Abstrak Kota bandung mengalami pertumbuhan di semua bidang. Terutama di bidang pembangunan infrastruktur. Dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk, merubah lahan – lahan hijau menjadi daerah pemukiman. Daerah lahan hijau mempunyai fungsi yang penting sebagai lahan resapan untuk mencegah banjir. Seperti pada kasus analisa bangunan rumah tinggal tipe alea di Pramestha Resort Town di Dago Giri Bandung, di bangun di daerah perbukitan dengan kondisi berkontur yang sebenarnya fungsi dari kawasan seputar Dago Giri adalah sebagai lahan terbuka hijau. Oleh karena itu, bangunan ini diperlukan agar dapat diketahui bagaimana pengaruh dari pengolahan lahan di daerah berkontur terhadap tatanan ruang di dalam dan di luar bangunan, secara khusus pada bangunan rumah tinggal agar fungsi dari kawasan sebagai lahan resapan air hujan tetap terjaga. Dengan Metoda penelitian analisis deskriptif, yaitu penggambaran suatu kondisi sesuai dengan kenyataan melalui pengamatan (observasi) dan studi documenter. Dari hasil analisa, ditemukan beberapa kekurangan dalam perencanaan bangunan ini. Seperti luas koefisien dasar bangunan (KDB) bangunan yang melebihi acuan dari pemerintah daerah, tingginya biaya konstruksi yang diakibatkan oleh perencanaan yang kurang matang dan kurang terpenuhinya acuan Green Building yang ditetapkan oleh Green Building Council Indonesia. dapat disimpulkan bahwa perencanaan bangunan di lahan berkontur sebaiknya memiliki data lahan secara lengkap seperti, kondisi tanah, kontur, akses dengan lingkungan sekitar. Hal ini diperlukan agar setiap informasi yang didapat dapat diolah dan diterapkan sesuai dengan acuan perencanaan terutama tata ruang dan prinsip arsitektur berkelanjutan. Sehingga bangunan yang terbangun akan menjadi sesuai dengan acuan tata ruang dan prinsip arsitektur berkelanjutan dengan baik. Kata kunci : lahan berkontur,rumah tinggal, tatanan ruang, arsitektur berkelanjutan Abstract Bandung city experienced growth in all areas . Especially in infrastructure development . With the high rate of population growth , changing green land into residential areas . The area of green land has an important function as a catchment area to prevent flooding . As in the case of the analysis of residential building types in Pramestha Alea Resort Town in Dago Bandung Giri , built on hilly terrain with a contoured shape that the actual function of the area around Dago Giri is as green open land . Therefore , the building is necessary in order to know how the influence of land management in the area contoured to the fabric of space inside and outside the building , particularly in residential buildings that region as a function of land - resa rain water pan is maintained. With descriptive analysis method , namely the depiction of reality through observation ( observation ) and documentary studies . From the analysis , it was found several deficiencies in the planning of this building . Such as building a building coverage area ( BCR ) buildings that exceed the reference of local government , the high cost of construction diakibat - right by poor planning and lack of fulfillment of reference set by the Green Building Green Building Council Indonesia . it can be concluded that the building plans in contoured land should have a complete data field , soil conditions , contour , access to the surrounding environment . This is necessary so that any information obtained can be processed and applied in accordance with the planning especially spatial reference and the principle of sustainable architecture . So the building that is built will be in accordance with the spatial reference and the principle of sustainable architecture well . Keywords : contoured land , residential , room configuration , sustainable architecture