Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pematahan proses dormansi benih tanaman centro (Centrosema Pubescens) dengan penggunaan PEG (Polyeth-Ylene Glycol) 6000 R. Adhitya Parama Arthawijaya; Hanief Eko Sulistyo; Siti Nurul Kamaliyah; Herni Sudarwati
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Vol 5, No 1 (2022): JNT Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Maret
Publisher : Jurnal Nutrisi Ternak Tropis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/10.21776/ub.jnt.2021.005.01.2

Abstract

Percobaan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan PEG 6000 dan lama perendaman terhadap perkecambahan biji Centrosema pubescens dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial. Perlakuan pertama adalah konsentrasi larutan polietilen glikol 6000 (0, 3, 6 dan 9%) dan yang kedua adalah lama perendaman (3, 6 dan 9 jam). Data dianalisis menggunakan analisis varian dan untuk pengujian selanjutnya ditentukan dengan uji jarak berganda duncan. Peningkatan konsentrasi larutan PEG hingga 6% meningkatkan laju perkecambahan menjadi 88,44%, laju pertumbuhan serempak menjadi 84,44%, panjang kecambah menjadi 13,00 cm, panjang akar menjadi 6,83 cm dan bobot segar menjadi 6,83 g, kemudian menurun. Sedangkan penambahan waktu perendaman dalam larutan PEG hingga 6 jam meningkatkan daya perkecambahan menjadi 82,00%, laju pertumbuhan serempak menjadi 77,33%, panjang kecambah 12,60 cm, panjang akar hingga 4,00 cm dan berat segar menjadi 6,45 g, kemudian menurun.
Pematahan proses dormansi benih tanaman centro (Centrosema Pubescens) dengan penggunaan PEG (Polyeth-Ylene Glycol) 6000 R. Adhitya Parama Arthawijaya; Hanief Eko Sulistyo; Siti Nurul Kamaliyah; Herni Sudarwati
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Vol. 5 No. 1 (2022): JNT Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Maret
Publisher : Jurnal Nutrisi Ternak Tropis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jnt.2021.005.01.2

Abstract

Percobaan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan PEG 6000 dan lama perendaman terhadap perkecambahan biji Centrosema pubescens dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial. Perlakuan pertama adalah konsentrasi larutan polietilen glikol 6000 (0, 3, 6 dan 9%) dan yang kedua adalah lama perendaman (3, 6 dan 9 jam). Data dianalisis menggunakan analisis varian dan untuk pengujian selanjutnya ditentukan dengan uji jarak berganda duncan. Peningkatan konsentrasi larutan PEG hingga 6% meningkatkan laju perkecambahan menjadi 88,44%, laju pertumbuhan serempak menjadi 84,44%, panjang kecambah menjadi 13,00 cm, panjang akar menjadi 6,83 cm dan bobot segar menjadi 6,83 g, kemudian menurun. Sedangkan penambahan waktu perendaman dalam larutan PEG hingga 6 jam meningkatkan daya perkecambahan menjadi 82,00%, laju pertumbuhan serempak menjadi 77,33%, panjang kecambah 12,60 cm, panjang akar hingga 4,00 cm dan berat segar menjadi 6,45 g, kemudian menurun.
Keragaman Beberapa Genotip Lokal Tanaman Kelor (Moringa oleifera) Sebagai Sumber Hijauan Pakan Ternak Hanief Eko Sulistyo; Gita Puteri Christiani; Siti Nurul Kamaliyah; Herni Sudarwati
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Vol. 5 No. 2 (2022): JNT Jurnal Nutrisi Ternak Tropis September
Publisher : Jurnal Nutrisi Ternak Tropis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jnt.2022.005.02.8

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keragaman sifat kuantitatif produksi hijauan genotipe lokal Kelor (Moringa oleifera) sebagai bahan seleksi tanaman dan perbaikan genetik. Bahan yang digunakan berupa benih Kelor yang berasal dari 3 genotipe lokal Makassar, Sleman, dan Indramayu. Metode penelitian berupa eksperimen penanaman di polybag yang terdiri dari 3 (tiga) perlakuan genotipe lokal tanaman Kelor. Parameter produksi hijauan pakan yang diamati berupa diameter batang, panjang batang, berat daun, berat batang, jumlah daun dan berat hijauan pada umur 45 hari setelah tanam. Analisis data berisi: perbandingan nilai keragaman dengan nilai standar deviasi (Sdσ2) untuk menentukan luas atau sempitnya keragaman. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabilitas genotipe Makassar, Sleman dan Indramayu termasuk dalam kategori luas dalam karakter panjang batang, bobot hijauan, bobot daun, bobot batang dan jumlah daun, sedangkan keragaman karakter diameter batang berada pada kategori sempit. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa Moringa oleifera efektif digunakan sebagai bahan seleksi hijauan. Genotipe lokal Sleman memiliki potensi yang tinggi dalm proses seleksi pada karakter panjang batang, bobot hijauan dan bobot daun, sedangkan karakteristik diameter batang dan jumlah daun yang berpotensi tinggi untuk diseleksi adalah tanaman dari genotipe lokal Makassar dan untuk karakter bobot batang tertinggi dari genotipe Indramayu.
Potensi Keragaman Genotipe Lokal Tanaman Koro Benguk (Mucuna pruriens) Sebagai Tanaman Pakan Ternak Hanief Eko Sulistyo; Choerunnissa Eka Putri; Siti Nurul Kamaliyah; Herni Sudarwati
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Vol. 6 No. 1 (2023): JNT Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Maret
Publisher : Jurnal Nutrisi Ternak Tropis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jnt.2023.006.01.8

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keragaman sifat kuantitatif produksi hijauan beberapa genotipe lokal koro benguk (Mucuna pruriens) sebagai bahan seleksi perbaikan genetik tanaman. Benih dari 3 genotipe lokal koro benguk asal Sidoarjo, Surabaya, dan Ponorogo, ditanam dalam polybag (150 polybag untuk setiap genotipe lokal) selama 60 hari. Sifat produksi hijauan yang diamati adalah panjang batang, jumlah daun, bobot batang, bobot daun, dan berat hijauan. Sifat kuantitatif masing-masing genotipe lokal dianalisis untuk mengetahui keragaman dan potensinya sebagai bahan seleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe lokal asal Sidoarjo, Surabaya, dan Ponorogo memiliki keragaman dan potensi yang luas pada semua sifat kuantitatif yang diamati. Dapat disimpulkan bahwa ketiga genotipe lokal koro benguk (Mucuna pruriens) memiliki keragaman dan potensi yang tinggi untuk digunakan sebagai bahan seleksi yang efektif untuk pemuliaan hijauan.