yang diperoleh dari metode standar (Balitro II). Dari hasil penelitian ini dapat dinyatakan bahwa curing vanili dengan pengeringan absorpsi dan microwave tidak tepat untuk diaplikasikan.
ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS MADU PADA CV ATH-THOIFAH DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS Rezki Kamila; Rizal Syarief; Imam Teguh Saptono
Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness) Vol. 5 No. 2 (2017): Desember 2017 (Jurnal Agribisnis Indonesia)
Publisher : Departmen of Agribusiness, Economics and Management Faculty, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jai.2017.5.2.173-184

Abstract

Honey has many benefits not only as a medicine but also can be used as a food supplement. The market opportunities for honey business is still very wide open, this is indicated by the high value of Indonesian honey imports compared to the export value. Seeing these market conditions is one of the fundamental things established of CV Ath-Thoifah, si one of the company that develops traditional herbal products in Indonesia and basically using honey as the main ingredients of its products. The aims of this study are identifying business model canvas, determining the priority elements on business model canvas that will be developed, composing business model canvas improvement, and preparing alternative strategy to develop business of CV Ath-Thoifah. The respondents in this study are from internal and external team. The processing and data analysis utilize the qualitative method, identification of the current business model canvas, determination the priority elements to be developed use importance performance analysis method, SWOT analysis, and designing alternative business strategy. The results show nine elements of business model canvas in CV Ath-Thoifah now. Key activities, key partnership, and cost structure are the priority elements that will be developed.  Based on the results of SWOT analysis and FGD, the alternative strategies can be coclude: 1) developing business in big cities outside Jabodetabek area, 2) adding distributors and agents intensively, 3) establishing special partnership in information technology (IT), 4) applying Good Manufacturing Practices (GMP) principles and BPOM certification, 4) increasing the allocation of funds in research and development field.