Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : SYARIATI : Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum

Kebijakan Pengendalian Moneter di Indonesia dalam Perspektif Perbankan Syari’ah Hery Purwanto
Syariati: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum Vol 3 No 01 (2017): SYARIATI : Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum
Publisher : Fakultas Syari'ah dan Hukum (FSH) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/syariati.v3i01.1146

Abstract

Bank Sentral merupakan lembaga yang memiliki peranan strategis baik dalam perekonomian domestik suatu negara maupun dalam kaitannya dengan perekonomian mancanegara. Umumnya Bank Sentral diberikan mandat berupa tanggung jawab merumuskan dan menjalankan kebijakan moneter. Sasaran kebijakan moneter ini adalah menjaga stabilitas harga, stabilitas sektor perbankan dan stabilitas sistem keuangan (macroprudential). Fungsi ini sesuai UU Nomor 23 Tahun 1999 Tentang BI yang kemudian diamandemen menjadi UU Nomor 3 Tahun 2004 mengamanahkan kepada BI untuk mewujudkan tujuan akhir kebijakan moneter yaitu tingkat inflasi yang rendah dan stabil. Untuk mencapai tujuan tersebut sasaran kebijakan moneter ditentukan dari jumlah uang beredar maupun penetapan suku bunga dengan menggunakan instrumen-instrumen kebijakan moneter yang antara lain :operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan Himbauan Moral. Dalam perkembangan sistem ekonomi negara Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim meyakini bahwa sistem ekonomi Islam menjadi pilihan prioritas dalam mencapai keseimbangan ekonomi dan kesejahteraan sosial melalui variabel stabilitas nilai tukar rupiah dan inflasi dalam strategi penetapan kebijakan moneter. Oleh karena itu tulisan ini akan menganalisis tentang kebijakan pengendalian moneter dari perspektif perbankan syariah dimana perbankan syari’ah merupakan rumusan dari konsep besar sistem ekonomi Islam.
Problematika Penetapan Hukum pada Poin Kritis Bahan Olahan dan Laboratorium Produk Halal Hery Purwanto
Syariati: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum Vol 4 No 02 (2018): SYARIATI : Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum
Publisher : Fakultas Syari'ah dan Hukum (FSH) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/syariati.v4i02.1176

Abstract

Penyelenggaraan suatu sistem perlindungan atas makanan, obat-obatan, kosmetik maupun jasa, baik bagi pihak yang memproduksi maupun masyarakat luas yang akan mengkonsumsi sangat perlu untuk terjaminnya suatu produk yang dikategorikan halal dan thayib. Pemerintah menyadari perlunya landasan hukum bagi pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap kegiatan atau proses produksi, peredaran dan/atau perdagangan di Indonesia, maka lahirlah UU Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal yang pengelolaannya diamanatkan pada Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Problem yang banyak dijumpai adalah penetapan hukum pada point kritis bahan olahan dan laboratorium. Point kritis adalah kondisi dimana dalam pengolahan atau proses dari bahan-bahan yang digunakan sampai pada kemasan dan distribusi masih diragukan kehalalannya.
Manajemen Pelayanan Perbankan Syari’ah Hery Purwanto
Syariati: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum Vol 5 No 01 (2019): SYARIATI : Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum
Publisher : Fakultas Syari'ah dan Hukum (FSH) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/syariati.v5i01.1189

Abstract

Manajemen sebagai sebuah ilmu dan juga sebagai sebuah seni untuk menggerakkan orang lain dengan melakukan serangkaian proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan secara sistematis dan terukur dari berbagai sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan adalah satu hal yang juga harus diterapkan dalam pelayanan khususnya pelayanan perbankan syariah. Pelayanan perbankan syariah yang dimaksud adalah bagaimana setiap tingkatan manajemen baik Top Manajemen, Midle Manajemen maupun Low Manajemen mampu memahami kebutuhan semua pihak yang berkepentingan atas bidang usaha keuangannya tersebut khususnya kepada para nasabah dan calon nasabahnya sehingga kepuasan pelanggan (nasabah) dapat terjamin. Pelayanan prima atau service exelent perbankan syariah diberikan kepada para nasabah maupun calon nasabahnya oleh setiap karyawan khususnya karyawan yang langsung berhadapan dengan kebutuhan nasabah haruslah memahami berbagai halyang berhubungan dengan standard pelayanan (SP) maupun standar operasi prosedurnya (SOP), sehingga dapat meminimalisir kesalahan maupun kekecewaan para nasabah maupun calon nasabahnya terlebih dalam institusi perbankan yang berbasis syariah.
Filsafat Ilmu Ekonomi Islam Muhamad Takhim; Hery Purwanto
Syariati: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum Vol 4 No 01 (2018): SYARIATI : Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum
Publisher : Fakultas Syari'ah dan Hukum (FSH) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/syariati.v4i01.1167

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan ruh dari sistem ekonomi Islam. Filsafat ekonomi merupakan prinsip dasar dari sebuah sistem ekonomi yang akan dirancang dan dibangun. Berdasarkan filsafat ekonomi ini dapat diderivasikan berbagai misi dan tujuan ekonomi yang akan dicapai seperti prinsip ekonomi, tujuan konsumsi, produksi, distribusi, pembangunan ekonomi, kebijakan moneter,kebijakan fiskal, dan lainnya. Filsafat ekonomi Islam didasarkan pada tiga konsep dasar yakni filsafat Tuhan, manusia (kosmis) dan alam (kosmos). Kunci filsafat ekonomi Islam terletak pada manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam dan manusia dengan manusia lainnya. Dimensi filsafat ekonomi Islam inilah yang membedakan ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lainnya. Dengan metode literatur research dapat diketahui bahwa filsafat ekonomi Islam melahirkan 6 prinsip yang menjadi ruh ekonomi Islam, yakni tauḣîd, maṣlaḣah, adil, akhlak, kebebasan dan tanggung jawab serta wasaṭiyah (keseimbangan). Prinsip tersebut berfungsi untuk mensejahterakan masyarakat, memberikan keyakinan, keadilan, kebersamaan, menciptakan kondisi sosial yang kondusif, kekeluargaan serta memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha dengan cara memanfaatkan semaksimal mungkin sumber daya alam untuk kepentingan bersama secara universal.
Pengembangan Studi KeIslaman Perspektif Epistemologi Ilmu M. Fadholi; Hery Purwanto
Syariati: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum Vol 5 No 02 (2019): SYARIATI : Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum
Publisher : Fakultas Syari'ah dan Hukum (FSH) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/syariati.v5i02.1200

Abstract

Epistemology dapat diartikan sebagai studi yang menganalisa dan menilai secarakritis tentang mekanisme dan prinsip-prinsip yang membentuk keyakinan. Persoalan epistemology menempati pokok bahasan yang begitu penting, karenamen dasari apa yang dinamakan ilmu pengetahuan atau sains. Meski demikian ilmu pengetahuan atau sains tetap memiliki batas-batas penjelasan. Batas-batas itu tidak meski terletak pada pencarian atau pembuktian baru dari laju eksperimen sains, tetapi terbukti bahwa semenjak kelahiran suatu teori sains, batas-batas itu telah dimunculkan sebagai bidang-bidang khusus untuk membedakan suatu disiplin atas yang lain. Epistemologi itu sendiri membicarakan antara lain persoalan mengenai apa pengetahuan itu sesungguhnya, dari mana sumber pengetahuan diperoleh dan bagaimana cara memperolehnya. Sementara dalam pandangan Islam, ilmu pengetahuan merupakan hasil pemikiran manusia yang bersumber dari Tuhan melalui hasil ciptaannya. Inilah yang menjadikan pentingnya pengembangan studi islam dari sudut pandang epistemologi ilmu.
Paradigm Of National Income in Islamic Economy Hery Purwanto; Siswahadi Siswahadi
Syariati: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum Vol 7 No 1 (2021): SYARIATI : Jurnal Studi Al-Qur`an dah Hukum
Publisher : Fakultas Syari'ah dan Hukum (FSH) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/syariati.v7i1.1851

Abstract

Economic growth and development are macroeconomic problems in the long run. Every country has the opportunity to realize economic growth because the factors of the production increase from one period to another and therefore national income can be increased. National income is one of the important variables in macroeconomic discussions. The term national income is a translation of national income (in full, National Income Accounts). National income does not only calculate national income but also calculates expenditures, even for goods and products nationally. These calculations are performed periodically, usually in annual or quarterly units of time. Since national income can mean all income, all expenditure, or all production of goods and services, the calculation can be made based on the type of economic activity. In Islamic economics, national income is measured by the parameter Falah, namely true welfare and welfare. The sources of national income according to Islam are zakat, fai, and ghanimah. In a literal sense, Falah is glory and victory in life. For the life of the world, Falah includes three definitions, namely survival, freedom of desire, and strength and honor. As for the hereafter, Falah includes the meaning of eternal life, prosperity and eternal glory, and eternal knowledge.