Agustina Agustina
Peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh, Banda Aceh 23245

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Partnership of Midwife and Traditional Birth Attendants in Aid Delivery at Sub District Singkil District Aceh Singkil Hayati, Mustika; Harbiyah, Harbiyah; Agustina, Agustina
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 4, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The traditional birth attendants and midwife partnership in Singkil sub-district has been running but there are still non-partnering traditional birth and the proportion of deliveries delivered by traditional birth is still high at 10%. It can be reviewed about the process of building partnership of traditional birth and midwife in delivery aid to know barrier in the implementation of partnership of traditional birth and midwife in delivery aid in Singkil sub-district of Aceh Singkil Regency. This research uses qualitative design with grounded theory approach. This research was conducted in 1 Sub-District consists of 6 Villages, DesaSukaDamai, PayaBumbu, Teluk Ambon, PakalPasir, DesaPemuka and TelukRumbia. The respondents in this study were traditional birth partners, non-partnering traditional birth, midwifes, KIA program holders, religious figures, public figures, postpartum assisted by traditional birth partners during this research period, postpartum mothers who were assisted by traditional birth did not partners during the study period and postpartum family. The result of the research shows that the obstacles in the implementation of the traditional birth and midwife partnership program in the aspect of the allocation of special funds for this program are not sufficient, facilities and infrastructure are inadequate, the means of transportation for health access is not available, there are still traditional birth who do not want to partner with the reason of financial results which they get is not appropriate and age factors are old, and there are still pregnant women who do not want to give birth in health facilities on the grounds of remote, difficult transportation access and feel comfortable with traditional birth. Traditional birth do not feel to have an advantage in the economic aspect but have an advantage in aspect of midwifery science. In contrast, midwifes felt that the partnership program provided benefits to facilitate the work of the village midwife. For pregnant women this partnership gives a positive meaning because pregnant women feel calm and comfortable because the childbirth is assisted by traditional birth and midwife. For village midwifes and program holders to maintain good relation relationships with traditional birth who partner and arrange regular meetings for effective communication. Invite traditional birth who have not partnered by involving them as posyandu cadres and provide health education to the community about the benefits of deliveries in health facilities.Keywords: midwife, patnershipdan aid delivery, traditional birth
Hubungan Pemberian Asi Ekslusif, Berat Bayi Lahir Dan Pola Asuh Dengan Kejadian Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Reubee Kabupaten Pidie Agustina, Agustina; Hamisah, Irma
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 5, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v5i2.397

Abstract

AbstrakRiset Kesehatan Dasar 2018 menyatakan proporsi balita stunting sekitar 39%. Acehmenduduki peringkat ketujuh sebesar 41,5%. Tujuan penelitian untuk mengetahui HubunganPemberian Asi Ekslusif, Berat Bayi Lahir dan Pola Asuh dengan Kejadian Stunting, dengandesain case control, sampel sebanyak 45 balita berusia 24-59 bulan. Analisis datamenggunakan Chi-Square. Hasil penelitian bahwa ada hubungan Pemberian Asi Ekslusif (pvalue=0,001), tidak ada hubungan antara Berat Bayi Lahir (p-value=0,175), Pola Asuh (pvalue=0,189) dengan Kejadian Stunting.Kata Kunci: Stunting, Pemberian Asi Eksklusif, Berat Bayi Lahir, Pola Asuh
Determinan Premenstruasi Syndrome pada Siswi SMAN. 1 Unggul Darul Imarah Lampeunureut Aceh Besar Agustina Agustina; Nurul Husna
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 4, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v4i1.200

Abstract

Premenstruasi Sindrom (PMS) merupakan salah masalah yang umumterjadi pada wanita. 30-50% dari wanita mengalami gejala PMS, dan 5% merasakan gejala cukup parah  berdampak terhadap kesehatan fisik dan fungsi sosial. 10% lainnya mengalami PMS yang sangat parah hingga menyebabkan ketidakhadiran disekolah. PMS ditandai dengan perubahan yang cepat dalam suasana hati misalnya, depresi, iritabilitas, kemarahan, agresi, mudah menangis, ketegangan, kecemasan, dan gejala fisik misalnya ketidaknyamanan payudara, nyeri pada perut, sakit kepala, kembung, edema, kelelahan, dan insomnia selama akhir siklus menstruasi. Memperbaiki gaya hidup dengan meningkatkan aktifitas fisik dan pola makan yang sehat dapat mengurangi terjadinya PMS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian premenstruasi sindrom (PMS) ditinjau dari aktifitas fisik, pola tidur pada siswi di SMAN 1 Unggul Darul Imarah Aceh Besar.Penelitian ini bersifat deskriptifanalitikdengan menggunakan desain crossectional.Pengambilan sampel secara proporsional sampling sebanyak 72 responden. Hasil penelitiandiperoleh bahwa responden yang tidak  mengalami gejala hingga gejala ringan terhadap kejadian premenstruasi sindrom sebanyak44 orang (61,1%) dan responden yang mengalami gejala sedang hingga berat sebanyak 28 orang (38,9%), kejadian premenstruasi sindrom tidak berhubungan denganaktifitas fisik dengan nilai p value > 0,05. Sedangkan  pola tidur berhubungan dengan kejadian premenstruasi sindrom dengan p value < 0,05. Kesimpulan tingginya aktifitas fisik masih menjadi salah satu penyebab munculnya premenstruasi syndrome dan pola tidur yang tidak teratur juga akan memberikan dampak pada kejaian PM tersebut.Kata Kunci : Kejadian Premenstruasi Sindrom, Pola tidur, Aktifitas Fisik
ANALISIS FAKTOR RISIKO TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PIDIE KABUPATEN PIDIE TAHUN 2019 Farrah Fahdhienie; Agustina Agustina; Phossy Vionica Ramadhana
Sel Jurnal Penelitian Kesehatan Vol 7 No 2 (2020): SEL Jurnal Penelitian Kesehatan
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/sel.v7i2.3735

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang paling besar dialami oleh penderita penyakit Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Pidie Kabupaten Pidie tahun 2019. Metodologi yang digunakan pada penelitian bersifat deskriptif analitik dilakukan menggunakan desain case control dengan perbandingan 1:1 sebanyak 26 responden. Data yang dikumpulkan dilakukan analisis multivariat menggunakan uji logistic regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelembapan merupakan faktor risiko yang paling berisiko mengalami penyakit tuberkulosis (OR = 4.26 ; CI 95% = 1.19 – 15.29). Dapat disimpulkan bahwa, dari variabel kelembapan, kepadatan hunian, riwayat kontak serumah, pendapatan, jenis kelamin, dan umur, yang memiliki risiko paling besar terhadap kejadian penyakit tuberkulosis yaitu kelembapan. Disarankan agar responden lebih memperhatikan tingkat kelembapan rumah dengan memperhatikan tingkat cahaya dan sirkulasi udara yang masuk agar mengurangi faktor risiko terjadinya tuberkulosis. This study aims to determine the risk factors with the greatest risk of experiencing tuberculosis in the work area of Pidie Pidie District Health Center in 2019. The methodology used in this descriptive analytic study was carried out using a case control design with a ratio of 1: 1 of 26 respondents. Data collected was done by multivariate analysis using logistic regression tests. The results showed that humidity was the most risk factor for tuberculosis (OR = 4.26; 95% CI = 1.19 - 15.29). It can be concluded that, from the variable humidity, occupancy density, household contact history, income, sex, and age, the one that has the greatest risk of tuberculosis is humidity. It is recommended that respondents pay more attention to the humidity level of the house by paying attention to the level of light and air circulation that enters in order to reduce the risk factors for tuberculosis.
STUDY CASE CONTROL PENGGUNAAN SMARTPHONE BERDASARKAN KARAKTERISTIK ANAK USIA 3-6 TAHUN DI KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN Agustina Agustina; Hermansyah Hermansyah
An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Vol 7, No 2 (2020): AN-NADAA JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (DESEMBER)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/ann.v7i2.3464

Abstract

Data Keminfo yang mengelompokkan komposisi usia, persentase pengguna smartphone yang termasuk kategori usia anak-anak  di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar dari 36 % anak usia 3-10 tahun diproyeksikan menggunakan ponsel pintar pada tahun 2018. Lembaga riset Digital Marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif  smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan smartphone berdasarkan karakteristik anak pada anak usia 3 – 6 tahun. Tehnik penelitian menggunakan metode observasi analitik dengan metode case control study  digunakan sebagai panduan arah pengumpulan data  dari total 96 responden dengan menggunakan perbandingan 1:2 dibagi menjadi 32 responden sebagai pengguna smartphone dan 64 responden yang tidak menggunakan smartphone, penentuan kasus penggunaan smartphone berdasarkan sesuai dengan kriteria penelitian. Penelitian dilakukan di TK Nusa Indah Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen pada tanggal 21 November 2018 s/d 30 April 2019. Pengumpulan data ini menggunakan kuesioner. Dari hasil penelitaian dididapatkan proporsi responden mayoritas adalah berjenis kelamin perempuan baik dari kelompok kasus 16 (50%) maupun kelompok Kontrol 34 (53%). Dari segi umur responden diketahui persentasi dari 32 kasus dari 64 kontrol responden mayoritas dengan umur 5 - ≤ 6 tahun 78 (81%). Dari segi status kedudukan anak dari 96 responden diketahui persentasi dari 32 kasus dan 64 kontrol proporsi dengan status kedudukan anak mayoritas  anak lahir dengan urutan anak ke 1 (pertama) baik dari kelompok kasus 18 (56%). Sebaiknya tidak diberikan smartphone kepada anak usia 3-6 tahun, seharusnya mereka bermain dengan teman-teman sebayanya. Alangkah  lebih baik jika anak-anak bermain permainan tradisional atau sekedar mengobrol bercerita dengan teman-teman mereka.