Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENERAPAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE (GMP) DAN SANITASION STANDARD OPERATION PROCEDURES (SSOP) PADA PENGOLAHAN FILLET IKAN KERAPU (Epinephelus sp) BEKU Jaulim Sirait; Arpan Nasri Siregar; Tri Putri Mayangsari; Yuliati H Sipahutar
MARLIN Vol 3, No 1 (2022): (Februari 2022)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V3.I1.2022.43-53

Abstract

Ikan kerapu merupakan komoditas penting sebagai komoditas unggulan ekspor non migas Indonesia. Indonesia merupakan eksportir kerapu terbesar dunia, terutama ekspor kerapu hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan GMP dan SSOP pada proses pengolahan fillet ikan kerapu (Epinephelus sp) beku. Metode dilakukan dengan observasi dan survei, dengan mengikuti secara langsung seluruh proses pengolahan, mulai dari penerimaan bahan baku hingga pengangkutan, dengan melakukan pengujian mutu (organoleptik dan mikrobiologi), pengamatan rantai dingin, rendemen, produktivitas tenaga kerja. Analisa data dilakukan dengan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan GMP dan SSOP sudah dilakukan dengan baik sesuai SNI No. 2696:2013 tentang fillet ikan beku. Hasil pengujian mutu organoleptik bahan baku dan produk akhir adalah 8, uji mikrobiologi berkisar 3 × 103 kol/gr untuk pengujian ALT, <3,0 APM/gr untuk pengujian E.colli dan hasil negatif untuk pengujian Salmonella, sesuai dengan SNI. Penerapan rantai dingin telah dilakukan dengan baik dengan suhu ikan kerapu bahan baku 1,58°C . Rendemen pada proses pemfilletan dan perapihan rata-rata 49,9% dan 64,6%, sesuai dengan standar perusahaan. Produktivitas tenaga kerja pada proses pemfilletan dan perapihan adalah 97,79 dan 107, 89 kg/jam/org, sesuai dengan standar perusahaan.Grouper fish is an important commodity in Indonesian waters which has bright marketing prospects, both domestic and export. Grouper fish is Indonesia's leading non-oil and gas export commodity, in addition to seaweed, shrimp and tuna. Indonesia is the world's largest export of grouper, especially live grouper exports. This study aims to see the processing of frozen grouper fillets. The method is carried out by observation and survey, by directly following the entire processing process, from receiving raw materials to transportation, by conducting quality testing (organoleptic and microbiological), cold chain observation, yield, labor productivity. Data analysis was done descriptively. The results showed that the processing was carried out properly according to SNI No. 2696: 2013 concerning frozen fish fillets. The results of the organoleptic quality test of raw materials and final products were 8, microbiological tests ranged from 3 × 103 cabbage / gr for the ALT test, <3.0 APM / gr for the E. coli test and negative results for the Salmonella test, according to SNI. The application of cold chain has done well with the raw material temperature of grouper 1.580C. The yields in the filling and tidying process averaged 49.9% and 64.6%, according to company standards. The labor productivity in the filling and tidying process was 97.79 and 107.89 kg / hour / person, according to company standards.
PROSES PENGOLAHAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) KUPAS MENTAH BEKU PD (PEELED DEVEINED) DI PT. INDOKOM SAMUDRA PERSADA – LAMPUNG SELATAN Andini Wina Lestari; Yudi Prasetyo Handoko; Arpan Nasri Siregar
Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam Vol 4, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bjsj.v4i1.10740

Abstract

Udang merupakan produk hasil perairan yang mudah rusak dan menjadi komoditas ekspor utama Indonesia, sehingga diperlukan pengawasan dan sistem pengendalian terhadap jaminan mutu dan kemanan pangan. Tujuan penelitian ini yaitu  untuk mengetahui alur proses pengolahan udang vannamei kupas mentah beku, penerapan rantai dingin selama proses pengolahan, mutu bahan baku dan produk akhir, rendemen, produktivitas tenaga kerja, penerapan persyaratan kelayakan dasar dan penanganan limbah. Penelitian menggunakan metode observasi dan survei, dengan mengikuti secara langsung seluruh alur proses mulai dari penerimaan bahan baku hingga pemuatan. Analisa data dilakukan dengan deskriptif, komparatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alur proses pengolahan udang vannamei kupas mentah beku di PT. Indokom Samudra Persada berbeda dengan alur proses pada SNI 3457:2014 dan rantai dingin telah diterapkan dengan baik sehingga suhu udang dan air < 5°C. Hasil pengujian mutu organoleptik dan sensori adalah 9, hasil pengujian mikrobiologi dan kimia sesuai dengan standar serta not detected untuk hasil pengujian antibiotik dan turunan nitrofuran. Hasil perhitungan rendemen pada setiap size telah sesuai dengan standar perusahaan yaitu tahap pemotongan kepala 67-68% dan rendemen pengupasan kulit 82-83%. Hasil perhitungan produktivitas pemotongan kepala, pengupasan kulit dan pencukitan usus telah memenuhi standar yang ditetapkan. PT. ISP telah menerapkan persyaratan kelayakan dasar dengan sangat baik (A) dan memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang baik.
Penanganan limbah cair hasil pengolahan ikan asin dengan menggunakan metode ozonisasi Widya Pangestika; Arif Baswantara; Nusaibah Nusaibah; David Indra Widianto; Arpan Nasri Siregar; Eneng Wulan Rahmawati
AGROINTEK Vol 16, No 4 (2022)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v16i4.14192

Abstract

Pangandaran Regency is famous for salted fish, both for consumption by the surrounding community and for souvenirs. In the salty fish production process, of course, a lot of liquid waste is produced. The method of preparation, washing and soaking are the three stages that make the most wastewater in salting fish. Salted fish processing liquid waste is an organic waste that can be reduced its pollution parameters through ozonation technology. This study aims to study the effect of effluent pH and ozonation time on the level of degradation of effluent pollution parameters, such as: TSS, TDS, COD, BOD5, and salinity. From the analysis results, it is known that the process of flowing ozone for 80 minutes at pH 9 can reduce TSS, TDS, and salinity to the maximum, by 86.23%, 62.42%, and 61.38%, respectively. The most reductions in COD and BOD5 were achieved after giving ozone for 20 minutes at pH 10, as much as 52.20% and 54.69%, respectively. It is known that the TSS and TDS of wastewater that has been given ozone may be below the quality standard set by the Minister of the Environment, but this does not yet apply to levels of COD and BOD5. Additional processing is required so that the COD and BOD5 values can be below the quality standards recommended by the Minister of the Environment.
Pengaruh penambahan tepung Sargassum sp. dan Ulva lactuca terhadap penerimaan dan nilai gizi kue kastengel: Effect of adding Sargassum sp. and Ulva lactuca flour on the acceptance and nutritional value of kaasstengels cookies Nusaibah Nusaibah; Thia Jenika Rhamadani; Kusuma Arumsari; Arpan Nasri Siregar; Tri Rahayu Andayani; Deden Yusman Maulid; Widya Pangestika
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 27 No 6 (2024): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 27(6)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v27i6.53338

Abstract

Rumput laut Sargassum sp. dan Ulva lactuca dikenal memiliki kadar serat pangan yang cukup tinggi. Serat pangan tersebut dapat menyehatkan saluran pencernaan serta membantu mengenyangkan dalam waktu lama. Kue kering kastengel merupakan salah satu camilan yang tinggi kalori sehingga diperlukan tambahan dari bahan lain yang dapat meningkatkan nilai gizinya terutama serat pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan formulasi terbaik penambahan tepung rumput laut Sargassum sp. dan U. lactuca pada kue kering kastengel berdasarkan tingkat kesukaan, nilai gizi proksimat, dan predictive dietary fiber. Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan, yaitu P0 sebagai kontrol (tanpa penambahan tepung Sargassum sp. dan U. lactuca), P1 dengan penambahan tepung Sargassum sp. 1,13%, P2 dengan penambahan tepung U. lactuca 1,13% dan P3 dengan penambahan kombinasi tepung Sargassum sp. dan U. lactuca masing-masing sebanyak 0,56%. Parameter yang diuji meliputi uji hedonik, proksimat, dan predictive dietary fiber. Hasil penelitian menunjukkan penambahan tepung Sargassum sp. dan U. lactuca berpengaruh terhadap tingkat kesukaan, nilai proksimat, serta predictive dietary fiber kastengel. Formulasi terbaik pada perlakuan P2 dengan nilai proksimat kadar abu 2,51±0,03%bk, lemak 34,29±0,34%bk, protein 5,89±0,32%bk, karbohidrat 57,31±0,01%bk, predictive dietary fiber 1,65% b/b, serta disukai oleh panelis pada seluruh parameter. Penambahan tepung rumput laut dapat meningkatkan kadar abu, protein dan predictive dietary fiber, namun dapat menurunkan tingkat kesukaan terhadap kue kastengel.
KARAKTERISTIK MUTU PENGOLAHAN RAJUNGAN (Portunnus pelagicus) PASTEURISASI DALAM KALENG DI PT. NCM, MAKASSAR Yuliati H. Sipahutar; La Ode Ibnu Wiran; Arpan Nasri Siregar; Jaulim Sirait
MARLIN Vol 5, No 1 (2024): (FEBRUARI) 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V5.I1.2024.25-35

Abstract

Pengalengan adalah metode pengawetan makanan dengan cara memanaskannya dalam suhu yang dapat membunuh mikroorganisme, dan kemudian menutupnya dalam kaleng. Penelitian bertujuan untuk  dengan mengetahui proses pengolahan rajungan pasteurisasi dalam kaleng. Metode dilakukan dengan observasi dan survei, dengan meninjau secara cermat langsung di lokasi pengolahan, mulai dari bahan baku masuk, proses pengolahan hingga pemuatan. Pengujian mutu bahan baku daging rajungan rebus dingin dan daging rajungan pasteurisasi dalam kaleng meliputi mutu sensori, mikrobiologi (Angka Lempeng Total/ALT. Escherichia coli dan salmonella) dan kimia (chloramphenicol).  Analisa data dilakukan dengan deskriptif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa alur proses pengolahan ranjungan terdiri dari 12 tahapan yaitu receiving, sortasi, metal detecting, mixing, filling & weighing, seaming, Pasteurisasi, chilling, packing , chillstorage, stuffing. Hasil uji nilai sensori daging rajungan rebus dingin rata-rata  7.16,  dan sensori rajungan kaleng pasteurisasi nilai rata-rata 8.59. Hasil uji mikrobiologi daging rajungan rebus dingin ALT berkisar 3x101-1,3x102 kol/gram, E.coli < 3 dan Salmonella negative, chloramphenicol 0,012. Hasil uji mikrobiologi daging rajungan pasteurisasi dalam kaleng berkisar 3x101-1,3x102 kol/gram, E.coli < 3 dan Salmonella negative. Hasil uji kimia daging rajungan rebus dingin rata-rata kadar air 70%,chloramphenicol 0,012 ppb dan  rajungan kaleng pasteurisasi nilai rata-rata kadar air 70% dan chloramphenicol 0,11 ppb